Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan Wisata Halal Melalui Mashaco

(Smart Sharia Economy)


Guna Memajukan Ekonomi Syariah Indonesia

Disusun Oleh:

Fadhil Rakhmad (C1C020157)


Luthfi Azizi Glory Andien (C1C020164)
Yolita Deantri Anisa (C1C020093)

UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
2021
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya mayoritas
beragama islam. Menurut Badan Pusat Statistik jumlah penduduk muslim di
Indonesia di tahun 2020 mencapai 229 juta jiwa atau 87,2% dari total penduduk
Indonesia yaitu sebanyak 273,5 juta jiwa. Hal inilah yang menyebabkan
perkembangan Industri halal di Indonesia semakin pesat.
Pada tahun 2019 Industri halal menjadi sektor prioritas yang akan
dikembangkan oleh pemerintah melalui master plan Komite Nasional Keuangan
Syariah (KNKS) 2019. Peningkatan industri ini diperkirakan juga akan mendorong
pertumbuhan keuangan syariah nasional. Dengan belanja (spending) yang sangat
besar yakni 218,8 miliar dolar AS pada 2017, berdasarkan laporan Global islamic
Economy, Indonesia merepresentasikan pasar industri halal terbesar di dunia. Nilai
ini akan terus bertambah sekitar compound annual growth rate (CAGR) atau rasio
pertumbuhan rata-rata gabungan 5 - 6% per tahun.
Namun, posisi Indonesia secara global masih belum dapat melampaui
besarnya potensi tersebut, yakni peringkat 10 dari 15 negara tertinggi dalam
perkembangan ekonomi syariah. Menurut Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center,
Sapta Nirwandar, sektor wisata halal merupakan sektor yang akan mendorong
pertumbuhan industri halal di Indonesia.
Perkembangan Industri halal didukung oleh beberapa sektor salah satunya
yaitu sektor pariwisata. Sektor pariwisata dapat menjadi andalan pemerintah
Indonesia untuk dijadikan sebagai alat pertumbuhan ekonomi negara. Pariwisata
merupakan salah satu sektor yang paling cepat menghasilkan pemasukan bagi
negara dengan modal yang tidak terlalu besar. UU No 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan menjadi payung hukum bagi pelaku di sektor pariwisata.
Pariwisata dapat diandalkan sebagai pemasok devisa bagi negara, terutama dari
wisatawan mancanegara.
Saat ini di Indonesia banyak orang yang salah dalam mengartikan tentang
wisata halal, banyak yang mendifinisikan bahwa wisata halal adalah wisata yang
harus sesuai dengan syariat islam dan bergaya ke arab araban, padahal sejatinya
wisata halal adalah sebuah konsep wisata yang menciptakann keramahan untuk
muslim, dimulai dari tersedianya tempat ibadah yang mudah untuk dijangkau,
tersedianya makan-makanan yang halal dan minuman non alcohol.

1
Saat ini industri halal sedang berkembang pesat di berbagai negara, baik itu
di negara muslim maupun negara yang masyarakatnya mayoritas non muslim.
Indonesia Sebagai negara mayoritas muslim memiliki banyak keuntungan untuk
meningkatkan sektor pariwisata dalam industri wisata halal. Menurut Global
Muslim Travel Index pada tahun 2019 Indonesia menjadi peringkat pertama dalam
wisata halal Dunia. Wisata halal ini dapat dikaitkan dengan pelayanan-pelayanan
yang diberikan seperti penyediaan makanan dan minuman di wisata tersebut, serta
penyediaan tempat ibadah. tak hanya terkait dengan itu, wisata halal juga harus
memperhatikan kenyamanan wisatawan.
Berdasarkan Indonesia Muslim Travel Index 2019 Report, traveler muslim
memiliki kebutuhan yang didasarkan pada keyakinan mereka, misalnya beberapa
area tertentu yang harus dipisah antara laki-laki dan perempuan untuk menciptakan
kenyamanan para traveler muslim. Terdapat 3 hal yang harus diperhatikan oleh
pihak penyedia wisata untuk memenuhi kebutuhan traveler muslim. Pertama
jaminan kehalalan makanan yang disediakan, kedua tersedia tempat dan air untuk
bersuci, ketiga tempat rekreasi yang terpisah antara laki laki dan perempuan serta
tidak ada kegiatan yang bertentangan dengan nilai nilai yang diajarkan di islam.
Namun, Salah satu hambatan dalam mengembangkan wisata halal yaitu
terkait dengan pemasaran, karena pemasaran wisata halal bukan suatu hal yang
mudah. Hal ini dikarenakan perbedaan antara tuntutan wisatawan non-muslim dan
wisatawan muslim. Wisatawan non-muslim dapat memutuskan untuk tidak
melakukan perjalanan ke objek wisata tanpa adanya atribut tertentu (Battour et
al.2011; Battour dan Ismail, 2016). Sehingga salah satu tantangan wisata halal
adalah bagaimana melayani wisatawan non-muslim dan memenuhi kebutuhan
mereka tanpa berbenturan dengan konsep wisata halal.
Berdasarkan masalah tersebut penulis membuat sebuah inovasi aplikasi
pemasaran yaitu Mashaco (Smart Sharia Economy). Mashaco merupakan sebuah
aplikasi yang multi-fungsi. Aplikasi ini terdapat berbagai fitur utama di dalamnya,
diantaranya; pilihan wisata halal, pilihan tempat makan yang halal, pemesanan tiket
pesawat, pemesanan hotel serta pemesanan travel yang tentunya berbau syariah.
Dengan adanya fitur pilihan wisata halal pihak wisata dapat memasarkan
wisata mereka di berbagai kalangan. Seperti yang kita ketahui, pada masa sekarang

2
bukanlah hal asing lagi bagi orang-orang dengan yang namanya aplikasi online.
Semua kegiatan sekarang dapat dengan mudah diakses bahkan dari jarak jauh. Oleh
karena itu penulis merancang aplikasi Mashaco (Smart Sharia Economy) sebagai
sebuah solusi untuk memasarkan wisata halal.
Mashaco ini dapat memudahkan para penggunanya untuk mencari pilihan
wisata halal, pemesanan tiket pesawat, pemesanan hotel syariah, dan juga memesan
travel untuk berliburan di tempat wisata yang mereka kunjungi. Dengan
menggunakan Mashaco para pengguna tidak perlu khawatir memikirkan tempat
makan yang halal, karena semua pilihan tempat makan yang tertera disini pastinya
sudah terjamin halal. Pembayaran-pembayaran di masacho tentunya akan
menggunakan sistem yang ramah muslim, seperti dapat dibayar melalui Bank
syariah dan platform pembayaran berbasis syariah.
Mengingat syarat wisata halal adalah kenyamanan, maka Mashaco bisa
membaca secara otomatis siapa pengunjung yang datang, pada jam berapa, serta
aktivitas yang dilakukan, untuk itu Mashaco membutuhkan data setiap wisatawan.
Maka dari itu, peran pemerintah dibutuhkan disini, seperti pihak wisata dapat
bekerja sama dengan pihak KOMINFO sehingga aplikasi ini terhubung langsung
dengan pemerintah dan data-data jumlah pengunjung perhari atau perbulan bisa
diketahui dan diakumulasikan oleh pemerintah.
Mashaco dapat memberikan kenyamanan ketika sedang mengunjungi wisata
halal tersebut, sehingga hal ini akan meningkatkan kepuasan bagi wisatawan dan
mampu juga menarik wisatawan lain untuk berkunjung. Maka dari itu wisata halal
tersebut akan menjadi pilihan bagi pencinta wisata serta akan mampu memberikan
kontribusi terhadap perekonomian syariah Indonesia.
Dengan adanya Mashaco tempat-tempat wisata halal di Indonesia ramai
dipasarkan dan tentunya itu akan menjadi peluang bagi Indonesia untuk memajukan
ekonomi syariah karena aplikasi Mashaco yang berbau islam ini tentunya
mendorong wisatawan muslim untuk berliburan. Dan tentunya masyarakat non-
muslim juga bisa berliburan di tempat wisata tersebut .

3
DAFTAR PUSTAKA

Fitrianto. 2019. Pengembangan ekonomi Indonesia berbasis wisata halal. Journal


bisnis dan manajemen islam, 7(1), 74-76.

Herdianton, Dendy. 2019. Konsep dan Potensi dari Wisata Halal di Indonesia
https://qazwa.id/blog/wisata-halal/ (diakses pada 15 Januari 2021)
Kominfo. 2019. 5 Tahun Kembangkan Pariwisata Halal, Indonesia Akhirnya Raih
Peringkat Pertama Wisata Halal Dunia 2019.
https://kominfo.go.id/content/detail/18069/5-tahun-kembangkan-pariwisat
a-halal-indones iaakhirnya-raih-peringkat-pertama-wisata-halal-
dunia2019/0/artikelgpr#:~:te xt=18% 200 4%2D2019-,5%20 Tahun%20
Kembangkan%2Pariwisata%20Halal%2C%20 Indonesia % 20Akhirnya
%20Raih,Pertama%20Wisata %20Halal%20Dunia%202019&text=
Selain%
20Indonesia%20dan%20Malaysia%2C%20urutan,posisi%20kelima%20(s
kor%2071) (diakses pada 16 Januari 2021)
Putri, Maridah. 2019. Startegi Halal Tourism di Indonesia dan Potensi Muslim
Millennials. https://rumahmillennials.com/2019/12/15/startegi-halal-
tourism-di-indonesia-dan-potensi-muslim-millennials/#.YAOtj-0xXIX
(diakses pada 16 Januari 2021)
Republika. 2019. Potensi besar Industri halal Indonesia.
www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/pndiyg370/potensi-
besar-industri-halal-indonesia (diakses pada 16 Januari 2021)
Satriana, Eka Dwi, Hayyun Durrotul Faridah. 2018. Wisata halal: perkembangan,
peluang dan tantangan. JHPR. 01(2), 34-35.
1) Curriculum vitae
CV
 Ketua Tim

No. Nama Lengkap Fadhil Rakhmad


1. Jenis Kelamin Laki- Laki

2. Program Studi Akuntansi


3. NIM C1C020157

4. Tempat, Tanggal Lahir Muara Enim, 02 September 2002


5. Alamat E-Mail fadhilrakhmad@gmail.com
6. Nomor Telepon/HP 085382706337

 Anggota 1

No. Nama Lengkap Yolita Deantri Anisa


1. Jenis Kelamin Perempuan
2. Program Studi Akuntansi

3. NIM C1C020093
4. Tempat, Tanggal Lahir Permu, 10 Juli 2002

5. Alamat E-Mail ydeantrianisa@gmail.com

6. Nomor Telepon/HP 082181947727

 Anggota 2

No. Nama Lengkap Luthfi Azizi Glory Andien


1. Jenis Kelamin Laki- Laki
2. Program Studi Akuntansi
3. NIM C1C020164

4. Tempat, Tanggal Lahir Padang, 28 Oktober 2002

5. Alamat E-Mail luthfiglr@gmail.com

6. Nomor Telepon/HP 08116697173

Anda mungkin juga menyukai