Anda di halaman 1dari 33

FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN PELANGGAN

DALAM MEMILIH HOTEL YANG SESUAI DENGAN PRINSIP-


PRINSIP SYARIAH DI KOTA MALANG

PROSOL TESIS

OLEH
MOHAMMAD FATHONI
180413862020

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
APRIL 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi Muslim sebesar 209
juta. Penduduk negara bagian ini mayoritas beragama Islam dan menawarkan
sarana dan prasarana wisata yang sangat ramah bagi wisatawan religi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2013. Menurut data BPS tahun
2013, di antara wisman tahun 2010, dari 7 juta wisman yang mengunjungi
4.444 Indonesia, wisman sebanyak 1,2 juta atau sebanyak 18 adalah wisman,
dan kemungkinan akan meningkatkan wisata syariah. Terdapat dalam Surat
AL Ankabut ayat 20 Al- Quran dan merupakan perintah Allah SWT, semakin
banyak perkembangan terkait dengan kegiatan wisata ini, "Katakanlah,
berjalanlah di bumi dan perhatikan bagaimana Allah mulai menciptakan
keadaan akhir. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (29:20.
Mempunyai banyak keindahan alam dan keberagaman budaya yang
dimiliki oleh Indonesia yang menjadikan negara sebagai tujuan wisatawan
dari berbagai belahan negara di dunia. Karena hal tersebut, pada tahun 2014
Indonesia mempunyai pengujung mencapai 9.435.411(BPS 2015). Di tahun
2012 terjadi peningkatan tingkat pertumbuhan kumulatif Produk Domestik
Bruto (PDB) yang berdasarkan area lapangan bisnis sektor rata rata sebanyak
9,83 % (BPS 2015). Menurut hasil dari persentase tingkat pertumbuhan
(PDB) berdasarkan area sektor bisnis perhotelan merupakan potensi yang
besar untuk melakukan peningkatan populasi hotel di Indonesia. Kenaikan
yang terjadi terhadap kunjugan wisatawan mancanegara di Indonesia Antara
tahun 2010 dan 2014, hal tersebut mempengaruhi tingkat hunian hotel yang
mempunyai bintang sebanyak 52,56% pada tahun 2014 (BPS 2015).
Perkembangan terjadi karena adanya wisatawan yang berkunjung ke
Indonesia membantu menghasilkan nilai tukar mencapai Rp213,94 triliun
pada 2014 (BPS 2015)
Mempunyai destinasi wisata yang banyak, Indonesia mampu
mendatangkan wisatawan muslim Indonesia dan mancanagera untuk memilih
hotel syariah sebagai hunian saat berwisata di Indonesia. Hotel syariah
merupakan harapan untuk menarik miat pariwisata yang berasal dari Timur
Tengah. Hasil pembelajaan yang berasal dari pariwisata Uni Emiate Arab
mempunyai capaian sebanyak US$ 1.700 per satuan orang (Good News,
2015). Hal tersebut merupakan keuntungan bagi hotel syariah yang terdapat
di Indonesia. Hotel syariah mempunyai pelayanan yang halal seperti
menyediakan fasilitas hotel dengan memberikan arah kiblat shalat,
mensajikan konsumsi yang halal, tempat sholat di hotel, Al-Quran, dan
menyediakan sajadah, mukenah, dan sarung untuk shalat untuk setiap kamar.
Saat pengunjung datang, pihak hotel memilik peraturan atau bisa disebut SOP
( Standar Operasi Produk) yang tertera secara tertulis, oleh karena itu, untuk
menerima tamu dari lawan jenis,para tamu yang diperboleh untuk menginap
adalah yang mempunyai status suami istri ataupun status keluarga.. Para
pegawai diwajibkan untuk memakai atribut syariah seperti pegawai peremuan
harus mengenakan kerudung dan untuk pria berpakain sopan. Inovasi yang
baru untuk hotel yang menggunakan prinsip syariah dapat menarik pangsa
lebih luas dan mampu bersaing.
Sesuai dengan keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang usaha hotel syariah dibagi
menjadi dua kategori, yaitu yang pertama adalah Hotel Islam Hilal 1 dan
Hotel Islam Hilal 2 yang dijadikan sebagai basis implementasi kebijakan
Islam. Hotel. Hotel Syariah Hilal adalah klasifikasi industri hotel Syariah dan
dianggap memenuhi semua standar industri hotel Syariah dan memenuhi
kebutuhan minimum wisatawan Muslim. Hotel Syariah Hilal2 merupakan
klasifikasi bisnis hotel syariah, yang dianggap memenuhi semua standar
bisnis hotel syariah dan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan moderat
wisatawan muslim.
Ketertarikan wisatawan pada wisata halal (halal tourism) telah
menyebabkan peningkatan lebih lanjut (Battour dan Ismail, 2016). Hal ini
dikarenakan adanya peningkatan terhadap jumlah wisatawan muslim dari
tahun ke tahun (Bhuiyun et al., 2011; Yusof dan Shutto, 2014; ElGohary,
2016; Handerson, 2016). Tahun 2020 diperkirakan wisatawan muslim
bertambah sebanyak 30% dan nilai akan meningkat menjadi US$. 200 Miliar
(Master Card and Crescent Rating, 2016). Dalam rangka mengcover wisata
halal yang memiliki potensi besar bagi negara. Beberapa negara (mayoritas
Muslim dan non-Muslim) sudah mulai menerapkan fasilitas, produk, dan
infrastruktur wisata untuk menarik wisatawan Muslim. Tetapi karena inovasi
pariwisata halal masih baru, banyak pengusaha dan pemangku kepentingan
industri terkendala dalam memahami produk, sarana dan prasarana wisata
halal (ElGohary, 2016; Mohsin et al. 2016; Han et al. 2016; Han et al. 2018 ).
Hal ini juga mulai meningkatkan kesadaran masyarakat muslim, yang
memilih hotel sebagai tempat untuk menginap saat berwisata untuk
mendapatkan akomodasi yang aman dan nyaman. Kelas menengah muslim
akan memilih tempat menginap atau hotel dengan memilih tempat yang
memberikan pelayanan yang mendukung untuk mendapatkan ketenangan
selama beribadah, terdapat tempat untuk beribadah, suasana menunjukkan
islami, dan terdapat makanan halal (Yuswohady, 2014). Berdasarkan hasil
penelitian Huda et al., (2017) menyebutkan bahwa ada faktor lain selain
pelayanan, subyek yang lebih memilih menggunakan hotel syariah
mempunyai karakteristik yang mengutamakan suasana hotel syariah. Semakin
mempunyai pelayanan yang bagus dan mempunyai kesan hotel syariah, maka
semakin tinggi atau besar para wisatawan atau pengunjung untuk memilih
hotel syariah.. Penelitian Haque et al (2019) menemukan bukti bahwa spek
citra halal, diikuti dengan kesadaran halal bersama dengan religiusitas
ditemukan memiliki pengaruh yang besar terhadap niat beli konsumen
Muslim terhadap hotel yang sesuai syariah. Selanjutnya, niat beli memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembelian hotel berbasis Syariah.
Jakarta menurut data World Population Review, penduduk Islam pada
tahun 2020 sebanyak 229 juta jiwa di Indonesia atau sebesar 87,2% dari
keseluruhan penduduk 273,5 juta jiwa. Populasi penduduk muslim yang besar
tersebut, Roadmap Industri Halal Indonesia menunjukkan bahwa kontribuasi
ekonomii halal nasional terhadap PDB mencapai US$ 3,8 miliar per tahun.
Hal tersebut merupakan angka kecil dan diharapkan terus menanjak
berdasarkan groundbreaking report yang menobatkan Indonesia sebagai
global halal economy engine (mesin ekonomi dunia).
Industri halal dalam 10 tahun terakhri di mata dunia dapat dilihat dari
aktifnya berbagai negara dalam menjalankan pariwisata halal, bahkan negara
yang tidak mempunyai mayoritas penduduk islam. Seperti Inggris, Thailand,
dan yang lainnya yang menjadikan persaingan untuk membuka industri halal
di negaranya masing – masing. Di Indonesia, awal dari konsepsi halal atau
syariah hanya mencakup aspek aspek dasar, seperti konsumsi sehari – hari
dan penggunaan yang diperlukan untuk menghasilkan produk halal, dari hal
itu menjadikan munculnya industri jasa keuangan di tahun 1990an. Kini
konsep tentang industri halal sudah merambah ke dalam dunia pariwisata,
yang kemudian diberikan nama dengan halal tourism. Keindahan yang
dimiliki oleh Indonesia mulai dari wisata alam dan keragaman budaya dari
sabang sampai merauke, dan memiliki populasi muslim terbesar di dunia,
Indonesia dapat diharapkan untuk menjadi pusat industri halal yang nyaman
dibandingkan negara lain.
Di tahun 2012, Kementrian Parisiwata dan Ekonomi Kreatif beserta
menggunakan BPH DSN MUI sudah menciptakan susunan kriteria &
petunjuk general bagi semua komponen pariwisata syariah & salah satunya
yaitu akomodasi. Dimana hal tadi merupakan bersifat penting misalnya
akomodasi akomodasi harus Sesuai standar syariah. Hotel Syariah adalah
hotel yang memberikan pelayanan sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum
Syariah. Pengertian halal tidak hanya mencakup penyediaan makanan halal,
tetapi juga seluruh manajemen hotel, mulai dari penyediaan, pengambilan,
dan penggunaan produk dan fasilitas hingga transaksi pembayaran. Selain itu,
dari segi penerimaan tamu, resepsionis memiliki kewajiban untuk memilih
tamu yang datang berpasangan, terlepas dari apakah mereka berpasangan atau
berinteraksi dengan mafuramu. Keunggulan Hotel Syariah adalah: pelabuhan
sewa lebih murah. tidak perlu khawatir salat terlewat. fasilitas salat yang
memadai, menunjukkan keamanan & kenyamanan..
Teori enterprise syariah adalah enterprise yang usai di diinternalisasi
kedalam nilai islam yag bermanfaat untuk melahirkan teori trasendental dan
lebih manusiawi. Enterprise theory yang diulas Meutia (2010), adalah teori
yang mempertimbangkan pertanggungjawaban yang tidak hanya dipikul oleh
pengusaha bisnis di bidang hotel tetapi juga oleh kelompok Kelompok
pemangku kepentingan yang luas. Teori perusahaan berdasarkan Triyuwono
(2003) dapat disesuaikan dengan diversifikasi masyarakat (stakeholder). Hal-
hal yang tidak dapat dicapai oleh teori kepemilikan dan teori entitas. Karena
konsep teori perusahaan menunjukkan bahwa kekuatan ekonomi ini tidak
hanya di tangan satu orang (pemegang saham), tetapi juga di tangan banyak
orang yaitu stakeholders. Oleh karena itu, teori bisnis ini paling cocok
digunakan dalam sistem ekonomi yang kritis terhadap nilai hukum Syariah.
Hal inilah yang ditegaskan Triyuwono (2003, h.83), “Mengingat hukum
Syariah hanya melarang peredaran kekayaan antara kalangan tertentu, maka
sangat disarankan untuk mewujudkan diversifikasi kekuatan ekonomi dalam
konsep hukum Syariah.” Menurut Slamet (2001), teori perusahaan belum
terinternalisasi oleh nilai-nilai Islam, sehingga mungkin diperlukan sebagai
dasar teori ekonomi dan akuntansi.
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan di Islam meliputi memberikan
zakat, konsep keadilan, konsep keuntungan, konsepsi tanggung jawab dan
konsep Farah. Jadi konsep ini diciptakan dalam teori perusahaan Islam.
Konsep pertama berpedoman pada penafsiran bahwa harta sebenarnya
mengandung hak orang lain. Penafsiran ini tentu menyiratkan modifikasi
penting dari terminologi teori bisnis Syariah, berdasarkan pada premis bahwa
kekayaan didistribusikan sesuai dengan kontribusi para peserta, yaitu
keterampilan para peserta untuk berperan dalam kontribusi keuangan atau
investasi. Premis meditasi ini adalah bahwa manusia adalah khalifatullah fil
ardh, dan tujuan mereka adalah memanifestasikan dan menyebarkan
kesejahteraan untuk semua orang dan alam. Premis ini lebih lanjut
mempromosikan teori Syariah bahwa perusahaan menciptakan nilai wajar
untuk lingkungan alam dan manusia. Maka dari itu, teori hukum syariah
perusahaan memberikan kegunaan untuk para pemegang saham, stakeholder,
lingkugan dan masyarakat.
Menurut industri pariwisata, prinsip syariah telah diterapkan terhadap
pertunjukkan, aksesibilitas, dan fasilitas. Contoh pertunjukkan adalah
Lombok menjadi destinasi wisata syariah yang telah diakui oleh dunia yang
memperoleh Halal Tourism Award Terpilih sebagai tujuan wisata halal
terbaik di dunia dan tujuan bulan madu halal terbaik di dunia pada tahun
2015. Contoh aksesibilitas adalah kehadiran layanan syariah maskapai
nasional Thai Airways milik Thailand memiliki restoran Thailand dan
mengklaim sebagai masakan halal terbesar di dunia. Mereka menyajikan
makanan dan minuman halal di atas kapal. Contoh properti adalah hotel
Syariah, meskipun mungkin terdengar aneh, hotel Syariah mudah Hal ini
dapat ditemukan di negara yang mempunyai penduduk beragama muslim,
seperti Arab Saudi, Malaysia, Turki, dan Indonesia, dan beberapa yang
mayoritas non-Muslim, seperti Australia dan Thailand. dan Singapura
(Riyanto, 2012).
Hotel Syariah merupakan prinsip yang menarik lantaran menggabungkan
antara prinsip kepercayaan dan sistem industri. Pada kegiatan hotel syariah,
fasilitas, tamu, pemasaran, kuliner & minuman, dekorasi & ornamen, dan
operasional hampir sama saat menggunakan operasional hotel konvensional.
Tetapi operasional hotel syariah tidak melalaikan atau meninggalkan syariat
kepercayaan Islam. Selain itu, hotel syariah juga membuat target terhadap
pangsa pasar pada wisatawan muslim, tidak menutup kemungkinan bagi para
pengunjung non muslim buat mampu memakai hotel syariah. Sesuai
menggunakan prinsip yang bersifat inklusif dan universal hotel syariah
mempunyai tujuan untuk tidak membedakan wisatawan muslim & wisatawan
non muslim dan tidak mengekslusifkan diri.
Prinsip syariah adalah salah satu perkembangan lain bagi wisatawan yang
ingin tetap menjalankan dan berada pada koridor syariat Islam. Prinsip hotel
syariah memudahkan wisatawan, khususnya wisatawan muslim buat
menginap di hotel, namun tetap menjamin kemudahan untuk beribadah dan
kehalalan kuliner yang dikonsumsinya. Hal ini dikarenakan wisatawan
mempunyai pilihan pada penentuan tempat menginap yang sesuain dengan
prinsip mereka. Populasi muslim Indonesia sampai 12,7 % menurut populasi
dunia. Dilaporkan bahwa 88,1% warga Indonesia beragama Islam yaitu
sebnayak 205 penduduk Indonesia (Indrawan, 2015). Oleh karena itu,
Indonesia diperlukan bisa menggunakan momen booming-nya Halal Tourism
menjadi cara pemasaran pada negara- negara pada Timur Tengah juga Eropa,
Amerika, & Afrika. Pemasaran mengenai produk–produk wisata halal yang
ada di Indonesia bisa berbentuk destinasi wisata halal, restoran halal, dan
hotel syariah. Dengan adanya perkembangan akbar dalam wisatawan muslim,
diperlukan untuk lebih membuat dampak terhadap industri contohnya kuliner
halal dan akomodasi hotel bagi wisatawan yg telah Halal Awareness.
Kota Malang ialah tempat yang didatangi wisatawan terbanyak di
Indonesia tahun 2017 sebanyak 4.444 orang dengan jumlah wisatawan
sebanyak 4 juta orang (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2017). Ada
12.456 wisatawan asing dan 4,3 juta wisatawan lokal (Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata, 2018). Kota Malang memiliki 45 tempat wisata
seperti pegunungan, pantai, taman nasional dan museum.Anda dapat
berkeliling Malang bagian selatan dan Batu dengan sepeda. Kota Malang
merupakan persinggahan sementara bagi wisatawan saat sedang berwisata,
atau disebut sebagai kota persinggahan sementara. Terdapat 104 hotel di Kota
Malang yang meningkat menjadi 64 sejak tahun 2013 (BPS, 2016). Dengan
meningkatnya sektor bisnis perhotelan dan naiknya pengunjung yang
berkunjung ke Malang, diperlukan suatu bisnis di bidang jasa perhotelan yang
berdasarkan syariah yang dapat disesuaikan secara khusus dengan kebutuhan
konsumen. Hotel dapat meningkatkan preferensi konsumen mereka ketika
mereka mampu memenuhi kebutuhan konsumen mereka.
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan
melakukan survei dengan judul “Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh
pelanggan memilih hotel di Kota Malang yang sesuai dengan prinsip-prinsip
hukum Syariah”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diambil rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan oleh pelanggan dalam
memilih hotel yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah di Kota Malang?

C. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teori dan
praktek, sebagai berikut::
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu manajemen khususnya faktor-faktor yang berkaitan dengan
manajemen sumber daya manusia yang mempertimbangkan pelanggan terhadap
hotel yang sesuai dengan syariah di Kota Malang.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Pelanggan
Sebagai pengetahuan bagi pelanggan mengenai hotel yang sesuai dengan
syariah diKota Malang.
b. Bagi Hotel Syariah di Kota Malang.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan
faktor-faktor yang menjadi pertimbangan kesadaran pelanggan terhadap hotel
yang sesuai dengan syariah di Kota Malang sehingga dapat meningkatkan kinerja
faktor-faktor tersebut. Pada akhirnya, dapat menjadi pertimbangan bagi hotel
syariah yang berada di Kota Malang.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dan menjadi bahan ecaluasi untuk
menambah wawasan bagi pihak yang berkepentingan.
D. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Syariah compliant conceptadalahkonsep tentang hotel yang menawarkan
layanan dan transaksi keuangan sepenuhnya mematuhi prinsip-prinsip
Syariah, dari melayani makanan dan minuman halal hingga menerapkan
semua parameter nilai-nilai Islam untuk kesehatan, keselamatan, lingkungan,
dan memiliki manfaat ekonomi bagi seluruh umat manusia tanpa memandang
ras, agama dan budaya.
2. Syariah compliant practicesadalah kepatuhan pelanggan dalam praktik
kepatuhan syariah
3. Customer acceptance adalah kesedaran pelanggan terhadap konsep dan
praktek terhadap hotel syariah di Kota Malang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Konsep Pariwiasata Syariah
Beberapa negara menggunakan istilah wisata Islami seperti wisata Islam,
wisata halal, destinasi ramah Muslim, atau wisata halal. Sesuai dengan pedoman
pelaksanaan operasional hotel syariah sesuai dengan Pasal 1 Pertaturan Mentenri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No: 2 Tahun 2014. Hukum Syariah adalah
prinsip hukum syariah, yang ditetapkan dengan keputusan syariah dan disepakati
majelis Ulama Indonesia. Indonesia telah menggunakan definisi hukum Syariah
dalam sektor perbankan sejak tahun 1992. Hal tersebut membuat sektor perbankan
ke sektor lain, mulai dari asuransi syariah, pegadaian syariah, perhotelan dan
tempat wisata syariah..
Wisata syariah atau syariah tourism bagian dari industri pariwisata bagi
wisatawan Islam. Layanan perjalanan wisata Islam berlaku sesuai aturan Islam.
Konsep berwisata islami yaitu konsep yang mengacu pada semua aspek kegiatan
wisata diintegrasikan terhadapa nilai nilai. Nilai-nilai syariah mencerminkan
keyakinan dan keyakinan Islam, dan menjadi kriteria dasar untuk memfasilitasi
kegiatan pariwisata. (Widagyo, 2015). Wisata syariah digunakan oleh semua
kalangan karena karakteristik pelayanannya yang universal. Pelayanan, atraksi
dan destinasi untuk berwisata syariah sama seperti wisata pada umumnya, asalkan
etika dan nilai syariah tidak dilanggar. Wisata Islam tidak hanya terbatas pada
wisata religi.
Berdasarkan konsep hukum Islam tersebut di atas, tidak melanggar nilai-nilai
dan etika hukum Islam. Konsep hukum Islam juga terkait dengan konsep tempat-
tempat suci dan halal dalam Islam. Halal dapat dipahami sebagai hal yang wajar,
sedangkan haram berarti terlarang. Konsepsi halal dapat dicerna dari dua sudut
opini, yaitu sudut dari pandangan agama dan sudut pandangan industri. Opini
agama adalah pendapat tentang hukum makanan yang dapat dimakan umat Islam
berdasarkan keyakinannya dan memiliki konsekuensi terhadap perlindungan
konsumen. Pada saat yang sama, dari pandagan industri. Prospek pembuat
makanan, konsepsi halal, dapat dipahami melalui peluang bisnis. Prospek industri
makanan yang sebagian besar target konsumennya adalah muslim, sehingga perlu
dipastikan kehalalan produknya dan peningkatan nilai berupa intangible value.
Misalnya, makanan dengan label halal pada kemasannya menjadi daya tarik bagi
konsumen muslim (Hamzah dan Yudiana, 2015).
Pariwisata syariah mempunyai beberapa wisata yakni berupa: Wisata Alam,
Budaya, dan Buatan namun tetap dibingkai oleh nilai-nilai Islami. standar umum
pada pariwisata syariah menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
dan BPHDSN-MUI, pariwisata syariah memiliki standar sebagai berikut:
a. Berdasarkan kepentingan umum.
b. Berdasarkan oleh penyegaran, pencerahan dan ketenangan.
c. Harus menghindari dari khurafat dan kemusyrikan.
d. Hindari praktik yang tidak etis, seperti perzinahan, pornografi, pornoaksi,
narkoba, alkohol, dan perjudian.
e. Selalu menjaga tingkah laku sesuai nilai dan etika kemanusiaan yang luhur,
seperti menghindari perilaku asusila dan hedonis.
f. Melindungi amanah, kenyamanan dan keamanan.
g. Menghindari nilai- nilai social budaya dan kearifan lokal.

2. Konsep Hotel Syariah


Komisi Nasional Hukum Syariah (DSN) menyetujui Keputusan DSN No:
108/DSNMUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan Wisata
Berdasarkan Prinsip Hukum Syariah. Panduan menjelaskan bahwa bisnis hotel
syariah dilengkapi dengan layanan katering, kegiatan rekreasi dan fasilitas lainnya
yang dirancang untuk mencari keuntungan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum
Islam. Hotel Syariah adalah hotel model yang menerapkan pelayanan hotel sesuai
dengan nilai-nilai atau kaidah-kaidah Islam. Hotel Syariah Dengan menggunakan
konsep hukum Syariah, tamu atau pengguna hotel akan merasa lebih aman dan
kenyamanannya akan tetap terjaga (Puspita, 2014). Menurut Sofyan (2013), hotel
syariah adalah hotel yang menyediakan akomodasi, makanan, dan layanan lainnya
kepada publik, dan dikelola secara komersial untuk memenuhi persyaratan
industri dan hukum syariah..
Konsepsi hotel islami atau konsepsi hotel syari’ah bukah hanya berlaku untuk
agama Islam saja, karena memberikan kegunaan yang diberikan oleh konsepsi
hotel syariah tidak hanya dimanfaatkan untuk para wisatawan yang beragama
Islam saja, tetapi juga baik untuk mereka, semua orang dapat memperoleh gaya
hidup yang berkualitas dan sehat.
Henderson (2010) menjelaskan bahwa hotel yang mengguanakan konsepsi
syariah mengacu pada hotel yang tidak mengabaikan aturan syariah dalam hal
memperoleh, menyediakan dan menggunakan fasilitas komersial dan operasi.
Semua komponen standar operasional teknis hotel dimulai dari yang terkecil,
misalkan memberikan informasi tentang apa yang disediakan, tim hingga
memperkenalkan jenis makanan yang tersedia dalam kebijakan dan prosedur
resepsi, aturan keluarga, dan mereka harus memastikan bahwa semuanya
mematuhi dengan Standar Hotel Syariah. Secara singkat pedoman bisnis hotel
syariah adalah sebagai berikut (Riyanto, 2011) :
a. Jangan memproduksi, menyediakan, memasarkan, atau menyewakan semua
atau sebagian produk dan layanan yang dilarang atau tidak direkomendasikan
oleh hukum Syariah. Misalkan saja makanan yang menyimpan segala bentuk
babi, daging busuk, minuman mengandung alkohol, zina, judi, pornografi,
pornografi, dll..
b. Transaksi didasarkan pada layanan atau produk aktual, tanpa rekayasa..
c. Tidak ada ketidakadilan langsung atau tidak langsung, kejahatan, kerusakan,
ketidaktaatan, partisipasi, atau kerugian dalam perilaku apa pun yang tidak
diperbolehkan atau tidak direkomendasikan di hukum Syariah..
d. Tidak adanya kebohongan, penipuan, ketidakpastian (gharar), risiko
berlebihan, penipuan, korupsi dan lintah darat atau apakah mereka
mendapatkan hasil tanpa ingin berpartisipasi dalam bisnis dan tidak mau
mengambil risiko ini.
e. Komitmen total terhadap kesepakatan yang dicapai oleh para pihak yang
terkait.

3. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Pelanggan terhadap Hotel yang


sesuai dengan Syariah
1. Konsep dan Praktik Hotel yang Sesuai dengan Syariah
Menurut Abdullah (2010) yang memaparkan bahwa hukum dipakai untuk
kata Arab, hukum Syariah mempunyai arti "jalan" atau "jalan". Ini mengarah
keseluruh cara hidup islam dan sistem hukum islam, yang melibatkan banyak hal,
termasuk politik, perbankan, dan perdagangan. Urusan, keluarga, jenis kelamin,
kesehatan dan sosial ekonomi. Menurut Muhammad (2009), hotel yang mematuhi
hukum Syariah secara khusus digambarkan Sebagai hotel yang produk,
pelayanan, dan transaksi keuangannya seluruhnya sesuai dengan prinsip-prinsip
hukum syariah. Semua nilai-nilai Islam, dari penyediaan makanan dan minuman
halal hingga terwujudnya manfaat keselamatan, kesehatan, lingkungan, dan
ekonomi bagi seluruh umat manusia, tanpa memandang agama, ras, atau budaya.
Syariah yaitu kaidah hukum yang menyeluruh pada aspek, dimulai dengan
aqidah, fiqh, dan moralitas. Selain seperangkat pedoman yang harus diikuti oleh
semua Muslim, hal-hal tertentu diperbolehkan dan dilarang. Direkomendasikan
bahwa pedoman atau persyaratan untuk pelaku bisnis perhotelan mencakup lima
Maqashid (Tujuan Dasar) Prinsip Islam untuk melindungi agama, kehidupan,
kebijaksanaan dan garis keturunan properti. Ketika pelaku bisnis perhotelan
mempertimbangkan lima tujuan dasar (Maqasid) ketika menafsirkan konsep hotel
menurut hukum Islam, itu akan menarik bagi pelanggan Muslim, terutama karena
jelas merupakan elemen yang menyeluruh ke dalam aspek kehidupan mulai sepeti
etika, fiqh dan aqidah. Dari Hukum Selain seperangkat pedoman yang harus
diikuti oleh semua Muslim, itu juga mengizinkan dan melarang hal-hal tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, Syariah Compliant juga peduli pada


sisi fungsional yang termasuk kedalam produk dan service yang disediakan
kepada tamu hotel, tetapi yang sebenarnya itu diawali dari tingkatan awal untuk
merancang hotel yang paling dasar adalah menentukan prinsip syariah tentang
penggunaan transaksi keuangan secara ketat. Perlu disebutkan bahwa, mudah
untuk mengamati apakah operator hotel mengikuti konsep dan praktik dalam
operasi dan desain interior mereka karena terlihat daripada bagian keuangan
karena melibatkan lebih banyak administrasi back-of-the-house yang
membutuhkan teliti memeriksa untuk memastikan proses yang transparan
Kriteria hotel Syariah Compliant yang dikembangkan oleh Rosenberg dan
Choufany (2009) yang kemudian disederhanakan oleh Henderson (2010) pada
gambar 2.1 berikut:

Sumber:(Che Ahmat et al., 2015)


B. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan
Hasil penelitian sebelumnya yang berguna sebagai acuan dan pembanding
dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian sebelumnya dapat diamati di
Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya


Peneliti,
Sampel dan Teknik
No. Tahun dan Variabel Hasil
Populasi Analisis
Judul
1 Hidayat, et al., Syariah compliant Wisatawan cross- Berdasarkan
(2016). concept domesik atau sectional hasil penelitian
Syariah Syariah compliant lokal yang tampaknya
Compliant practices terdiri dari pelanggang
Hotel: Customer masyarakat kurang
The Concept acceptance Melayu, memahami
And Practices Tionghoa, konsep Syariah
India dan Compliant yang
lainnya di sebenarnya
Malaysia. karena belum
Sampel yang adanya
digunakan konsensus
sebanyak 300 diantara
responden pengelola hotel
dan tidak
adanya standar
yang
diberlakukan
oleh pihak yang
berwenang
tetapi hanya
sekedar
memahaminya
melalui praktek
hotel atau apa
yang terlihat
oleh pelanggan
2 Haqua et al., Shariah compliant Konsumen Structural Hasil penelitian
(2019) hotels, purchase muslim Equation menujukkan
Muslim behavior tempat wisata Modeling aspek citra
Consumer’s yang berbeda (SEM) halal, diikuti
Purchase khususnya di dengan
Behavior Kuala kesadaran halal
Towards Lumpur, bersama dengan
Shariah Malaysia. religiusitas
Compliant Sampel yang ditemukan
Peneliti,
Sampel dan Teknik
No. Tahun dan Variabel Hasil
Populasi Analisis
Judul
Hotels in digunakan memiliki
Malaysia sebanyak 426 pengaruh yang
responden besar terhadap
niat beli
konsumen
Muslim
terhadap hotel
yang sesuai
Syariah
3 Shafa, et al., Halal friendly hotel Hotel ramah Analisis Hasil
(2020). attributes, halal halal di kota Faktor penelitianmenun
Consumer hotels, attributes, DKI Jakarta Konfirmat jukan adanya
dan Bandung. ori Yang dapat
Preferences Of preferences
Sampel 107 Metode membentuk
Halal-Friendly preferensi
responden (CFA)
Hotel konsumen
Attributes. terdiri dari
pelayanan
ramah halal
(pemilihan
pasangan tamu,
salam, seragam
yang menutupi
aurat), makanan
dan minuman
halal (halal food
dan minuman di
restoran dan
semua gerai,
logo halal di
menu
4 Idris dan Islamic Hotel, Hotel islami di Analsis Hasil Penelitian
Razali, (2015). Knowledge, malysia. Regresi ini menjelaskan
Study of Religiosity, Sampel hubungan yang
Consumer Consumer digunakan signifikan antara
Behaviour Behavior. sebnyak 45 pengetahuan
Towards responden dan religiusitas
Islamic Hotel: terhadap
Assessing On perilaku
Knowledge konsumen pada
and Islamic Hotel
Religiosity.
5 Shaharuddin Shariah Compliant Wisatawan Analisis Hasil penelitian
et al., (2018). Hotel, Customer’s Slangor dan Regresi menujukkan
The Perceptions, Malaka di persepsi
Customers Customer’s Malaysia. pelanggan
Perception Attributes, SCH Sampel berhubungan
Towards sebanyak 200 positif dengan
Shariah responden atribut
Compliant pelanggan.
Peneliti,
Sampel dan Teknik
No. Tahun dan Variabel Hasil
Populasi Analisis
Judul
Hotel In
Malaysia

6 Huda et al., Persepsi, hotel Populasi pada Regresi Hasil penelitian


(2017) syariah, masyarakat penelitian ini logistik menunjukan
Faktor yang muslim; regresi adalah Semakin tinggi
Mempengaruh logistik konsumen citra hotel
i Preferensi Orang yang Islam, semakin
Masyarakat pernah banyak orang
Muslim bermalam atau lebih memilih
Memilih Hotel tidak pernah hotel Islam.
Syariah bermalam di
hotel syariah
di Jakarta,
Sampel 120
responden
7 Sugiarti, et al., Minat masyarakat, Studi kasus Analisis Hasil penelitian
(2020). tabungan Syariah, pada Kota Faktor menunjukkan
Faktor-Faktor Tangerang bahwa faktor
yang Selatan, yang penjaminan dan
Mempengaruh pernah atau bagi hasil rata-
i Minat pernah rata, faktor
Masyarakat menjadi karakteristik
pada Produk nasabah bank produk, faktor
Tabungan syariah. kualitas produk,
Bank Syariah Sampel untuk faktor distribusi
penelitian ini keuntungan,
adalah 133 faktor
responden. lingkungan,
faktor
pemahaman
Islam, dan
faktor
mekanisme
hukum Syariah,
faktor
ketersediaan dan
faktor
kepatuhan
syariah akan
mempengaruhi
preferensi
masyarakat
terhadap Islam.
produk
tabungan.
8 Ahmad et al., Customer, Turis Analisis Hasilnya
(2012). Acceptance, domestik atau Faktor menunjukkan
Customer Awareness, Islamic lokal terdiri semakin banyak
Awareness Hospitality, Syariah dari Melayu, pelanggan sadar
towards Compliant Hotel. Tionghoa, Konsep dan
Syariah India, dan praktik Syariah
Compliant komunitas lain Compliant,
Peneliti,
Sampel dan Teknik
No. Tahun dan Variabel Hasil
Populasi Analisis
Judul
Hotel di Malaysia. semakin mereka
Sampel 300 mau
responden Terima itu.
Namun, dapat
dikatakan
bahwa
pelanggan pada
umumnya
memang
demikian
tidak terlalu
mengerti
tentang Syariah
Compliant maka
hotel
operator
bertanggung
jawab untuk
mendidik
pelanggan
Sumber: Data sekunder diolah, 2020)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Berdasarkan jenisnya, penelitian ini dapat digolongkan pada penelitian ex
post facto dengan pendekatan kuantitatif, yaitu melakukan observasi kejadian
yang sudah dilakukan serta faktor-faktor yang mempertimbangkan variabel yang
diobservasi dengan menggunakan analisis faktor Exploratory.

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan

e1 – en = eror
X1 = Syariah Compliant Concep
X2 = Syariah Compliant Practices
X3 = Costumer Acceptance
Xn = Faktor lain diluar penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
“Populasi yaitu keseluruhan dari karakteristik seperti unit, individu, kasus,
barang, dan peristiwa dari hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”
Danapriatna dan Setiawan (2005). Populasi penelitian ini adalah pelanggan hotel
yang sesuai dengan syariah di Kota Malang dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Sektor Jasa Hotel Syariah di Kota Malang
No. Nama Hotel Syariah
1. Syariah Radho Suites
2. Bluebells Express Hotel Syariah
3. Airy Syariah Sigura-gura IV
4. Airy Syariah Lowokwaru Pisang Kipas
5. Airy Syariah Lowokwaru Raya Sumbersari
6. Airy Syariah Klojen Surabaya
7. Airy Syariah Raya Candi VI
8. Grand Kadaka Syariah
9. Airy Syariah Alun-alun Merdeka
10. Airy Premier Syariah Sigura-gura
11. Granada Guest House Syariah
12. Djoyo Guest House Syariah
13. Airy Syariah Lowokwaru Bendungan Sempor
14. Tya Guest House Syariah
Sumber: (Data sekunder diolah, 2020)

Oleh karena itu, populasi pada penelitian ini termasuk dalam jenis populasi
tidak terhingga (infinite population) yang berarti tidak dapat ditentukan dengan
pasti jumlahnya.

2. Sampel
Menurut Danapriatna dan Setiawan (2005), “sampel adalah bagian dari
populasi yang memiliki karakteristik yang tetap dengan populasi yang mewakili
populasi tertentu”. Hal tersebut mengharuskan mengambil sampel dari populasi
yang sesuai dengan sampel yang representatif. Penelitian ini dalam pengambilan
sampel menggunakkan metode non-probability sampling. Yang dimaksudkan
dengan non probability sampling adalah memberikan peluang yang sama terhadap
setiap elemen atau anggotas probabilitas untuk dipilih sebagai sampel (Sugiyono,
2008). Gunakan teknik sampling yang disengaja untuk menentukan sampel, yaitu
memilih sampel dengan koreksi tertentu. Peninjauan untuk dapat menetapkan
sampel adalah responden yang sudah pernah melakukan perjalanan di Syariah
Radho Suites, Bluebells Express Hotel Syariah, Airy Syariah Sigura-gura IV, Airy
Syariah Lowokwaru Pisang Kipas, Airy Syariah Lowokwaru Raya Sumbersari,
Airy Syariah Klojen Surabaya, Airy Syariah Raya Candi VI, Grand Kadaka
Syariah, Airy Syariah Alun-alun Merdeka, Airy Premier Syariah Sigura-gura,
Granada Guest House Syariah, Djoyo Guest House Syariah, Airy Syariah
Lowokwaru Bendungan Sempor dan Tya Guest House Syariah.
Hair et al., (2010) menjelaskan tentang jika jumlah faktor kurang dari 50
maka sampel tidak dapat dianalisis, maka sampel harus sebanyak 100 atau lebih.
Malhotra (2006) menyebutkan bahwa jumlah sampel penelitian dalam riset
pemasaran yaitu minimal empat sampai lima kali jumlah pertanyaan. total 39
pertanyaan pada penelitian ini. Oleh karena itu, perhitungan jumlah sampel
menjadi 39 x 5 = 195 responden. Jadi total sampel pada penelitian ini sebanyak
195 responden. Jadi total responden pada 14 hotel syraiah berjumlah 195 sehingga
pada setiap hotel syariah sampel yang di ambil masing-masingberjumlah 14 responden.

C. Instrumen Penelitian
Alat penelitian diperlukan untuk menghitung nilai variabel yang sedang
dipelajari. Kuesioner adalah alat yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini.
Angket tertutup akan dipilih dalam penelitian ini sebagai alat untuk digunakan
mengumpulkan data, sehingga jumlah alat yang digunakan dapat dilihat dari
banyaknya variabel penelitian yang dirumuskan dalam indikator. Instrumen
penelitian harus memiliki skala pengukuran untuk mewujudkan data kuantitatif
yang tepat. Penelitian ini menggunakan Skala Likert dan mengukur sikap
digunakan skala pengukuran Likert, pandangan dan Pandangan seseorang atau
beberapa/sekelompok orang tentang peristiwa sosial. Dalam penelitian ini,
peristiwa sosial ditentukan secara khusus oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
variabel penelitian. (keputusan pembelian) yang ditentukan oleh enam faktor.
1. Penyusunan Skala
Oleh karena itu, pada skala Likert, setiap faktor yang akan diukur
digambarkan sebagai indikator, yang kemudian digunakan sebagai titik awal
penyusunan proyek toolkit dalam bentuk laporan. Setiap respon kandidat akan
diukur menggunakan skala Likert, seperti pada Tabel. 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Likert


Pilihan Jawaban Skor
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Cukup setuju 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
Sumber: (Cooper dan Schindler, 2014)
Dalam penelitian ini faktor-faktor keputusan pembelian dijabarkan menjadi
keenam variabel yang menentukannya meliputi produk, harga, lokasi, promosi,
pelayanan, dan pengalaman makan.Selanjutnya disusun indikator-indikator yang
berupa penyataan dalam kuesioner. Berikut ini adalah instrumen penelitian yang
dapat diamati di tabel 3.3.

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian


Jumlah
Faktor Variabel Item Pernyataan
item
Saya meminta saran dari pihak ketiga apakah saya 11
Syariah harus menginap di hotel Syariah Compliant atau
Compliant tidak
Concep Saya membaca tentang permasalahan akibat
(Che Ahmat et penerapan hotel Syariah Compliant
al., 2015) Saya mengikuti berita dan perkembangan tentang
konsep hotel Syariah Compliant
Saya berdiskusi dengan teman dan orang disekitar
saya tentang konsep Syariah Compliant
Saya menyadari masalah dan konsekuensi hotel
Syariah Compliant
Saya mengetahui tentang Syariah Compliant melalui
teman dan kerabat
Saya sangat paham tentang konsep hotel Syariah
Compliant
Saya mengetahui tentang Syariah Compliant melalui
Jumlah
Faktor Variabel Item Pernyataan
item
bahan bacaan
Saya memiliki pengalaman menginap di hotel
berkonsep Syariah Compliant
Saya meminta saran dari pihak ketiga apakah saya
harus menginap di hotel Syariah Compliant atau
tidak
Keluarga atau kerabat saya memiliki pengalaman
menginap di hotel berkonsep Syariah Compliant

Seni di hotel tidak boleh menggambarkan bentuk


Manusia
Ruang sholat terpisah
Tidak ada hiburan klub malam
Ruang acara yang lebih besar untuk melayani pria
dan wanita secara terpisah
Perabotan harus mengikuti sesuai dengan aturan dan
peraturan Islam
Fasilitas kesehatan pria dan wanita yang terpisah
seperti "ham-
mams ”, spa, dan gym
Lantai terpisah untuk pria, wanita dan keluarga lajang
Tidak ada minuman beralkohol di minibar di kamar
Syariah
Tidak menempatkan tempat tidur dan toilet ke arah
Compliant
kiblat
Practices
Quran, sajadah, "subha" di setiap kamar atau tersedia
(Che Ahmat 14
di resepsi
et al., 2015)
Alkohol tidak boleh disajikan di tempat
Staf yang didominasi Muslim
Standar layanan internasional dikombinasikan
dengan tradisi keramahan timur tengah yang otentik
Hanya makanan halal yang harus disajikan
Harap tunjukkan kemungkinan bahwa Anda akan
memilih konsep hotel Syariah Compliant
Seberapa besar kemungkinan Anda akan memilih
hotel syariah daripada
Hotel "biasa" untuk setiap rangkaian acara perjalanan
Costumer yang berbeda
Acceptance Sampai sejauh mana Anda bersikeras untuk tetap
(Che Ahmat et tinggal di Perusahaan Syariah. 14
al., 2015) Sejauh mana Anda bersikeras pada nama merek hotel
tertentu saat membuat keputusan tentang hotel mana
yang akan dipilih
Konsep Syariah Compliant ini dapat diterapkan
Saya mempercayai manfaat dari konsep Syariah
Compliant
Konsep Syariah Compliant ini selalu mengutamakan
Jumlah
Faktor Variabel Item Pernyataan
item
kepentingan nasabah
I am willing to stay in Syariah Compliant hotel
Overall, I find this Syariah Compliant concept is
interesting
Isi konsep Syariah Compliant ini sangat berharga
bagi saya
Menurut saya hotel Syariah Compliant ini sangat
berharga bagi saya
Saya memiliki pengalaman luar biasa tinggal di hotel
konvensional atau biasa
Saya akan memilih untuk menginap di hotel
konvensional lain bahkan hotel Syariah Compliant
pun ada
Sumber: (Data Sekunder diolah, 2020)

Untuk memperoleh instrumen yang baik perlu dilakukan dua uji meliputi uji
validitas dan uji reliabilitas. Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat validitas
instrumen, peneliti melakukan tryout (uji coba instrumen). Pengujian instrumen
yang dilakukan sebagai berikut:
1. Uji validitas instrumen.
Dokumen yang efektif atau efektif memiliki efektivitas yang tinggi. Di sisi
lain, alat yang kurang efektif kurang efektif. Uji validitas dilaksanakan setelah
peneliti mengambil soal tes dan menjumlah keterkaitan antara soal dengan skor
total. Tryout penelitian dilakukan untuk menguji instrumen penelitian. Tryout
akan dilakukan pada 30 pelanggan hotel syariah di Kota Malang.
Jika angket dapat mengukur isi yang akan diukur dan tidak menyimpang
dari gambaran yang diharapkan, maka dikatakan efektif. Perhitungan ini
dimaksudkan untuk menghasilkan koefisien korelasi (r) yang nantinya dipadankan
dengan taraf signifikansi 95% atau = 5%. Jika r hitung > r tabel pada saat
pengujian validitas 30 responden (N paling banyak 30), maka standar tersebut
valid sehingga diperoleh r tabel sebesar 0,3610. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel,
maka hasil pengujian tidak valid. Data diolah menggunakan SPSS for Windows
24.

2. Uji reliabilitas instrumen


Alat yang digunakan untuk mengukur hal yang berbeda dan memberikan
hasil data reliabilitas yang menyangkut pemahaman bahwa alat yang
digunakan cukup reliabel untuk digunakan sebagai instrumen saat
mengumpulkan data karena alat tersebut sudah sangat baik. Oleh karena itu,
dapat dipercaya dapat memiliki arti dapat dipercaya sehingga dapat
dipercaya. Jika koefisien reliabilitas suatu instrumen di atas 0,6 maka dapat
dikatakan reliabel. Jika alpha kurang dari 0,6, itu dinyatakan tidak dapat
diandalkan.
D. Pengumpulan data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data-data dalam penelitian ini berupa angka-angka yang berasal dari hasil
kuesioner.
1. Sumber data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data. Pertama, data yang
diberikan langsung kepada pengumpul data yaitu sumber data. Kedua, data yang
tidak secara langung diberikan diberikan pada pengumpul data. Sumber data
utama penelitian ini berasal dari tema penelitian, hasil survei konsumen. Sumber
data tambahan berasal dari informasi yang dikumpulkan dari sumber yang ada.
Misalnya, terdapat buku, majalah, dan sumber lain yang terkait dengan tema
penelitian Anda, yang dianggap sebagai persepsi tamu hotel yang sesuai dengan
syariah pada saat itu.
2. Tahap pengumpulan data
a. Tahap Persiapan.
Tahap menjelaskan terkait apa yang harus dilaksanakan peneliti adalah
menyeleksi pertanyaan, melakukan penelitian pendahuluan, penelitian
kepustakaan, menyiapkan proposal, dan mempersiapkan pengumpulan
data melalui sampel penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan.
Tahap ini peneliti mulai menghimpun data dan informasi berkaitan
dengan kepentingan penelitian. Instrumen yang dipakai untuk
mengumpulkan data adalah kuesioner dengan angket tertutup.
c. Tahap Analisis Data.
Tahap ini peneliti melakukan pengecekan, penyeleksian, dan
penyusunan data. Selanjutnya, peneliti mengolah data-data yang telah
terkumpul menggunakan teknik analisis data yang sesuai.
d. Tahap Penulisan Laporan.
Tahap ini, peneliti mendeskripsikan dan mengomunikasikan kepada
pihak lain mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
3. Metode Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik kuesionar untuk mengambil data dan
mengumpulkan data. Kuesioner adalah suatu cara untuk mengumpulkan data
dengan menyediakan beberapa pertanyaan tertulis yang akan direspon oleh
responden. Penelitian memilih menggunakan jenis kuesioner tertutup. Dalam
angket tertutup, jumlah peralatan yang digunakan dapat dilihat dari banyaknya
faktor yang dikembangkan menjadi indikator.Jawaban-jawaban yang diberikan
dalam kuesioner tertutup juga dibatasi sehingga menutup kemungkinan untuk
responden memberikan jawaban panjang lebar, dimana dalam kuesioner tersebut
berisi: jenis kelamin, usia, pendidikan pekerjaan, kemudian baru memasuki bagian
pertanyaan-pertanyaan atau isi kuesioner. Dalam melakukan pengumpulan,
dengan memberikan kuesioner langsung kepada responden, yaitu pelanggan hotel
syariah yang berada di Kota Malang.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif serta analisis
inferensial yaitu analisis faktor konfirmatori sebagai berikut.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Teknis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji data.
dengan menggunakan metode mentah atau deskriptif dari data yang dikumpulkan
secara tidak sengaja dalam upaya untuk mencapai kesimpulan yang normal atau
umum. Teknologi ini digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang membuat
pelanggan mempertimbangkan hotel yang mematuhi Syariah ketika sedang
berkembang.
Menyajikan data yang sudah dikumpulkan dalam bentuk tabel. Dalam
memperhitungkan frekuensi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam Kuesioner
untuk memudahkan penentuan klasifikasi kondisi untuk setiap variabel. Juga,
untuk setiap pertanyaan, skor total yang diperoleh dikonversi ke persentase
berdasarkan rumus berikut: (Santosa dan Hamdani, 2007).

Keterangan:
P = Angka Persentase
f = Frekuensi yang sedang dicari persentase
N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu
Bagilah data yang dikumpulkan ke dalam kelompok dan kelas tertentu.
Setelah menentukan jumlah kelas, tahap berikutnya adalah menetapkan jumlah
kelas. interval kelas. Rumus untuk menghitung besarnya interval kelas
berdasarkan kaidah sturges sebagai berikut (Santosa dan Hamdani, 2007).

Keterangan:
CI = Interval kelas
Range = Selesuh antara data terbesar dan terkecil
C = Banyaknya kelas
Dari rumus tersebut dihasilkan tabel interval kelas untuk distribusi
frekuensi dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interval Kelas


No Interval Kelas Keterangan
1 1,00-1,80 Sangat Tidak Sesuai
2 1,81-2,61 Tidak Sesuai
3 2,62-3,42 Cukup Sesuai
4 3,43-4,23 Sesuai
5 4,24-5,00 Sangat Sesuai
Sumber: (Data diolah, 2020)

2. Exploratory Factor Analysis (EFA)


Ariastuti dan antara, (2006) menunjukkan bahwa tingkatan dalam
penggunaan analisis faktor adalah sebagai berikut:
1) Perumusan Masalah
Variabel berdasarkan survei yang dilakukan, dan harus sesuai dengan
teori survei sebelumnya dan opini survei itu sendiri.
2) Membuat matriks korelasi
Berkaitan dengan analisis faktor, pengujian yang harus dilaksanakan,
yaitu:
a) Barlett’s Test of Spericity digunakan dalam menguji hingga
variabel-variabel dalam sampel berhubungan.
b) Uji KaiserMeyer Olkin (KMO)
Digunakan untuk memahami kelengkapan sampel atau penilaian
kelayakan sampel. Analisis faktor dianggap memadai jika besaran
KMO>0,5.
c) Uji Measure of Sampling Adequency (MSA)
Dipakai dalam menghitung derajat korelasi antar variabel dengan
kriteria MSA > 0,5.
3) Menentukan ketepatan model
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memahami apakah model dapat
menguraikan fenomena yang ada dengan baik. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan memahami jumlah residu disela hubungan yang
diobservasi dan hubungan yang direproduksi.
4) Menentukan jumlah faktor
Banyaknya faktor ditentukan berdasarkan nilai karakteristik masing –
masing faktor yang muncul. Faktor utama yang dipilih adalah faktor
dengan nilai eigen valie > 1.
5) Rotasi Faktor
Rotasi faktor dimaksudkan untuk memudahkan interpretasi dalam
menentukan variabel mana yang termasuk dalam suatu faktor. Hal ini
dikarenakan terdapat banyak faktor dan beberapa variabel yang
berkorelasi tinggi, atau beberapa variabel pemuatan faktor berada di
bawah minimum yang ditentukan.
Menurut Ghozali, (2005:254) menyatakan bahwa terdapat beberapa metode rotasi,
yaitu:
a) Rotasi Orthogonal, dapat diputar 90° adalah proses rotasi orthogonal
dapat dibagi untuk menjadi quartimax, varimax, dan equamax.
b) Rotasi Oblique, yaitu memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak sebesar
90°. Proses rotasi oblique dilakukan pembedaan lanjut untuk dijadikan
oblimin, promax, dan orthoblique.
Penentuan metode rotasi menurut kepentingan khusus dari masalah
penelitian, karena bertujuan untuk mengurangi jumlah asli (pertama) dan variabel.
kemudian menggunakan rotasi ortogonal, yaitu varimax.

6) Intrepertasi Faktor
Variabel dengan faktor beban tinggi di antara faktor-faktor ini
dikelompokkan dan diinterpretasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, J. 2010. Halal dan Shariah Compliant - are they processes or values?
The Halal Journal, 40-41. Retrieved 3rd June, 2010, from
http://www.dailybaraka.eu/.../halal-shariah-compliant-are-they-
processes-or-values/.
Ahmad et al., 2012. Customer Awareness towards Syariah Compliant Hotel:
International Conference on Innovation, Management and Technology
Research.DOI: 10.1109/ICIMTR.2012.6236373
Bahri, S. 2016. Bisnis Hotel Syariah Perlu Standarisasi. (Online).
(https://www.dakwatuna.com/2013/11/21/42469/bisnis-hotel-syariah-
perlu-standarisasi/#axzz4JMjrEtXq),
Bhuiyan, MAH., Siwar, C., Ismail, SM, dan Islam, R. Potentials of Islamic
Tourism: A Case Study of Malaysia on East Coast Economic Region.
Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 5(6): 1333-1340.
Che Ahmat, et al,. 2015. Syariah Compliant Hotel: The Concept And Practices:
Journal of Tourism, Hospitality & Culinary Arts. Vol. 7 Issue 2.
Chooper, D.R., dan Schindler, P.A. 2014. Business Research Metehods. New
York:McGraw-Hill
Danapriatna, N. dan Setiawan, R. 2005. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
El-Gohary, H. 2016. Halal Tourism, is it Really Halal?. Tourism Management
Perspective. 19: 124-130.
Hamzah, M. Dan Yudiana, Yi. 2015. Analisis komparatif potensi industri halal
dalam wisata syariah dengan konvensional. Retrieved from
http://catatanek18.blogspot.co.id/2015/02/analisis-komparatif-
potensiindustri.html.
Han, H., Al-Ansi, A., Olya, HGT, dan Kim, W. 2018. Exploring Halal-Friendly
Destination Attributes in South Korea: Perceptions and Behaviors of
Muslim Travelers toward a Non-Muslim Destination. Tourism
Management. 71: 151-164.

Hair, et al. 2010. Multivariate Data Analysis Seventh Edition. Pearson Edition
Hall.
Haque et al., 2019 Muslim Consumers’ Purchase Behavior Towards Shariah
Compliant Hotels in Malaysia.Vidyodaya Journal of Management , Vol.
05 (1) 121-138
Henderson, J. C. 2010. Sharia-compliant hotels. Tourism and Hospitality
Research, 10(3), 246-254.
Henderson, JC. 2016. Halal Food, Certification and Halal Tourism: Insight from
Malaysia and Singapore. Tourism Management Perspective. 19: 160-164.
Huda, et al., 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Muslim
Memilih Hotel Syariah: Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan: DOI:
10.24034/j25485024.y2018.v2.i4.4033
Idris dan Razali 2016. Study Of Consumer Behaviour Towards Islamic Hotel:
Assessing On Knowledge And Religiosity: International Conference on
Economics & Banking Bangi-Putrajaya Hotel, Malaysia
Indrawan, A. 2015. Inilah 10 Negara dengan Populasi Muslim Terbesar di Dunia.
(Online).(https://www.republika.co.id/berita/dunia-Islam/Islam-
nusantara/15/05/27/noywh5-inilah-10negara-dengan-populasi-Muslim-
terbesar-di-dunia), diakses pada 23 September 2019.
Malhotra, N.K. 2006. Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan. Jakarta: Indeks.
Muhammad, Z. (2009). Al Jawhara: Promoting Islamic hospitality and Halal
tourism. The Halal Journal (May/June), 60.
Mohsin, A., Ramli, N, dan Alkhulayfi, BA. 2016. Halal Tourism: Emerging
Opportunities. Tourism Management Perspective. 19: 137-143.
Riyanto, S. 2012. Prospek Bisnis Pariwisata Syariah. Jakarta: Republika.
Rosenberg, P., dan Choufany, H. M. (2009). Spiritual Lodging – The Sharia-
Compliant Hotel Concept. HVS Global Hospitality Services – Dubai.
Santosa, P.B dan Hamdani, M. 2007. Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi
dan Niaga. Jakarta: Erlangga.
Shaharuddin et al2018. The Customer’s Perception towards Shariah-Compliant
Hotel inMalaysia.: International Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences: Vol. 8 , No. 15, 2222-6990
Shafa, et al., 2020. Consumer Preferences Of Halal-Friendly Hotel Attributes.At-
Tadbir: Jurnal Ilmiah Manajemen Vol. 4, No. 2, 2020, 91 – 101
Sugiarti, et al., 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Pada
Produk Tabungan Bank Syariah: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Doi:
10.30868/ad.v4i02.974
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi Dengan Metode
R&D . Bandung : Alfabeta.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian.
Edisi kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.
Widagdyo, K. G. (2015). Analisis Pasar Pariwisata Halal Indonesia.
Tauhidinomics, 1(1), 73–80. https://doi.org/10.15408/THD.V1I1.3325
Widyarini, dan Fitri kartini. 2014. Variabel Yang Mempengaruhi Keputusan
Pemilihan Hotel Syariah. Vol. IX, No. 1. hal. 83 – 94
Yamin, S. & Kurniawan, H. 2014. SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik
Terlengkap dengan Software SPSS Edisi 2. Jakarta: Salemba Infotek.
Yusof, SM, dan Shutto, N. 2014. The Development of Halal Food Market in
Japan: An Exploratory Study. Procedia-Social and Behavioral Sciences.
121: 253-261.
Yuswohady, 2014. Martketing to the Middle Class Muslim. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai