Anda di halaman 1dari 12

SOAL KASUS :

Wisata Halal Indonesia Setingkat Malaysia

Global Muslim Travel Index 2019 menempatkan dua negeri serumpun di urutan
teratas wisata halal. Menteri Pariwisata meminta maaf daerah tidak ragu
mengembangkan wisata halal.

Indonesia terus mengejar ketertinggalannya dari Malaysia dalam


mengembangkan wisata halal. ini di lingkup ASEAN, Malaysia paling
menikmati pasar wisata halal. Padahal, dari sisi jumlah penduduk dan destinasi
wisata halal, jelas potensi Indonesia lebih besar dari Negeri Jiran.

Keberhasilan Indonesia dalam mengejar Malaysia terlihat dari laporan


Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Untuk
pertama kalinya Indonesia berhasil menduduki peringkat teratas GMTI 2019
bersama dengan Malaysia. Laporan ini mencakup 130 destinasi secara global,
baik negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)maupun negara-negara
non-organisasi Kerja Sama Islam (non-OKI). GMTI 2019 juga melaporkan
Singapura terus mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata ramah
Muslim teratas di kalangan negara-negara non-OKI, diikuti oleh Thailand,
Inggris, Jepang, dan Taiwan.

Laporan GMTI menganalisis kesehatan dan pertumbuhan berbagai destinasi


wisata ramah Muslim berdasarkan kriteria strategis, yaitu akses, komunikasi,
lingkungan, dan layanan. Saat ini, GMTI menjadi studi terdepan yang
menyediakan wawasan dan data untuk membantu negara-negara, pelaku
industri, dan investor dalam melihat peluang perkembangan sektor pariwisata,
sekaligus menjadi tolok ukur sebuah perkembangan sebuah negara dalam
melayani berbagai kebutuhan wisatawan Muslim. Pasar wisata halal merupakan
salah satu sektor pariwisata dengan tingkat pertumbuhan tercepat di seluruh
dunia. Akan tetapi, terlepas dari potensinya yang besar, sektor ini relatif masih
belum dikembangkan secara maksimal. Pada tahun 2026, kontribusi sektor
pariwisata diperkirakan melonjak sebesar 35% menjadi US $ 300 miliar
terhadap perekonomian global, meningkat dari US $ 220 miliar di tahun 2020.
Pada saat itu, wisatawan muslim secara global diprediksi akan tumbuh menjadi
230 juta, merepresentasikan lebih dari 10% total wisatawan global secara total.

Peringkat Terus Membaik


Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih, mengatakan di lingkup GMTI,
Indonesia merupakan satu-satunya negara paling agresif mengembangkan
wisata halal dalam lima tahun terakhir. Selama periode tersebut, peringkat
Indonesia terus membaik. Tahun 2015, Indonesia masih menduduki peringkat
ke-6. Tahun 2016 ada di peringkat ke-4, tahun 2017 peringkat ke-3, dan tahun
2018 peringkat ke-2. Tahun ini Indonesia bersama Malaysia menduduki
peringkat pertama dengan skor 78.

Fazal Bahardeen, CEO CrescentRating & HalalTrip, menjelaskan selama ini


Malaysia gencar mempromosikan wisata halal mereka ke pasar global. Dia
mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang besar di wisata halal, namun
perlu lebih gencar menyebarluaskannya di pasar internasional. Laporan GMTI
menempatkan negara-negara OKI lainya, seperti Turki, Arab Saudi, Maroko,
Oman, dan Brunei Darussalam tetap populer di kalangan wisatawan Muslim.
Destinasi-destinasi tersebut terus menikmati manfaat dari lingkungan yang
ramah Muslim mereka yang inheren dengan memanfaatkan berbagai teknologi
baru, guna membangun layanan yang secara strategis dapat menjangkau anak
muda dan wisatawan milenial Muslim secara lebih baik.

Negara Non-OKI Makin Agresif

Di antara negara-negara non-OKI; Singapura, Thailand, Inggris, Jepang, dan


Taiwan berhasil mempertahankan posisi mereka sebagai lima destinasi ramah
Muslim teratas dan terus meningkatkan skor mereka dalam indeks. Korea
Selatan dan Filipina untuk pertama kalinya juga berhasil menempati peringkat
10 teratas di daftar negara non-OKI, menggantikan Jerman dan Australia.
Spanyol pun masuk dalam daftar 10 besar negara non-OKI ramah Muslim, yang
berkembang menjadi destinasi ramah wisatawan Muslim di Benua Eropa tahun
ini.

Untuk menarik lebih banyak wisatawan Muslim, destinasi non-OKI malah


lebih aktif dibandingkan dengan beberapa destinasi negara OKI, dalam
mengembangkan kapasitas dan kapabilitas untuk menarik wisatawan Muslim.
Sebagai contoh Spanyol, Korea Selatan, dan Filipina telah mengembangkan
sumber daya dan panduan wisata yang dapat memenuhi preferensi wisatawan
Muslim, dengan membuat daftar restoran-restoran halal dan fasilitas-fasilitas
terdekat.

Tujuan Pengembangan Wisata Halal


Peringkat Peringkat Destinasi Skor
Destinasi- GMTI 2019
Destinasi
OKI
1 1 Indonesia 78
1 1 Malaysia 78
3 3 Turki 75
4 4 Arab Saudi 72
5 5 Uni Emirat 71
Arab
6 6 Qatar 68
7 7 Maroko 67
8 8 Bahrain 66
8 8 Oman 66
10 10 Brunei 65

CrescentRating menetapkan lima tujuan pengembangan wisata halal. Pertama;


integrasi, Dan keyakinan yang memungkinkan umat Muslim aktif sebagai
masyarakat dalam komunitas sekaligus tetap memenuhi kewajiban spiritual
mereka. Kedua, sejarah peninggalan, budaya, dan koneksi guna terhubung para
wisatawan Muslim dengan sesama wisatawan Muslim, komunitas lokal,
peninggalan budaya dan sejarah di destinasi-destinasi pilihan mereka. Ketiga;
edukasi, wawasan, dan kapabilitas untuk meningkatkan pemahaman di kalangan
komunitas. Meningkatkan pengetahuan para akademisi dan pelaku industri
untuk meningkatkan kapabilitas para pemangku kepentingan. Keempat;
industri, inovasi, dan perdagangan untuk menciptakan peluang baru guna
meningkatkan perdagangan melalui sektor pariwisata dan mendorong
pertumbuhan di berbagai sektor. Kelima; kesejahteraan dan pariwisata
berkaitan dengan tanggung jawab para pemangku kepentingan di sektor
pariwisata dan dampak sosialnya bagi wisatawan, komunitas yang lebih luas,
dan lingkungan. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Indonesia telah
bekerja keras untuk meraih prestasi nomor wahid GMTI. "Lima tahun saya
menunggu ini. Ini berkat kerja sama semua pihak, Bank Indonesia, Kemenpar,
dan Kemenko Kemaritiman," tuturnya di sela-sela penganugerahan GMTI 2019,
di Jakarta beberapa waktu lalu

Arief meminta agar daerah tidak ragu-ragu dalam mengembangkan wisata halal
karena pemerintah akan siap membantu. Dia memberi contoh Nusa Tenggara
Barat yang telah memetik manfaat dari positioning sebagai destinasi wisata
halal. Tahun 2015, jumlah turis asing ke Lombok tercatat 1,06 juta, lalu
meningkat 1,4 juta di tahun 2017. Periode yang sama pengeluaran turis asing
juga meningkat; tahun 2015 sekitar Rp15,7 triliun dan tahun 2016 menjadi
Rp20,8 triliun. Peningkatan juga terjadi pada kunjungan wisatawan domestik.
Tahun 2015 kesalahan 1,1 juta wisatawan, kemudian tahun 2016 melonjak
menjadi 1,7 juta wisatawan. Pengeluaran turis domestik juga melonjak
signifikan; tahun 2015 sekitar Rp1 triliun dan meningkat 50% menjadi Rp1,5
triliun. "Target pasar wisata halal bukan hanya Muslim saja, yang penting
mereka menikmati wisata halal, contohnya banyak wisatawan Korea yang
datang ke Lombok," tuturnya. Mastercard Indonesia dan CrescentRating
memprediksi jumlah wisatawan Muslim akan terus bertumbuh. Tahun 2000
berhasil mencapai 25 juta pelancong, tahun 2010 meningkat jadi 98 juta
pelancong, tahun 2018 menjadi 140 juta pelancong, tahun 2020 menjadi 160
juta pelancong , dan tahun 2026 mencapai 230 juta pelancong.(Majalah
Marketing 2019)

PERTANYAAN:

1. Uraikan target pasar dari wisata halal ini.


2. Identifikasikan dan jelaskan beberapa metode umum yang direncanakan
dan bagaimana membedakan travel yang ada dari produk pesaing
3. Bagaiman strategi penentuan harga , dan rencana yang akan digunakan
kedepannya
4. Apakah wisata ini menggunakan e-marketing untuk memperluas target
pasarnya diperlukan? Jelaskan bagaimana anda membandingkan dengan
secara Konvensional ?
5. Jelaskan Karakteristik konsumen yang menggunakan jasa wisata halal ini
perilaku pemakai jasa ini (jawaban anda didasari oleh teori dan
selanjutnya buat analisis anda)
6. Bagaimana Konsumen membuat keputusan dalam memakai jasa wisata
halal ini (jawaban anda didasari oleh teori dan selanjutnya buat analisis
anda)
7. Buatlah peta positioning industry jasa wisata halal yang menunjukan
hubungan :
a. Lokasi versus harga
b. Lokasi versus kualitas
c. Tingkat layanan versus tingkat harga
8. Analisis keberhasilan wisata halal(Indonesia/ menurut GMTI) tersebut
dalam memposisikan jasanya yang unik ,berbeda ,dan sulit ditiru
(diferensiasi) dibanding wisata halal Negara lain..
9. Dalam melakukan segmentasi pasar dilakukan melalui market research
terlebih dahulu. Sebutkan dan jelaskan kriteria –kriteria yang perlu
diperhatikan oleh Negara dalam strategi tsb!
10.RANGKUM materi tersebut

SOAL ESSAY;
1. Riset pemasaran yang efektif mengikuti 6 langkah yang perlu
diperhatikan .sebutkan langkah tersebut dalam proses riset pemasaran ?
2. Menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan adalah
mimpi semua pemasaran
Dan hal ini sering menjadi kunci keberhasilan pemasaran jangka panjang.
Bagaimana pemasar meningkatkan loyalitas dan Retensi.
3. Dalam situasi global yang cepat berubah ,pemasar harus mengamati 6
langkah kekuatan lingkungan yang Utama : Demografi, EKONOMI,
ALAM, SOSIAL-BUDAYA, TEHNOLOGI, DAN POLITIK-Hukum,
Pertanyaan : Jelaskan masing masing kekuatan tersebut dan kekuatan
mana yang mempengaruhi secara DRAMATIS, JELASKAN
PENDAPAT SAUDARA.
4. Sebutkan dan jelaskan tahap seorang konsumen dalam proses keputusan
pembelian suatu produk. Dan sebutkan dan jelaskan 10 (sepuluh )
karakteristik PASAR BISNIS.
5. Sebutkan dan jelaskan dengan Gambar soal A & B:
a. Matrik BCG( BOSTON CONSULTAN GROUP)
b. S W O T Analysis
c. CRM (Customer Relationship Management)

======= Selamat Mengerjakan==========

Jawaban
1. target pasar dari wisata halal untuk mendorong percepatan pengembangan
destinasi pariwisata halal nasional berstandar global, Destinasi-destinasi
tersebut terus menikmati manfaat dari lingkungan yang ramah Muslim mereka
yang inheren dengan memanfaatkan berbagai teknologi baru, guna membangun
layanan yang secara strategis dapat menjangkau anak muda dan wisatawan
milenial Muslim secara lebih baik.
2. Usaha perjalanan wisata halal akan memainkan peran online yang
lebih besar karena mereka akan berusaha untuk menarik pasar baru
dan menawarkan berbagai solusi yang lebih nyaman, lebih terjangkau
serta untuk mendapatkan banyak influencer yang dapat
merekomendasikan usahanya. pertumbuhan suatu bisnis sering tergantung
pada daya saing yang kuat dan  secara bertahap membangun inti dari pelanggan
setia yang dapat diperluas dari waktu ke waktu . Terciptanya kedaulatan wisata
halal dalam negeri akan menjadi urgensi kemampuan bangsa kita bersaing
dalam perdagangan pangan global.

3. Pertama adalah konsep pemasaran berdasarkan destination, origin,


time. Destinasi wisata halal di Indonesia dipasarkan sesuai dengan
preferensi asal calon wisatawan. Konsep ini diterapkan pada pelancong
asing.
Kedua, strategi promosi ada pada branding, advertising, dan selling.
Kementerian Pariwisata, menurutnya, berupaya agar Indonesia bisa
mendapatkan penghargaan agar lebih dikenal. Ini merupakan salah satu
strategi untuk branding.
Ketiga adalah strategi media, melalui endorser, media sosial, juga media
umum. Penyebaran informasi sangat penting agar promosi sampai pada
tujuan. Strategi ini juga biasanya dilakukan berbarengan ketika masa
penjualan di berbagai negara promosi.

4. iya, diharapkan dapat membuat jalur yang tepat dalam hal memberikan
informasi yang efisien dan efektif bagi para calon konsumen.
Pertama, jika tidak bisa halal semua, tidak ditinggalkan semua. Ke dua,
ambil pelajaran dari makna, bukan sekadar kalimatnya saja.
Ke tiga, memisahkan halal dan haram. Saat jelas mana yang halal dan
haram, konsumen bisa memilih. Keempat, sampaikan informasi dengan
bahasa yang mudah dipahami.

5. perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis


dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia
melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dengan kata lain perilaku konsumen
mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang
dilakukan saat proses konsumsi. Perilaku konsumen menitikberatkan pada
aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen
berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan,
pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.
6. perilaku konsumen adalah tindakantindakan yang dilakukan oleh individu,
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa
ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

7.

8. Dalam mewujudkan wisata halal ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh
destinasi wisata. Misalnya, penyediaan makanan halal, fasilitas pendukung
untuk beribadah: mushola dan tempat wudhu, hingga pelayanan ramah muslim
lainnya.
 Prestasi Indonesia tersebut juga dinilai dari segi akses, komunikasi, lingkungan,
serta pelayanan selama berada di destinasi wisata halal. 

9. Pertama; integrasi, Dan keyakinan yang memungkinkan umat Muslim aktif


sebagai masyarakat dalam komunitas sekaligus tetap memenuhi kewajiban
spiritual mereka. Kedua, sejarah peninggalan, budaya, dan koneksi guna
terhubung para wisatawan Muslim dengan sesama wisatawan Muslim,
komunitas lokal, peninggalan budaya dan sejarah di destinasi-destinasi pilihan
mereka. Ketiga; edukasi, wawasan, dan kapabilitas untuk meningkatkan
pemahaman di kalangan komunitas. Meningkatkan pengetahuan para
akademisi dan pelaku industri untuk meningkatkan kapabilitas para pemangku
kepentingan. Keempat; industri, inovasi, dan perdagangan untuk menciptakan
peluang baru guna meningkatkan perdagangan melalui sektor pariwisata dan
mendorong pertumbuhan di berbagai sektor. Kelima; kesejahteraan dan
pariwisata berkaitan dengan tanggung jawab para pemangku kepentingan di
sektor pariwisata dan dampak sosialnya bagi wisatawan, komunitas yang lebih
luas, dan lingkungan.

10. Pariwisata halal adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk
wisatawan Muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal merujuk
pada aturan-aturan Islam.

Salah satu contoh dari bentuk pelayanan ini misalnya Hotel yang tidak

menyediakan makanan ataupun minuman yang mengandung alkohol dan

memiliki kolam renang serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan wanita.

Selain hotel, transportasi dalam industri pariwisata halal juga memakai konsep
Islami. Penyedia jasa transportasi wajib memberikan kemudahan bagi

wisatawan muslim dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Kemudahan

ini bisa berupa penyediaan tempat sholat di dalam pesawat, pemberitahuan

berupa pengumuman maupun adzan jika telah memasuki waktu sholat selain

tentunya tidak adanya makanan atau minuman yang mengandung alkohol

dan adanya hiburan Islami selama perjalanan.

Keberhasilan Indonesia dalam mengejar Malaysia terlihat dari laporan


Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Untuk
pertama kalinya Indonesia berhasil menduduki peringkat teratas GMTI 2019
bersama dengan Malaysia. Laporan ini mencakup 130 destinasi secara global,
baik negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)maupun negara-negara
non-organisasi Kerja Sama Islam (non-OKI). GMTI 2019 juga melaporkan
Singapura terus mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata ramah
Muslim teratas di kalangan negara-negara non-OKI, diikuti oleh Thailand,
Inggris, Jepang, dan Taiwan.
ESSAY
1. Langkah-langkah dalam Melakukan Riset Pemasaran

1. Merumuskan Masalah.
2. Menentukan Desain Riset.
3. Merancang Metode Pengumpulan Data.
4. Mengambil Sampel dan Mengumpulkan Data.
5. Melakukan Analisis dan Interpretasi Data.
6. Menyusun Laporan Riset.

2. Salah satu cara untuk menjaga retensi adalah dengan memastikan


pelanggan mendapatkan kepuasan saat berbelanja. Semakin
memuaskan pengalaman belanja seorang pelanggan, semakin besar
pula kemungkinannya untuk kembali di lain waktu. Oleh karena itu,
banyak pelaku usaha rela menyisihkan modal yang cukup besar untuk
menawarkan program-program kepuasan pelanggan. Tidak heran pula
jika dalam menyusun program-program semacam ini pun dibutuhkan
pertimbangan yang sangat besar di mana modal yang dikeluarkan harus
bisa menjadi sumber pendapatan yang sepadan.
1. Mencari jenis program yang sesuai dengan sifat bisnis yang
dijalankan.
2. Mengaitkan manfaat loyalitas pelanggan dengan jumlah pembelian
3. Melakukan evaluasi program yang sudah dijalankan.

3. Faktor-faktor politik seperti perubahan kepemimpinan negara, kerusuhan


politik, kudeta, korupsi, kebijakan pemerintah, dan program kesejahteraan.

1. Ekonomi faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku


bunga, nilai tukar, pajak, indeks saham, harga obligasi, dan tingkat
pengangguran.
2. Faktor sosial-budaya seperti pertumbuhan populasi, komposisi
demografis (usia, agama, dan etnis), selera dan preferensi, pendapatan
dan kekayaan rumah tangga, dan migrasi.
3. Teknologi seperti internet, printer 3D, teknologi serat optik, dan
nanoteknologi.
4. Faktor lingkungan seperti bencana alam, pemanasan global, dan
polusi.
5. Hukum seperti peraturan persaingan, perlindungan konsumen,
persyaratan kesehatan produk, peraturan emisi karbon, kebijakan
perdagangan, dan kebijakan lingkungan.
Enam elemen lingkungan makro itu dinamis. Maksud saya, mereka
berubah dari waktu ke waktu dan membawa ketidakpastian pada
bisnis. Dan, beberapa faktor bisa lebih signifikan di industri tertentu,
tetapi tidak di industri lain. Jadi, Anda tidak harus memasukkan semua
faktor saat menganalisis perusahaan. Fokus saja pada faktor signifikan
bagi perusahaan.

4. Pengenalan Masalah/Kebutuhan
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.
Pencarian Informasi
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa
kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu
produk.
Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan
memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen.
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi alternative, konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin untuk
membentuk keinginan untuk tidak membeli atau membeli suatu produk yang
paling disukai.
Perilaku Pasca Pembelian
Setiap pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena
memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal
yang menyenangkan tentang 21 merek lain, dan akan selalu siaga terhadap
informasi yang mendukung keputusannya. Para pemasar harus memantau
kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk
pasca pembelian

Pasar Bisnis (Business Market) memiliki beberapa karakteristik yaitu :


1. Pasar industri mengandung pembeli yang lebih sedikit tetapi lebih
besar dibandingkan pemasar konsumen. 
2. Pembeliannya lebih besar : Beberapa perusahaan besar
melakukan hampir seluruh pembelian dalam industri-industri seperti
mesin pesawat terbang dan alat pertahanan. 
3. Pelanggan di pasar industri lebih berorientasi secara geografis :
Konsentrasi geografis produsen itu membantu menurunkan biaya
penjualan. Pada saat yang sama, para pemasar bisnis perlu
memantau perpindahan industri-industri tertentu ke wilayah lain. 
4. Permintaan turunan : Permintaan atas barang bisnis benar-benar
berasal dari permintaan atas barang konsumsi. Karena alasan itu,
para pemasar bisnis harus secara dekat memantau pola pembelian
konsumen akhir. 
5. Pembelian professional : Barang bisnis dibeli oleh agen (petugas)
pembelian yang terlatih, yang harus mengikuti kebijakan, batasan,
dan persyaratan pembelian organisasi. Banyak instrumen
pembelian, contohnya : permintaan harga atas produk yang akan
dipesan, proposal pembelian, dan kontrak pembelian tidak
ditemukan dalam pembelian konsumen. 
6. Permintaannya berfluktuasi : Permintaan atas barang dan jasa
bisnis cenderung lebih mudah berubah-ubah dibandingkan dengan
permintaan atas barang dan jasa konsumsi. Prosentase tertentu
peningkatan permintaan konsumen dapat menyebabkan prosentase
peningkatan permintaan yang jauh lebih besar atas pabrik dan
peralatan yang diperlukan untuk memproduksi output tambahan. 
Ekonom menyebut dampak itu sebagai dampak percepatan. Kadang-
kadang peningkatan 10 persen permintaan konsumen dapat
menyebabkan kenaikan 200 persen permintaan bisnis akan produksi
bersangkutan pada periode berikutnya : 10 persen penurunan
permintaan konsumen dapat menyebabkan kehancuran total
permintaan bisnis. 
7. Permintaan di banyak pasar industri lebih tidak elastis atau tidak
terpengaruh oleh perubahan harga dalam jangka pendek. 
8. Dalam pembelian di pasar industri, pembeli dan penjual bekerja
lebih erat dan membangun hubungan erat dalam jangka panjang. 
9. Pembeli di pasar industri seringkali langsung dari produsen, bukan
lewat pedagang eceran atau pedagang besar. 
10. Pembeli di pasar industri seringkali menyewa peralatan,
bukannya membeli langsung. 

5. BCG matrix adalah matriks yang dirancang oleh grup Boston Consulting
pada tahun 1970-an. Ini adalah Matriks yang membantu dalam pengambilan
keputusan dan investasi. Ini membagi pasar berdasarkan tingkat pertumbuhan
relatif dan pangsa pasarnya dan menghasilkan 4 komponen kuadran –Cash cow,
Stars, Question marks dan Dogs. Produk dapat dikategorikan dalam salah satu
kuadran dan strategi untuk produk ini diputuskan dengan tepat.

6.

Anda mungkin juga menyukai