Anda di halaman 1dari 11

Available at https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 76-86

Determinan Minat Wisatawan Muslim Dalam Berkunjung Ke Negara Non-


Muslim (Studi Kasus: Masyarakat Muslim Jawa Barat)
Cupian1*), Syifa Rizkia Nurfitriani2), Muhammad Fajri3), Sarah Annisa Noven4)
1,2,3,4
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran
*Email korespondensi: cupian@unpad.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan Muslim Jawa
Barat dalam berkunjung ke negara non-Muslim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif, dengan sampel penelitian sejumlah 400 masyarakat Muslim Jawa Barat tanpa batasan usia
tertentu yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan
dianalisis menggunakan metode Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dan diolah
menggunakan aplikasi SmartPLS 3.3.3. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat religiusitas
responden secara tidak langsung melalui persepsi nilai Islam dan persepsi risiko halal memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat wisatawan Muslim dalam berkunjung ke negara non-Muslim. Akan tetapi persepsi nilai
dan risiko halal tidak dapat secara langsung mempengaruhi minat wisatawan Muslim dengan signifikan.
Sedangkan pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat, dan sikap merupakan variabel
yang memiliki pengaruh paling besar terhadap minat wisatawan Muslim.

Kata Kunci: Minat berkunjung, pariwisata halal, religiusitas, persepsi nilai Islam, persepsi risiko halal

Saran sitasi: Cupian., Nurfitriani, S. R., Fajri, M., & Noven, S. A. (2023). Determinan Minat Wisatawan Muslim
Dalam Berkunjung Ke Negara Non-Muslim (Studi Kasus: Masyarakat Muslim Jawa Barat). Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 9(01), 76-86. doi: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v9i1.7795

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v9i1.7795

1. PENDAHULUAN sektor Industri yang memiliki potensi cukup besar di


Terdapat 1,9 miliar populasi Muslim di dunia Indonesia, salah satunya sektor industri pariwisata
yang menunjukan bahwa Islam merupakan agama halal (Ulfah, 2019). Hal ini merupakan pangsa pasar
dengan penganut terbanyak kedua di dunia setalah yang menjanjikan bagi industri halal. Pemenuhan
Kristen. Jumlah tersebut terdistribusi di berbagai kebutuhan produk halal menciptakan sebuah gaya
penjuru dunia, dimana populasi Muslim terbesar hidup yang spesifik yakni halal lifestyle, mulai dari
berada di Indonesia yakni sekitar 13% dari total pemenuhan kebutuhan makanan, pakaian, farmasi,
populasi Muslim dunia, atau sejumlah 87% dari total kosmetik, media, pendidikan, hingga pariwisata
populasi Indonesia yakni sekitar 229 juta jiwa (Maryati, 2020). Saat ini, salah satu segmen bisnis
(Mustar, 2020). Di sisi lain, menurut Pew Research pariwisata yang pertumbuhannya paling pesat adalah
Center (2017) populasi Muslim akan meningkat pariwisata halal. Hal ini seiring dengan meningkatnya
sebesar 29,7% dari total populasi dunia pada tahun wisatawan Muslim yang ingin berlibur ke luar negeri.
2050. Dari jumlah tersebut diperkirakan Muslim akan Menurut data yang diperoleh dari Global Muslim
tumbuh sebesar 70 persen, sehingga umat Muslim Travel Index (GMTI), jumlah wisatawan Muslim pada
akan melebihi jumlah orang Kristen (Desilver & tahun 2020 diperkirakan mencapai 158 juta jiwa, yang
David, 2017). Meningkatnya populasi Muslim sejalan berarti tumbuh sebesar 21 persen dari tahun 2017.
dengan meningkatnya permintaan produk halal Peningkatan jumlah wisatawan yang cukup tinggi
sebagai kebutuhan umat Muslim dunia. Menurut tersebut berimbas pula pada belanja wisata seperti
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, pembelian tiket pesawat, penginapan, dan akomodasi
Bambang Brodjonegoro, setidaknya terdapat 5 sub- lain yang pada tahun 2017 mencapai US$ 177 miliar

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 77
atau sekitar Rp. 2500 trilliun dan diperkirakan akan lifestyle saat di luar negeri, khususnya pada negara
melonjak sebesar US$ 300 miliar atau sekitar Rp. non-Muslim.
4200 trilliun pada tahun 2026 (Yudhistira, 2019). Selain itu, peningkatkan minat wisatawan
Muslim dalam berkunjung ke negara non-Muslim
Pertumbuhan Wisatawan Muslim
belum sejalan dengan pemberian fasilitas dan
200 pelayanan yang diberikan, sehingga masih banyak
150 dari masyarakat Muslim yang mengaku kesulitan
100 dalam menemukan makanan halal serta tempat shalat
131 158
50 98 121 yang layak di negara non-Muslim seperti Korea
0 25 Selatan (Ramadhan, 2019). Abdurahman Lee, seorang
2000 2010 2016 2017 2020 Imam Federasi Muslim di Korea juga menyatakan
Sumber: Katadata.co.id bahwa masih terdapat banyak tantangan yang dihadapi
Gambar 1 Pertumbuhan Wisatawan Muslim wisatawan Muslim dalam mendapatkan akses halal
(Ramadhan, 2019). Namun, belakangan ini negara-
Potensi tersebut turut dilirik oleh negara non- negara non-OKI telah berusaha dengan baik dalam
Muslim. Mereka memberikan fasilitas yang meningkatkan pasar pariwisata Muslim sehingga
menunjang kebutuhan wisatawan Muslim seperti mampu menaikan indeks nya secara signifikan.
kemudahan memperoleh makanan halal, ibadah, serta Hal tersebut dapat menjadi ancaman dan
toilet yang berbasis air. Bagi konsumen Muslim halal peringatan dini bagi negara-negara OKI khususnya
merupakan sebuah lifestyle, sedangkan bagi non- Indonesia untuk dapat mempertahankan dan
Muslim halal berkaitan dengan kualitas produk, meningkatkan eksistensinya sebagai negara yang
kualitas kebersihan, keamanan, dan rantai pasokan. menempati indeks tertinggi pariwisata halal pertama
Bahkan banyak dari negara non-Muslim yang menurut GMTI, agar dapat menarik minat wisatawan
memahami bahwa pariwisata halal bukanlah baik domestik mau pun mancanegara. Untuk dapat
pariwisata Islami. Mereka paham bahwa itu hanya meningkatkan produk dan pelayanan pariwisata halal
sebuah strategi untuk memenuhi kebutuhan yang baik, terlebih dahulu harus dipelajari kebiasaan
wisatawan Muslim, bukan strategi yang serta faktor yang mendukung minat wisatawan dalam
membahayakan nilai agama atau tradisi lokal. Mereka berkunjung ke negara destinasi non-Muslim agar
menemukan potensi yang besar dari pasar Muslim, dapat dijadikan perbandingan serta pelajaran bagi
yang tidak bijaksana apabila dilewatkan dalam dunia negara-negara OKI khususnya Indonesia. Disisi lain
bisnis (Aji, Muslichah, & Seftyono, 2020). pelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam
Global Muslim Travel Index (GMTI) merupakan meningkatkan produk, fasilitas, serta pelayanan
penyedia data berbasis wawasan terkait pariwisata halal di negara non-Muslim sehingga dapat
perkembangan serta pertumbuhan sektor pariwisata meningkatkan eksistensi pariwisata halal di seluruh
Muslim yang diterbitkan oleh Mastercard dan dunia.
CrescentRating dan ditujukan untuk membantu negara Berikut 20 negara OKI dan non-OKI yang
destinasi wisata, jasa perjalan, serta investor. GMTI menjadi pilihan destinasi terbaik bagi wisatawan
menerbitkan indeks yang diukur berdasarkan Muslim.
kemudahan akses (10%), kemudahan dalam
berkomunikasi (15%), lingkungan (30%), serta Negara Destinasi Pilihan Terbaik
pelayanan (45%). Menurut laporan GMTI pada tahun 100
2019, negara-negara OKI memiliki keunggulan 50
tersendiri dalam pengukuran indeks karena fasilitas 0
Afrika…
Hong…
Korea…
Saudi…

Singapur
Turki

Qatar

Filipina
Malaysia

Jepang

Francis
Indonesia

UAE

Bahrain
Oman

UK

Spanyol
Marocco

Brunei

Taiwan
Thailand

yang ramah dan mendukung wisatawan Muslim.


Berbeda dengan negara-negara non-OKI, menurut
Presiden Direktur PT. Visa Worldwide Indonesia OKI Non-OKI
(2019) berdasarkan hasil survei Sharia Research
Indonesia yang mereka terbitkan banyak dari Sumber: GMTI Report 2019
pengguna kartu mereka yang beragama Muslim Gambar 2 Negara Destinasi Pilihan Terbaik
menyatakan kesulitan menjalankan ibadah dan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 78
Setidaknya terdapat empat prinsip yang yang dikumpulkan oleh peneliti dan diisi oleh
dijalankan dalam menjalankan halal lifestyle yaitu responden masyarakat Muslim Jawa Barat tanpa
prisip syariah, prinsip kuantitas berupa larangan israf rentang usia tertentu yang pernah atau belum pernah
(berlebihan), prinsip prioritas berupa larangan berkunjung ke destinasi negara non-Muslim. Sampel
melakukan sesuatu yang bersifat mubazir, dan prinsip yang digunakan sebanyak 400 sampel yang diperoleh
moral yang sesuai akidah. Sedangkan bagi non- melalui rumus Yamane. Metode yang digunakan
Muslim halal merupakan kualitas produk, kebersihan, dalam menentukan sampel pada penelitian ini adalah
keamanan, serta mata rantai supply (Samori, Md metode non-probably sampling dengan teknik
Shaleh, & Khalid, 2016). Perilaku Muslim selaku purposive sampling. Sedangkan data sekunder
konsumen pariwisata halal dalam hal ini perlu diperoleh dari berbagai macam studi literatur seperti
diperhatikan. Perilaku konsumen meliputi pencarian, jurnal, buku, artikel, laporan GMTI, data BPS dan lain
pemilihan, pembelian, penggunaan, dan yang dapat mendukung penelitian ini.
pengevaluasian produk atau jasa dalam memenuhi 2.1. Batasan dan Definisi Opersional Variabel
kebutuhan dan keinginannya. Perilaku inilah yang Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini
pada akhirnya akan memutuskan konsumen dalam memiliki definisi sebagai berikut.
mengonsumsi suatu produk atau jasa. a. Religiusitas ( 𝛽1 ) merupakan internalisasi nilai-
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai agama, serta pemahaman konsep halal (skala
faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan likert).
Muslim Jawa Barat dalam berkunjung ke negara non- b. Persepsi Nilai Islam ( 𝛽2 & X2) merupakan
Muslim. Beragam faktor yang digunakan terdiri dari persepsi atribut Islam yang dibangun oleh Muslim
berbagai macam faktor yang mendorong seseorang terhadap negara non-Muslim (skala likert).
untuk melakukan kunjungan ke suatu tempat, c. Persepsi Risiko Halal ( 𝛽3 & X3) merupakan
diantaranya agama. Faktor agama sesuai dengan beberapa risiko yang dirasakan wisatawan
penelitian terdahulu dari Mokhlis tahun 2009 yang Muslim terkait dengan makanan halal dan
menyebutkan bahwa agama merupakan salah satu aktivitas beribadah di negara non-Muslim (skala
faktor sosial yang pengaruhnya paling luas dan sangat likert).
signifikan terhadap sikap, nilai, dan perilaku d. Sikap Terhadap Negara Destinasi Non-Muslim
masyarakat secara individu maupun kelompok. (𝛽4 & X4) merupakan evaluasi keseluruhan yang
Agama menjadi faktor utama dalam memotivasi dimiliki oleh seorang Muslim terhadap destinasi
perjalanan seseorang (Wall & Mathieson, 2006). negara non-Muslim (skala likert).
Pariwisata halal merupakan pariwisata yang dilakukan e. Pengalaman ( 𝛽5 ) merupakan pengalaman
untuk tujuan rekreasi, sosial, dan agenda perjalanan berkunjung yang didasarkan pada pernah atau
keimanan Islam bagi para anggotanya. Mereka ingin tidaknya berkunjung ke destinasi negara non-
menjelajahi dunia untuk melihat sejarah dan budaya Muslim pada periode sebelumnya (skala
yang berbeda. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan nominal).
untuk menganalisis faktor-faktor yang menentukan f. Minat untuk Mengunjungi Negara Non-Muslim
minat wisatawan Muslim dalam berkunjung ke negara (X1) merupakan kesediaan Muslim untuk
non-Muslim, studi kasus pada masyarakat Jawa Barat. melakukan perjalanan ke salah satu negara non-
Muslim dalam jangka waktu tertentu (skala
2. METODE PENELITIAN likert).
Penelitian ini dilakukan di Jawa Barat, dengan
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya Jawa 2.2. Metode Analisis
Barat sebagai provinsi terpadat di Indonesia yang Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
mayoritas berpenduduk Muslim dan memiliki cukup kuantitatif dalam menganalisis data, yang bertujuan
banyak objek wisata halal. Selain itu, Jawa Barat juga untuk mendeskripsikan suatu fenomena, kejadian,
memiliki sejumlah besar penduduk yang memiliki peristiwa, dan gejala secara sistematis, factual, dan
preferensi berwisata ke mancanegara. akurat. Dalam penelitian ini, metode ini digunakan
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu untuk mengidentifikasi karakteristik dari data yang
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh diperoleh melalui penyebaran kuisioner yang
dari kuesioner yang dilakukan dengan metode tertutup berkaitan dengan determinan atau faktor penentu niat

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 79
wisatawan Muslim Jawa Barat dalam berkunjung ke merupakan kondisi dimana indikator dari sebuah
negara non-Muslim. Selain itu data ditampilkan secara variabel tidak dapat dipertukarkan, sehingga setiap
kuantitatif dalam bentuk tabel. Metode kuantitatif indikator ada yang memiliki hubungan positif dan
dipilih untuk menguji hubungan antar variabel. negatif bahkan tidak memiliki hubungan sama sekali.
Adapun analisis statistik yang digunakan dalam Sedangkan skala reflektif adalah skala dengan
penelitian ini adalah Structural Equation Modeling indikator yang memiliki korelasi satu sama lain
(SEM) yaitu suatu teknik modeling statistik yang (Wong, 2013). Ada pun dalam penelitian ini, skala
memiliki sifat linear, sangat cross-sectional, dan yang digunakan adalah skala reflektif. Tahap
umum yang terdiri dari analisis faktor (factor pengujian outer model ini terdiri dari uji validitas dan
analysis), analisis jalur (path analysis), dan regresi. . uji reliabilitas. Sedangkan pengujian inner model
Dalam pengolahan datanya, penelitian ini dibantu terdiri dari analisi koefisien jalur dan koefisien
dengan software SmartPLS 3.3.3 dan Microsoft Excel determinasi (analisis R2).
2016.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.3. Analisis Deskriptif
3.1. Hasil Penelitian
Analisis deskriptif dalam penelitian ini
3.1.1. Karakteristik Responden
digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik
Responden dalam penelitian ini dikelompokan
responden yang diperoleh melalui data kuesioner yang
berdasarkan beberapa kategori yang telah ditentukan
telah disebarkan sebelumnya, serta dikelompokan dan
seperti jenis kelamin, usia, asal, pendidikan, dan
dipersentasekan ke dalam bentuk gambar yang sesuai
pendapatan per bulan. Karakteristik responden
dengan jumlah respondennya. Variabel-variabel
digunakan untuk membantu dalam melengkapi data
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
penelitian sehingga data dapat dianalisis secara
skala nominal dan likert. Skala nominal adalah skala
keseluruhan. Berikut rekapitulasi karakteristik dari
yang membedakan kategori berdasarkan jenis atau
dari 400 responden Muslim Jawa Barat tahun 2021.
macamnya. Tidak ada urutan atau tingkatan dalam
Tabel 1 Karakteristik Responden
pengukuran skala nominal. Sedangkan skala likert
digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, serta Karakteristik Kategori Frek (%)
pendapat responden dalam menanggapi suatu Jenis Kelamin Laki-laki 172 43
permasalahan sosial. Skala likert yang digunakan Perempuan 228 57
dalam penelitian ini, memiliki 5 tingkatan pilihan Usia < 20 thn 62 15,5
jawaban dengan skor sebagai berikut. 20-30 thn 312 78
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 31-40 thn 15 3,7
2 = Tidak Setuju (TS) 41-50 thn 6 1,5
3 = Kurang Setuju (KS) >50 thn 5 1,3
4 = Setuju (S) Pendidikan SMA/ Sederajat 221 55,3
5 = Sangat Setuju (SS) Sarjana
Master 172 43
2.4. Analisis Partial Lease Square – Structural Doktor 7 1,7
Equation Modeling (PLS-SEM) 0 0
Penelitian ini menggunakan metode Partial Pekerjaan Pelajar/ 283 70,8
Lease Square – Structure Equation Modeling (PLS- Mahasiswa
SEM) serta menggunakan media SmartPLS sebagai Pegawai Swasta 40 10
alat untuk menganalisis dan mengolah data secara PNS
kuantitatif. Terdapat dua tahap pengujian dalam PLS- Wiraswasta 2 0,5
SEM yaitu tahap pengujian outer model yang Lainnya 30 7,5
menggambarkan hubungan variabel dengan 45 11,2
indikatornya, dan tahap pengujian inner model yang Pendapatan/ <2 jt 281 70,3
menggambarkan hubungan variabel endogen Bulan 2 jt – 4,9 jt 90 22,5
(dependen) dan eksogen (independen) (Wong, 2013).
5 jt – 7,9 jt 12 3
Terdapat dua skala pengukuran dalam PLS-SEM, 8 jt – 10,9 jt 7 1,7
yaitu skala formatif dan reflektif. Skala formatif

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 80
Karakteristik Kategori Frek (%) belum pernah berkunjung ke negara non-Muslim
>11 jt 10 2,5 sebelumnya.
Pengalaman Berkunjung
Asal Responden
1%
3% 1% 22%
11% 15% 2% 2%
4%
3%
3%

19% 7% 78%
3%
11% 1%
1% 1% 2%
4% 1% 3% 1%
2% Pernah mengunjungi negara non-Muslim
1%
2% Belum pernah mengunjungi negara non-Muslim
1%

Sumber: Olah Data Kuesioner oleh Penulis (2021)


Gambar 2 Pengalaman Berkunjung
Kab. Bandung Kab. Bogor Kab. Sukabumi Berdasarkan diagram di atas, sejumlah 22%
Kab. Cianjur Kab. Garut Kab. Ciamis
Kab. Tasikmalaya Kab. Kuningan Kab. Cirebon responden dalam penelitian ini mengaku pernah
Kab. Majalengka Kab. Sumedang Kab. Indramayu berkunjung ke negara Muslim sebelumnya, dan
Kab. Subang Kab. Purwakarta Kab. Karawang sejumlah 78% mengaku belum pernah.
Kab. Bekasi Kab. Bandung Barat Kab. Pangandaran
Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung 3.1.3. Negara non-Muslim yang Diminati
Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya Kota Banjar
Responden untuk Dikunjungi
Berdasarkan hasil pengumpulan data, responden
Sumber: Olah Data Kuesioner oleh Penulis (2021) dalam penelitian ini memiliki preferensi yang berbeda
Gambar 1 Asal Responden dalam memilih negara non-Muslim yang ingin
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dikunjunginya. Informasi terkait negara-negara non-
sejumlah 172 orang (43%) responden berjenis kelamin Muslim yang diminati oleh responden dapat dilihat
laki-laki dan sejumlah 228 orang (57%) berjenis pada gambar berikut.
kelamin perempuan yang memiliki rata-rata usia 20- 120
30 tahun sebanyak 312 orang (78%), dan < 20 tahun
sebanyak 62 orang (15,5%) serta sisanya sebanyak 26 100
orang (6,5%) berkisar antara 31 - >50 tahun. Rata-rata
responden memiliki latar belakang pendidikan SMA/ 80
sederajat (55,3%) dan sarjana (43%) dengan rata-rata
jenis pekerjaan sebagai pelajar/ mahasiswa (70,8%) 60
serta memiliki rata-rata pendapatan < 2 juta (70,3%) 100
dan 2 jt – 4,9 jt (22,5%). Mayoritas responden berasal 40
dari Kota Bandung (19%), Kabupaten Bandung 60
(15%), Kota Tasikmalaya (11%) dan Kabupaten 20 36
Sumedang (11%), sisanya tersebar di berbagai Kota 2525 22 21 20
1313 1111 10 9 8 8
dan Kabupaten yang ada di Jawa Barat. 0 4 2 1 1
Jerman
Singapur

Swiss

Rusia

Kanada

Filipina
Jepang

China

Afrika Selatan
Australia
UK

Prancis

Hongkong

Ireland
New Zealand

Spanyol

India
Korea Selatan

Taiwan
Thailand

3.1.2. Pengalaman Berkunjung


Penelitian ini mengkategorikan responden ke
dalam dua kategori, yaitu responden yang pernah dan
Jumlah

Sumber: Olah Data Kuesioner oleh Penulis (2021)


Gambar 3 Negara non-Muslim yang diminati
3.2. Hasil Analisis
3.2.1. Outer Model
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 81
3.2.1.1. Uji Validitas Setiap variabel memiliki nilai AVE diatas 0,5
Validitas Konvergen sehingga dapat dinyatakan memenuhi syarat dan valid
1. Outer Loading untuk mengukur setiap variabel.
Tabel 1 Outer Loading
Validitas Diskriminan
Indika- Relig PNI PRH SKP Peng Minat Square root AVE
tor Tabel 3 Square Root AVE
Relig1.1 0,640 Variabel Relig PNI PRH SKP Peng Minat
Relig1.2 0,752 Relig
Relig1.3 0,788 PNI 0,693
Relig1.4 0,833 PRH 0,521 0,659
Relig1.5 0,750 SKP 0,059 0,117 0,139
Relig1.6 0,629
Peng 0,055 0,128 0,159 0,188
PNI 1.1 0,644
Minat 0,081 0,123 0,149 0,788 0,169
PNI 1.2 0,651
PNI 1.3 0,724 Sebagaimana data yang telah disajikan dalam
tabel 4.6, diketahui bahwa nilai rasio heterotrait
PNI 1.4 0,820
monotrait pada seluruh variabel memiliki nilai di
PNI 1.5 0,840
bawah 0,85, maka dapat dikatakan bahwa indikator
PNI 1.6 0,749
dalam penelitian ini valid.
PRH 1.1 0,624
PRH 1.2 0,662 3.2.1.2. Uji Reliabilitas
PRH 1.3 0,755 Tabel 4 Cronbach Alpha dan Composite Reliability
PRH 1.4 0,778 Variabel Cronbach Composite
PRH 1.5 0,784 Alpha Reliability
PRH 1.6 0,797 Relig 0,829 0,875
SKP 1.1 0,876 PNI 0,834 0,879
SKP 1.2 0,895 PRH 0,829 0,876
SKP 1.3 0,886 SKP 0,891 0,924
SKP 1.4 0,813 Peng 1,00 1,00
Peng 1.1 1.000 Minat 0,920 0,944
Minat 1.1 0,879 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel,
Minat 1.2 0,897 dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha dan
Minat 1.3 0,905 composite reliability pada seluruh variabel dalam
Minat 1.4 0,912 penelitian ini memiliki nilai diatas 0,7 yang artinya
Sumber: Olah Penulis dengan Smart-PLS (2021) bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini dapat
Seluruh indikator memiliki nilai outer loadings di dinyatakan reliabel.
atas 0,6 sehingga seluruh indikator yang ada dalam 3.2.2. Inner Model
penelitian ini dinilai dapat diandalkan untuk 3.2.2.1. Uji Hipotesis
mengukur setiap variabel. Tabel 5 Bootstrapping
2. Average Variance Extracted (AVE) T Statistik P
Tabel 2 Average Variance Extracted (AVE) Hipotesis Variabel
(|O/STDEV|) Values
Variabel Average Variance Extracted (AVE) H1 Relig-PNI 9,572 0,000
Relig 0,541 H2 Relig-PRH 5,877 0,000
PNI 0,551 H3 Relig-SKP 0,980 0,327
PRH 0,542 H4 PRH-PNI 7,519 0,000
SKP 0,754 H5 PRH-SKP 0,914 0,361
Peng 1,000 H6 PRH-Minat 1,160 0,247
Minat 0,807 H7 PNI-SKP 0,978 0,328
Sumber: Olah Penulis dengan Smart-PLS (2021) H8 PNI-Minat 0,531 0,596

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 82
T Statistik P hal ini tidak mendukung penelitian (Aji, Muslichah, &
Hipotesis Variabel
(|O/STDEV|) Values Seftyono, 2020). Tetapi sejalan dengan penelitian
H9 SKP-Minat 21,293 0,000 (Rositasari, 2016) yang menunjukan hasil bahwa
H10 Peng-PNI 1,428 0,154 persepsi risiko tidak mempengaruhi sikap konsumen
H11 Peng-Minat 1,138 0,256 dalam berbelanja online. Secara teori hal ini dapat
terjadi akibat responden dalam penelitian yang
Sebagaimana tertera dalam tabeL, variabel Relig
sebagian besar ada dalam rentang usia >20 – 30 tahun,
secara signifikan berpengaruh terhadap variabel PNI
dimana usia tersebut termasuk ke dalam rentang usia
dan PRH dengan nilai t-statistik lebih dari 1,64. Tetapi
risk taking behavior. Teori ini menjelaskan bahwa
tidak berpengaruh signifikan terhadap SKP dengan
individu dihadapkan dengan berbagai alternatif yang
nilai t-statistik 0,980 atau dibawah 1,64. Hal tersebut
berbeda yang memungkinkan adanya sebuah
mendukung H1 dan H2 tetapi tidak mendukung H3.
kesalahan, namun kecenderungan individu dalam
Kondisi ini dapat dijelaskan oleh teori motivasi push-
mengambil risiko lebih besar (Beebe, 1983). Menurut
and-pull, dimana tingkat religiusitas berperan sebagai
Larasati dalam (Rachmana, 2002), kecenderungan
motivasi internal yang mendorong wisatawan Muslim
individu untuk mengambil risiko ini didorong oleh
untuk bepergian atau tidak ke negara non-Muslim.
keinginan dan keberanian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
Selain itu, persepsi risiko halal juga tidak
tingkat komitmen yang dibangun antara Muslim dan
berpengaruh terhadap minat wisatawan Muslim untuk
agamanya maka semakin tinggi tingkat persepsi risiko
berkunjung, yang berarti tidak mendukung H6. Hal ini
halal dan persepsi nilai Islam di negara destinasi non-
sejalan dengan penelitian (Aji, Muslichah, &
Muslim.
Seftyono, 2020). Namun tidak sejalan dengan
Hal ini sejalan dengan penelitian (Aji, Muslichah,
penelitian (Woosnam, Shafer, Scot, & Timothy,
& Seftyono, 2020). Sedangkan dalam perannya
2015), (Artuger, 2015), (Cetinsoz & Ege, 2013),
mempengaruhi sikap wisatawan Muslim, tingkat
(Schroeder & Pennington-Gray, 2014), dan
religiusitas tidak dapat disamakan dengan
(Rittichainuwat & Chakraborty, 2009) yang secara
penelitiannya terhadap makanan halal (Aji H. , 2017),
umum menemukan bahwa dalam konteks pariwisata,
karena sikap dapat lebih besar dipengaruhi oleh faktor
risiko merupakan faktor yang signifikan dalam
lain seperti peran pemerintah dalam membangun
mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung.
kebijakan pariwisata, kampanye pariwisata halal, dan
Variabel PNI dalam penelitian ini juga tidak memiliki
lain-lain (Christensen dkk., 2016; Wu dkk, 2015). Hal
pengaruh yang signifikan terhadap SKP dan Minat,
ini juga sejalan dengan penelitian (Aji, Muslichah, &
yang berarti tidak mendukung H7 dan H8.
Seftyono, 2020).
Hal ini sejalan dengan penelitian (Aji, Muslichah,
Ada pun variabel PRH memiliki pengaruh yang
& Seftyono, 2020). Dalam hal ini, dapat ditarik
signifikan terhadap variabel PNI karena memiliki nilai
kesimpulan bahwa berdasarkan teori motivasi push-
t-statistik di atas 1,64, dan memiliki pengaruh yang
and-pull wisatawan Muslim tidak secara langsung
tidak signifikan terhadap variabel SKP dengan nilai t-
“tertarik” oleh atribut Islam yang ada di negara non-
statistik sebesar 0,914. Hal tersebut mendukung H4
Muslim, melainkan oleh faktor lain yang ada di dalam
tetapi tidak mendukung H5. Hasil ini menunjukan
model (Aji, Muslichah, & Seftyono, 2020). Mengacu
bahwa persepsi Muslim terhadap nilai Islam memiliki
pada theory of planned behavior (TPB), niat perilaku
hubungan yang kuat dengan persepsi mereka terhadap
secara langsung dipengaruhi oleh sikap. Sejalan
risiko halal. Hal ini sejalan dengan penelitian
dengan hasil uji pada variabel SKP yang memiliki
(Dumand & Matilla, 2005), bahwa secara umum
pengaruh paling besar dan signifikan terhadap minat
persepsi nilai kebanyakan dipengaruhi oleh faktor
wisatawan Muslim untuk berkunjung ke negara non-
kognitif salah satunya risiko. Dan juga sejalan dengan
Muslim dengan nilai t-statistik sebesar 21,293 yang
(Olya & Al-Ansi, 2018) yang menyatakan bahwa
berarti mendukung H9. Hal ini juga sejalan dengan
ketidaknyamanan yang dirasakan oleh wisatawan
penelitian (Kim & Kwon, 2018), dan (Quintal, Lee, &
Muslim merupakan bagian dari risiko yang secara
Soutar, 2010) yang menemukan hubungan positif dan
kognitif mempengaruhi proses perilaku konsumen.
signifikan antara sikap dan minat mengunjungi suatu
Namun, persepsi risiko halal tidak berpengaruh
negara. Ada pun variabel Peng tidak memiliki
secara signifikan terhadap sikap wisatawan Muslim,
pengaruh yang signifikan terhadap variabel PNI dan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 83
Minat karena memiliki nilai t-statistik dibawah 1,64 45,5%, sisanya sebesar 54,5% dijelaskan oleh variabel
yang berarti tidak mendukung H10 dan H11. lain di luar model, atau dapat dikatakan bahwa
Hal ini sejalan dengan penelitian (Rahman, variabel eksogen mampun menjelaskan variabel PNI
Moghavvemi, Thirumoorthi, & Rahman, 2019) yang dengan cukup baik.
menyatakan bahwa pengalaman perjalanan tidak Ada pun variabel PRH memiliki nilai R-square
terkait dengan nilai perjalanan tetapi berpengaruh sebesar 0,213 yang berarti bahwa variabel Relig
signifikan pada kepuasan. Dalam penelitian ini dapat mampu mempengaruhi PRH sebesar 21,3%, sisanya
dijelaskan bahwa persepsi nilai Islam tidak dapat sebesar 78,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar
dipengaruhi secara langsung oleh pengalaman, model, atau dapat dikatakan bahwa variabel eksogen
melainkan oleh variabel lain yang dalam penelitan ini lemah walaupun mampun membangun variabel PRH.
adalah tingkat religiusitas wisatawan Muslim. Hal ini Dan ada pun variabel SKP memiliki nilai R-square
juga sejalan dengan penelitian (Harahsheh, Hadad, & sebesar 0,010 yang berarti bahwa variabel PNI, PRH,
Alshorman, 2019) yang menyatakan pengetahuan dan dan Relig secara simultan mempengaruhi SKP sebesar
pengalaman secara statistik berpengaruh signifikan 1%, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar
pada destinasi Halal lokal tetapi tidak berpengaruh model, atau dapat dikatakan bahwa variabel eksogen
signifikan pada destinasi Halal global. Dalam lemah walaupun mampu membangun variabel SKP.
penelitian ini minat berkunjung mungkin dipengaruhi
oleh variabel lain yang lebih kuat, yaitu sikap. 4. KESIMPULAN
Sebagaimana dijelaskan dalam theory of planned Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan
behavior (TPB), niat perilaku secara langsung diolah dengan smart-PLS melalui uji outer model dan
dipengaruhi oleh sikap. inner model sebagaimana yang telah dibahas pada bab
Penelitian ini menemukan hal yang menarik sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal
bahwa wisatawan Muslim Jawa Barat memiliki sikap sebagai berikut.
dan minat yang baik untuk berkunjung ke negara non- a. Hasil pengujian dalam penelitian ini menyatakan
Muslim (Mean: 0,714), hal ini menunjukan bahwa bahwa tingkat religiusitas wisatawan Muslim
keputusan pariwisata tidak selalu bergantung pada secara tidak langsung melalui persepsi nilai Islam
tingkat religiusitas pribadi. Status destinasi negara dan persepsi risiko halal berpengaruh secara
“Muslim” atau “non-Muslim” berdasarkan penelitian positif dan signifikan terhadap minat wisatawan
ini, bukan merupakan pertimbangan utama bagi Muslim dalam berkunjung ke negara non-Muslim.
wisatawan Muslim. Mereka lebih peduli terhadap isu- Artinya semakin tinggi tingkat religiusitas
isu serta nilai-nilai yang lebih universal dan diterima wisatawan Muslim, maka semakin baik persepsi
secara sosial di seluruh dunia. wisatawan Muslim dalam memandang nilai Islam
dan risiko halal yang ada di negara non-Muslim
3.2.2.2. Koefisien Determinasi (R-Square)
dan semakin baik pula minat wisatawan Muslim
Tabel 6 Koefisien Determinasi (R-Square)
untuk berkunjung ke negara non-Muslim.
Variabel R-Square
b. Hasil pengujian dalam penelitian ini menyatakan
Minat 0,519
bahwa persepsi wisatawan Muslim terhadap risiko
PNI 0,454
halal berpengaruh secara positif, tetapi tidak
PRH 0,213
signifikan terhadap minat berkunjung wisatawan
SKP 0,010
Muslim. Hal ini dapat dijelaskan menurut teori
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel,
“push-and-pull’ bahwa wisatawan Muslim tidak
variabel Minat memiliki R-square sebesar 0,519, hal
secara langsung “tertarik” oleh atribut Islam yang
ini berarti PNI, PRH, SKP, dan Peng mempengaruhi ada di negara non-Muslim, melainkan oleh faktor
Minat secara simultan sebesar 51,9%, sisanya 48,1% lain yang ada di dalam model, yaitu sikap.
dijelaskan oleh variabel atau faktor lain di luar model,
c. Hasil pengujian dalam penelitian ini menyatakan
atau dapat dikatakan bahwa variabel eksogen mampu bahwa persepsi wisatawan Muslim terhadap nilai
menjelaskan variabel Minat dengan cukup baik. Islam tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
Sedangkan variabel PNI memiliki nilai R-square
wisatawan Muslim dalam berkunjung ke negara
sebesar 0,454 yang berarti bahwa variabel Relig, PRH, non-Muslim. Hal ini dapat dijelaskan menurut
dan Peng secara simultan mempengaruhi PNI sebesar
teori “push-and-pull’ bahwa wisatawan Muslim

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 84
tidak secara langsung “tertarik” oleh atribut Islam relevansi dengan pengembangan pengetahuan
yang ada di negara non-Muslim, melainkan oleh industri halal khususnya pariwisata. Para peneliti
faktor lain yang ada di dalam model, yaitu sikap. selanjutnya juga diharapkan mampu untuk
d. Hasil pengujian dalam penelitian ini menyatakan memperbaiki kelemahan penelitian ini, dengan
bahwa sikap wisatawan Muslim terhadap negara menambahkan indikator lain khususnya pada
non-Muslim secara positif berpengaruh signifikan variabel sikap dan pengalaman. Sikap dapat
terhadap minat berkunjung ke negara non- dipengaruhi oleh informasi yang didapatkan oleh
Muslim. Artinya semakin baik sikap seorang indra manusia, salah satunya informasi yang
wisatawan Muslim terhadap negara non-Muslim, diperoleh dari media iklan dan promosi. Variabel
maka semakin tinggi minat wisatawan Muslim pengalaman dalam penelitian ini diukur hanya
untuk berkunjung ke negara tersebut. berdasarkan status responden yang pernah atau
e. Hasil pengujian dalam penelitian ini menyatakan belum pernah berkunjung ke negara non-Muslim
bahwa pengalaman wisatawan Muslim tidak sebelumnya, sehingga peneliti selanjutnya dapat
berpengaruh signifikan minat berkunjung ke memasukan indikator lain demi tercapainya hasil
negara non-Muslim. Hal ini disebabkan karena yang lebih baik. Selain itu, peneliti selanjutnya
pengalaman tidak dapat secara langsung juga dapat menambahkan faktor lain seperti biaya
mempengaruhi Minat berkunjung wisatawan perjalanan, dan lain-lain. Diharapkan akan
Muslim, karena menurut theory of planned terdapat lebih banyak penelitian baru terkait
behavior (TPB), niat perilaku secara langsung determinan minat wisatawan Muslim dalam
dipengaruhi oleh sikap. berkujung ke negara non-Muslim ini, mengingat
penelitian terkait hal ini masih sangat sedikit.
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian
yang diperoleh, penelitian ini diharapkan mampu
5. UCAPAN TERIMA KASIH
memberikan kontribusi dan saran kepada:
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
a. Pemerintah dan Masyarakat
Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan
Status destinasi negara “Muslim” atau “non-
Bisnis Universitas Padjadjaran, dan seluruh
Muslim” berdasarkan penelitian ini, bukan
masyarakat Muslim Jawa Barat yang telah bersedia
merupakan pertimbangan utama bagi wisatawan
menjadi responden dalam penelitian ini. Serta terima
Muslim. Mereka lebih peduli terhadap isu-isu
kasih juga kepada seluruh pihak yang memberikan
serta nilai-nilai yang lebih universal dan diterima
bantuan dan fasilitas, sehingga penelitian ini dapat
secara sosial di seluruh dunia, yang tercermin
terselesaikan dengan baik.
dalam sikap mereka yang sangat baik terhadap
negara non-Muslim. Sebaliknya, persepsi risiko
6. REFERENSI
halal dan nilai Islam yang dirasakan tidak
Aji, H. (2017). Examining the moderating role of
mempengaruhi secara langsung minat wisatawan
high-versus-low scepticism toward halal labels:
Muslim untuk berkunjung ke negara non-Muslim, findings from Indonesia. International Journal of
hal ini menunjukan bahwa keputusan wisatawan Islamic Marketing and Branding, Vol.2 No.4,
tidak selalu dipengaruhi oleh isu keagamaan. 278-303.
Walau demikian pemerintah bersama-sama Aji, H. M., Muslichah, I., & Seftyono, C. (2020). The
dengan masyarakat dapat bekerjasama dalam determinants of Muslim travellers’ intention to
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan oleh visit non-Islamic countries: a halal tourism
implication. Journal of Islamic Marketing, 2.
wisatawan Muslim seperti fasilitas beribadah,
Aji, H., & Dharmmesta, B. (2019). Subjective norm
makanan halal, dan panduan halal. Pemerintah vs dogmatism: Christian consumers attitude
sebagai pembuat kebijakan juga diharapkan toward islamic TV advertising. Journal of
mampu membuat kebijakan yang lebih rasional Islamic Marketing, 961-980.
dan dapat diterima secara umum. Artuger, S. (2015). The effect of risk perceptions on
b. Akademisi dan peneliti selanjutnya tourists’ revisit intentions. European Journal of
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu BusinessandManagement, Vol.7 No.2, 36-43.
menjadi sumber wawasan dan referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya yang memiliki

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 85
Battour, M., Hakimian, F., Ismail, M., & Boğan, E. Hair, J. F., Marco, S., Lucas, H., & Volker, G. K.
(2018). The perception of non-Muslim tourists (2014). Partial Least Squares Structural Equation
towards halal tourism Evidence fromTurkey and Modeling (PLS-SEM): An Emerging Tool in
Malaysia . Journal of Islamic Marketing. Business Research. European Business Review
Bottour, M., Ismail, M., Battor, M., & Awais, M. 26(2), 106-121.
(2014). Islamic tourism: an empirical Harahsheh, S., Hadad, R., & Alshorman, M. (2019).
examination of travel motivation and satisfaction Implications of marketing Jordan as a Halal
in Malaysia. Current Issues in Tourism, 50-67. tourism destination. Journal of Islamic
BPS Jabar. (2020). Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi Marketing, 97-116.
Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin. Jakarta: Hasan, M., Ismail, A., & Islam, M. (2017). Tourist risk
Badan Pusat Statistik. perceptions and revisit intention: a critical review
Brida, J., Riaño, E., & Aguirre, S. (2011). Residents’ of literature. Cogent Business and Management,
attitudes and perceptions towards cruise tourism 1-21.
development:a case study of cartagena de Indias Henky, H. (2011). Creative-Based Tourism Dari
(Colombia). Tourism and Hospitality Research, Wisata Rekreatif Menuju Wisata Kreatif. Depok:
181-196. Penerbit Aditri.
Cetinsoz, B., & Ege, Z. (2013). Impacts of perceived Henseler, Jörg, Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2015).
risks on tourists’ revisit intentions. Anatolia, 173- A New Criterion for Assessing Discriminant
187. Validity in Variance-Based Structural Equation
Choi, T., & Chu, R. (2001). Determinants of hotel Modeling. Journal of the Academy of Marketing
guests’ satisfaction and repeat patronage in the Science 43(1), 113-135.
Hong Kong hotel industry. International Journal Jamal, A., & Sharifuddin, J. (2015). Perceived value
of Hospitality Management, 277-297. and perceived usefulness of halal labeling: the
Christensen, T., Lægreid, P., & Rykkja, L. (2016). role of religion and culture. Journal of Business
Organizing for crisis management: building Research, 933-941.
governance capacity and legitimacy. Public Kim, S., & Kwon, K. (2018).
Administration Review, Vol. 76 No. 6, 887-897. Examiningtherelationshipsofimageandattitudeon
Cleveland, M., Laroche, M., & Hallab, R. (2013). visitintention to korea among tanzanian college
Globalization, culture, religion, and values: students: the moderating effect of familiarity.
comparing consumption patterns of lebanese Sustainability, 1-15.
muslims and christians. Journal of Business Kirmani, A., & Campbell, M. (2009). Taking the
Research, 958-967. target’s perspective: The persuasion knowledge
Desilver, D., & David, M. (2017). World’s Muslim model. Social psychology of consumer behavior,
population more widespread than you might 297-316.
think. Washington DC: Pew Research Center. Korstanje, M. (2009). Re-visiting risk perception
Djakfar, M. (2017). PARIWISATA HALAL theory in the context of travel. e-Review of
PERSPEKTIF MULTIDIMENSI. Malang: UIN- Tourism Research, 68-81.
MALIKI PRESS . Liu, M., Brock, J., Shi, G., Chu, R., & Tseng, T.
Eid, R. (2013). Integrating muslim customer (2013). Perceived benefits, perceived risk, and
perceived value, satisfaction, loyalty and trust: Influences on consumers’ group buying
retention in the tourism industry: an empirical behaviour. Asia Pacific Journal of Marketing and
study. International Journal of Tourism Logistics, 225-248.
Research, 249-260. Mansouri, S. (2014). Role of Halal Tourism Ideology
Eid, R., & El-Gohary, H. (2014). Muslim tourist in Destination Competitiveness: A Study on
perceived value in the hospitality and tourism Selected Hotels in Bangkok, Thailand.
industry. Journal of Travel Research, 774-787. International Conference on Law, Education and
Fam, K., Waller, D., & Erdogan, B. (2014). The Humanities (ICLEH’14) . Pattaya.
influence of religion on attitudes towards the Mastercard; Crescentrating. (2019). Global Muslim
advertising of controversial products. European Travel Index 2019. Singapore: Mastercard-
Journal of Marketing, 537-555. Crescentrating.
Ghozali, I. (2008). Structural Equation Modeling, Mokhlis, S. (2009). Relevancy and measurement of
Metode Alternatif Dengan Partial Least Square. religiosity in consumer behavior research.
Semarang: Badan Penerbit Universitas International Business Research, 75-84.
Diponegoro. Molina, M., & Saura, I. (2008). Perceived value,
Habibi, N. (2019). Khazanah. Islam Jadi Agama yang customer attitude and loyalty in retailing. Journal
Tumbuh Paling Cepat di Dunia, Mengapa? of Retail and Leisure Property, 305-314.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01), 2023, 86
Mustar. (2020). Peta Sebaran Data Populasi Muslim Snoj, B., Korda, A., & Mumel, D. (2004). The
Dunia 2020: Indonesia Paling Besar. Jakarta: relationships among perceived quality, perceived
gomuslim.co.id. risk and perceived product value. Journal of
Olya, H., & Al-Ansi, A. (2018). Risk assessment of Product and Brand Management, 156-167.
halal products and services: implication for Sohn, H., Lee, T., & Yoon, Y. (2016). Relationship
tourism industry. Tourism Management, 279- between perceived risk, evaluation, satisfaction,
291. and behavioral intention: a case of local-festival
Prebensen, N., Woo, E., & Uysal, M. (2014). visitors. Journal of Travel and
Experience value: antecedents and consequences. TourismMarketing, 28-45.
Current Issues in Tourism, 910-928. Stewart, E., Dawson, J., & Draper, D. (2011). Cruise
Quintal, V., Lee, J., & Soutar, G. (2010). Risk, tourism and residents in arctic canada:
uncertainty and the theory of planned behavior: a development of a resident attitude typology.
tourism example. Tourism Management, 797- Journal of Hospitality and Tourism Management,
805. Vol.18 No.1, 95-106.
Rachmana, R. (2002). Dorongan Mencari Sensasi Dan Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan
Perilaku Pengambilan Resiko Pada Mahasiswa. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Jurnal Psikologika, 7(14). Bandung: Alfabeta.
Rahman, M., Moghavvemi, S., Thirumoorthi, T., & Tuohino, A., & Konu, H. (2014). Local stakeholders’
Rahman, M. K. (2019). The impact of tourists’ views about destination management: Who are
perceptions on halal tourism destination: a leading tourism development? Tourism Review of
structural model analysis. Tourism Review, 575- AIEST – International Association of Scientific
594. Experts in Tourism, 202-2015.
Rittichainuwat, B., & Chakraborty, G. (2009). Weaver, G., & Agle, B. (2002). Religiosity and ethical
Perceived travel risks regarding terrorism and behavior in organizations: a symbolic
disease: the case of Thailand. Tourism interactionist perspective. The Academy of
Management, 410-418. Management Review, 77.
Rodrigo, P., & Turnbull, S. (2019). Halal holidays: Williams, A., & Balaz, V. (2014). Tourism risk and
how is value perceived by muslim tourists? uncertainty: the oretical reflections. Journal of
International Journal of Tourism Research, 675- Travel Research, 271-287.
692. Wong, K. (2013). PLS-SEM Techniques Using
Rositasari, M. (2016). Pengaruh Kepercayaan, SmartPLS. Marketing Bulletin.
Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan, dan Woosnam, K., Shafer, C., Scot, D., & Timothy, D.
Persepsi Manfaat terhadap Sikap Pembelian (2015). Tourists’ perceived safety through
Produk Fashion melalui Online Shop (Studi pada emotional solidarity with residents in two
Pengguna Facebook di Indonesia). Jurnal Ilmiah Mexico-United States border regions. Tourism
Mahasiswa FEB. Management, 263-273.
Said, J., & Maryono, M. (2018). Motivation and Wu, X., Ramesh, M., & Howlett, M. (2015). Policy
perception of tourists as push and pull factors to capacity: a conceptual framework for
visit national park. E3S Web of Conferences, 1-5. understanding policy competences and
Salazar, N. (2005). Tourism and glocalization: ‘local’ capabilities. Policy and Society, Vol. 34 Nos 3/4,
tour guiding. Annals of Tourism Research, 628- 165-171.
646. Yang, C., & Nair, V. (2014). Risk perception study in
Samori, Z., Md Shaleh, N., & Khalid, M. (2016). tourism: Are we really measuring perceived risk?
Current trends on halal tourism: cases on selected Procedia-Socialand Behavioral Sciences, 322-
asian countries. Tourism Management 327.
Perspectives, 131-136. Yudhistira, A. W. (2019). Potensi Besar Wisata Halal.
Schroeder, A., & Pennington-Gray, L. (2014). Jurnalisme Data, 1.
Perceptions of crime at the Olympic games: What
role does media, travel advisories, and social
media play? Journal of Vacation Marketing, Vol.
20 No.3, 225-237.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534

Anda mungkin juga menyukai