Anda di halaman 1dari 17

Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 146

Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834


Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

Potensi Pengembangan Pariwisata Halal dan Dampaknya Terhadap


Pembangunan Ekonomi Daerah Provisnsi Riau
Susie Suryani1) dan Nawarti Bustamam 2)

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Penulis: Trend wisata halal merupakan fenomena baru dalam industri


1
Universitas Islam Riau pariwisata. Tuntutan masyarakat muslim terhadap suatu destinasi
*
E-mail: nawarti@eco.uir.ac.id wisata bukan hanya sebatas keunikan dan daya tarik wisata pada
2
Universitas Islam Riau tempat tersebut tetapi juga kenyamanan dan jaminan dalam
*
E-mail: susie@eco.uir.ac.id
melaksanakan ibadah. Provinsi Riau giat menggerakkan dan
Untuk mengutip artikel ini: mengembangkan potensi wisata halal sejak ditetapkan
Bustamam, Nawarti. Suryani, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu
Susie. 2021. Potensi dari 10 provinsi destinasi pariwisata halal. Tujuan penelitian ini
Pengembangan Pariwisata Halal adalah untuk mengidentifikasi dan menganalilis potensi
dan Dampaknya Terhadap pariwisata halal di provinsi Riau dan dampaknya terhadap
Pembangunan Ekonomi Daerah pembangunan ekonomi daerah. Karakteristik penelitian ini
Provinsi Riau. Jurnal Ekonomi Kiat adalah kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil
Vol. 32, No. 2 (2021). Hal 146-161.
penelitian menunjukkan bahwa potensi wisata halal propinsi
Akses online: Riau sangat layak dikembangkan karena didukung oleh
https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat attraction, accessibility, amenities, ancilary services dan
E-mail: institutions yang cukup baik. Pengembangan pariwisata halal
kiat@jurnal.uir.ac.id
memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan ekonomi
daerah Riau. Hal ini bisa dilihat dari munculnya berbagai jenis
usaha di lokasi objek wisata, membaiknya infrastruktur dari
dan ke lokasi objek wisata, terbukanya lapangan kerja baru dan
meningkatnya Pendapatan Asli Daerah.
The trend of halal tourism is a new phenomenon in the tourism
industry. The demands of the Muslim community on a tourist
destination are not only limited to the uniqueness and tourist
attraction of the place, but also comfort and guarantees in carrying
out worship. Riau Province has been actively mobilizing and
developing the potential of halal tourism since it was established
by the Ministry of Tourism and Creative Economy as one of the 10
provinces of halal tourism destinations. The purpose of this study
is to identify and analyze the potential of halal tourism in Riau
province and its impact on regional economic development. The
characteristics of this research is qualitative by using
descriptive analysis. The results show that the potential for halal
tourism in Riau province is very feasible to be developed because
it is supported by attractions, accessibility, amenities, ancilary
services and institutions that are quite good. The development of
halal tourism has a significant impact on the economic
development of the Riau region. This can be seen from the
emergence of various types of businesses at tourist attraction
locations, improving infrastructure to and from tourist attraction
locations, opening up new jobs and increasing Regional Original
Income.

Kata Kunci: Pariwisata Halal, Pembangunan Ekonomi, Potensi


Wisata
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 147
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

1. Pendahuluan
Perkembangan industri halal Pariwisata halal bukan hanya sebatas
terus menunjukkan peningkatan adanya makanan halal, tetapi yang lebih
seiring semakin banyaknya masyarakat penting adalah tersedianya akomodasi,
muslim yang melakukan hijrah kepada komunikasi, lingkungan dan pelayanan
gaya hidup halal. Kesadaran halal tidak yang ramah muslim, yaitu semua
lagi hanya pada produk makanan dan komponen yang memudahkan dan
minuman, tetapi telah berevolusi ke memberi kenyamanan bagi wisatawan
sektor keuangan (finance), farmasi, muslim untuk melaksanakan ibadahnya
fashion, media dan rekreasi serta (Battour & Ismail, 2016).
pariwisata. Provinsi Riau adalah salah satu
Pariwisata Halal sebagai sebuah dari 10 provinsi di Indonesia yang
fenomena baru dalam berwisata melalui Kementrian Pariwisata
(Samori, Md Salleh, & Khalid, 2016) dipersiapkan untuk menjadi destinasi
terus mengalami peningkatan seiring wisata halal (Masterplan Ekonomi
meningkatnya jumlah wisatawan Syariah Indonesia, 2018). Pemilihan ini
muslim di seluruh dunia (El-Gohary, tentu bukan tanpa alasan. Sebagai Home
2016; Henderson, 2016). (Battour & of Melayu, Riau memiliki budaya, adat
Ismail, 2016) menemukan bahwa istiadat, dan kesusasteraan (huruf arab
wisatawan muslim dalam menentukan melayu dan buku Tunjuk Ajar Melayu)
tujuan dan akomodasi perjalanan wisata yang sangat kental dengan ajaran Islam.
mereka akan sering mempertimbangkan Disamping itu beberapa situs
unsur halal (sesuatu yang diizinkan atau peninggalan sejarah kerajaan melayu
dibolehkan menurut ajaran Islam). Hal Riau (misalnya kerajaan Siak) juga
ini dikarenakan dalam setiap menguatkan peranan Islam dalam
tindakannya wisatawan muslim kehidupan bermasyarakat, pemerintahan
mendasarkan pada Al-Quran dan maupun organisasi yang ada di wilayah
Hadist, termasuk dalam berwisata provinsi Riau. Secara geografis, letak
(Henderson, 2016). provinsi Riau yang berbatasan
Wisata Halal (halal tourism) langsung dengan negara Malaysia,
adalah penyediaan produk dan layanan Brunei Darussalam dan Singapura
pariwisata yang memenuhi kebutuhan memungkinkannya untuk dikembangkan
wisatawan muslim sesuai ajaran agama dalam berbagai kerjasama ekonomi,
Islam (Mohsin, Ramli, & Alkhulayfi, termasuk industri pariwisata.
2016). Terminology lain yang sering Jumlah kunjungan wisatawan baik
digunakan adalah friendly tourism, asing (manca negara) maupun domestik
wisata syariah (sharia tourism), Halal (Wisnus) ke provinsi Riau terus
Hospitality, wisata religi dan Islamic mengalami peningkatan. Hingga tahun
Tourism. Sebagai konsep baru didalam 2019 jumlah wisatawan manca negara
industri pariwisata, masih banyak pelaku adalah 142.673 orang, dan jumlah
bisnis dan pihak yang terlibat disektor wisatawan nusantara sebanyak
pariwisata belum memiliki pemahaman 5.568.653 orang.
yang baik tentang pariwisata halal (El- Berdasarkan Indonesia Muslim
Gohary, 2016; Han, Al-Ansi, Olya, & Travel Indeks (IMTI) dan Global
Kim, 2019; Mohsin et al., 2016). Muslim Travel Index (GMTI) tahun
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 148
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

2018, provinsi Riau berada di posisi 3 tersebut. Oleh karenanya signifikan


(dengan skor 63) dibawah NTB/Lombok untuk melakukan penelitian berkaitan
(dengan skor 70) dan provinsi Aceh dengan potensi pariwisata yang ada di
(dengan skor 66) untuk kategori akses, provinsi Riau serta dampaknya terhadap
komunikasi, lingkungan dan pelayanan pembangunan ekonomi daerah.
berkaitan dengan pariwisata halal. Adapun tujuan penelitian ini
Penghargaan tersebut memberikan adalah mengidentifikasi dan
motivasi kepada pemerintah daerah menganalisis potensi pengembangan
provinsi Riau untuk terus meningkatkan pariwisata halal di provinsi Riau serta
dan mengembangkan potensi pariwisata mengidentifikasi dampak kebijakan
halal guna meningkatkan pengembangan pariwisata halal
perekonomian daerah. Oleh karena itu terhadap pembangunan ekonomi di
pada 5 April 2019 gubernur Riau provinsi Riau.
menerbitkan Peraturan gubernur
tentang Pariwisata Halal yang tertuang 2. Tinjauan Teoritis
dalam Peraturan Gubernur No. 18 tahun
2019 tentang Pariwisata Halal. Pergub Konsep Pariwisata Halal
ini juga didukung MoU pemerintah Landasan utama pariwisata halal
porovinsi Riau dengan kementerian adalah Al-Qur’an surat Al-‘Ankabut
Pariwisata, yang ditandatangani oleh ayat 20 (QS.29:20) yang artinya:“
gubernur Riau dan menteri Pariwisata Katakanlah, Berjalanlah di muka bumi
pada bulan Mei 2019. Tentunya pergub dan perhatikanlah bagaimana Allah
atau perda saja tidak cukup untuk memulai penciptaaan (makhluk),
meningkatkan jumlah kunjungan kemudian Allah menjadikan kejadian
wisatawan, karena wisata halal yang akhir. Sungguh Allah Mahakuasa
memiliki masalah yang kompleks, atas segala sesuatu “.
sehingga diperlukan strategi yang Menurut Global Muslim Travel
komprehensif untuk mengatasinya Index (GMTI, 2018) pariwisata halal
(Azzah, et al., 2018). adalah pariwisata yang dilakukan sesuai
Keberhasilan pemerintah dan dengan prinsip-prinsip Islam yang
berbagai pihak yang berkaitan dalam didalamnya terdapat fasilitas dan layanan
mengembangkan pariwisata akan yang ramah muslim. Fasilitas dan layanan
berdampak terhadap pembangunan ini terdiri dari tersedianya layanan dan
negara melalui pembangunan daerah. fasilitas ibadah (tempat berwudhu dan
Terlebih lagi untuk pengembangan mushalla) yang bersih dan nyaman
pariwisata halal perlu dipersiapkan (terpisah antara wanita dan pria),
berbagai sarana dan prasarana penunjang tersedianya jaminan makanan dan
kenyamanan beribadah para wisatawan. minuman yang halal, fasilitas umum
Pembangunan sarana dan (toilet dan air bersih) yang memadai,
prasarana dalam menunjang pariwisata layanan maupun fasilitas saat bulan
halaldiharapkan dapat meningkatkan Ramadhan serta tidak adanya aktivitas
kunjungan para wisatawan, perjudian dan minuman beralkohol.
meningkatkan pendapatan masyarakat, Adapun Organisasi Kerjasama
penyerapan tenaga kerja serta membuka Islam (OKI,2017) mendefenisikan
berbagai peluang usaha di daerah pariwisata halal sebagai perjalanan wisata
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 149
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

yang ditujukan untuk memberikan ajaran Islam sebagai pedoman dalam


pelayanan dan fasilitas wisata bagi berwisata.
wisatawan muslim sesuai kaidah Islam. Pariwisata halal merupakan
Sementara itu Majelis Ulama Indonesia pariwisata yang mengendepankan nilai-
(DSN-MUI, 2016) menyatakan bahwa nilai Islami dalam setiap aktvitasnya.
pariwisata syariah adalah kegiatan Pariwisata halal tidak hanya dimaknai
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang sebagai wisata religi, yaitu kunjungan-
atau kelompok untuk mengunjungi suatu kunjungan ke tempat ibadah untuk
tempat dengan tujuan rekreasi, berziarah atau tempat-tempat ibadah
mengembangkan diri, mempelajari lainnya. Namun juga memperhatikan
keunikan suatu tempat, melihat atraksi adab perjalanan dan fasilitas lainnya
wisata disuatu tempat pada periode (Chookaew, 2015).
tertentu berdasarkan prinsip-prinsip Objek pariwisata halal pun tidak
syariah. Aktivitas wisata syariah harus harus objek yang bernuansa Islam, seperti
mengandung dua elemen penting yaitu: masjid dan peninggalan sejarah Islam.
pertama terbebas dari hal yang berbau Objek pariwisata halal berlaku untuk
syirik dan kebohongan. Kedua, semua tempat, kecuali tempat ibadah
menciptakan dan menambah nilai agama lain. Pariwisata halal memberikan
(benefits) baik secara material maupun makna kepada masyarakat bahwa
spiritual. masyarakat muslim harus ber-Islam
Definisi pariwisata halal menurut dimanapun dan kapan pun.Wisata halal
Kementerian Pariwisata (2012) adalah adalah perjalanan dengan tetap
kegiatan yang didukung oleh berbagai memperhatikan akhlak, ibadah, dan
fasilitas serta layanan yang disediakan aqidah agar medapatkan kebahagiaan di
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan dunia dan akhirat. Maka dapat
pemerintah daerah yang memenuhi disimpulkan bahwa wisata halal
ketentuan halal. Pariwisata halal dapat merupakan wisata yang lengkap karena
dimanfaatkan oleh semua kalangan baik mencakup wisata konvensional dan religi
muslim maupun non muslim karena di dalamnya. Tidak hanya itu, wisata
karakteristik produk dan jasanya yang halal merupakan wisata yang lebih
bersifat universal. kompleks dibandingkan dengan kedua
Konsep wisata halal dipahami wisata (konvensional dan religi) karena
sebagai implementasi nilai-nilai ajaran wisata halal menekankan pada produk
Islam dalam melaksanakan sebuah halal dan sesuai dengan syariat Islam.
perjalanan wisata tanpa Wisata Halal tidak melulu
mendiskriminasikan wisatawan non- menekankan pada wisata dalam arti
muslim yang dapat dijadikan soft power perjalanan saja, namun lebih dari itu.
untuk menarik kunjungan wisatawan Disebutkan bahwa terdapat empat
muslim maupun non muslim komponen utama dalam wisata syariah
(Kusumaningrum dkk, 2017). Sedangkan yang disepakati oleh Kemenparekraf dan
menurut Battour & Ismail (2015) wisata MUI (dalam Sucipto dan Andayani,
halal adalah setiap objek dan perilaku 2014:12) yaitu kuliner, Muslim fashion,
wisata wisatawan muslim dalam industry kosmetik-spa dan perhotelan. Keempat
pariwisata yang mengedepankan ajaran- komponen tersebut harus bersertifikasi
halal dari LPPOM- MUI. Selain itu,
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 150
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

terdapat komponen pendukung yang 1. Objek dan daya tarik (Attractions)


terdiri dari jasa keuangan syariah yang mencakup: daya tarik yang
(perbankan, asuransi, pegadaian, leasing, berbasis utama pada kekayaan alam,
dll), biro perjalanan syariah, dan budaya, maupun buatan/artificial,
penerbangan syariah. seperti event atau yang sering
disebut minat khusus.
Kriteria Pariwisata Halal 2. Aksebilitas (Accessibility) yang
mencakup dukungan system
Menurut Chukaew (2015), terdapat transportasi yang meliputi: rute atau
delapan faktor standar pengukuran jalur transportasi, fasilitas terminal,
pariwisata syariah dari segi administrasi bandara, pelabuhan dan moda
dan pengelolaannya untuk semua transportasi yang lain. Aksesbilitas
wisatawan yang hal tersebut dapat sangat berperan penting, untuk
menjadi suatu karakteristik tersendiri, menjangkau suatu obyek wisata
yaitu: diperlukan suatu system transportasi
1. Pelayanan kepada wisatawan harus yang dapat mendukung
cocok dengan prinsip muslim keberadaan suatu objek dan daya
secara keseluruhan. tarik wisata tersebut dan juga
2. Pemandu dan staf harus memiliki memberikan kemudahan bagi para
disiplin dan menghormati prinsip- wisatawan yang hendak
prinsip Islam; mengunjungi objek wisata tersebut
3. Mengatur semua kegiatan agar tidak (Damanik dan Weber, 2006:11).
bertentangan dengan prinsip Islam; 3. Amenitas (Amenities) yang
4. Bangunan harus sesuai dengan mencakup fasilitas penunjang dan
prinsip - prinsip Islam. pendukung wisata yang meliputi:
5. Restoran harus mengikuti standar akomodasi, rumah makan, detail,
Internasional pelayanan halal; toko cinderamata, fasilitas
6. Layanan transportasi harus memiliki penukaran uang, bis perjalanan,
keamanan sistem proteksi; pusat informasi wisata, dan fasilitas
7. Ada tempat-tempat yang kenyamanan lainnya.
disediakan untuk semua wisatawan 4. Fasilitas Pendukung (Ancillary
muslim melakukan kegiatan Services) yaitu ketersediaan
keagamaan; dan fasilitas pendukung yang
8. Bepergian ke tempat-tempat yang digunakan oleh wisatawan, seperti
tidak bertentangan dengan prinsip bank, telekomunikasi, pos, rumah
Islam. sakit, dan sebagainya.
5. Kelembagaan (Institutions) yaitu
Unsur-unsur Pokok Pengembangan terkait dengan keberadaan dan peran
Pariwisata Halal masing-masing unsur dalam
Menurut Cooper, Fletcher, Gilberth, mendukung terlaksananya kegiatan
Shepherd and Wanhill (1998) bahwa pariwisata termasuk masyarakat
kerangka pengembangan destinasi setempat sebagai tuan rumah.
pariwisata paling tidak harus mencakup
komponen-komponen utama sebagai
berikut yaitu:
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 151
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

Wisatawan serta menjauhi segala yang dilarang


Seseorang atau sekelompok orang olehNya (Kamarudin, 2013).
yang melakukan suatu perjalanan wisata
disebut dengan wisatawan (tourist), jika Pembangunan Ekonomi Daerah
lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 Otonom
jam didaerah atau negara yang Pembangunan ekonomi mengarah
dikunjungi. Apabila mereka tinggal di pada masalah perkembangan ekonomi di
daerah atau negara yang dikunjungi daerah-daerah otonom. Sejak
dengan waktu kurang dari 24 jam maka diberlakukannya Undang-undang No.
mereka disebut pelancong 22 Tahun 1999 yang sekarang mengalami
(excursionist). UIOTO (The peribahan menjadi Undang-undang No.
International Union of Travel 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah,
Oragnization) menggunakan batasan maka terjadi pergeeresan dalam
mengenai wisatawan secara umum. pembangunan ekonomi yang awalnya
Pengunjung (visitor), yaitu setiap orang sentralis menjadi desentralisasi, yaitu
yang datang ke suatu negara atau tempat dengan memberikan keleluasaan kepada
tinggal lain dan biasanya dengan maksud daerah untuk membangun wilayahnya
apapun terkecuali untuk melakukan termasuk pembangunan dalam bidang
pekerjaan yang menerima upah. ekonominya.
Konsep wisata halal adalah sebuah Dengan adanya otonomi daerah
proses pengintegrasian nilai-nilai yang di tetapkan oleh pemerintah pusat
keislaman kedalam seluruh aspek maka pemerintah daerah dapat
kegiatan wisata. Nilai syariat Islam membangun ekonomi daerah sesuai
sebagai suatu kepercayaan dan dengan potensi yang dimilikinya. Potensi
keyakinan yang dianut umat Muslim tersebut bisa dijadikan untuk
menjadi acuan dasar dalam membangun meningkatkan ekonomi masyarakat dan
kegiatan pariwisata. Wisata halal pemasukan daerah. Seprti halnya jika
mempertimbangkan nilai- nilai dasar suatu daerah mempunyai tempat wisata
umat Muslim didalam penyajiannya yang berpotensi untuk dikomersialkan
mulai dari akomodasi, restaurant, hingga maka pemerintah harus memberikan
aktifitas wisata yang selalu mengacu perhatian khusu pada tempat tersebut
kepada norma-norma keisalaman dan masyarakatnya. Masyarakat
(Tourism Review, 2013). dihimbau untuk melestarikan dan
Konsep wisata halal dapat juga pemerintah juga membantu
diartikan sebagai kegiatan wisata yang mempromosikan lokasi tersebut untuk
berlandaskan ibadah dan dakwah disaat dapat dikunjungi para wisatawan. Jika
wisatawan Muslim dapat berwisata serta tempat wisata itu akan maju maka
mengagumi hasil pencipataan Allah masyarakat didaerah tersebut akan
SWT (tafakur alam) dengan tetap mendapatkan dampaknya seperti dapat
menjalankan kewajiban sholat wajib berjualan, menyediakan penginapan, dan
sebanyak lima kali dalam satu hari juga di bidang jasa lainnya.
dan semua ini terfasilitasi dengan baik
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 152
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

Dampak Pengembangan Pariwisata terhadap Pembangunan Ekonomi


Pengembangan potensi pariwisata Adapun Herlambang (2016)
memiliki hubungan yang erat dengan menyebutkan ada empat pengaruh
pembangunan ekonomi di suatu daerah. pariwisata terhadap kondisi ekonomi di
Perekonomian suatu daerah akan destinasi wisata, yakni : 1) jenis
bertumbuh jika didukung oleh pekerjaan, masyarakat menjadi memiliki
perkembangan wisata yang semakin pekerjaan seperti pedagang asongan,
maju, terutama bagi pelaku usaha kecil, menjadi pegawai di tempat wisata
menengah maupun besar yang ada (penjual tiket masuk, pengawas
disekitar destinasi wisata. Dalam model keamanan/SATPAM, pengelola sampah
ekonomi pariwisata ada tiga unsur yang dan lain-lain); 2) meningkatnya
terkait, yaitu : 1) wisatawan sebagai pendapatan masyarakat akibat dampak
konsumen; 2) mata uang yang beredar pembangunan sarana pariwisata; 3)
sebagai unsur dalam transaksi ekonomi ; tumbuhnya sector ekonomi baru disekitar
3) adanya barang dan jasa dari sector tempat wisata, berdirinya warung-
ekonomi. warung, ada penginapan yang dimiliki
Nizar (2011) menjelaskan dua dan dikelola oleh masyarakat sekitar, dan
dampak hubungan pariwisata dan 4) terjadinya perubahan harga dan daya
ekonomi, yaitu: 1) pariwisata berdampak beli disekitar lokasi wisata.
pada ekonomi karena dapat menciptakan Secara umum dapat disimpulkan
lapangan kerja, mempengaruhi bahwa pengaruh pengembangan dan
pendapatan, neraca pembayaran dan pembangunan pariwisata terhadap
penerimaan devisa; 2) pariwisata dapat perekonomian dapat merubah beberapa
menjadi efek stimulus bagi produk- hal, yaitu: berubahnya jenis pekerjaan,
produk tertentu dan membentuk pendapatan masyarakat, kesempatan
komunitas-komunitas yang kerja dan berwirausaha serta berubahnya
menggerakkan ekonomi daerah ke arah penggerak sektor ekonomi (Aryani, dkk,
yang positif. 2017).

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian


Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 153
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

3. Metodologi Penelitian
Operasional Variabel

Pengembangan Pariwisata Halal e) yang memberikan pelayanan khusus


adalah upaya yang dilakukan saat bulan Ramadhan (sahur dan
pemerintah secara terintegrasi untuk
berbuka puasa).
meningkatkan kunjungan wisatawan
muslim melalui kriteria umum f) Tidak tersedianya aktivitas non-
pengembangan pariwisata halal (Tim halal seperti perjudian, minuman
Percepatan Pembangunan Pariwisata beralkohol dan kegiatan diskotik
Halal/TP3H, 2016). pada hotel atau tempat wisata.
Dimensi:
g) Tersedia fasilitas rekreasi kolam
1. Attractions (Daya Tarik) renang kebugaran/gym yang terpisah
a) Tersedianya pilihan aktivitas wisata antara pria dan wanita.
alam yang menarik.
h) Jika hotel menyediakan fasilitas spa,
b) Wisata seni dan budaya yang tersedia
tidak mengarah pada pornoaksi. maka terapis pria untuk pria dan
c) Tersedianya pilihan aktivitas seni terapis wanita untuk wanita.
dan budaya yang tidak mengarah i) Tersedia restoran, tempat makan dan
pada kemusyrikan. gerai/toko oleh-oleh yang
d) Diselenggarakannya minimal satu
festival halal life style dalam satu bersertifikasi halal
tahun 3. Accessibility (Aksebilitas)
e) Pramuwisata berpakaian dan a) Tersedianya paket wisata yang sesuai
berpenampilan sopan dengan kriteria umum pariwisata
f) Tersedia pilihan daya Tarik wisata halal.
pantai yang mempunyai aturan b) Tidak menawarkan aktivitas wisata
pengunjung tidak berpakaian non-halal.
minim. c) Tersedianya daftar penyedia
g) Tersedia pilihan daya Tarik wisata makanan dan minuman (restoran,
pemandian (sungai, kolam renang cafe, rumah makan) halal.
dan termasuk pemandian air panas) d) Pemandu wisata memahami dan
yang terpisah untuk pria dan wanita. mampu melaksanakan nilai- nilai
2. Amenity (Fasilitas) syariah dalam menjalankan tugas.
a) Tersedianya restoran, café, dan e) Tersedianya sarana transportasi
tempat makan yang menyediakan yang nyaman dan memadai menuju
makanan halal. lokasi wisata.
b) Tersedianya fasilitas air bersih dan f) Tersedianya informasi dan
sarana untuk melaksanakan shalat infrastuktur yang mendukung
yang terpisah antara pria dan aktivitas wisata.
wanita. g) Adanya promosi dan sosialisasi dari
c) Tersedianya fasilitas yang pemerintah setempat berkaitan
memudahkan untuk beribadah dengan pariwisata halal.
seperti Masjid dan Mushalla di 4. Ancillary Services (Fasilitas
banyak tempat. pendukung)
d) Tersedianya hotel/penginapan. a) Tersedianya bank, terutama bank
syariah di lokasi wisata.
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 154
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

b) Tersedianya rumah sakit maupun informan dengan teori-teori yang relevan,


klinik kesehatan. data dan penelitian terdahulu.
c) Tersedianya kantor pos
d.Tersedianya jaringan 4. Hasil Penelitian
telekomunikasi. Berdasarkan kerangka fikir dan
d) Adanya pusat informasi pariwisata. operasional variabel yang telah
5. Institutions (Kelembagaan) dipaparkan pada bab sebelumnya, maka
a) Adanya regulasi terkait pariwisata analisis masing-masing dimensi dan
halal berupa peraturan gubernur indikator kriteria wisata halal adalah
(PERGUB). sebagai berikut:
b) Adanya Renstra dari Dinas terkait.
c) Dukungan dari lembaga pendidikan Objek dan Daya Tarik (Attraction)
dan lembaga terkait lainnya seperti Attraction mencakup daya tarik yang
MUI (sertifikasi Halal). berbasis utama pada kekayaan alam,
d) Keikutsertaan pelaku usaha di budaya, maupun buatan/artificial, seperti
industri pariwisata (pemilik Hotel, event atau yang sering disebut minat
Restoran/Cafe, Toko oleh- oleh, khusus, dan daya tarik utama wisata
Gerai souvenir).
halal Riau adalah :
e) Adanya dukungan lembaga adat di
daerah destinasi wisata. a. Wisata Masjid
f) Dukungan dari masyarakat dan Di Provinsi Riau sangat mudah
pelaku usaha di sekitar objek wisata. menemukan masjid, dan umumnya
masjid dibangun dengan mewah dan
Informan Penelitian megah. Beberapa masjid bahkan
Untuk mendapatkan data yang lebih menjadi ikon suatu daerah sehingga
akurat maka diperlukan informan ramai dikunjungi oleh wisatawan
penelitian. Pemilihan informan dalam dengan berbagai tujuan. Misalnya
penelitian ini menggunakan metode Masjid raya Annur di Pekanbaru,
Purposive non probability sampling, Masjid Agung Madani Islamic
yaitu informan dipilih berdasarkan Center Rokan Hulu, Masjid Agung
kriteria tertentu. Adapun kriteria Sulthan Syarif Hasim kabupaten
informan dalam penelitian ini adalah : Siak.
a. Memiliki kompetensi dibidangnya b. Wisata Sejarah Islam
b. Menguasai Permasalahan yang Kerajaan Siak menjadi salah satu
menjadi topik penelitian dan ikon wisata halal Riau dalam aspek
c. Bersedia memberikan informasi sejarah Islam. Istana Siak yang
serta data-data yang valid terkait hingga saat ini masih berdiri tegak
kebutuhan penelitian. dan terawat serta peninggalan
kerajaan Siak lainnya
Analisis Data memungkinkan Siak dikembangkan
Analisis data yang digunakan sebagai destinasi wisata halal kelas
dalam penelitian ini adalah analisis dunia.
deskriptif yaitu menggambarkan situasi c. Wisata Budaya
objek penelitian, memaparkan hasil Beberapa tradisi budaya Riau
jawaban informan. Selanjutnya dilakukan menyuguhkan suasana religius yang
analisis dengan menghubungkan hasil khas dan mendunia seperti tarian
observasi di lapangan dan jawaban Zapin, Puasa Enam, Barzanji. Buku
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 155
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

Tunjuk Ajar Melayu dan Gurindam layak untuk dikembangkan sebagai


Dua Belas berisi sarat makna yang destinasi wisata halal.
berlandaskan Al-quran dan Sunnah
adalah kekayaan budaya yang pantas Aksebilitas (Accessebility)
disuguhkan ke pentas dunia. Aksebilitas sangat berperan penting
d. Kekayaan Kuliner Khas Riau karena mencakup dukungan sistem
Riau dengan identitas melayu transportasi untuk mendukung
(Islam) memiliki beragam kuliner keberadaan suatu objek dan daya tarik
khas daerah yang sudah tidak perlu wisata dan memberikan kemudahan bagi
diragukan lagi kehalalannya. para wisatawan yang hendak
Beberapa diantaranya bahkan sudah mengunjungi objek wisata tersebut
dikenal secara nasional dan (Damanik dan Weber, 2006 : 11).
mendunia, karena mendapatkan Sistem transportasi tentunya harus
penghargaan dalam Anugerah didukung oleh penyediaan infrastruktur
pariwisata Indonesia (API). melalui program pembangunan jalan dan
Misalnya Asam Pedas Patin, Kue jembatan guna meningkatkan aksebilitas
Talam Durian, Konji Berayak, Air dari dan menuju lokasi objek wisata.
Mata Pengantin, Bolu Kemojo dan Berdasarkan pengamatan penulis dan
Lempuk Durian. hasil wawancara dengan pihak Dinas
e. Wisata Alam Pariwisata, salah satu kendala dalam
Pulau Rupat yang terletak di pengembangan pariwisata di propinsi
seberang kota Dumai kabupaten Riau adalah masih lemahnya
Bengkalis adalah salah satu destinasi infrastruktur. Akses dari dan menuju
wisata alam di Riau yang masuk lokasi objek wisata memiliki medan yang
dalam daftar destinasi wisata cukup sulit, bahkan ada yang tidak bisa
prioritas nasional. Pembangunan ditempuh oleh kendaraan roda empat.
jalan tol Pekanbaru-Dumai telah Kalaupun bisa ditempuh dengan
membuka akses untuk lebih mudah kendaraan, memerlukan waktu yang
dan cepat menjangkau pulau lama karena sulitnya medan yang harus
tersebut. Daerah lain yang juga saat dilalui. Bahkan ada beberapa lokasi
ini menjadi prioritas pengembangan objek wisata yang tidak bisa ditempuh
destinasi wisata halal adalah melalui jalan darat, tetapi harus melalui
kabupaten Kampar. Beberapa wisata perahu motor.
alam di kabupaten Kampar yang
potensial dan saat ini gencar Amenitas (Amenities)
dikembangkan adalah Desa Wisata Merupakan fasilitas penunjang dan
Teluk Mesjid yang juga dikenal pendukung wisata yang meliputi:
sebagai Kampung Patin, panorama akomodasi, rumah makan, toko cendera
Ulu Kasok, Puncak Kompe, Air mata, fasilitas penukaran uang, bis
Terjun Gulamo, Air Terjun Batu perjalanan, pusat informasi wisata dan
Tilam, Pulau Cinta di desa Teluk fasilitas kenyamanan lainnya.
Jering, Danau Rusa dan Sungai Ketersediaan fasilitas penunjang
Hijau. Masyarakat Kampar yang pariwisata halal di propinsi Riau
religius namun terbuka terhadap umumnya masih terpusat di ibu kota
wisatawan menjadikan Kampar propinsi Pekanbaru. Misalnya fasilitas
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 156
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

penukaran uang, bis pariwisata, hotel pendukung wisata halal dapat dilihat pada
berbintang, pusat informasi wisata dan tabel berikut :
lainnya. Beberapa fasilitas penunjang dan

Tabel 1. Jumlah Fasilitas Penunjang dan Pendukung Pariwisata Riau 2019


Hotel Berbintang 93 hotel (18,56%), 4 diantaranya adalah
Hotel Syariah dan 1 hotel Halal
408 Hotel (81,44%), ada lebih dari 15
Hotel Melati/Homestay
Homestay Syariah
Restoran Bersertifikasi Halal 16 Restoran
Outlet Makanan dan Minuman 12 Outlet
Restoran Self Clained Halal 2.321 Restoran
Money Changer Berizin 20
Bus Pariwisata 8 Perusahaan
Pusat Informasi Pariwisata 15
Sumber : Data dari berbagai sumber

Fasilitas Pendukung (Ancilary 18 tahun 2019 adalah bukti keseriusan


Services) pemerintah propinsi Riau dalam
Fasilitas pendukung pariwisata mengembangkan pariwisata halal. Dari
halal, seperti bank syariah di provinsi Pergub tersebut kemudian dibuat
Riau cukup banyak. Hingga tahun 2019 program Rencana Strategis yang
ada 75 kantor bank syariah di seluruh dinamakan Rencana Aksi
provinsi Riau. Untuk Rumah sakit yang Pengembangan Pariwisata Halal (Dispar
besar, lengkap dan sudah mendapatkan Prop. Riau, 2020). Aksi tersebut
ISO si A memang baru tersedia di memiliki 3 program utama yaitu :
Pekanbaru 1. Program Pemasaran
Adalah dengan melakukan
Kelembagaan (Institutions) branding, mendirikan rumah
Berkaitan dengan keberadaan dan peran promosi pariwisata halal dan
pemerintah, akademisi, pengusaha, melancarkan sales mission untuk
media dan masyarakat (disebut juga agen pariwisata. Sebenarnya Riau
Pentahelix) dalam mendukung memiliki banyak surga tersembunyi,
terlaksananya kegiatan pariwisata. namun karena kurang promosi
Menurut hasil wawancara dengan pak keindahan dan keunikan alam Riau
Yul Akhyar ( mantan Kadis Dispar tidak diketahui wisatawan.
propinsi Riau), keikutsertaan dan 2. Program Pengembangan Destinasi
sinergi Pentahelix perlu dilakukan agar Yaitu program yang berisi
kebijakan berkaitan dengan perencanaan digitalisasi destinasi
pengembangan pariwisata halal bisa pariwisata halal unggulan, melakukan
tepat sasaran agar dapat meningkatkan pengembangan paket wisata halal dan
kapasitas ekonomi dan kesejahteraan memanfaatkan bandara sebagai
masyarakat Riau. Peraturan Gubernur no. etalase pariwisata halal.
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 157
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

3. Program penguatan Sumber Daya pariwisata bisa menggantikan bahkan


Manusia, Industri Pariwisata dan melebihi sektor Migas serta industri
Kelembagaan lainnya jika dikembangkan secara
Untuk penguatan sumber daya berencana dan terpadu (Pleanggara dan
manusia, industri dan kelembagaan Yusuf A.G, 2012).
adalah dengan dibuatnya program Walaupun sektor pariwisata bukan
penyamaan visi pelaku sentra sektor utama penyumpang devisa dan
pariwisata halal, capacity building PDRB propinsi Riau, namun sejak Riau
pariwisata halal dan pengembangan ditetapkan sebagai destinasi wisata halal
penerbangan internasional. pada tahun 2016 sektor ini giat
dikembangkan oleh pemerintah daerah
Dampak Pariwisata Halal Terhadap Riau dan saat ini sudah termasuk dalam
Perekonomian propinsi Riau sektor unggulan. Provinsi Riau
Industri pariwisata akan menngencarkan pengembangan sektor
memberikan dampak terhadap pariwisata melalui program “Riau
perekonomian, menstimulus peningkatan Menyapa Dunia”. Kebijakan pariwisata
pertumbuhan ekonomi melalui berbagai Riau mampu meningkatkan Pendapatan
sektor yang terkait (Arghutashvili da Asli Daerah hingga 4,2 triliun rupiah pada
Tbilisi, 2018). Walaupun bukan indikator tahun 2019. Untuk kota Pekanbaru
satu-satunya keberhasilan pembangunan konribusi sektor pariwisata terhadap PAD
di suatu negara, pertumbuhan ekonomi adalah sebesar Rp 144 Milyar pada tahun
menjadi barometer kemajuan ekonomi 2018 dan meningkat menjadi Rp 148
suatu daerah (Todaro, 2006). Sektor Milyar pada tahun 2019.

Gambar 2. Perkembangan PDRB Provinsi Riau Menurut


Lapangan Usaha tahun 2016 -2020
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 158
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

Berdasarkan hasil survey peneliti di berkunjung. Contohnya, jalan tol


beberapa kawasan objek wisata di kota Pekanbaru-Dumai yang dibangun
Pekanbaru, kabupaten Kampar, Pulau guna memudahkan akses menuju
Rupat kabupaten Bengkalis dan kota Dumai. Bukan hanya dikenal
kabupaten Siak, maka ditemukan sebagai kota pelabuhan dan industri,
dampak pengembangan pariwisata tetapi via Dumai wisatawan akan
terhadap pembangunan perekonomian menyeberang menuju Pulau Rupat.
daerah, yaitu : Pulau Rupat merupakan destinasi
a. Perekonomian masyarakat lokal unggulan pariwisata propinsi Riau
meningkat, kedatangan wisatawan karena termasuk destinasi
memunculkan jiwa entrepreneur pariwisata nasional.
masyarakat untuk berwirausaha
berkaitan dengan penyediaan
fasilitas pelayanan dan kemudahan 5. Simpulan
bagi pengunjung selama mereka Dari pemaparan hasil penelitian
berwisata. Hasil survey di lapangan di atas terlihat bahwa dengan kekuatan
menunjukkan bahwa berbagai branding “Home Land of Melayu”
usaha muncul di sekitar objek propinsi Riau memang sangat pantas dan
wisata, misalnya rumah makan, memiliki potensi besar untuk
tempat minum, penyediaan sarana dikembangkan menjadi destinasi
permainan baik darat maupun air pariwisata halal. Riau memiliki daya
(misalnya AVP, Banana Boat, tarik (Attraction) wisata halal yang
Ayunan, Kendaraan Hias dan sangat variatif, mulai dari alam, budaya,
sebagainya). kuliner, fashion dan artificial (event).
b. Membuka lapangan pekerjaan bagi Hal ini terbukti dari banyaknya
penduduk sekitar, misalnya dengan penghargaan yang didapatkan Riau dari
menjadi pemandu wisata, penyelenggaraan Anugerah Pariwisata
karyawan hotel atau restoran, Indonesia.
security dan lainnya. Pada Walaupun beberapa lokasi objek
beberapa objek wisata di kabupaten wisata yang ada di Provinsi Riau masih
Kampar ( misalnya di kecamatan sulit dijangkau dengan menggunakan
XIII Koto Kampar) peneliti kendaraan roda empat atau sepeda
mendapati banyaknya masyarakat motor dan memerlukan waktu yang
yang membuka lapangan kerja baru lama, namun pembangunan jalan tol
dengan menyediakan sarana Pekanbaru- Dumai (Riau-Sumut) dan
transportasi perahu motor untuk Pekanbaru-Padang (tol sumatera) akan
menuju lokasi wisata air terjun yang semakin memperkuat aksebilitas
ada di kecamatan tersebut karena pariwisata halal propinsi Riau.
jalan menuju ke objek wisata lewat Akomodasi (Hotel, Homestay)
darat sulit ditempuh kendaraan roda yang menunjang pariwisata halal di Riau
empat maupun roda dua. cukup banyak dan baik, terbukti dengan
c. Dibangunnya fasilitas dan banyaknya hotel maupun homestay
infrastruktur yang lebih baik guna syariah, begitu juga dengan restoran dan
menarik minat wisatawan untuk toko oleh-oleh yang sudah bersertifikasi
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 159
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

halal. Sertifikasi halal menjadi salah satu Tahun 2018 tentang pariwisata halal dan
indikator penting pariwisata halal regulasinya. Dinas Pariwisata propinsi
terutama untuk makanan dan minuman Riau sebagai garda terdepan dalam
(Fitrianti, 2018). Berdasarkan hasil mengembangkan wisata halal di bumi
wawancara dengan pak Cecep dan pak Melayu ini juga sangat antusias dan
Tabrani, yang masih menjadi kendala bekerja keras untuk mewujudkan Riau
akomodasi halal adalah terpisahnya sebagai salah satu daerah tujuan
toilet dengan tempat berwudhu pada destinasi wisata halal Indonesia.
setiap kamar tamu hotel dan terpisahnya Berbagai kegiatan pelatihan, sosialisasi,
kolam renang laki-laki dan perempuan. workshop terus dilakukan oleh Dispar
Disamping itu rendahnya kesadaran para Riau guna meningkatkan peran pelaku
pemilik rumah makan untuk membuat industri pariwisata. Misalnya dengan
sertifikasi halal juga menjadi tantangan melakukan pelatihan Pemandu Wisata,
pengembangan wisata halal. Pihak memfasilitasi pembuatan sertifikasi halal
rumah makan malas mengurus sertifikasi bagi UMKM usaha kuliner,
halal MUI karena merasa semua menyelenggarakan event pariwisata baik
makanan yang tersedia di daerah, nasional maupun internasional
restoran/rumah makan mereka adalah serta memberikan penghargaan kepada
halal karena mereka seorang muslim. para penggiat dan pelaku industri
Padahal beberapa turis dari mancanegara pariwisata.
memiliki standar yang ketat terhadap Keseriusan pemerintah daerah
sertifikasi halal produk makanan dan dalam mengelola pariwisata halal
minuman. melalui kebijakan yang tepat akan
Fasilitas penunjang dan membawa dampak terhadap peningkatan
pendukung wisata seperti bank, rumah kesejahteraan masyarakat melalui
sakit maupun pusat informasi pariwisata pertumbuhan dan kemajuan ekonomi.
juga tersedia. Hanya saja belum merata Tidak hanya berkontribusi terhadap
ke seluruh daerah kabupaten dan lokasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), PDRB,
wisata karena lebih terpusat di ibu Devisa negara dan Pendapatan nasional,
kota propinsi. namun yang terpenting adalah
Kelebihan pengembangan wisata tumbuh kembangnya ekonomi kreatif
halal di Riau adalah dukungan pada destinasi wisata dan adanya
kelembagaan yang kuat terutama dari perbaikan infrastruktur di daerah.
pemerintah melalui PERGUB No. 18
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 160
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

Daftar Pustaka
Ervina, 2017. Penerapan Strategi
Byson, John.M. 1988. A Strategic Pengembangan Pariwisata Oleh
Planning Process for Public and Dinas Pariwisata di Kabupaten
Non-ProfitOrganization. Long Kutai Kartanegara,
Range Planning. Pergamon ejurnal.fisip.unmul.ac.id
Journals Ltd: Great Britain. Firdaus, H, & khoirul,H. 2017. Kajian
Battour, M., & Ismail, M. N. (2016). dan Strategi Pengembangan Wisata
Halal tourism: Concepts, practices, Pantai Syari’ah. Fakultas
challenges and future. Tourism Ekonommi dan Bisnis, IAIN
Management Perspectives. Jember.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015. Fitria Andayani dan Hery Sucipto,
12.008 Wisata Syariah, Jakarta: Grafindo
Charles Hofer, Higgins. 1995. Books Media, 2014.
Pengambilan Keputusan George A. Steiner dan John B.
Strategik. Untuk Organisasi Miner.1997. Kebijakan dan Strategi
Publik dan Organisai Nonprofit. Manajemen. Hamzah, Maulana.
Grasindo, Jakarta M., & Yudiana, Yudi. (2015,
Chookaew, S., chanin, O., Charatarawat, Februari 9). Analisis Komparatif
dkk, 2015. Increasing Halal Potensi Industri Halal dalam Wisata
Tourism Potential at Andaman Gulf Syariah dengan Konvensional.
in. Journal of Economics, Business, Dipetik Agustus 4, 2015, dari
and Management, III (7). http://catatanek18. blogspot.co.id:
Cooper, Fletcher, Gilbert, Shepherd & http://catatanek18.blogspot.co.id/2
Wanhill. 1998. Tourism 015/02/analisis-komparatif-
Principles and Practices. England: potensiindustri.Html
Longman Group Limited. Han, H., Al-Ansi, A., Olya, H. G. T., &
Damanik, Janianton dan Weber, Kim, W. (2019). Exploring halal-
Helmut. (2006). Perencanaan friendly destination attributes in
Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. South Korea: Perceptions and
Yogyakarta: PUSPAR UGM dan behaviors of Muslim travelers
Andi toward a non-Muslim destination.
David, Fred R. (2004). Manajemen Tourism Management.
Strategis. Jakarta: PT. Indeks https://doi.org/10.1016/j.tourman.2
Kelompok Gramedia. 018.10.010
Departemen Agama RI, 1999, Al – Henderson, J. C. (2016). Halal food,
Qur’an dan Terjemehannya, certification and halal tourism:
Semarang: CV, Toha Putra. Insights from Malaysia and
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Singapore. Tourism Management
Kabupaten Siak (2015) Perspectives.
El-Gohary, H. (2016). Halal tourism, is it https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015.
really Halal? Tourism Management 12.006.
Perspectives. Mohsin, A., Ramli, N., & Alkhulayfi, B.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015. A. (2016). Halal tourism: Emerging
12.013 opportunities. Tourism
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 161
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

Management Perspectives.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015.
12.010
Rafdinal, W., & Alty, F. (2017).
Pengaruh Islamic Tourism dalam
Meningkatkan
Word of Mouth Wisata Halal Sumatera
Barat. 1367–1373.
Salam, Dharma Setyawan. Otonomi
Daerah Dalam Perspektif
Lingkunga, Nilai dan sumber Daya.
Jakarta: Djembatan
Samori, Z., Md Salleh, N. Z., & Khalid,
M. M. (2016). Current trends on
Halal tourism: Cases on selected
Asian countries. Tourism
Management Perspectives.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015.
12.011
Satriana, E. D., & Faridah, H. D. (2018).
Wisata halal: perkembangan,
peluang, dan tantangan. Journal of
Halal Product and Research.
Pengaruh Pengembangan Pariwisata …{Bustamam & Suryani, dkk}| 162
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 2, Des 2021 e-ISSN 2597-7393

Anda mungkin juga menyukai