Anda di halaman 1dari 33

KARYA TULIS ILMIAH

“OPTIMALISASI POTENSI BANYUWANGI MELALUI STRATEGI


PEMASARAN SYARIAH GUNA MEMBENTUK SENTRA WISATA
HALAL”

Dalam Rangka memenuhi persyaratan Mata Kuliah “ Manajemen Pemasaran


Syariah “

Ditulis Oleh:

Firdayanti Zahro 041711433045

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

EKONOMI ISLAM

2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data dari Ditjen Imigrasi dan Badan Pusat Statistik pada bulan
Januari-Juli 2016, total kunjungan wisatawan mancanegara tercatat pertumbuhan
sekitar 7,64%. Pariwisata Indonesia sudah memiliki pertumbuhan yang bagus yaitu 7,2
persen per tahun. Angka ini bahkan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pariwisata
dunia yang hanya mencatatakan angka sebesar 4,7 persen. Dengan jumlah turis dunia
yang mencapai 1,3 miliar orang, maka masih ada potensi untuk meningkatkan
pertumbuhan kunjungan wisata. Potensi yang dimiliki Indonesia sangat memang
sangat besar, terbukti dengan perkembangan pariwisata halal di Indonesia.
Berdasarkan data dari State of the Global Islamic Economy Report tahun 2016/17, top
muslim consumer travel expenditure markets yaitu sekitar US$9,1 (tahun 2015). Hal ini
merupakan peluang besar bagi Indonesia dalam meningkatkan pariwisata halal di
kancah dunia.
Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa nasional peringkat
ke empat.Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 menunjukkan bidang
pariwisata mencapai angka Rp 10.054T. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Desember 2016, rata-rata pengunjung pariwisata berdasarkan provinsi yang ada di
Indonesia, baik domestik dan wisatawan mancanegara adalah Jawa Timur, Bali, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Oleh karea itu pariwisata di Indonesia sangat
diminati oleh wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara karena keindahan dan
keasrian alamnya.Dampak positif yang bisa diambil yaitu pertumbuhan ekonomi di
beberapa wilayah atau daerah di Indonesia dari adanya pariwisata salah satunya
melalui strategi pemasaran syariah.

Berbicara mengenai kota Banyuwangi , banyak sekali program yang dicanangkan


untuk terus mendorong wisatawan berkunjung. Dari 72 event , tahun 2018 menjadi 77
event. Berdasar Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi Pada 2017 kunjungan
wisatawan mancanegara mencapai angka 91.000 pengunjung, melainkan untuk
pengunjung domestik mencapai angka 4,8 juta jiwa.Hal ini mempelopori peningkatan
wisatawan dan mampu menggerek pendapatan devisa sebanyak Rp 546 miliar

2
berdasar perhitungan Kementerian Pariwisata. Peningkatan pendapatan per kapita
warga kota Banyuwangi lebih meningkat dua kali lipat dari Rp 20,8 juta.

Berbicara wisatawan Muslim, khususnya wisatawan yang berasal dari Timur


Tengah.Peluangnya sangat besar sebagai salah satu sektor yang paling tangguh dalam
pariwisata.Hal ini berkaitan dengan banyaknya jumlah umat Muslim di seluruh dunia
dan keinginan mereka untuk mengunjungi wisata (Bozorgaghideh & Beegam, 2015:44),
dan juga kepatuhan umat Muslim terhadap agamanya (Akyol & Kilinc,
2014:172).Pariwisata juga membahas mengenai jembatan perjalanan manusia dari
habitat aslinya menuju industri yang mengalokasikan kepada segala kebutuhannya
(Jafari & Scott 2014:8), sementara halal dan haram adalah suatu hukum Islam yang
didasari oleh ajaran Al-Qur’an serta Sunnah untuk mengatur setiap aspek kehidupan
umat Muslim (Islam & Chandrasekaran, 2013:3940). Bagi umat Muslim, yang telah
tertulis di kitab suci Qur’an merupakan pedoman hidup di dunia untuk mencapai
akhirat, termasuk tentang konsep halal itu sendiri. Berbicara mengenai kehidupan
material dengan spiritual haruslah berjalan beriringan di mata mereka, sehingga agama
masih dianggap sebagai instrumen yang menggerakkan budaya vital dan akan
berdampak pada tingkah laku dan nilai-nilai yang dianut dalam suatu kelompok,
termasuk pada saat mereka bersama.

Imam Asy-Syathibi mengungkapkan tentang syar‟ah dan fungsinya bagi manusia


seperti ungkapannya dalam kitab al-Muwwafaqat: “Sesungguhnya syariat itu ditetapkan
bertujuan untuk tegaknya (mewujudkan) kemashlahatan manusia di dunia dan Akhirat”.
Konsep dari Asy-Syathibi inilah yang akhirnya disebut dengan maqashid syariah yang
terdiri dari, Hifdz Ad-Din (Memelihara Agama), Hifdz AnNafs (Memelihara Jiwa), Hifdz
Al’Aql (Memelihara Akal), Hifdz AnNasb (Memelihara Keturunan), Hifdz Al-Maal
(Memelihara Harta).

Islam berpedoman pada Al Quran dan As Sunnah merupakan solusi dari segala
permasalahan yang terjadi di dunia. Kesejahteraan dalam Islam merupakan tujuan dari
umat manusia untuk mewujudkan kemaslahatan. Solusi dari kurang optimalnya dalam
pemasaran adalah dengan manajemen pemasaran syariah. Sebagaimana yang telah
dicontohkan Nabi Muhammad SAW yang Diriwayatkan oleh Ibrahim Al-Harbi
dalam Gharib Al-Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman,

3
Artinya: “Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.”

Artinya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan pada umatnya


untuk berdagang dengan menjunjung tinggi etika keislaman. Dalam beraktivitas
ekonomi, umat Islam dilarang melakukan tindakan diluar dari jalan Allah , atau di jalan
yang bathil. Namun juga harus melakukan kegiatan ekonomi yang didasari dengan
keridhoan di antaranya.Di sisi lain , perencanaan pemasaran dalam Islam, kita
tergantung pada prinsip syarikat (kerjasama) yang telah diakui secara universal.
Strategi (rencana) pemasaran merupakan salah satu hal untuk interaksi dan berusaha
menciptakan guna menggapai sasaran pemasaran seperti yang diimpikan atau
diharapkan.Berbicara mengenai perencanaan yaitu menjadi sunnatullah bahwa apa
pun yang sudah kita rencanakan, berhasil maupun tidak, tergantung pada ketentuan
Tuhan (Allah).Melaksanakan suatu perencanaan dalam Islam seharusnya bergerak ke
arah suatu kebajikan yang wajar antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial
melalui penetapan kebijaksanaan yang pragmatik, namun konsisten dengan jiwa Islam
yang tidak terlepas dengan tuntunan Al-Quran dan Hadis. Hal ini beriringan dengan
kode etik yang dipegang oleh setiap orang muslim.

Salah satu filantropi ekonomi Islam adalah wakaf yang mampu menjadi solusi dari
pembangunan pariwisata dalam peningkatan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, Bella Novitasari, dkk dalam judul
penelitian “Implementasi Kebijakan Pembangunan Pariwisata Dalam Peeningkatan
Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Objek Wisata Pulau Merah
Kabupaten Banyuwangi” menemukan bahwa pelaksanaan kebijakan pembangunan
pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah Kabupaten
Banyuwangi dengan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor
13 Tahun 2012 sudah berjalan dengan baik. Dimana fakta di lapangan menunjukkan
dampak positif seperti beralihnya profesi masyarakat sekitar objek wisata dan
perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih baik. Hal tersebut merupakan temuan
penelitian yang mendukung bahwa pariwisata dapat meningkatkan pendapatan pada
sektor UMKM. Pengembangan aset wakaf berpotensi menyediakan berbagai fasilitas
sosial bagi kesejahteraan masyarakat, dan tentunya mendukung program ekonomi

4
pemerintah. Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Badan Wakaf Indonesia,
model Sukuk Linked Wakaf juga telah dikomunikasikan dengan Kementererian Badan
Usaha Milik Negara dan beberapa perwakilan BUMN di bidang infrastruktur. Wakaf
dapat dikelola secara produktif sehingga manfaatnya mampu dirasakan oleh semua
umat manusia demi mewujudkan kemaslahatan sehingga tercapainya kesejahteraan.
Sejalan dengan Al Quran dan As Sunnah serta kebijakan pemerintah dalam
mencapai kesejahteraan bagi umat, maka kami mengusung Konsep SEWHABA
“Sentra Wisata Halal Banyuwangi”. Diharapkan adanya sinergisitas antara stakeholder
terkait seperti: Pemerintah Pusat dan Daerah, Kementerian & dinas Pariwisata,
Kementerian Keuangan, Badan Wakaf Indonesia, Teknokrat, dan beberapa Elemen
Masyarakat, Lembaga Keuangan Syariah, Pelaku UMKM dan masyarakat umum
sehingga tujuan bersama dapat dicapai.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis membuat sebuah SEWHABA
“Sentra Wisata Halal Banyuwangi” dalam mengoptimalkan wisata Banyuwangi melalui
strategi pemasaran syariah guna membentuk sentra wisata halal dengan model sukuk
link wakaf berbasis UMKM sehingga terciptanya Pariwisata yang halal dan adanya
peluang pekerjaan atau wirausaha dalam berbisnis melalui UMKM sehingga
terciptanya kesejahteraan /kemaslahatan yang berjudul “OPTIMALISASI POTENSI
BANYUWANGI MELALUI STRATEGI PEMASARAN SYARIAH GUNA MEMBENTUK
SENTRA WISATA HALAL”.

1.2 Landasan Teori

1.2.1 Pariwisata
Menurut Institute of Tourism in Britain (sekarang Tourism Society in
Britain) di tahun 1976 merumuskan : ”Pariwisata adalah perginya orang-orang
dalam jangka waktu pendek yang menuju ke tempat-tempat tujuan di luar tempat
tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada
di tempat- tempat tujuan tersebut: mencakup kegiatan untuk berbagai maksud,
termasuk kunjungan seharian atau darmawisata/ekskursi” (dalam Pendit, 1999 :
30)

1.2.2 Wisata Halal Banyuwangi

5
Berdasarkan data dari detik.com kawasan Pantai Pulau Santen yang
berada di Kelurahan Karangrejo ini dulu sebagai lingkungan kumuh. Tak jauh dari
gerbang masuk Pulau Santen, ada tempat prostitusi Pakem yang telah ditutup.
Kini pulau ini mulai ditata. Saat ini dengan bertahap, Pantai Pandanaan di sisi
selatan akan dikembangkan beach club for women. Desainnya sedang digarap
sejumlah arsitek kondang. Pulau Santen di sentuh dengan konsep halal tourism
lantaran potensinya besar. Halal tourism terus tumbuh dan harus direspons untuk
mengembangkan pariwisata daerah. Populasi umat Islam di dunia sekitar 1,6
miliar jiwa, di Indonesia lebih dari 200 juta jiwa, dan terus bertambah. World Halal
Tourisn Summit memprediksi, pada 2019, perputaran uang di industri halal tourism
mencapai USD 238 miliar.Hal ini menjukkan bahwa wisata halal di Banyuwangi
berpotensi pada pertumbuhan perekonomian lokal.

1.2.3 Nilai - nilai Agama


Pandangan agama akan positif jika ingin mencapai tujuan yang baik. Meskipun itu
adalah tujuan yang baik untuk orang dan masyarakat, itu ditolak. Turisme
terdistorsi harus bertentangan dengan agama. Mengenai hal ini, agama apa pun
melarangnya. Selain itu, pariwisata juga dapat menjadi media untuk
menumbuhkan kesadaran, iman dan pengabdian serta mencapai nilai-nilai hidup
yang mulia dan tinggi. Pertama, nilai-nilai luhur agama menjadi sangat penting
sebagai motivator dan sumber nilai-nilai ideal dalam pengembangan pariwisata.
Tentu saja, diperlukan pendekatan yang persuasif, interaktif, komunikatif, dan
produktif di antara para pelaku pariwisata dunia. Selain itu, dalam Islam, semua
kegiatan yang baik dan mengandung nilai-nilai positif dan dilakukan dengan cara
yang baik, selalu patut disembah.
Apa kebutuhan para ulama dan tokoh masyarakat? Apakah pemahaman tentang
arah yang baik dan benar, yang terbaik dari bau amoralitas. , toilet dan
sebagainya, untuk orang yang bersih dan memadai. Penyediaan ruang sholat,
sajadah, Al-Qur'an di laci meja atau ruang-ruang di dalam ruangan serta ruang
sholat dan masjid di dalam kompleks hotel sangat penting dan saling melengkapi.
Apalagi makanan dan minuman yang disajikan khusus untuk wisatawan lokal dan
domestik, harus dijamin halal. (Shofwan Karim, 2003: 6-8)

1.2.4 Strategi Pemasaran

6
Strategi pemasaran bisa dikatakan sebagai logika pemasaran dengan unit
usaha berharap dapat mencapai sasaran atau target yang diharapkan.Sehingga
dapat diketahui bahwa strategi pemasaran merupakan keseluruhan dari
perencanaan yang disusun secara terpadu dan menyatu di bidang pemasaran,
sehingga memberikan panduan mengenai kegiatan yang akan dioperasionalkan
guna mencapai tujuan dari pemasaran perusahaan atau visi dari apa yang akan
dipasrkan.
Berbicara mengenai seorang pebisnis, dapat dikatan sebagai manusia
yang mampu dan sangggup dalam berusaha, dengan tidak pernah kenal lelah ,
ulet , tangguh serta selalu bangkit dan berusaha untuk menggapai kejayaan.
Seorang pebisnis dalam melakukan sebuah usahanya juga perlu melakukan
suatu kegiatan yang disebut pemasaran. Dalam bukunya Kotler & Keller (2008: 5-
6) mengakatan bahwa Para menejer terkadang menganggap sebuah pemasaran
sebagai ”seni yang menjual produk”, namun tak banyak orang terkejut ketika
mendengar bahwa menjual bukanlahhal yang intim dari sebuah pemasaran.
Melihat dari sisi menjual hanyalah ujung dari hulu.Peter Drucker adalah ahli teori
manajemen terkemuka mengemukankan pendapatnya sebagai berikut :
1. Selalu akan ada kebutuhan dan akan ada yag namanya penjualan.
Namun tujuan sebenarnya dari pemasaran adalah membuat
penjualan yang berlimpah.Tujuan dari pemasaran adalah mengetahui
dan memahami yang diinginkan oleh pelanggan dengan baik
sehingga produk atau jasa yang akan diciptakan bisa sesuai dengan

7
kebutuhannya dan dapat terjual dengan sendiri.Normalnya ,
pemasaran harus menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk
membeli.Dengan demikian yang dibutuhkan hanyalah memastikan
produk dan jasa bisa tersedia.
1. Kotler & Keller (2008:5) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi
dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan,
dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola
hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi
dan pemangku kepentingan.
2. Menurut Boyd dkk (2000 : 4) Pemasaran adalah suatu proses sosial
dengan melibatkan kegiatan - kegiatan penting yang memungkinkan
individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak dan untuk
mengembangkan hubungan pertukaran.
3. pemasaran menurut Stanton (1996 : 7-8) pemasaran adalah suatu
system total kegiatan bisnis yang dirancang untuk menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang
dapat memuaskan keinginan baik kepada konsumen saat ini maupun
konsumen potensial, dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kesimpulan yang di ambil dalam bidang pemasaran, harus ditujukan
untuk menentukan produk dan pasarnya, harga serta promosinya,
untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Dari definisi-definisi di atas, dapat diartikan bahwa arti dari pemasaran


bukan hanya aktivitas-aktivitas yang terjadi sebelum produk dimulai dan
merupakan suatu system dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan mulai
dari merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa kepada konsumen. Dari berbagai pengertian pemasaran di atas
dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah proses sosial ekonomi
dengan tumpuan pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan individu dan
kelompok dengan menciptakan pertukaran sehingga memberikan kepuasan
individu atau kelompok secara maksimal.

C. Bauran Pemasaran (marketing mix)

8
Setiap fungsi manajemen adalah memberikan kontribusi tertentu pada
saat penyusunan strategi dengan tingkat level yang berbeda. Pemasaran
merupakan fungsi yang memiliki peran yang paling besar dan berpegaruh dengan
lingkungan eksternal , meskipun perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas
terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan
penting dalam pengembangan strategi.Dalam peranan strategisnya , usaha
pemasaran dalam mencari problem solving yang menjadi pertimbangan pokok.
Pertama, bisnis yang akan digeluti oleh pebisnis pada saat ini dan masa yang
akan datang.Kedua, bagaimana pengelolaan bisnis yang telah terpilih agar dapat
dijalankan dengan baik , sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar
perspektif produk, harga, promosi dan distribusi (bauran pemasaran).Berdasar
pendapat dari Tull dan Kahle (dalam Fandy Tjiptono 2006: 6) yang mendefinisikan
bahwa strategi pemasaran digunakan sebagai alat fundamental yang terencana
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan pengembangan dari keunggulan
sehingga mampu bersaing secara berkesinambungan melalui pasar yang
dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut.Pengertian strategi pemasaran menurut Badri Sutrisno et.al (2003: 26)
adalah Pendekatan yang dilakukan oleh unit bisnis guna mencapai sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya dan terlebih dahulu telah tercantum di dalamnya
mengenai keputusan - keputusan pokok dari target pasar, penempatan produk di
pasar, bauran pemasaran dan tingkat yang dibutuhkan dalam biaya
pemasaran.Sasaran pemasaran juga dapat diartikan sebagai suatu pernyataan
yang akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan pemasaran. Sementara bauran
pemasaran dapat diartikan sebagai kolaborasi yang unik dari sebuah rantai
distribusi produk, promosi dan strategi harga yang didisain guna menghasilkan
pertukaran yang saling memuaskan terhadap sasaran pasar dan target pasar.
Pembisnis harus berhari – hati dalam melakukan persaingan di pasar.
Setidaknya harus menganalisa dan mengetahui faktor – faktor yang terdapat
dalam lingkungan internal maupun eksternalnya. Bedasar pendapat Kotler (2003:
123) mengatakan bahwa marketing mix yaitu mendeskripsikan suatu kumpulan
alat-alat yang dapat digunakan oleh manajer guna mempengaruhi sistem
penjualan.Menurut Kartajaya (1997: 305) mengenai marketing mix mengatakan
bahwa pada saat marketing mix diterapkan dalam keseluruhan konsep marketing,

9
maka perusahaan akan benar-benar dalam keadaan krusial , kritis serta bahaya.
Konsekuensi perusahaan dalam berjuang mempertahankan dan meningkatkan
posisi profil adalah sepenuhnya dengan bergantung pada kemampuan para pihak
manajemen dalam memahami arti dari marketing mix itu sendiri. Adapun variabel
yang mencakup dalam marketing mix adalah sebagai berikut:
1. Produk
Produk merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan,
diciptakan tentu dengan memiliki berbagai keunggulan-keunggulan
sehingga dapat bersaing di pasar.Penjualan yang berhasil pada suatu
pasar yang kompetitif didasarkan atas produk barang dan jasa yang
dihasilkan, apakah dianggap sudah mampu memenuhi keinginan dan
kebutuhan dari pihak konsumen atau bahkan belum dapat
memenuhinya.
2. Harga
Harga merupakan sebuah produk yang dapat mempengaruhi jumlah
produk yang akan dijual dan lebih detailnya digunakan untuk
menentukan penerimaan perusahaan pada penjualan tertentu.
Sehingga harga harus ditentukan pada waktu yang tepat dan dalam
jumlah yang sesuai dengan proporsinya.
3. Saluran Pemasaran
Berdasar pendapat dari Ali Hasan (2008; 348) Saluran pemasaran
merupakan basis lokasi atau tempat serta kantor operasional dan
administrasi perusahaan yang memiliki nilai strategis. Gunanya
sebagai media untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian
produk dari produsen kepada konsumen melalui transaksi
perdagangan.

1.2.5 Wakaf

Berdasarkan UU Nomor 41 tahun 2014, Wakaf adalah perbuatan hukum


wakif untuk memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harta benda yang
mereka miliki untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan atau kesejahteraan
umum menurut syariah.

10
Dalam ayat tersebut terdapat perintah untuk menafkahkan harta yang
dicintai oleh hambanya dengan mengatasnamakan Allah dan digunakan untuk
kepentingan umatnnya.Artinya adalah berwakaf sebagaimana yang telah
diterangkan oleh hadis Nabi riwayat Bukhari Muslim bahwa setelah turunnya ayat
ini, Thalhah merupakan salah seorang Sahabat Nabi dari golongan Anshar yang
temsuk orang – orang terkaya di Madinah.Beliau mewakafkan kebun kurma yang
paling disenanginya (Bayruhā) guna kemaslahatan umat.

1.2.5 Wakaf

Berbicara mengenai filantropi Islam salah satunya adalah wakaf.


Pengembangan aset wakaf berpotensi menyediakan berbagai fasilitas sosial bagi
kesejahteraan masyarakat, dan tentunya mendukung program ekonomi
pemerintah. Berdasarkan Undang-undang No. 41/2004 Pasal 16 membagi jenis
harta benda wakaf menjadi dua, yaitu benda tidak bergerak dan benda bergerak.

Uang digolongkan menjadi salah satu harta benda wakaf bergerak. Penerapan
wakaf tunai pada masa sekarang, mempunyai keunggulan yang lebih besar dari
wakaf tradisional, yaitu benda-benda fisik yang tidak bergerak. Secara umum,
wakaf benda tidak bergerak hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki harta

11
lebih. Sedangkan wakaf tunai dapat dilakukan banyak orang, meskipun tidak kaya.
Berdasarkan data BWI, jumlah tanah wakaf yang ada di Indonesia saat ini
mencapai angka 4.359.443.170,00. Potensi wakaf tunai di Indonesia luar biasa.

Dilihat dari potensi sumber daya alam atau tanahnya (resources capital)
jumlah harta wakaf di Indonesia merupakan jumlah harta wakaf terbesar di seluruh
dunia. Hal ini merupakan tantangan bagi umat Islam Indonesia untuk
memfungsikan serta memanfaatkan harta wakaf tersebut secara maksimal. Maka,
langkah yang tak bisa ditawar lagi yaitu memberdayakan potensinya dengan
memproduktifkan aset-aset wakaf tersebut.Jika bangsa ini mampu
mengoptimalkan potensi wakaf yang begitu besar itu, tentu kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat lebih terjamin.

Pengembangan aset wakaf berpotensi menyediakan berbagai fasilitas


sosial bagi kesejahteraan masyarakat,salah satunya untuk pengembangan
fasilitas pada wisata di Banyuwangi guna memberntuk sentra wisata halal dan
tentunya mendukung program ekonomi pemerintah. BI, Kemenkeu, dan BWI,
Wakaf ini juga telah dikomunikasikan dengan Kementererian Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan beberapa perwakilan BUMN di bidang infrastruktur. Dengan
dikelolanya dana wakaf tunai ini oleh penulis sebagai inisiator sekaligus
akademisi, diharapkan penggunaan dana tersebut menjadi lebih optimal dan lebih
menyasar sektor riil, karena digunakan dalam kegiatan yang bersifat produktif.

1.2.6 Sertifikasi Halal


Pangsa pasar produk halal di Indonesia sangatlah besar.Hal tersebut
dilatarbelakangi oleh penerapan usaha bisnis berbasis halal industry. Hal ini
diharapkan mampu memenuhi permintaan produk halal sekaligus meningkatkan
daya saing produk yang nantinya diciptakan oleh wisata kuliner di Banyuwangi
sekaligus cara untuk memperoleh predikat produk halal adalah melalui sertifikasi
halal. Untuk mempermudah pelaku UMKM dalam memperoleh sertifikasi halal
pada produknya, penulis selaku inisiator program bersama akademisi selaku
pembimbing akan memfasilitasinya dengan bekerjasama dengan pemerintah,
yang dalam hal ini adalah MUI.

2.1.1 Kesejahteraan Ekonomi

12
Ekonomi kesejahteraan syariah dapat didefinisikan sebagai salah satu
cabang ilmu ekonomi yang dapat membantu merealisasikan kesejahteraan
manusia melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang
seirama dengan tujuan, tanpa mengekang kebebasan individu,serta dapat
menciptakan keseimbangan makroekonomi dan ekologi yang berkepanjangan,
atau bahkan melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan moral
masyarakat.Tujuan dari mendorong kesejahteraan manusia dapat membantu
menyediakan suatu arah yang tegas baik bagi pembahasan teoritis maupun resep
kebijakan (Chapra, 2001:108).
Imam Asy-Syathibi mengungkapkan tentang syari‟ah dan fungsinya bagi
manusia seperti ungkapannya dalam kitab al-Muwwafaqat:

Konsep dari Asy-Syathibi inilah yang akhirnya disebut dengan maqashid syariah
yang terdiri dari, Hifdz Ad-Din (Memelihara Agama), Hifdz AnNafs (Memelihara
Jiwa), Hifdz Al’Aql (Memelihara Akal), Hifdz AnNasb (Memelihara Keturunan),
Hifdz Al-Maal (Memelihara Harta).

1.2.7 Penelitian Sebelumnya


Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, menurut Novi, dkk (2014)
dalam judul penelitian “Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia” menemukan hasil bahwa pelaksanaan kebijakan pembangunan
pariwisata halal dalam peningkatan sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah
Kabupaten Banyuwangi dengan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten
Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2012 sudah berjalan dengan baik. Dimana fakta di
lapangan menunjukkan dampak positif seperti beralihnya profesi masyarakat
sekitar objek wisata dan perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih baik. Hal
tersebut merupakan temuan penelitian yang mendukung bahwa pariwisata dapat
meningkatkan pendapatan pada sektor UMKM. Hal ini merupakan salah satu

13
solusi dari ketenagakerjaan yang ada di Banyuwangi melalui ide bisnis yang
diinisiatori oleh mahasiswa maupun SMK melalui UMKM.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Potensi Pariwisata di Banyuwangi untuk dijadikan sentra wisata Halal

Berbicara mengenai kota Banyuwangi , yang terfikirkan adalah kota pariwisata.


Begitu banyak destinasi pariwisata yang ada di Banyuwangi.Berdasarkan data Data
wisatawan sektor pariwisata di Banyuwangi memang terusmeningkat setiap tahunnya.
Kunjungan wisatawan nusantara melonjak mencapai proporsi 161% dari 651.500 orang
(2010) dan menjadi 1.701.230 orang (2015). Sementara wisatawan mancanegara
meningkat 210% dari kisaran 13.200 (2010) menjadi 41.000 (2015). Badan Pariwisata
Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations World Tourism Organization/UNWTO)
memberikan sebuah penghargaan kepada Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,Indonesia
dalam 12th UNWTO Awards Forum di Madrid, Spanyol. Banyuwangi memperoeh UNWTO
Awards for Excellence and Innovation in Tourism dengan kategori ”Inovasi Kebijakan

14
Publik dan Tata Kelola” serta mengalahkan beberapa nominator lainnya dari Kolombia,
Kenya, dan Puerto Rico.

Perkembangan bisnis dan pariwisata Banyuwangi juga dapat ditunjukkan melallui


lonjakan jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai angka
1.308 dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Berkaitan
dengan Pariwisata juga ikut menggerakkan perekonomian warga , terutama melalui
UMKM.Pendapatan per kapita Banyuwangi , berdasar Badan Pusat Statistik (BPS)
meningkat 62% dari Rp20,8 juta (2010) menjadi Rp33,6 juta per kapita per tahun
(2014).Hal ini menunjukkan bahwa wisata di Banyuwangi sangat berpotensi pada
pertumbuhan ekonomi lokal.

Berdasar pada Data BPS(Badan Pusat Statistik di Jawa Timur ) , jumlah penduduk
yang menganut agama Islam di Jawa Timur mencapai angka 1.350.145. Terbilang cukup
besar dan mendominasi.Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata Halal sangat diperlukan.
Halal bukan saja diartikan boleh atau tidaknya , namun pada kualitasnya. Label halal
membantu wisatawan yang berkunjung agar nyaman dengan fasilitas – fasilitas yang
disediakan. Hal ini berhubungan dengan konsep halal tourism sebagai konsep besar
dalam pengembangan destinasi wisata di Banyuwangi yang ditandai dengan jaminan
makanan halal serta bersertifikasi, tidak menjual alcohol maupun minuman keras,
pemberitahuan waktu jelang beribadah / sounding kepada pengunjung saat menjelang
waktu beribadah, tempat bersuci lengkap dengan fasilitas tempat ibadah, lokasi indah ,
bersih nan asri , serta fasilitas berkonsep pemisahan antara laki-laki dan perempuan.

Sebagaimana hadist yang diriwatkan oleh oleh Imam at-Thobrany dalam Al-Ausath dengan
sanad yang dho’if jiddan (sanagt lemah) dari jalur periwayatan melalui Ibnu Mas’ud ra :

Beberapa potensi Banyuwangi sebagai sebagai sentrawisata halal , diantaranya :

1. Wisata halal torism Banyuwangi

15
Pulau Santen Pulai Merah

Watu Dodol Pantai Sukamade

Sumber : Dinas Pariwisata Banyuwangi

Pulau Santen merupakan pulau kecil yang berlokasi di Kelurahan Karangharjo.


Lokasinya pun strategis , tidak jauh dari pusat kota.Pantai ini mempunyai konsep wisata
halal , diantaranya pemisahan antara pengunjung akhwat dan ikhwan , fasilitas ibadah

16
yang bersih , toilet yang bersih , memberi peringatan atau pengumuman menjelang waktu
sholat ,menyediakan makanan yang tidak menyimpang dari prinsip Islam ( Misal tidak
menyediakan minuman keras , narkoba , alkohol ,dll) ,melanggar pengunjung yang
berpakaian tidak sopan).Tidak terkeculi pada objek wisata Pulau merah , Pantai
Sukamade , Watu Dodol yang juga menyediakan fasilitas yang berkonsep halal torism.
Hal ini yang memperkuat Kota Banyuwangi untuk dijadikan sebagai sentra wisata halal.

2. RITMA Guest House Syariah

Sumber : Traveloka

Hotel Berbintang Santika Banyuwangi Hotel


Berbintang EL ROYALE Banyuwangi

Ritma Guest House yang beralamat di Jalan KH. Wahid Hasyim No 4


Penganjuran, Banyuwangi City Center, juga menerapkan aturan Syariah bagi
semua tamunya atau orang yang menginap di penginapan syariah stersebut.
Termasuk makanan atau minuman yang dihidangkan harus halal seratus peresen ,
dan mendapat sertifikasi halal dari MUI. Salah satu aturan yang cukup menonjol
adalah bahwa Penginapan Syariah akan menolak pasangan bukan muhrim yang

17
bermaksud menginap di penginapan syariah. Inti dari penginapan syariah adalah
melarang orang yang bermaksud melakukan mesum atau zinah di tempatnya.

Tidak terkecuali hotel – hotel yang tersedia di Banyuwangi seperti halnya


Hotel Santika dan El Royale yang menyediakan fasilitas yang memadai dan
meyediakan tempat untuk beribadah.Makanan yang dihidangkan juga halal ,
simplenya aman untuk orang muslim.

3. Masjid Agung Baiturahman , Masjid Cheng Ho , Makam Datuk Malik


Ibrahim

Masjid Agung Baiturahman Masjid Cheng Ho

Makam Datuk Malik Ibrahim

Beberapa destinasi di atas merupakan objek wisata religi yang bisa dikunjungi di
Banyuwangi.Hal tersebut sangat membantu potensi Banyuwangi untuk menjadi sentra
Wisata Halal. Daerah tersebut berpotensi sebagai penggerak perekonomian melalui

18
UMKM.Tentunya menjadi salah satu solusi dari ketenagakerjaan yang ada di
Banyuwangi.

4. Kuliner Halal

Ikan Bakar Pesona Nasi Tempong Mbok Nah

19
Pecel Ayu Rawon “Bik Ati“
Disertai dengan restoran halal yang dapat menunjang konsep wisata halal.
Kepedulian Allah sangat besar terhadap makanan serta aktifitas makan untuk
makhluknya , khusunya manusia. Halal bukan hanya diartikan sebagai boleh atau
tidaknya. Namun lebih kepada kualitasnya.
Pangsa pasar produk halal di Indonesia sangatlah besar. Oleh sebab itu,
penerapan usaha bisnis berbasis halal industry ini diharapkan mampu memenuhi
permintaan produk halal sekaligus meningkatkan daya saing produk yang nantinya
diciptakan oleh para mantan narapidana ini di pasaran. Dan cara untuk memperoleh
predikat produk halal adalah melalui sertifikasi halal. Untuk mempermudah pelaku
UMKM dalam memperoleh sertifikasi halal pada produknya, penulis selaku inisiator
program bersama akademisi selaku pembimbing akan memfasilitasinya dengan
bekerjasama dengan pemerintah, yang dalam hal ini adalah MUI.

2.2 Implementasi Pemasaran Syariah terhadap wisata halal di Banyuwangi


Konsep Pariwisata syariah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dirancang sedemkian rupa dengan berdasar nilai – nilai Islam. Tidak bisa dipungkiri ,
mengingat jumlah penduduk di Indonesia mayoritas beragama muslim , kehalalan
sangat dibutuhkan. Halal tidak diartikan sebagai baik atau buruk , namun juga
menentukan kualitasnya. Berdasar data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2018 ,
penduduk muslim di Indonesia mencapai 87% atau 230juta jiwa. Hal ini ditandai
dengan meningkatnya konsumsi produk halal,mulai dari makanan halal , wisata halal ,
dan lain sebaginya. Terukur dari Indeks kesadaran masyarakat mengenai produk halal
yang berkisar 70% pada 2009 meningkat menjadi 92% pada 2010, serta jumlah produk
bersetifikat halal naik 100% dalam kurun waktu 2009-2010 (LPPOM-MUI, 2011).

Strategi pemasaran yang tepat sangat di perlukan.Hal tersebut merupakan inti dari
suksesnya suatu bisnis.Tolak ukur mencapai visi perusahaan , namun kini objeknya

20
adalah wisata guna membentuk sentra wisata halal.Kota Banyuwangi banyak
menawarkan adventure dan experience yang berbeda dengan daerah lain dan tentunya
masih dengan panorama yang alami. Adventure untuk wisata alam seperri halnya
pantai syariah , pantai watu dodol , Pantan Sukamade , dan Pantai Pulau Merah.
Sementara yang termasuk experience adalah untuk wisata budaya dan wisata event
lewat Banyuwangi Festival , salah satunya adalah Batik Festifal. Ada tiga segmentasi
wisatawan yang dibidik yang pertama yaitu kaum perempuan, anak muda, dan
pengguna internet (netizen). Tiga segmen konsumen itu punya pasar yang sangat
besar.Bedarsarkan data Databoks , jumlah perempuan di Indonesia mencapai angka
120 juta jiwa. Jumlah anak muda (16-30 tahun) hingga 62 juta jiwa. Pengguna internet
82 juta. Ketiga segmen pasar tersebut saling berkesinambungan. Apabila dari
ketiganya dapat dicapai maka dampaknya sangat besar sekali terhadap potensi wisata
Banyuwangi guna membentuk sentra wisata halal.

Berbicara mengenai pemasaran , tidak seterkenal pada zaman nabi. Pada saat
itu konsep yang telah dikenal adalah jual beli (bay’) yang memang sudah ada sebelum
Islam datang. Pemasaran dapat dilakukan melalui komunikasi dan silahturahmi dalam
rangka untuk memperkenalkan produk atau barang dagangan. Artinya , dalam
memperkenalkan produk yang di pasarkan akan bertemu dengan orang banyak , akan
menambah relasi. Dengan begitu , akan mempererat tali silahturahmi .

Strategi pemasaran tidak cukup hanya dilakukan sekali saja , namun


membutuhkan proses yang panjang dan menyesuaikan. Strategi Pemasaran Syariah
untuk mengoptimalkan potensi wisata di Banyuwangi guna menjadi sentra wisata halal
dapat dilakukan sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW , yaitu :

1. Segmentasi dan Targeting Pasar


Segmentasi sangat berperan penting dalam membidik pasar yang
berpeluang dan berpotensi terhadap perubahan – perubahan. Segmentasi
dan target pasar untuk wisata di Banyuwangi yaitu :
1. Segmentasi

Berdasar BPS ( Badan Pusat Statistik ) jumlah perempuan


yang ada di Indonesia mencapai angka 131,9 juta jiwa. Sementara
jumlah perempuan di Banyuwangi mencapai angka 120,333 jiwa.
Perempuan yang berusia produktif mencapai angka 69,4 juta jiwa.

21
Kaum perempuan sangat berperan penting dalam keputusan
keluarga, tak terlepas dari urusan wisata. Jikalau mampu menarik
kaum wanita untuk tertuju pada salah satu wisata yang ada di
Banyuwangi , kemungkinan besar 1 keluarga akan ikut semua
( Bupatu Banyuwangi).Berbicara mengenai segmentasi yang kedua
adalah anak muda.Kota Banyuwangi mempunyai 77
event.Sebenernya dari 77 event tersebut merupakan strategi
pemasaran syariah dalam bidang promosi.Tujuan membidik anak
muda adalah untuk kontribusi dalam event yang telah dicanangkan.
Kemudian yang ketiga adalah netizen.Bagi kaum pengguna internet ,
sosial media atau biasa disebut dengan netizen, Berdasarkan data
dari kompas.com,Pemkab Banyuwangi menjadikannya sebagai alat
medium guna mempromosikan potensi wisata yang ada di
Banyuwangi sebagai sentra wisata Halal. Kota yang memiliki julukan
"The Sunrise of Java" berhasil memasarkan potensi wisata melalui
media sosial , aplikasi Android yang dinamai "Banyuwangi Tourism"
dan dapat diakses menggunakan handphone.

2. Targeting
Setelah mengoptimalkan dan memetakan mengenai
segmentasi pasar , langkah selanjutnya adalah targeting. Kabupaten
Banyuwangi yang mengandalkan destinasi wisata telah ditargetkan
oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia untuk menjadi
tujuan destinasi wisata dunia.Berbagai upaya telah dilakukan
Kementrian Pariwisata untuk mewujudkan hal tersebut.Salah satu
caranya yaitu dengan memperbaiki fasilitas yang ada. Banyak yang
mencari wisata yang halal. Bahkan nonmuslimpun sekarang beralih
ke hal yang bercitra halal.Bukan karena baik atau buruknya. Namun
halal juga menunjukkan mengenai kualitasnya.
3. Positioning

Penawaran yang telah dilakukan harus menyesuaikan dengan


bagaimana Banyuwangi memposisikan dirinya sebagai destinasi

22
wisata. Indonesia memiliki banyak sekali wisata alam.Ditengah
banyaknya pilihan itu harus ada alasan kuat mengapa masyarakat
Indonesia harus memutuskan untuk mengunjungi kota
Banyuwangi.Agar lebih terfokus, terarah, dan bisa terukur
perkembangannya.

Terkait dengan positioning, salah satu keuntungan setelah


positioning adalah adanya waktu lebih untuk mengevalusi kemudian
merevisi, rebranding, dan terutama menemukan keunikan/keunggulan
kita.Jadilah yang terdepan , kota yang menunjukkan banyak potensi.
Jika tidak bisa jadi yang terdepan, jadilah berbeda. Dengan kata lain
untuk pelaku pasar yang mencoba menjadi penetrasi pemasaran
objek wisata guna menjadi sentra wisata halal tepat pada ceruk pasar
yang ingin diraih. Di sisi lain harus bisa menambahkan added value
kepada objek yang ditawarkan.Mengenai add value ini , Banyuwangi
mulai menyediakan potensi – potensi wisata halal. Mulai dari kuliner
yang sudah bersertifikat halal , kawasan wisata halal , penginapan
syariah , dan lain sebagainya.Hal ini yang harus terus dikembangkan
untuk mencapai terwujudnya sentra wisata Halal.

` 4 Bauran Marketing ( Marketing Mix)


Kota Banyuwangi yang terletak di ujung Timur Pulai Jawa ini
memiliki potensi wisata yang sangat melimpah. Terkait dengan added
value , Banyuwangi mulai menyediakan potensi – potensi wisata
halal. Mulai dari kuliner sampai penginapaan dan fasilitas wisata
untuk tempat beribadah yang bersih sesuai dengan nilai – nilai Islam.
Guna mengoptimalkan wsata yang ada di Banyuwangi , perlu adanya
pemasaran syariah yang terdapat dalam point bauran marketing :

1. Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu kebutuhan
/ keinginan dalam bentuk jasa maupun barang( Kotler).
Wisata yang ada di Banyuwangi dikemas dengan fasilitas –

23
fasilitas yang memadai untuk beribadah dan mencerminkan
nilai – nilai Islam. Misal di Pantai Syariah yang menyediakan
tempat ibadah , tempat yang asri , indah , bersih , toilet yang
bersih , dan lain sebagainya yang mencerminkan nilai – nilai
Islam.Namun ada beberapa wisata alam yang perlu dibenahi
karena memiliki tempat peribadatan yang tidak layak dan
perlu adanya campur tangan guna merenovasi.
2. Price ( Harga )

Harga merupakan hal yang berpengaruh di pikiran


masyarakat. Mengapa harus harga ? karena harga
mempunyai hal penting dari marketing mix. Di Banyuwangi ,
harga wisata , kuliner , dan lain sebagainya disesuaikan
dengan kondisi masyarakat di Banyuwangi.Tak terlalu mahal ,
maupun tidak terlihat murahan. Meskipun harga tiket murah
dan terjangkau , namun fasilitas yang diberikan diusakan di
luar ekspetasi pengunjung.Jika mindset pengunjung terbuburi
oleh fasilitas yang disediakan bagus dengan harga yang
murah dan terjangkau , akan menambah add value.
Otomatis , kunjungan wisata ke Banyuwangi akan selalu
bertambah jika kita memberikan pelayanan dan baik , serta
harga yang terjangkau.

3. Place (tempat)
Lokasi wisata sangat berpengaruh terhadap kunjungan
masyarakat. Apabila lokasi wisata strategis, berpeluang besar
untuk didatangi masyarakat. Namun , pada realitanya wisata di
Banyuwangi masih banyak yang masih alami .Otomatis lokasinya
berada dalam kawasan alam , kendalanya sulit dijangkau. Hal
tersebutlah yang menjadikan Banyuwangi memiliki sebutan
Taman Bumi ( Geopark ). Berbicara mengenai lokasi , beberapa
wisata yang terletak di daerah pusat kota terbilang cukup banyak.
Sehingga optimalisasi potensi Banyuwangi untuk dijadikan
sebagai sentra wisata halal bisa dilakukan step by step.
4. Promotion

24
Salah satu cara untuk mempromosikan potensi yang ada
di Banyuwangi yaitu melalui Kementrian Pariwisata(Kemenpar).
Ketika kota Banyuwangi memiliki branding yang kuat , maka
dapat memperkuat posisi Banyuwangi sebagai kota yang gencar
mengembangkan potensi wisatanya , terutama untuk menjadi
sentra wisata halal. Hal ini berkaitan dengan positioning ,
menempatkan diri sebagai destinasi wisata halal.
Tak terlepas dari menawarkan paket – paket wisata halal
yang ada di Banyuwangi. Melalu browsur , media sosial ,
website, dan lain sebagainya.Hal tersebut sangat mempengaruhi
jalan fikir orang. Karena halal bukan hanya diartikan sebagai
baik atau tidaknya , namun karena kualitas yang diberikan ,
pelayanan , kebersihan , dan harga yang terjangkau.

2.3 Optimalisasi wisata di Banyuwangi melalui wakaf menggunakan konsep


“SAWHABA”

Berbicara mengenai filantropi Islam salah satunya adalah wakaf. Pengembangan


aset wakaf berpotensi menyediakan berbagai fasilitas sosial bagi kesejahteraan
masyarakat, dan tentunya mendukung program ekonomi pemerintah. Berdasarkan
Undang-undang No. 41/2004 Pasal 16 yang membagi jenis harta benda wakaf
menjadi dua, yaitu benda tidak bergerak dan benda bergerak.Uang digolongkan
menjadi salah satu harta benda wakaf bergerak.Penerapan wakaf tunai pada masa
sekarang, mempunyai keunggulan yang lebih besar dari wakaf tradisional, yaitu
benda-benda fisik yang tidak bergerak. Secara umum, wakaf benda tidak bergerak
hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki harta lebih. Sedangkan wakaf tunai
dapat dilakukan banyak orang, meskipun tidak kaya. Berdasarkan data BWI, jumlah
tanah wakaf yang ada di Indonesia saat ini mencapai angka 4.359.443.170,00.

Potensi wakaf tunai di Indonesia luar biasa. Berdasar data BPS ( Badan Pusat
Statistik) tahun 2018 jumlah penduduk yang ada di Indoenesia mencapai 265 juta
jiwa.Sementara penduduk yang beragama muslim, berdasar data BPS ( Badan Pusat
Statsitik ) di Indonesia mencapai 230 juta jiwa.Hal tersebut menunjukkan mayoritas
penduduk Indonesia adalah muslim. Sedangkan penduduk yang dikatakan sebagai

25
kelas menengah mencapai angka 60jt jiwa. Arti penduduk kelas menengah disini yaitu
penduduk yang mampu Kelas menengah (middle class) adalah kelas penduduk
dengan konsumsi antara $2 - $20 per kapita per hari. Hal ini diyakini besar dapat
mempromosikan pembangunan serta mendorong pertumbuhan produktifiktas dalam
masyarakat.

Dilihat dari sumber daya alam atau tanahnya (resources capital) jumlah harta
wakaf di Indonesia merupakan jumlah harta wakaf terbesar di seluruh dunia. Ini
merupakan tantangan bagi umat Islam Indonesia untuk memfungsikan harta wakaf
tersebut secara maksimal.Maka, langkah yang tak bisa ditawar lagi yaitu
memberdayakan potensinya dengan memproduktifkan aset-aset wakaf tersebut. Jika
bangsa ini mampu mengoptimalkan potensi wakaf yang begitu besar itu, tentu
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat lebih terjamin. Hal ini yang akan
dimaksimalkan untuk pembangunan sentra wisata halal yang ada di Banyuwangi.

Berwirausaha merupakan salah satu contoh dari Rasululllah dalam mencari


rezeki yang telah Allah berikan. Diharapkan dapat mewujudkan kemashlahatan
manusia demi menciptakan kesejahteraan ditengah-tengah umat. Berwirausaha
merupakan suatu hal yang melekat pada setiap orang.Berdasar penelitian
sebelumnya , yang dilakukan oleh Novi , dkk.Penelitian yang dilakukan
menghasilakan sebuah kebijakan bahwa UMKM yang berada di dekat daerah tempat
wisata akan berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi. Hal tersebut mengarah
pada potensi wisata halal yang dioptimalkan dengan wakaf untuk melengkapi fasilitas
– fasilitas untuk beribadah dan berdasar nilai – nilai Islam akan menjadi kekuatan
tersendiri untuk Kota Banyuwangi.

 Alur Konsep Tenda “ (SEWHABA) Sentra Wisata Halal Banyuwangi ”

1. Pemerintah kota Banyuwangi kerjasama melalui Dinas Pariwisata akan


bekerja sama mensinergikan kebijakan untuk mendukung dalam menggerakkan
perekonomian melalui potensi wisata yang ada di Banyuwangi.Seiring dengan

26
pengoptimalan UMKM untuk menggerakkan perekonomian dan menciptakan
peluang kerja
2. Teknoktorat
Teknokrat melalui berbagai kampus atau SMK di Banyuwangi seperti Universitas
Airlangga, melalui penggalian potensi penggalian ide bisnis mahasiswa yang
nantinya dapat diaplikasikan berupa usaha/bisnis yang berasal dari potensi
daerah Banyuwangi sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh berbagai elemen
masyarakat.
3. Memiliki beberapa daerah wisata yang berpotensi menggerakkan perekonomian

dan membuka lapangan pekerjaan yang manfaatnya dapat dirasakan oleh


masyarakat luas. Beberapa daerah yang berpotensi menggerakkan
perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan antara lain di kawasan Pantai
Syariah , Watu Dodol , Pantai Penangkaran Penyu Sukamade , Masjid Cheng Ho
, Makam Datuk Malik Ibrahim , dan lain sebagainya.

4. Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Pariwisata bekerjasama


melalui Konsep SEWHABA dalam membangun dan mengembangkan potensi
dari objek pariwisata dan UMKM. Kebijakan yang dilakukan dalam mengagas
Konsep SEWHABA(Sentra Wisata Halal Banyuwangi) adalah pembangunan dan
pengembangan objek pariwisata berbasis wakaf baik dari sisi infrastruktur dan
kelengkapannya serta memberikan lahan bagi para pelaku UMKM di sekitar
objek pariwisata. Sedangkan dari sisi UMKM Konsep SEWHABA ( Sentra Wisata
Halal Banyuwangi ) Upaya Peningkatan Kesejahteraan. Konsep SEWHABA
( Sentra Wisata Halal Banyuwangi ) memberikan peluang baru melalui kebijakan
yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Pariwisata
yaitu pemberian kesempatan pelaku UMKM dalam memasarkan produknya.
5. Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bank
Indonesia, Kementerian Keuangan, Badan Wakaf Indonesia, dan Perbankan
Syariah dalam pembangunan dan pengembangan potensi dari objek pariwisata
guna membentuk sentra wisata Halal. Konsep SEWHABA ( Sentra Wisata Halal
Banyuwangi ) adalah pembangunan dan pengembangan objek pariwisata
berbasis wakaf baik dari sisi infrastruktur dan kelengkapannya serta memberikan
lahan bagi para pelaku UMKM di sekitar objek pariwisata. Pengembangan objek
pariwisata melalui waqaf adalah penggunaan dana wakaf sebagai

27
pengoptimalan fasilitas yang tersedia di objek pariwisata. Pengembangan aset
wakaf berpotensi menyediakan berbagai fasilitas sosial bagi kesejahteraan
masyarakat, dan tentunya mendukung program ekonomi pemerintah,
6. Kementerian UKM dan Koperasi serta Kementerian Keuangan bekerjasama
dalam mengusung konsep SEWHABA ( Sentra Wisata Halal Banyuwangi ) yaitu
kementrian UKM dan Koperasi akan merekomendasikan dan mengawasi
beberapa UMKM yang berada dalam kawasan Pantai Syariah atau Pulau Santen
, Watu Dodol , Pantai Sukamade , Masjid Cheng Ho , Makam Datuk Maulana
Ibrahim , dan sebagainya yang berpotensi menggerakkan perekonomian dan
membuka lapangan pekerjaan. Sedangkan Kementerian Keuangan akan
mengawasi perkembangan pelaku UMKM sehingga dapat membuat kebijakan
yang sesuai dengan keadaan ekonomi, Kementerian Keuangan melalui
kebijakan akan merekomendasikan Lembaga Keuangan Syariah sebagai
support system dalam memberikan pendanaan yang produktif bagi para pelaku
UMKM, Lembaga Keuangan Syariah sebagai support system dalam memberikan
pendanaan yang produktif bagi para pelaku UMKM mengharapkan terjadinya
stimulus ekonomi sehingga UMKM mampu sustainable dalam menjalankan
bisnisnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

28
Berdasar pada Data BPS(Badan Pusat Statistik di Jawa Timur ) , jumlah penduduk
yang menganut agama Islam mencapai angka 1.350.145. Hal ini menunjukkan bahwa
pariwisata Halal sangat diperlukan. Halal bukan saja diartikan boleh atau tidaknya , namun
pada kualitasnya.Label halal membantu wisatawan yang berkunjung agar nyaman dengan
fasilitas – fasilitas yang disediakan. Hal ini berkaitan dengan halal tourism sebagai konsep
besar pengembangan destinasi ditandai dengan jaminan makanan halal, tidak menjajakan
alkohol, pemberitahuan waktu jelang beribadah, tempat bersuci lengkap dengan fasilitas
tempat ibadah, serta fasilitas berkonsep nilai – nilai Islam. Halal tourism terus tumbuh dan
harus direspons untuk mengembangkan pariwisata daerah.Sementara,kota Banyuwangi
memiliki banyak sekali potensi wisata alam yang sangat melimpah , diantaranya adalah
kawasan Pulau Santen /pantai syariah , Pantai Watu Dodol , Pantai Sukamade , Masjid
Agung Baiturahman , Masjid Cheng Ho , Makan Datuk Maulana Ibrahim,Pulau Merah dsb.
Jika berfokus pada strategi pemasaran syariah , yang perlu ditingkatkan kembali yaitu
pada promosi dan fasilitas wisata yang disedikan belum sepenuhnya berdasar nilai – nilai
Islam.

Konsep SEWHABA (Sentra Wisata Halal Banyuwangi) dalam mengoptimalkan


potensi Banyuwangi melalui strategi pemasaran syariah yang ditekankan pada promosi
dan fasilitas pendukung yang mencerminkan nilai – nilai Islam dan sertifikasi halal untuk
makanan kuliner.Konsep ini berbasis wakaf yaitu dengan memanfaatkan dana wakaf
sehingga terciptanya fasilitas yang mencerminkan nilai Islam pada tempat wisata di
Banyuwangi , serta menciptkan peluang pekerjaan dalam berbisnis melalui UMKM
sehingga terciptanya kesejahteraan.

3.2 Saran

29
Adanya sinergisitas antara stakeholder terkait seperti: Pemerintah Pusat dan
Daerah, Kementerian Pariwisata, Kementerian Koperasi dan UKM,Kementerian
Keuangan, Badan Wakaf Indonesia, Teknokrat, dan beberapa Lembaga Keuangan
Syariah, Pelaku UMKM dan masyarakat umum sehingga tujuan bersama dapat dicapai.

3.3 Hasil Temuan

Berdasarkan penelitian sebelumnya , dilakukan oleh Novi ,dkk dengan judul ”


(2014) dalam judul penelitian “Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia” menemukan bahwa bahwa pelaksanaan kebijakan pembangunan pariwisata
dalam peningkatan sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah Kabupaten Banyuwangi
dengan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 13 Tahun
2012 sudah berjalan dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa kunci utama dari sebuah
kesuksesan pemasaran adalah promosi. Ketika promosi dapat berjalan dengan baik ,
meluas melalui media elektronik maupun cetak maka akan berdampak pada brand dari
objek wisata. Hal tersebut menjadi kekuatan tersendiri bagi objek yang akan
dipromosikan.
Kendala yang terjadi pada objek wisata di Banyuwangi guna membentuk sentra
wisata halal adalah fasilitas yang disediakan pada tempat wisata tidak semuanya
dikemas dengan baik. Artinya , ada beberapa wisata yang tidak mempunyai tempat
ibadah yang layak. Namun , penulis menawarkan sebuah solusi untuk membangun
fasilitas yang kurang layak tersbut dengan dana wakaf. Mengingat potensi wakaf yang
cukup besar , yaitu mencpai 188 triliun dan yang telah direalisasikan sebanyak
4Miliyar. Hal ini menjadi peluang besar untuk Banyuwangi dengan memanfaatkan
dana wakaf untuk kepentingan umat melalui kerja sama Badan Wakaf Indonesia(BWI).
Pengembangan aset wakaf berpotensi menyediakan berbagai fasilitas sosial bagi
kesejahteraan masyarakat, dan tentunya mendukung program ekonomi pemerintah
dan daerah.Apabila Wakaf dapat dikelola secara produktif sehingga manfaatnya
mampu dirasakan oleh semua umat manusia demi mewujudkan kemaslahatan
sehingga tercapainya kesejahteraan.

Salah satu solusi dari ketenagakerjaan adalah dengan berwirausaha


sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. mengacu pada Peraturan
Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2012 sudah berjalan dengan baik.

30
Dimana fakta di lapangan menunjukkan dampak positif seperti beralihnya profesi
masyarakat sekitar objek wisata dan perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih
baik. Hal tersebut merupakan temuan penelitian yang mendukung bahwa pariwisata
dapat meningkatkan pendapatan pada sektor UMKM.

DAFTAR PUSTAKA

31
(PDF) Kelas Menengah (Middle Class) dan Implikasinya . Available from:
https://www.researchgate.net/publication/279406954_Kelas_Menengah_Middle_Class_dn
_Implikasinya [accessed Dec 08 2018].

Masful , Mila. 2017.PARIWISATA SYARIAH: SUATU KONSEP KEPERCAYAAN DAN


NILAI BUDAYA LOKAL DI DAERAH PEDALAMAN PILUBANG, PAYAKUMBUH,

SUMATERA BARAT. Program Studi Ilmu Komunikasi, FIKOM, Universitas Sahid


Jakarta. Volume 9, Nomor 1, Edisi Januari 2017

Nurcholifah , Ita.2014.STRATEGI MARKETING MIX DALAM PERSPEKTIF SYARIAH.

Jurnal Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies .Volume 4 Nomor 1 Maret 2014

Mubarok , Nurul.2017.STRATEGI PEMASARAN ISLAMI DALAM MENINGKATKAN

PENJUALAN PADA BUTIK CALISTA. I-Economic Vol.3. No 1. Juni 2017

STRATEGI PROMOSI DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI TAMAN

Nizar,Muhammad.2008.WISATA RELIGY GUNUNG MUJUR KARANGPLOSO

MALANG. Universitas Yudharta Pasuruan. Jurnal al-Ghazwah, Volume 1, Nomor 1

Badan Pusat Statistik

Al – Qur’an dan Hadist

Badan Wakaf Indonesia

Dinas Pariwisata Banyuwangi

Bank Indonesia

Kompas.com

Undang-undang No. 41/2004 Pasal 16

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2012

Databoks

32
Mohezar , Suhana;dkk.2018.Malaysian Islamic medical tourism market : a SWOTanalysis.

Journal of Islamic Marketing.

Jafari , Aliakbar , dan Oeslem Sandikci. The ontological pittfals of Islamic Exeptionalism : A

re-inquary On El-Bassiony’s conseptualitation of ”Islamic Marketing”. Journal of

Business Research

El Ghohari , Hatem.2016.Tourism Management Perspectives. Tourism Management

Perspectives19 124–130

33

Anda mungkin juga menyukai