Anda di halaman 1dari 5

https://mediatipikorindonesia.

com/pemerintah-diminta-usut-tuntas-kasus-gagal-bayar-ksp-sb-
bogor-dan-bantu-pengembalian-uang-korban

Pemerintah Diminta Usut Tuntas Kasus Gagal Bayar KSP SB


BOGOR dan Bantu Pengembalian Uang Korban
MTI JAKARTA - Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian, pada
Pasal 1 dijelaskan, Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan Orang Seorang atau Badan
Hukum Koperasi  dengan melandaskan Kegiatannya berdasar Prinsip Koperasi, sekaligus
sebagai Gerakan Ekonomi Rakyat atas Asas Kekeluargaan.

Koperasi adalah sebuah Organisasi Ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh Orang Seorang


demi Kepentingan Bersama. Koperasi melandaskan Kegiatan berdasarkan Prinsip Gerakan
Ekonomi Rakyat yang berdasarkan Asas Kekeluargaan. Koperasi juga merupakan Badan Usaha
berdasarkan Kebersamaan dan Kepercayaan.

Namun jika Kepercayaan itu Luntur dan Anggota Koperasi yang menanamkan Modal dirugikan oleh
Pengelola Koperasi, maka perlu ditindak dan ditertibkan Koperasi tersebut.

Badan Hukum No. 187/PAD/M.KUKM2/III/2014

Peraturan Pemerintah Nomor : 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam
oleh Koperasi
“Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bersama (KSP SB) Bogor”, adalah salah satu Koperasi
yang Gagal Bayar kepada para Nasabahnya, April 2020 lalu. Koperasi yang berdiri Tahun 2004,
Awalnya adalah Koperasi Serba Usaha danberganti menjadi Koperasi Simpan Pinjam pada Tahun
2014, ber-kantor Pusat di Jl. Pajajaran, No. 1, Bogor.

Memiliki 44 Kantor Cabang dan 21 Kantor Cabang Pembantu yang tersebar di berbagai Kota di
Pulau Jawa dan sudah memiliki kurang lebih 181.072 Anggota tersebar di Pulau Jawa.

Kepengurusan KSB Bogor, antara lain Dang Zeany Kurdinansyah, Ir Dasep Surahman, Vini Noviani,
SS., SH, Drs Setiabudi, Hj Nur Hidayah, SE, MM. Pengurus tersebut telah memegang Kepengurusan
Koperasi sejak Awai berdiri, dengan bergantian Posisi Jabatan saja. RAT dan Pemilihan Pengurus
selalu On Setting dan tidak melibatkan Anggota secara Kaidah Perkoperasian (RAT Elektronik).

Oleh karena itu, pada Hari Kamis (01/09/2022), bertempat di Patung Kuda Monumen Nasional atau
Monas, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, diadakan Demo Massa dari Korban KSB Bogor. Acara
yang berlangsung dari Pukul 13.00 WIB ini dilakukan sebagai bentuk Protes para Nasabah dan
Anggota KSB Bogor, yang dari bulan April 2020 tidak dibayarkan lagi Bunga Keuntungan dari Uang
Investasi Nasabah yang ditaruh di KSB Bogor.

Menurut Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus, dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tutup
Tahun Buku 2019, yang disahkan bulan Maret 2020 disebutkan, Total Pinjaman ke Anggota
sebesar Rp.1,7 Triliun (Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Tutup Buku 2019/RAT) dengan
Jumlah Anggota 173.875 Orang dan Total Asset sebesar Rp. 3,15 Triliun.

Gagal Bayar mulai sejak bulan April 2020, diberlakuan secara “SEPIHAK” oleh Pengurus-Pengawas
Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bersama, dengan mengeluarkan Surat Edaran No.
118/KSP-SB/Pengurus/04.2020, Tertanggal 16 April 2020. Di mana disebutkan, bahwa seluruh
Simpanan Berjangka Anggota yang sudah Jatuh Tempo mulai Tanggal 20 APRIL 2020 harus
diperpanjang secara Otomatis (Roll-Over/ Melanggar Azas Koperasi) dengan alasan Pandemi Covid
19, dan sejak saat itu seluruh Anggota tidak bisa mencairkan/mengambil Simpanan.

Dan Hal tersebut dilakukan dengan tidak melalui Persetujuan dengan Anggota/ mengadakan Rapat
Anggota Luar Biasa ('Force Majeure').

Selanjutnya, Tanggal 24 Agustus 2020 KSP SB dituntut dalam (Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang) PKPU oleh PT.Trisula Prima Agung dan CV. Totidio yaitu 2 perusahaan Rekanan (namun
sekaligus juga adalah Anggota Koperasi).

UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN UNTUK MENDAPATKAN UANG KAMI KEMBALI:

1. Mendatangi dan meminta Uang Kami, baik melalui Kantor Cabang maupun langsung mendatangi
Kantor Pusat Bogor (21 JULI 2020), namun Tidak Ada Hasilnya.

2. Mengirim Surat melalui Kantor Cabang, namun tidak ditanggapi sama sekali oleh Pengurus -
Pengawas KSB Bogor.
3. Berkonsultasi dengan Dekopinda, Syahberol dan akan dimediasi ke Dekopin, namun akhimya
dalam kelanjutannya hanya diberi Informasi, bahwa: Kondisi KSP-SB (Asset) masih mencukupi dan
aman, dan dalam Pengawasan yang terkait (Deputi Perkoperasian-Achmad Zabadi).

4. Mengirim Surat ke Kantor Pusat KSB-SB Bogor sebanyak 3 kali (Tg.26 JUNI 2020, 12 NOP 2020,
26 NOP 2020), agar Pengurus-Pengawas biss TRANSPARAN dan berkoordinasi serta menyediakan
Waktu untuk ber-diskusi dengan Anggota (berkaitan dengan Rencana Penyelesaiann Krisis
“Likuidasi”, Penjelasan Laporan Keuangan, Audit Investigasi, dan Permohonan agar melaksanakan
RALB), namun Tidak mendapatkan Respon (National).

5. Mengirim Surat kepada Kemenkap & UKM. selaku Pembina dan Pengawas Koperasi di Indonesia
17 JULI 2020, 27 JULI 2020, dan 7 AGT 2020, dan 2 kali secara kelompok datang ke sebanyak 3 kali.
Kemenkop melaporkan Keadaan KSB dan banyak Korban yang menderita, serta Penyimpangan yang
dilakukan KSB dengan Data Konkrit. Tetapi tidak mendapatkan Respon sebagaimana seharusnya,
hingga Situasi memburuk sampai seperti saat ini (Nasional).

6. Dengan tidak adanya Respen Positif dari Kemenkop, maka pada Tg. 14 AGT 2020, Tim Anggota
(Nasional membuat Laporan Tertalis kepada Ombudsman RI tentang Pelaksanaan Tugas Kemenkop
sekali Pengawas KSP-SB, namun tidak memberikan Hasil.

7. Datang ke DEKOPIN (Versi: Nurdin Khalid, dan Versi Sri Untari), naman juga tidak ada hasil.

8. Bahwa saat ini, hampir semua Anggota di berbagai Daerah/Cabang mulai Resah, Berontak dan
bergerak, menuntut Pengembalian dan Keadilan ke Aparat Pemerintah, baik yang sudah dilakukan
maupun masih dalam Rencana-Pergerakan, ke DEKOPIN & DEKOPINDA, KEMENKOP. • DPRD & DPR
RI (Nasional & Daerah). *Lembaga Ombudsman, DIY (Berproses Antak Mediasi/DIY)., OMBUDSMAN
RI (Nasional), ke Tokoh Masyarakat (AC Ade Armando).*Pemberitaan-Pemberitaan (TV, Media
Elektronik & Cetak, You Tube). *Ke Partai Politik (Nasional), Kepolisian, Istana Negara (Nasional-
Sudah Termediasi oleh Pak Richard Henokh, tapi belum ada Perkembangan berarti hingga
sekarang).

RANGKUMAN KEJADIAN DI ATAS

Maka, Kami pan Anggota berusaha mengadukan hal ini kepada Pemerintah melalui DPR Komisi.VI,
agar bisa terjadi Mediasi dan ada Jaminan Keamanan untuk Dana Kami yang Tersimpan di Koperasi
Simpan Pinjam Sejahtera Bersama. Di mana Kami adalah Warga Yogyakarta yang sudah
diperlakukan secara TIDAK ADIL dalam Situasi seperti saat ini (Pandemi Covid 19), di mana Kami
sangat-sangat membutuhkan “Dana/Uang Karai untuk Bertahan Hidup” di saat Krisis seperti ini, dan
Dana/Uang Kami ditahan KSP-SB dengan tidak ada Informasi/Kejelasan, Kapan Dana/Uang Kami
akan dibayar/dikembalikan.

Nama Kelompok Anggota yang saat ini baru tercatat sebanyak 836 Anggota, dengan Nilai Akumulasi
Dana sebesar Rp. 140.674.079.473. Di mana Kami terdaftar dari 4 Kantor Cabang KSP-SB di Daerah
Istimewa Yogyakarta (Ktr Cab Ringroad Utara, Ktr Cab Godean, Kir Cab Hayamwuruk, Ktr Cab
Sisingamangaraja), yang diperkirakan ada kurang lebih 10.000 Anggota dengan Perkiraan Nilai
Akumulasi Dana Anggota sebesar 530 Milyar.
Oscar Pendong, Koordinator dan salah satu Penggerak Aksi Demo menerangkan, “Aksi Demo yang
dilakukan Hari ini merupakan Wujud Tuntutan dari para Nasabah KSB Bogor,” Terangnya.

“Sudah berbagai Cara Kita Lakukan untuk menuntut Keadilan kepada Pemerintah, sampai dengan
Hari ini, Kami berdemo ke Kemenko Polhukam,” Imbuhnya.

“Kami berharap, agar Usaha Kami hari ini bisa didengar Aspirasi Kami dan juga segera ditindak para
Pengurus KSB Bogor secara Hukum dan Kembalikan Uang para Nasabah KSB Bogor yang sudah
terkatung-katung sejak 2020,” Pungkas Oscar Pendong, yang juga Koordinator Gerakan Rakyat
Peduli Bangsa (GRPB).

Arijo, Koordinator KSP KSB Jogjakarta, mengungkapkan, “Saya sebagai Penggerak Aksi Damai yang
Kita mulai dari Jogja. Kita lakukan Aksi Damai ini, karena Koperasi KSP sampai sekarang tidak
merealisasikan Keputusan Homologasi,” Ungkapnya.

“Term Pertama itu baru dibayarkan sekitar 92 %. Terus yang harus dibayarkan pada Januari bulan
Januari 2002 itu 0 %, pada bulan Juli itu juga bergerak, karena banyak anggota-anggota yang sudah
jadi Korban. Keadaan Ekonominya sangat memprihatinkan dan banyak yang Sakit dan ada juga yang
Meninggal,” Tambahnya.

“KSP KSB tTidak Ada Payung Hukum, sehingga untuk menuntut atau Koperasi KSP SB Susah, karena
Tidak Ada Payung Hukum. Kita adalah korban-korban. Koperasi itu adalah milik Anggota bukan
bentuk Perusahaan,” Tegasnya.

Sementara Toto Supriyanto, Korlap Nasabah KSP asal Klaten, menyampaikan, “Koperasi Kita
menjadi Korban dari menjalankan Proses Komunikasi yang telah disepakati. Seharusnya, Pengurus
saat ini sudah membayar 3 kali. Berapa Persen, belum semuanya dari Simpanan Minimal Rp.
3.050.000,” Bebernya.

“Ratusan Orang dari Perwakilan Daerah sekarang memang harus bertanggung jawab, karena
Pemerintah yang memberikan Informasi kepada Masyarakat,” Sambung Toto Supriyanto, Korlap
Nasabah KSP asal Klaten, menutup keterangannya.

Para Nasabah meminta Dana Mereka di Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bersama, yang berpusat
di Bogor, agar bisa diamankan dan dikembalikan kepada para Nasabah dengan Bantuan Pemerintah
atau Lembaga lainnya sebagai Mediator. (LI/MTI)

Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor
19/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Penyelenggaraan Rapat Anggota Koperasi

Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi didalam pengambilan keputusan di


koperasi dan dilakukan sedikitnya setahun sekali. Terlaksananya rapat ini sebagai perwujudan
tata kelola koperasi yang berprinsip demokrasi, transparansi dan akuntabilitas.

Rapat Anggota berwenang :


a. menetapkan kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha serta keuangan
koperasi;
b. menetapkan dan mengubah Anggaran Dasar;
c. memilih, mengangkat dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas;
d.menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan;
e. meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungj awaban Pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya;
f. meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dalam pelaksanaan
tugasnya;
g. menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha;
h. memutuskan penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi;

Anda mungkin juga menyukai