Anda di halaman 1dari 12

INVESTIGASI KASUS

MEGA KORUPSI BLBI


Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata
Kuliah PKN
Dosen Pengampu : Ibnu Hisbam M. Pd

Disusun Oleh :
NAMA : NURDIN
NIM : 190101139
NAMA : AYU MELANI KARTIKA
NIM : 220101195

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


MIFTAHUL ‘ULUM
(STAI-MU) MUKOMUKO

Tahun Ajaran 2022/2023


INVESTIGASI KASUS
MEGA KORUPSI BLBI
a. Latar Belakang Mega Korupsi BLBI

Kasus BLBI Bermula Pada 1997-1998, Ketika Bank Indonesia


(BI) Memberikan Pinjaman Kepada Bank-Bank Yang Hampir
Bangkrut Akibat Diterpa Krisis Moneter. Saat Itu, Sejumlah Bank
Mengalami Masalah Likuiditas (Likuiditas adalah kemampuan
suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
yang dimilikinya pada saat jatuh tempo. Pengertian lain adalah
kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi
kewajiban atau utang) Yang Membuat Nilai Tukar Rupiah
Terdepresiasi Sangat Dalam Hingga Rp 15 Ribu Per Dolar AS.
(Sumber : KataData.co.id)

b. Kerugian Negara Akibat Kasus Korupsi BLBI?

Satuaan Tugas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)


perlu meningkatkan nilai kerugian dari Rp110 trliiun menjadi
lebih dari Rp1.030 Triliun.

Untuk itu, Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan


Keuangan Negara (LPEKN), Sasmito Hadinegoro meminta
Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) memberikan
masukan kepada Presiden Joko Widodo perihal jumlah kerugian
negara tersebut.

"Sangatlah tidak sepadan jika tim pemburu atau Satgas


BLBI ini hanya mengejar Rp 110 Triliun dari para obligor BI atau
para konglomerat penikmat fasilitas BLBI sejak tahun 1997-1998,"
ujar Sasmito kepada media, Jumat (26/11/2021).

Menurutnya, kasus penyalahgunaan dana BLBI sejak BI


menyalurkannya kepada 48 Bank di Indonesia saat itu nilainya Rp
144,5 Triliun.

Namun, setelah diaudit BPK pada jaman Pemerintahan BJ


Habibie, dana BLBI yang rill jumlahnya sebesar Rp 210 Triliun.

Hasil audit BPK ini menyimpulkan penggunaan dana BLBI


telah diselewengkan dan menimbulkan kerugian negara sebesar
Rp 138,4 Triliun. (Sumber : Pasardana.id)

C. Bank-Bank Penerima Aliran Dana BLBI

Berikut daftar obligor dan debitur BLBI dirangkum

1. Bank Aken: I Made Sudiarta


2. Bank Aken: I Gde Darmawan
3. Bank Bahari: Santosa Sumali
4. Bank Baja: Andi Hartawan Sardjito
5. Bank Baja: The Ning Khong
6. Bank BIRA: Atang Latief
7. Bank Budi Internasional: Hendra Liem
8. Bank Bumi Raya: Suparno Adijanto
9. Bank Danahutama: The Ning King
10. BDNI: Syamsul Nursalim
11. Bank Danamon: U Atmadjaja
12. BCA: Salim Group
13. Bank Hastin: The Tje Min
14. Bank Hokindo: Ho Kiarto
15. Bank Indotrade: Keluarga Mulianto Tanaga
16. Bank Indotrade: Iwan Suhardiman
17. Bank Intan: Fadel Muhammad

18. Bank Lautan Berlian: Ulung Bursa


19. Bank Mashill: Philip S Wijaya
20. Bank Metropolitan: Santosa Sumali
21. Bank Moderen: S Hartono
22. Bank Namura: Adiputra Januardy/James
23. Bank Namura: Baringin P/Joseph Januardy
24. Bank Nusa Nasional: Nirwan Dermawan Bakrie
25. Bank Papan Sejahtera: Honggo Wendratno
26. Bank Papan Sejahtera: Njoo Kok Kiong
27. Bank Papan Sejahtera: Hasyim Sujono Djojohadikusumo
28. Bank Pelita Istimarat: Hasyim Sujono
Djojohadikusumo
29. Bank Pelita Istimarat: Agus Anwar
30. Bank Pesona Utama:
31. Bank Putra Multikarsa: Marimutu Sinivashan
32. Bank Putra Surya Perkasa: Trijono Gondokusumo
33. Bank Putra Surya Perkasa: Hengky Wijaya
34. Bank RSI: Ibrahim Risjad
35. Bank Sanho: Ganda Eka Handria
36. Bank Sewu: Husodo Angkosubroto
37. Bank Surya: Sudwikatmono
38. Bank Tata: Hengky Wijaya
39. Bank Tamara: Omar Putihrai
40. Bank Tamara: Lidia Muchtar
41. Bank Umum Nasional: M Hasan
42. Bank Umum Nasional: Kharudin Ongko
43. Bank Umum Servitia: David Nusa Wijaya
44. Bank Umum Servitia: Tarunodjojo
45. Bank Yama: Siti Hardiyanti Rukmana

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati Menyebut


Utang Yang Saat Ini Dikejar Sebesar Rp 110,45 Triliun. Bagi Para
Obligor Yang Belum Menyelesaikan Kewajibannya, Pemerintah
Akan Terus Mengejarnya Demi Mendapatkan Kembali Hak Negara.

"Kita Tidak Akan Mengenal Lelah Dan Menyerah, Kita Akan


Terus Berusaha Mendapatkan Hak Kembali Dari Negara Untuk
Bisa Dipulihkan Dan Tentu Saya Berharap Kepada Para Obligor
Dan Debitur Tolong Penuhi Semua Panggilan Dan Mari Kita Segera
Selesaikan Obligasi Atau Kewajiban Anda Semua Yang Sudah 22
Tahun Merupakan Suatu Kewajiban Yang Belum Diselesaikan,"
Katanya Jumat 27 Agustus 2021.

Lanjut Sri Mulyani, Pemerintah Pun Akan Melakukan Negosiasi


Dengan Keturunan Para Obligor. Sebab, Barangkali Ada Obligor
Yang Telah Menurunkan Titahnya Kepada Keturunannya.

"Saya Akan Terus Meminta Kepada Tim Untuk Menghubungi


Semua Obligor Ini Termasuk Kepada Para Keturunannya, Karena
Barangkali Sekarang Usahanya Sudah Diteruskan Oleh Para
Keturunannya. Jadi Kita Akan Bernegosiasi Atau Berhubungan
Dengan Mereka Untuk Mendapatkan Kembali Hak Negara,"
Tambahnya. (Sumber : Detikcom.)

d. Pembentukan Satgas BLBI


Satgas BLBI Dibentuk Dalam Rangka Penanganan Dan
Pemulihan Hak Negara Berupa Hak Tagih Negara Dari Dana BLBI
Maupun Aset Property. Satgas BLBI Berada Dibawah Dan
Bertanggungjawab Langsung Kepada Presiden RI.

Satgas BLBI Dibentuk Pada 06 April Tahun 2021 Melalui


Keppres Nomor 06 Tahun 2021 Tentang Satuan Tugas
Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) Membentuk Satgas


Penanganan Hak Tagih Negara Dan Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI). Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) Rionald Silaban Ditunjuk Menjadi Ketua Satgas.
Aturan Mengenai Keanggotaan Satgas Ini Tertuang Dalam
Keputusan Presiden RI Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Satgas
Penanganan Hak Tagih Negara Dan Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI) Seperti Dilihat, Minggu (11/4/2021). Aturan Itu
Diteken Jokowi Pada 6 April 2021.

Pengarah
1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan
(Mahfud Md)
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Airlangga Hartarto)
3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Dan Investasi (Luhut
Binsar Pandjaitan)
4. Menteri Keuangan (Sri Mulyani)
5. Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia (Yasonna Laoly)
6. Jaksa Agung (ST Burhanuddin)
7. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Jenderal Listyo
Sigit Prabowo)

Tugas Pengarah
A. Menyusun Kebijakan Strategis Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Dan Pemulihan Hak Tagih Negara Dan Aset Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia;
B. Mengintegrasikan Dan Menetapkan Langkah-Langkah
Pelaksanaan Kebijakan Strategis Dan Terobosan Yang Diperlukan
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Dan Pemulihan Hak Tagih
Negara Dan Aset Bantuan Likuiditas Bank Indonesia;
C. Memberikan Arahan Kepada Pelaksana Dalam Melaksanakan
Percepatan Penanganan Dan Pemulihan Hak Tagih Negara Dan
Aset Bantuan Likuiditas Bank Indonesia; Dan
D. Melakukan Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Percepatan
Penanganan Dan Pemulihan Hak Tagih Negara Dan Aset Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia

Pelaksana
1. Ketua Satgas
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan
(Rionald Silaban)
2. Wakil Ketua Satgas
Jaksa Agung Muda Perdata Dan Tata Usaha Negara Kejaksaan
Republik Indonesia (Feri Wibisono)
3. Sekretaris
Deputi Bidang Koordinasi Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan
(Sugeng Purnomo)
Anggota
1. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia

2. Deputi Penetapan Hak Dan Pendaftaran Tanah Kementerian


Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan;
4. Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan;
5. Deputi Bidang Investigasi Badan Pengawasan Keuangan Dan
Pembangunan;
6. Deputi Bidang Intelijen Pengamanan Aparatur Badan Intelijen
Negara; Dan
7. Deputi Pemberantasan Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi
Keuangan.

Tugas Pelaksana
A. Melakukan Inventarisasi Dan Pemetaan Hak Tagih Negara Dan
Aset Properti Bantuan Likuiditas Bank Indonesia;
B. Melaksanakan Kebijakan Strategis, Langkah-Langkah
Penanganan Serta Terobosan Yang Diperlukan Dalam Rangka
Penanganan Dan Pemulihan Hak Tagih Negara Dan Aset Properti
Bantuan Likuiditas Bank Lndonesi
C. Dalam Hal Diperlukan Untuk Mengatasi Permasalahan Yang
Memerlukan Terobosan Dalam Rangka Penyelesaian Penanganan
Dan Pemulihan Hak Tagih Negara Dan Aset Properti Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia, Menyampaikan Rekomendasi
Pengambilan Kebijakan Baru Kepada Pengarah;
D. Melakukan Upaya Hukum Dan/Atau Upaya Lainnya Yang
Efektif Dan Efisien Bagi Penyelesaian, Penanganan, Dan
Pemulihan Hak Tagih Negara Dan Aset Properti Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia;
E. Meningkatkan Sinergi Pengambilan Kebijakan
Antarkementerian / Lembaga; Dan

F. Melakukan Koordinasi Dan Mengambil Langkah-Langkah


Penegakan Hukum Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan.(DetikNews)

e. Daftar Orang – Orang Yang Berada Dalam Lingkaran


Kasus BLBI

Berikut adalah daftar nama-nama obligor dan debitur yang sudah


dipanggil satgas BLBI.

1. Agus Anwar
Tercatat Memliki Utang Kenegara Sebesar Rp.
104.630.769.050.29,- Terkait Penyelesaian Kewajiban
Pemegang Saham (PKPS) Bank Pelita Istimarat,
Penjamin Atas Penyelesaian Kewajiban Debitur PT
Panca Muspan Dan PT Bumi Suri Adilestari. Pada
Tanggal 26 Agustus 2021 Dirinya Dipanggil Satgas
Namun Tidak Hadir (Mangkir).
2. Tommy Suharto & Rony Hendarto
Jumlah Utang Keduanya Mencapai Rp.
2.612.287.348.912.95,- Terkait Pengurus PT Timor
Putra Nasional. Dari Pemanggilan Yang Dilakukan
Pada 26 Agustus Tahun 2021 Hanya Rony Hendarto
Yang Datang Memenuhi Panggilan Tim Blbi,
Sementara Tomy Hanya Mengirim Utusan.
3. Kaharudin Ongko
Kerugian Negara Sebesar Rp. 8.187.689.404.030.94,-
Terkait PKPS Bank Umum Nasional Dan PKPS Bank
Arya Panduarta. Dirinya Tidak Hadir Dalam
Pemanggilan Satgas Pada 7 September 2021, Hanya
Diwakili Kuasa Hukum.

4. Ronny H.R
Merugikan Negara Senilai Rp. 2.612.287.348.912.95,-
Dan Telah Hadir Memenuhi Panggilan Tim Satgas
Pada 9 September 2021
5. Debitur PT Era Persada
Kerugian Negara Oleh Debitur Era Persada Mencapai
Rp. 130.570.056.944.80,- Namun Tidak Memenuhi
Panggilan Tim Satgas Yang Jadwal Pemanngilanya
Pada 09 September 2021
6. Kwan Benny Ahadi
Pada Taggal 09 September 2021 Satgas Blbi
Memenggil Yang Bersangkutan Karena Telah
Merugikan Negara Sebesar Rp. 157.728.072.143.47,-
Dia Memenuhi Panggilan Secara Virtual Dari
Kedutaan Besar Ri Di Singapura
7. Setiawan Harjono (Steven Hui) Dan Hendrawan
Harjono (Xu Jing Nan)
Keduanya Kompak Tidak Hadir Memenuhi Panggilan
Tim Satgas BLBI Pada 09 September 2021 Dan Telah
Merugikan Negara Sebesar Rp.
3.579.412.035.913.11,- Dalam Rangka PKPS PT Bank
Asia Pasific (Aspac)
8. Nirwan Bakrie CS
Nirwan Bakrie Dan Indra Bakrie Dipanggil Bersama
Andrus Rustam Munaf, Pinkan Warrouw Dan Anton
Setianto, Dari PT Mediatronika Nusantara. Pada
Tanggal 17 September 2021 Namun Mereka Tidak Ada
Yang Hadir Melainkan Diwakili Oleh Sri Hascaryo Dari
Bakrie Grup Dia Menerima Kuasa Dari Nirwan
Dermawan Bakarie. Merugikan Negara Sebesar Rp.
22,6 Miliar

9. Thee Ning Khong


Merugikan Negara Sebesar Rp. 90.667.982.747,-
Dipanggil Oleh Tim Satgas BLBI Namun Hanya
Diwakili Oleh Putranya Saja
10. The Kwen Le
Dia Hadir Dan Bertanggungjawab Atas Kerugian
Negara Sebesar Rp. 63.235.642.484,-
11. PT Jakarta Kyoei Steel Work L.Td Tbk
Dia Juga Hadir Memenuhi Panggilan Tim Satgas BLBI
Dan Berbicara Tentang Penagihan Hutang Sebesar Rp.
86.347.894.79,-
12. PT Jakarta Steel Megah Utama
Hadir Memenuhi Panggilan Tim Satgas BLBI
Menyangkut Penagihan Utang Sebesar Rp.
69.080.367.807,-
13. PT Jakarta Steel Perdana Industry
Hadir Dan Memenuhi Panggilan Tim Satgas BLBI
Terkait Hutang Negara Sebesar Rp. 69.337.196.123,-
14. Suyanto gondokusumo
Dipanggil Tim Satgas BLBI Pada Tanggal 24
September 2021 Terkait Kerugian Negara Sebesar
904,47 Miliar Dalam Rangka Penyelesaian Kewajiban
Pemegang Saham (PKPS) Bank Dharmala.
Kehadiranya Hanya Diwakilkan Pada Kuasa
Hukumnya Yaitu Jamaslin James Purba (Sumber :
DetikFinance)

Anda mungkin juga menyukai