Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rizky Purnama Rihaldiyan

NIP : 199102012019021001
Absen : 29

TUGAS ANTI KORUPSI


1. KASUS KORUPSI YANG ADA DALAM VIDEO
 Kasus Skandal BLBI (Bantuan Liquiditas Bank Indonesia) tahun 1998
BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) adalah dana talangan yang
diberikan pemerintah ketika krisis keuangan melanda Indonesia pada 1997.

Ada 48 bank komersil bermasalah akibat krisis pada saat itu, di antaranya
adalah Bank Central Asia (BCA) milik Anthoni Salim (yang juga memiliki
Indofood), Bank Umum Nasional milik Mohamad 'Bob' Hasan, Bank Surya
milik Sudwikatmono, Bank Yakin Makmur milik Siti Hardiyanti Rukmana, Bank
Papan Sejahtera milik Hasjim Djojohadikusumo, Bank Nusa Nasional milik
Nirwan Bakrie, Bank Risjad Salim Internasional milik Ibrahim Risjad.

Total dana talangan BLBI yang dikeluarkan sebesar Rp144,5 triliun. Namun
95% dana tersebut ternyata diselewengkan, berdasarkan temuan Badan
Pemeriksa Keuangan, dan dinilai sebagai korupsi paling besar sepanjang
sejarah Indonesia.

Dimana Bank-bank tersebut memiliki kewajban untuk membayarkan kembali


bantuan yang diterima dan kemudian akan diberikan SKL sebagai bukti
pelunasan. Masalahnya adalah Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI)
diterbitkan SKL-nya padahal masih memiliki kewajiban yang belum
dibayarkan.

 Kasus Skandal Bank Century tahun 2008


Bank Century (sebelumnya dikenal dengan Bank CIC) didirikan pada bulan
Mei 1989. Pada tanggal 6 Desember 2004 Bank Pikko dan Bank
Danpac menggabungkan diri ke Bank CIC. Pada tanggal 28 Desember 2004,
Bank CIC berganti nama menjadi Bank Century. Pada tanggal 21 November
2008 diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan berubah
nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk. Pada tanggal 20 November 2014 PT
Bank Mutiara Tbk diambil alih oleh J Trust Co. Ltd. dan pada tanggal 29 Mei
2015 berubah nama lagi menjadi PT Bank J Trust Indonesia Tbk. Pada akhir
2008 Bank Century yang sudah bangkrut dibantu secara cuma- cuma oleh
pemerintah. Bank Century Intervest Corporation (CIC), merupakan bank
bermasalah dimana selalu tidak lolos uji penawaran umum terbatas sampai
empat kali sehingga Bank Indonesia menyarakan untuk melakukan merger.
Pada 22 Oktober 2004 dileburlah Bank Danpac dan Bank Picco ke Bank CIC.
Setelah penggabungan nama tiga bank itu menjadi PT Bank Century Tbk.
Tahun 2008, Bank Century mengalami kesulitan likuiditas. Tanggal 20
November BI mengirim surat kepada Menteri Keuangan yang menetapkan
Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik dan
mengusulkan langkah penyelamatan oleh Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS). Sehingga, diputuskan menyuntikkan dana sebesar Rp 632 miliar. Enam
hari dari pengambilalihan LPS mengucurkan dana Rp 2,776 triliun pada
Bank Century. Pada 5 Desember 2008 LPS menyuntikkan dana kembali
sebesar Rp 2,2 triliun untuk memenuhi tingkat kesehatan bank. Akhir bulan
Desember 2008 Bank Century dicatat memberikan kerugian sebesar Rp 6,7
triliun.

 Kasus Skandal Bank Bali


Rudy Ramli (Direktur Utama Bank Bali) kesulitan menagih piutangnya yang
tertanam di Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), Bank Umum Nasional
(BUN), dan Bank Tiara pada 1997. Bank Bali akhirnya menjalin kerja sama
dengan PT Era Giat Prima dimana Djoko Tjandra duduk selaku direktur.
Keduanya menandatangani perjanjian pengalihan hak tagih (cessie) pada
Januari 1999. Bank Indonesia (BI) dan BPPN akhirnya setuju mengucurkan
dana milik Bank Bali tersebut. Jumlahnya Rp 905 miliar. Namun Bank Bali
hanya mendapat Rp 359 miliar. Sisanya, sekitar 60% atau Rp 546 miliar,
masuk rekening PT Era Giat Prima. Setelah diusut, ternyata
penandatanganan cessie tersebut tidak diketahui oleh BPPN padahal saat itu
BDNI sudah masuk perawatan BPPN.

 Kasus Bank Pembangunan BAPINDO


Pemerintah (BAPINDO) memberikan pinjaman (kredit) yang sangat besar
untuk proyek Golden Key Group yang dipimpin oleh Eddy Tansil sebesar 1,3
triliun. Pemberian kredit kepada PT Graha Swakarsa Prima (GSP) tidak sesuai
dengan prosedur yang berlaku dan dapat dikatakan illegal.

2. SEBUTKAN OKNUM KORUPTOR YANG ADA DALAM VIDEO


TERSEBUT DAN PERAN MEREKA SERTA JELASKAN MENGAPA
MEREKA DIANGGAP SEBAGAI OKNUM KORUPTOR
1. Samadikum Hartono (Tersangka Skandal BLBI tahun 1998)
Komisiaris Utama Bank Modern yang menerima dana BLBI sekitar Rp 2,5
triliun. Salah satu obligor yang terkait dengan skandal BLBI tahun 1998
yang kabur selama 13 tahun ke Shanghai.
2. Hartawan Aluwi (Tersangka Skandal Bank Century tahun 2008)
Melarikan dana nasabah sebanyak Rp 1,378 triliun
3. Sjamsul Nursalim (Tersangka Kasus BLBI)
Merupakan pemilik Bank Dagang Negara Indonesia, berganti nama
menjadi Bank Mandiri akibat Krisis. Ditangkap karena menerima dana
yang berpotensi merugikan negara sebesar Rp. 6.9 T dan 96,7jt Dolar
Amerika pada tahun 1998.
4. Djoko Tjandra (Mantan Dirut PT Era Giat Prima)
Direktur PT Era Giat Prima yang menandatangani perjanjian pengalihan
hak tagih (cessie) Bank Bali. Merugikan negara sebesar 904 Miliyar.
5. Eko Edi Putranto (Mantan Komisaris PT. BHS)
Eks-komisiaris Bank Harapan Sentosa, penyalahgunaan dana BLBI
sebesar Rp 1,95 triliun.
6. Eddy Tansil (Kasus Bapindo)
Menggelapkan uang negara sebesar 565 Juta Dolar dari kredit Bapindo
untuk proyek Golden Key Group. Merupakan Direktur Utama Golden Key
Group dan salah satu petinggi Bapindo.

3. PASAL APA YANG DILANGGAR OLEH OKNUM KORUPTOR DI DALAM


VIDEO TERSEBUT? JELASKAN
 UU Nomor 31 Tahun 1999 Pasal 2
“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
sedikit Rp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”

 UU Nomor 31 Tahun 1999 Pasal 3


“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan,
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling
sedikit Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.

4. DI DALAM VIDEO TERDAPAT ISTILAH TAX HAVEN DAN EKSTRADISI?


JELASKAN HAL TERSEBUT DAN MENGAPA SINGAPURA BELUM
MEMILIKI PERJANJIAN EKSTRADISI DENGAN INDONESIA
- Tax Haven
Tax Haven merupakan suatu bentuk negara yang menerapkan sistem
perpajakan yang tidak sesuai dengan standar pajak internasional yaitu tidak
membebankan pajak atau membebankan pajak dalam jumlah minimal. Tax
Haven memberikan kemudahan perpajakan dan memiliki sistem kerahasiaan
bank yang sangat ketat sehingga sangat sulit mendapatkan informasi data
nasabah dari bank-bank yang beroperasi di Tax Haven. Sistem tersebut
mendukung terjadinya pencucian uang.

- Ekstradisi
Menurut M. Budiarto, ekstradisi merupakan proses penyerahan
tersangka atau terpidana karena telah melakukan suatu kejahatan yang
dilakukan secara formal oleh suatu negara kepada negara lain yang
berwenang memeriksa dan mengadili pelaku kejahatan tersebut.
- Perjanjian ekstradisi Singapura dengan Indonesia belum ada karena
bagi Singapura koruptor Indonesia yang melarikan diri ke negaranya
merupakan sumber devisa yang besar terutama dengan penanaman aset
yang dilakukan oleh para koruptor. Hal lain yang menyebabkan belum adanya
perjanjian ekstradisi antara Singapura dan Indonesia adalah jika keduanya
setuju dengan perjanjian ekstradisi maka kedua negara boleh menggunakan
fasilitas dan wilayah bersama untuk latihan militer. Hal ini sangat merugikan
Indonesia dan menguntungkan Singapura karena mereka bisa mengurangi
biaya yang biasa digunakan untuk latihan militer di Perancis dan berbagai
negara lain.

5. CRITICAL PAPER MENGENAI PENEGAKAN KORUPSI DIDALAM VIDEO


TERSEBUT.
Kasus besar namn tak tuntas ini memiliki dampak besar terhadap
masyarakat. Beberapa aspek yang terkena imbas misalnya ekonomi, hukum,
sosial, budaya dan pendidikan. Di bidang ekonomi, kasus ini sangat
merugikan negara. Bagaimana tidak, sampai saat ini negara masih membayar
hutang yang dipinjam pada IMF untuk menyediakan bantuan tersebut, yang
berakhir digunakan oleh para koruptor secara tidak bertanggung jawab.
Menambahnya hutang negara tentu memiliki dampak pada perekonomian
nasional. Meningkatnya hutang yang dipinjamkan berbentuk valuta asing,
menuntut Indonesia untuk membayarnya dalam bentuk valas juga.
Meningkatnya permintaan valas terhadap rupiah tentu akan menekan
nilai rupiah menjadi lemah. Rupiah yang melemah dapat melumpuhkan
perekonomian nasional karena harga barang-barang impor yang tidak
diproduksi oleh Indonesia melambung tinggi yang akan mempengaruhi harga
barang-barang lain. Di bidang hukum, banyak sekali pelanggaran-
pelanggaran yang terjadi yang tidak mencerminkan perilaku warga negara
yang sadar hukum. Pada kasus BLBI ini, aturan yang dilanggar diantaranya
yaitu UU No. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
Korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan
keuangan negara, tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak
sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi
perlu digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus
dilakukan secara luar biasa. Kemudian ditinjau dari aspek sosial budaya,
korupsi dapat memberikan citra buruk pada instansi yang didapati melakukan
tindak korupsi. Dari beberapa dampak korupsi, dapat disimpulkan bahwa
korupsi dapat dikatakan melanggar HAM. Setiap warga negara Indonesia
berhak memiliki kehidupan yang layak dengan harga barang yang normal dan
stabil. Ditinjau secara ekonomi, korupsi dapat mengganggu kestabilan harga.
Bila harga naik namun daya beli masyarakat tidak ikut naik, terjadilah
kemiskinan. Maka dapatlah suatu tindak korupsi melanggar hak seseorang
untuk hidup layak.
Kasus korupsi akan terus berlanjut jika tidak ada tindakan pencegahan
dan ketegasan hukum. Oleh karena itu, memberikan dan menanamkan nilai-
nilai anti korupsi sejak dini dianggap penting untuk dilakukan. Hukum atau
peraturan yang digunakan harus jelas dan tegas, aparat penegak hukum
harus berkomitmen dan berintegritas tinggi. Disamping itu, menggunakan
sistem yang akuntabel, pengawasan yang tinggi dan adanya teladan yang
baik dari pimpinan merupakan hal yang dapat menekan terjadinya tindakan
korupsi.

Anda mungkin juga menyukai