Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kasus Bank Century yang berkelanjutan membuat masyarakat menjadi bingung
mengenai kebenaran dari kasus tersebut. Makalah ini dibuat sebagai tugas dari dosen
Pendidikan Kewarganegaraan mengenai , “Hubungan Politik dengan Pancasila”
yang mengangkat contoh kasus “Hak Angket Bank Century”. Sadar atau tidak sadar
bahwas Kasus Skandal Century telah menyita perhatian sebagian besar masyarakat
kita, khususnya dari kalangan mahasiswa sebagai kaum intelek masyarakat. Dengan
adanya makalah ini diharapkan kaum mahasiswa dapat mengetahui detail
permasalahan yang ada dalam tubuh Bank Century, sehingga nantinya dapat
menjelaskan kepada masyarakat bagaimana sebenarnya yang terjadi dan upaya apa
yang telah dilakukan sebagai penyelesaian dari proses yang berkepanjangan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka saya menarik suatu
rumusan masalah sebagai berikut (5W + 1H) :
a. Apa sebenarnya kasus yang dihadap oleh Bank Century? (What)
b. Mengapa sampai terjadi Skandal Century yang begitu rumit?(Why)
c. Kapan dilakukan penyelesaian terhadap Kasus Bank Century? (When)
d. Siapa saja yang terkait dengan kasus Bank Century? (Who)
e. Dimanakah letak tanggung jawab pejabat terkait akan maslah ini? (Where)
f. Bagaimana peran pemerintah dalam menanggapi permasalahan ini? (How)

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari berjalannya kasus Century yang
sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini adalah agar kita semua selalu melihat
aturan-aturan atau undang-undang dalam memecahkan sebuah masalah. Kita juga
dianjurkan agar tidak terburu-buru dan berhati-hati dalam mengambil sebuah
keputusan. Setiap apa yang akan kita putuskan, seharusnya di musyawarahkan dan

1
juga dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait lainnya, agar nantinya tidak ada
yang dirugikan, apalagi apabila keputusan kita menyangkut kepentingan orang
banyak, setiap apa yang kita lakukan harus ada transparansi sehingga ke depannya
tidak menimbulkan konflik. Dengan hadirnya kasus Skandal Bank Century, tentunya
akan menjadi suatu pelajaran dan juga pengalaman untuk kita ke depannya, agar hal
ini tidak sampai terjadi untuk yang kedua kalinya.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Politik
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan
dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-
tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan
mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi
terhadap beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang
telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan
kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi
dari sumber-sumber yang ada. Untuk bisa berperan aktif melaksanakan kebijakan-
kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan dan kewenangan yang akan digunakan baik
untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin
timbul dalam proses itu.
Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki.
Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di
lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh
penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan
tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek kehidupan
lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh
masyarakat dan bukan tujuan pribadi seseorang. Politik menyangkut kegiatan
berbagai kelompok, termasuk partai politik dan juga kegiatan-kegiatan perseorangan
(individu).

2
2.2 Hak angket
Berdasarkan Pasal 77 UU No 27 Tahun 2009, yang dimaksud dengan hak angket
adalah Hak DPR RI untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu
undang-undang atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal penting,
strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan UU tersebut, hak angket harus diusulkan oleh paling sedikit 25 anggota
DPR dan lebih dari 1 fraksi.
Pengusulan ini harus memuat:
(a.) materi kebijakan dan / atau pelaksanaan undang-undang yang akan diselidiki; dan
(b.) alasan penyelidikan.
Usulan tersebut akan menjadi hak angket DPR apabila mendapat persetujuan dari
rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih dari 1/2 jumlah anggota DPR dan keputusan
diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 jumlah anggota DPR yang hadir. Bila
usulan diterima, DPR akan membentuk panitia angket (Pansus).yang mempunyai
kewenangan untuk memanggil dan melakukan penyelidikan terhadap pemerintah, dan
saksi, pakar, organisasi profesi dan lain-lain. Kalau disimpulkan bahwa kebijakan
pemerintah menguntungkan rakyat, dan sejalan dengan peraturan perundangan yang
berlaku, maka Pemerintah akan aman. Namun apabila merugikan negara, merugikan
rakyat serta bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, apalagi
melanggar ketentuan UUD 1945, laporan Pansus harus disampaikan ke rapat
paripurna DPR. Kemudian keputusan DPR tersebut disampaikan kepada Presiden.
Selanjutnya DPR dapat menindaklanjuti keputusan itu sesuai kewenangan DPR.
Kalau pendapat DPR bahwa benar hal itu terjadi, maka Mahkamah Konstitusilah
yang harus memutuskan apakah pendapat DPR itu terbukti atau tidak. Jika MK
memutuskan memang terbukti, maka DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk
mengajukan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada MPR .

3
BAB III
PEMBAHASAN
Saya sebagai mahasiswa melihat bahwa sejak awal bank century bermasalah dari
mulai awal merger. Yaitu tepatnya pada 27 November 2001, pada saat itu Rapat Dewan
Gubernur Bank Indonesia menyetujui prinsip akuisisi Bank Pikko, Bank Danpac, dan
Bank CIC. Namun pada saat 5 Juli 2002 saat izin akuisisi dari BI keluar, BI mulai
mencium perbuatan melawan hukum. Bank Century mulai melakukan transaksi surat-
surat berharga (SSB) fiktif senilai USD25 juta. Selain itu terdapat pula SSB berisiko
tinggi sehingga Century wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif
(PPAP). Ini berakibat CAR Bank CIC menjadi negatif. Kondisi inilah yang membuat
penarikan dana pihak ketiga besar-besaran yang mengakibatkan bank mengalami
keseretan likuiditas dan telah melanggar ketentuan posisi devisa netto (PDN). Pada
tanggal 13 November 2008 Bank Century mengalami keadaan tidak bisa membayar dana
permintaan dari nasabah atau umumnya disebut sebagai kalah kliring keadaan ini hingga
membuat terjadinya kepanikan atau rush dalam penarikan dana pada Bank Century.
Kemudian, pada tanggal 14 November 2008 manajemen Bank Century
melaporkan ketidakmampuan bank dalam melayani permintaan dana oleh nasabah, serta
ikut mengajukan permohonan untuk mendapatkan fasilitas pendanaan darurat kepada
Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK). Sebagai pemegang mandat UU, Pemerintah
bermaksud untuk mencegah krisis, tapi di sisi lain yang dihadapi adalah bank yang
kualitasnya seperti bank century. Pada tanggal 20 November 2008 Bank Indonesia
melakukan penetapan status Bank Century menjadi bank gagal, Menteri Keuangan yang
dijabat oleh Sri Mulyani selaku Ketua dari Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK)
mengadakan rapat untuk pembahasan nasib Bank Century, dalam rapat tersebut, BI
diwakili oleh Gubenur BI yang dijabat oleh Boediono menyatakan bahwa rasio
kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Century telah minus hingga
3,52 persen, dalam rapat tersebut akhirnya diputuskan untuk menyerahkan Bank Century
kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yaitu dengan keputusan bailout terhadap
Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencurigai
adanya dugaan rekayasa untuk penambahan dana. Pihak Pusat Pelaporan dan Analisis

4
Transaksi Keuangan (PPATK) juga dicurigai berusaha untuk menutup-nutupi data aliran
dana tersebut, akan tetapi kemudian dibantah oleh Yunus Husein, Kepala Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Namun menurut saya, saya setuju dengan
BPK bahwa Penyaluran Modal Sementara (PMS) oleh Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) kepada Bank Century patut dicurigai, karena saat itu adalah saat-saat pemilu 2009,
jadi bisa saja dana tersebut di kamuflase sedemikian hingga dan akhirnya bisa dijadikan
modal untuk pemilu 2009, karena pada saat itu Boediono sedang di calonkan sebagai
wapres.
Kemudian sebagian anggota DPR yang mengusulkan agar dilakukan penggunaan
salah satu hak kewenangan konstitusional DPR yakni Hak Angket DPR dalam
menangani kasus Century ini. Yang akhirnya ditindak lanjuti dengan diadakannya Sidang
Paripurna Pengesahan Hak Angket Bank Century pada tanggal 1 Desember 2009
terhadap usulan penggunaan hak angket DPR yang diusulkan oleh 503 Anggota DPR
tersebut yang akhirnya disahkan dan disetujui. Penggunaan hak angket untuk
mengungkap skandal Bank Century juga didukung oleh seluruh fraksi yang berada di
DPR yakni 9 Fraksi. Fokus pelaksanaan hak angket dalam kasus Bank century antara lain
untuk mengetahui sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan perundang-undangan
sampai akhirnya memutuskan untuk mencairkan dana sebesar Rp 6,76 triliun untuk Bank
Century, dan juga mengapa bisa terjadi perubahan Peraturan Bank Indonesia secara
mendadak, keterlibatan Kabareskrim Mabes Polri saat itu, Komjen Susno Duadji, dalam
pencairan dana nasabah Bank Century, dan kemungkinan terjadi konspirasi antara para
pemegang saham utama Bank Century dan otoritas perbankan dan keuangan pemerintah,
menyelidiki mengapa bisa terjadi pembengkakan dana talangan menjadi Rp 6,76 triliun
bagi Bank Century? Itulah yang harus diselidiki, sementara kita tahu bahwa Bank
Century hanyalah sebuah bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah, bahkan saat
menerima bailout, bank ini dalam status pengawasan khusus, lebih jauh lagi, panitia hak
angket juga akan mengetahui seberapa besar kerugian negara akibat Bank Century.
Kebijakan pemerintah ”menyelamatkan” Bank Century dengan sendirinya dapat
dijadikan sebagai objek dari hak angket DPR karena berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, apalagi kebijakan itu juga berkaitan dengan keuangan
negara. Namun, apakah kebijakan itu benar-benar bertentangan dengan UU sebagaimana

5
dugaan DPR, inilah yang harus ”dibuktikan” melalui penggunaan hak angket itu. Dalam
proses penyelidikan, Panitia Hak Angket DPR dapat mengumpulkan fakta dan bukti
bukan hanya dari kalangan pemerintah, tetapi dari siapa saja yang dianggap perlu,
termasuk mereka yang dianggap ahli mengenai masalah yang diselidiki. Mereka wajib
memenuhi panggilan Panitia Angket dan menjawab semua pertanyaan dan memberikan
keterangan lengkap, termasuk menyerahkan semua dokumen yang diminta, kecuali
apabila penyerahan dokumen itu akan bertentangan dengan kepentingan negara. Mereka
yang dipanggil namun tidak datang tanpa alasan yang sah, dapat disandera selama-
lamanya seratus hari (Pasal 17 ayat 1 UU Nomor 6 Tahun 1954).
Pengusulan hak angket Bank Century juga terkait dengan kesalahan struktur
berpikir pemerintah. Pemerintah melupakan amanat konstitusi bahwa salah satu tujuan
dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945 paragraf ke-4, ialah memajukan kesejahteraan umum. Di tengah badai krisis
ekonomi dan rentetan bencana alam yang terjadi di hampir seluruh wilayah RI,
pemerintah malah ”memanjakan” Bank Century. Sungguh sangat ironis.
Ketika menjelang babak akhir pembahasan kasus bank Century di Pansus DPR,
Presiden SBY membuat pernyataan mengejutkan bahwa sebagai Presiden ia bertanggung
jawab atas apa yang telah diputuskan oleh bawahannya (dalam hal ini Budiono dan Sri
Mulyani). Saya menjadi heran, mengapa tidak dari awal permasalahan saja SBY berkata
seperti itu, Seandainya saja Presiden SBY membat pernyataan di awal dari berbagai
kejadian ini, maka mungkin keadaan tidak separah ini. Masyarakat pada umumnya
merasa ‘abu-abu’ atau tidak yakin apakah presiden mengetahui atau tidak soal bail-out
bank Century mengingat beliau ‘diam’.

6
BAB VI
HASIL PENELITIAN
Kasus Skandal Bank Century hingga saat ini belum juga berakhir dan masih
menimbulkan banyak pertanyaan, namun yang saya lihat dari media, beberapa fraksi di
DPR menyebutkan beberapa nama yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini.
Anggota Pansus Hak Angket DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) misalnya, FPG
melihat ada indikasi tindak pidana korupsi dalam penyelamatan kasus Bank Century.
“Berdasarkan fakta, terdapat indikasi tindak pidana korupsi dalam permasalahan Bank
Century,” kata juru bicara FPG Ade Komaruddin. Ade menjelaskan, dalam proses
penyelamatan Bank Century, pihaknya menemukan beberapa pelanggaran sehingga layak
disebut ranah korupsi. Pertama, ada upaya melakukan tindakan melawan hukum. Golkar
juga menduga ada upaya pihak-pihak tertentu yang memperkaya diri sendiri, orang lain
atau korporasi. FPG menyebut banyak nama-nama yang dianggap bertanggung jawab
dalam kasus Bank Century. Mulai dari pemilik Bank CIC, manajemen Bank Century
yang lama maupun yang baru, Pejabat BI dalam periode proses penyelamatan Bank
Century hingga nasabah Bank Century yang turut menikmati uang penyelamatan itu.
Selain itu dari fraksi PDIP, FPDIP menyebut beberapa nama sebagai pihak yang
dianggap paling bertanggung jawab dalam proses penyelematan Bank Century. Kepada
penegak hukum seperti KPK diminta untuk segera mengusut Boediono dan Sri Mulyani
karena FPDIP merinci beberapa kesalahan dan indikasi pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh Boediono dan Sri Mulyani. Dalam hal merger dan akuisisi, indikasi
pelanggaran hukumnya adalah pengawasan internal BI.
Dari pendapat beberapa fraksi tersebut ditambah lagi dari berbagai media, saya
menyimpulkan bahwa kebanyakan dari berbagai fraksi di DPR berpendapat bahwa yang
harus bertanggung jawab dalam kasus ini adalah Boediono yang saat itu menjabat sebagai
Direktur BI dan juga Sri Mulyani yang saat itu juga menjabat sebagai menteri keuangan.
Namun Pansus hingga saat ini belum menyebutkan siapa yang harus bertanggung jawab
akan kasus ini, semuanya masih buram dan penyelidikan juga masih terus dilakukan.

7
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Saya selaku mahasiswa yang melihat kasus Century dari awal sampai akhir
belum menemukan hasil yang sebenarnya yang dikeluarkan oleh Pansus Century. Sampai
dengan informasi terakhir penanganan kasus Hak Angket Bank Century yang sedang
berjalan, saya berpendapat bahwa DPR memang sudah seharusnya mengeluarkan Hak
Angket terhadap kasus Bank Century yang disebut-sebut sedang mengalami krisis global.
Dan khusunya Pansus Hak Angket tersebut harus senantiasa bersikap se-objektif
mungkin dalam menyelesaikan persoalan ini dan melihat fakta yang ada serta memang
fakta tersebut terbukti benar adanya dan tidak merupakan sebuah kebohongan untuk
menjatuhkan salah satu pihak demi kepentingan Pansus sendiri, sehingga nanti apa yang
telah disampaikan oleh Pansus bisa dipertanggungjawabkan terhadap semua pihak yang
terkait serta pihak yang diduga bermasalah dengan keputusan untuk mengalirkan dana
yang dikucurkan kepada Bank Century pada saat itu.
Masyarakat sudah terlalu bingung dan juga bosan dengan kasus yang tak
berkesudahan ini, masyarakat perlu informasi dan kebenaran kasus ini secepatnya. Jadi
saran saya untuk Pansus yaitu, cepatlah dalam menangani kasus ini, dan bersikaplah tegas
terhadap segala sesuatunya, tidak peduli siapa nantinya yang terpidanakan karena kasus
ini dan apa jabatan orang tersebut, yang penting masyarakat tahu dan tidak harus
menyalahkan orang-orang yang tidak seharusnya dipersalahkan. Harusnya Pansus juga
lebih terbuka dan jujur dalam mengungkapkan misteri ini. Agar semuanya dapat selesai
sesuai dengan kebenarannya.

8
VI
PENUTUP

Daftar Pustaka

1. Judul : Aliran Dana Penjamin pada Bank Century Tautan : http://id.wikipedia.org,


http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aliran_Dana_Lembaga_Pen
jamin_Simpanan_pada_Bank_Century&amp
2. Judul : DPR pertimbangkan bentuk Hak Angket Century Tautan :
http://rss.vivanews.com
3. Judul : Hak Angket Century Tautan : http://www.ahmadheryawan.com
4. Judul : Masyarakat perlu awasi perjalanan Angket Century Tautan :
http://www.antaranews.com
5. Judul : Angket DPR – mungkinkah mengimpeach Presiden? Tautan :
http://yusril.ihzamahendra.com/xmlrpc.php
6. Judul : Pengertian Politik Tautan :
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/21/pengertian-politik/
7. Judul : Sebenernya apa sih masalah utama bank century? Tautan :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100228033159AAbODRE
8. Judul : Soal Siapa yang Bertanggung Jawab Dalam Kasus Century Tautan :
http://cwsgading.com/2010/03/04/soal-siapa-yang-bertanggung-jawab-dalam-kasus-
century/
9. Judul : Kesimpulan Akhir Century; Golkar: Ada Indikasi Korupsi Tautan :
http://www.indonesiamedia.com/2010/02/28/kesimpulan-akhir-century-golkar-ada-
indikasi-korupsi/

Anda mungkin juga menyukai