Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA


“PENGGOLONGAN BANK”

DOSEN : I NYOMAN MARAYASA

Disusun Oleh:
Nastiti Esthi Santoso NIM : 2015052753

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang


Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten
Telp/Fax. (021) 7412566 Email : info@unpam.ac.id
Website : www.unpam.ac.id
2018

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
“Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Meskipun banyak rintangan dan
hambatan dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikannya
dengan baik dan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan yang mendasar. Untuk itu penulis
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
para pembaca, penulis sampaikan terima kasih.

Tangerang, 18 Juni 2018

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Bank Sentral (Bank Indonesia) .....................................................4
B. Bank Umum...................................................................................7
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)....................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................18
B. Saran..............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran
uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998
tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa
bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupaka
kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya
kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan
hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menghimpun dana,
berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Perbankan lainnya
diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk membuat makalah
tentang Penggolongan Bank.

B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR)?
2. Apa saja tugas dari Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR)?

1
3. Bagaimana sistem yang diberlakukan Bank Sentral, Bank Umum,
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam opersionalnya?

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang


penggolonga bank. Serta mengetahui fungsi serta pengoprasional dari
penggolongan bank tersebut untuk memenuhi tugas bank dan lembaga
keuangan lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2
Penggolongan Bank menurut UU Pokok Perbankan No 14 tahun 1967 dan
UU RI no & tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998
tentang Perbankan mempunyai beberapa perbedaan. Menurut UU perbankan no
14 Tahun 1967 Jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari :

a) Bank Umum

b) Bank Pembangunan

c) Bank Tabungan

d) Bank Pasar

e) Bank Desa

f) Lumbung Desa

g) Bank Pegawai

h) Dan Bank lainnya

Namun setelah keluar UU pokok perbankan Nomor 7 tahun 1992 dan


ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI nomor 10 Tahun 1998 maka jenis
perbankan terdiri dari :

a) Bank Sentral

b) Bank Umum

c) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

A. Bank sentral (Bank Indonesia)

Bank Indonesia pertama kali diatur oleh UU No 11 tahun 1953

3
teantang UU Pokok Bank Indonesia, y ang kemud ian digantikan oleh
Undan g-Undang No 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral. Dalam undang-
undang tersebut Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia,
dimiliki o leh negara dan merup akan badan hukum. Bank Indonesia
menurut UU No 13 tahun 1968 mempunyai tugas pokok membantu
pemerintah dalam :
1. Mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah

2. Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas


kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan Undang Undang


No 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral dirasakan tidak sesuai lagi dengan
perkembangan yang terjadi. Berkaitan dengan hal tersebut, dirasakan
perlunya undang-undang tentang Bank Sentral yang dapat memberikan
landasan hukum kuat bagi terselenggaranya tugas bank sentral secara
efektif. Undang – undang no 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang
diundangkan pada tanggal 17 mei 1999 diharapkan dapat menjadi landasan
kokoh bagi terselenggaranya bank sentral yang efektif dan independen.

1. Status Bank Indonesia

a. Lembaga Negara yang Independen

Dalam undang-undang no 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia


dinyatakan bahwa bank sentral Republik Indonesia, suatu
lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan
pemerintah dan/atau pihak pihak lainnya.

b. Bank Indonesia sebagai Badan Hukum

Pasal 4 Undang-undang no 23 tahun 1999 merupakan dasar


hukum Bank Indonesia sebagai Badan Hukum. Penegasan Bank
Indonesia sebagai badan hukum ini diperlukan agar terdapat
kejelasan wewenang Bank Indonesia dalam mengelola kekayaan

4
sendiri yang terlepas dari anggaran pendapatan dan Belanja
Negara.

2. Tujuan dan Tugas Bank Indonsia

Tujuan Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara


kestabilan nilai rupiah

3. Tugas Bank Indonesia

a. M enetap kan dan melaksan akan kebijakan Moneter

Dalam hal ini Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan


sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju
inflasi yang ditetapkannya, serta melakukan p engend alian
moneter den gan car a:
1. Operasi Pasar terbuka di pasar uang (baik rupiah maupun valuta
asing)

2. Penetapan tingkat diskonto

3. Penetapan cadangan wajib minimun

4. Pengaturan kredit atau pembiayaan

b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

1. Pengaturan dan penyelenggaraan kliring serta penyelesaian


transaksi

2. Mengeluarkan dan mengedarkan uang

c. Mengatur dan mengawasi bank

1. Memberikan dan mencabut izin usaha bank

2. Memberikan izin pembukaan, penutupan, pemindahan kantor

5
bank

3. Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan


bank

4. Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan


kegiatan-kegiatan usaha tertentu

Tabel 3.1

Perbedaan UU No 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral dan UU No 23


tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
UU No 13 Tahun 1968 UU No 23 Tahun 1999
Adanya kemungkinan intervensi dari Bank Indonesia adalah lembaga
pemerintah terhadap kebijakan- negara independen yang bebas dari
kebijakan yang dikelu arkan bi campur tangan siapapun, termasuk
pemerintah (kecuali untuk hal-hal
yang tegas diatur dalam uu no
23/1999
Otoritas moneter berada pada dewan Otoritas moneter berada pada
moneter, yang terdiri dari menteri Bank Indonesia
menteri keuangan dan perekonomian
serta gubernur Bank Indonesia
Tujuan bank indonesia tidak Tujuan bi adalah mencapai dan
jelas memelihara kestabilan nilai rupiah
Tugas Bank Indonesia Tugas Bank Indonesia:
 mengatur, menjaga dan  menetapkan dan
memelihara kestabilan nilai melaksanakan kebijakan
rupiah moneter
 mendorong kelancaran  mengatur dan menjaga
produksi dan pembangunan kelancaran sistem
serta memperluas kesempatan pembayaran
kerja guna meningkatkan taraf  mengatur dan mengawasi

6
hidup rakyat bank
modal Bank Indonesia berjumlah 1
milyar rupiah yang merupakan modal Bank Indonesia berjumlah
kekayaan negara yang dipisahkan sekurang kurangnya 2 triliun rupiah

Bank Indonesia dipimpin oleh direksi Bank Indonesia dimpimpin oleh


yang terdiri dari seorang gubernur dan dewan gubernur yang terdiri dari
sekurang kurangnya 5 (lima) dan seorang gubernur, seorang deputi
sebanyak banyaknya 7 (tujuh) direktur gubernur senior dan sekurang
kurangnya 5 (lima) dan sebanyak
banyaknya 7 (tujuh) deputi
gubernur.

B. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa lalu lintas pembay aran

1. Fungsi Bank Umum

a. Menyediakan mekanisme alat-alat pembayaran yang lebih efisien


dalam kegiatan ekonomi
b. Mengedarkan uang

c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat

d. Menyediakan jasa-jasa dan pengelolaan dana

e. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional

f. Memberikan p elayanan/penyimpanan untuk barang barang


berharga

g. Menawarkan jasa keuangan

7
Pentingnya keberadaan Bank Umum dalam Perekonomian Modern, yaitu :

1. Penciptaan uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindah bukuan (kliring).
Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan
possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank
sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar
den gan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan
uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembay aran

Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah
mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini
dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum
adalah jasa-jasa yan g berkaitan dengan mekan isme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang,
penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan
tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman,
seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

3. Penghimpunan Dana Simpanan M asy arakat

Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana
simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu.
4. Mendukung Kelancar an Transaksi Internasional

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau


memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa
maupun transaksi modal.
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga

8
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainny a

2. Kegiatan Usaha Bank Umum

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa


giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun


untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
1. Surat wesel

2. Surat pengakuah hutang

3. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah

4. Sertifikat Bank Indonesia

5. Obligasi

6. Surat dagangan berjangka waktu samp ai dengan 1 (satu) tahun

7. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai


dengan 1 (satu) tahun

e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun


untuk kepentingan nasabah
f. Menempatkan dana

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan


melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
(save deposit box)

i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

9
berdasarkan suatu kontrak (custodian-ship)
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah
lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa
efek
k. Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua maupun
sebagian dalam hal debitor tidak memenuhi kewajibannya kepada
bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib
dicairkan secepatnya.
l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan
wali amanat

m. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi


hasil sesuai dengan ketentuan yangditetapkan dalam peraturan
pemerintah.

Selain usaha usaha pokok tersebut diatas, bank umum dapat pula
melakukan kegiatan tambahan berikut:
a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan

Bank Indonesia

b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau


perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha,
modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan Bank Indonesia.
c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara mengatasi
akibat kegagalan kredit, dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetap kan
Bank Indonesia.
d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana

10
pensiun dengan memenuhi ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

C. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan


kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

BPR hanya menerima simp anan dalam bentuk deposito berjangka,


tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Pada
mulanya tugas pokok BPR diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan
modernisasi ekonomi perdesaan serta mengurangi praktek-praktek ijon dan
para pelepas uang. Dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat
pedesaan, tetapi juga mencakup pemberian jasa perbankan bagi masyarakat
golongan ekonomi lemah di daerah perkotaan.

1. Kegiatan usaha yang dilakukan BPR :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan


berupa deposito, tabungan, dan /atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit

c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi


hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah
d. Menempatkan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (
SBI), deposito berjangka, sertifikt deposito, dan/atau tabungan
pada bank lain.

2. Usaha yang dilarang bagi BPR adalah :

a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran

11
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali
melakukan transaksi jual beli uang kertas asing (money
changer)
c. Melakukan penyertaan modal

d. Melakukan usaha perasuransian

e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaiman


dimaksud di atas.
Azas BPR dalam melaksanakan usahanya berdasarkan
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi yang dijalankan sesuai
dengan pasal 33 UUD 1945.

3. Bank berdasarkan prinsip syaria

Bank berdasarkan prinsip Syariah (BPS) adalah Bank Umum


Syariah (BUS) atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam, atau dengan
kata lain yaitu bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan islam (Al-Quran dan Hadis).
Bank berdasarkan prinsip syariah diatur dalam UU No 7 Tahun
1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998,
dengan latar belakang adanya sutau keyakinan dalam agama Islam
yang merupakan suatu alternatif atas perbankan dengan
kekhususannya pada prinsip syariah. Prinsip Syariah dalam kegiatan
usaha bank syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan syariah.
a. Kegiatan usaha dengan prinsip syariah, antara lain :

1. Wadiah (titipan)

12
2. Mudharabah (bagi hasil)

3. Musyarakah (peny ertaan)

4. Ijarah (sewa beli)

5. Salam (pembiayaan di muka)

6. Istishna (pembiay aan bertahap)

7. Hiwalah (Anjak piutang)

8. Kafalah (Garansi B ank)

9. Rahn (Gadai)

10. Sharf (Transaksi Valuta Asing)

11. Wardh (Pinjaman Talan gan)

12. Wardhul Hasan (pinjaman Sosial)

13. Ujrah (fee)

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan fungsi intermediasi


berdasarkan prinsip syariat Islam. Bank syariah merupakam salah
satu lembaga keuangan dari beberapa lembaga keungan yang
beroperasi berdasarkan prinsip syariah.
b. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
meliputi :

1. Giro berdasarkan prinsip wadiah (hanya untuk BUS)

2. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau mudharab ah

3. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah

4. Bentuk lain berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah.


c. Melakukan penyaluran dana meliputi :

1. Transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah, istishna,


ijarah, salam, dan jual beli lainnya.

13
2. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah,
musyarakah dan bagi

3. hasil lainnya

4. Pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip hiwalah, rahn, dan


qaradh.

Berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat baik materiil maupun


spiritual yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Ada 3
Prinsip pokok bank sy ariah:
1. Berorientasi pada produktivitas Aspek- aspek yang terkandung :
a. Modal, sumbernya berdasarkan kas sumber daya
yang diproduksi dan distribusi yang dihasilkan
b. Pengambilan keuntungan diperkenankan untuk
menggairahkan usaha

c. Tidak adanya modal dan sumber dana yang tidak terpakai

2. Berorientasi dalam keadilan, dalam rangka keadilan


penerapan bunga diharamkan sedangkan investasi membagi
resiko
3. Berorientasi investasi yang halal, tidak diperbolehkan investasi
halal pada sektor yang haram dan investasi pada kegiatan
spekulasi.

Selain kegiatan diatas, untuk Bank Umum Syariah (BUS)


kegiatannya dilengkapi dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Membeli, menjual, dan/atau menjamin risiko sendiri surat-surat
berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi
nyata (under transaction) berdasarkan prinsip jual beli atau
hiwalah

14
2. Membeli surat surat berharga pemerintah dan/atau Bank
Indonesia yang diterbitkan atas dasar prinsip syariah
3. Memindahkan uang atau kepentingan sendiri dan/atau nasabah
berdasarkan prinsip wakalah
4. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang
diterbitkan dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak
ketiga berdasarkan prinsip wakalah.
5. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat
berharga berdasarkan prinsip wadiah yang amanah
6. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah
7. Melakukan penempatan dari nasabah ke nasabah lain dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek
berdasarkan prinsip ujrah
8. Memberikan fasilitas letter of credit (L/C) berd asarkan prinsip
wakalah, murabaha, mudharabah, musy arakah, wadi’ah dan
member ikan fasilitas garansi bank berdasarkan prinsip kafalah
9. Melakukan kegiatan usaha kartu debet berdasarkan prinsip sy
ariah

10. Melakukan kegiatan wali amanat berdarakan prinsip wakalah

11.Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang


UU dan ketentuan lain yang berlaku.

Dewan Syariah Nasional adalah dewan yang dibentuk oleh


Majelis Ulama Indonesia yang bertugas dan memiliki kewenangan
untuk memastikan kesesuaian antara produk, jasa dan kegiatan
usaha bank dengan prinsip syariah.
d. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah

15
Bank syariah dikategorikan sebagai lembaga keuangan
karena menjalankan fungsi intermediasi dana kepada pihak yang
memiliki dana. Bank syariah juga memproduksi jasa jasa
perjalanan, dana-dana perjalanan. Pengiriman/transfer uang.
Prinsip keutamaan Bank syariah :

1. Bank syariah, bunga adalah riba

2. Mengeluarkan zakat

3. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang


memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah.

e. Produk Dalam Perbankan Syariah

1. Mudharabah

Pembelian barang dengan pembayaran yang


ditangguhklan (1,3,12 bulan dsb) Mudharabah ada
beberapa jenis:
Dalam konteks bank syariah dalam mudharabah, bank
merupakan investor tunggal dengan bagi hasil, karena semua
resiko finansial ditanggung oleh bank, sedangk an mitra
investor barangnya sebagai mudharabah.
2. M usy arakah

Musyarakah hampir sama dengan mudharabah, hanya


berbeda dengan Al-Wadiah yaitu menjaga dan memelihara
barang.
Tabungan al-wadiah adalah tabungan yang memberikan
imbalan kepada pemilik dana/bonus yang tidak dibilang
jumlahnya. Tabungan al-wadiah banyak risiko.

Perbedaan Bank Konvensional dan Syariah


Bank Konvensional Bank Syariah
Bunga Bagi hasil

16
Memberikan kredit dalam bentuk Memberikan pinjaman
uang dalam bentuk barang

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

17
Setelah keluar UU pokok perbankan Nomor 7 tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI nomor 10 Tahun 1998 maka jenis
perbankan terdiri dari :

a) Bank Sentral

b) Bank Umum

c) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998


tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa
bank lainnya. Dalam kegiatan tersebuta setiap bank memilika perbedaan
masing-masing dalam menghimpun dana, menyalurkan dana dan
memberikan jasa bank lainnya serta bagaimana status jenis bank itu sendiri.
Dalam Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat terdapat 2 macam berupa Bank
konvensional dengan Bank Syariah dengan perbedaan antara lain :

Bank Konvensional Bank Syariah


Bunga Bagi hasil
Memberikan kredit dalam bentuk Memberikan pinjaman dalam
uang bentuk barang

B. Saran
1. Bagi pelajar
Tulisan ini dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan
tentang penggolongan bank sekiranya dapat digunakan dan
dimanfaatkan demi kemajuan ilmu pengetahuan.

2. Pengajar/Pendidik
Berbagai macam literature yang menunjang pembelajaran dapat
diperoleh dengan mudah, tulisan ini diharapkan menjadi salah satu
literature yang dapat membantu untuk memahami pemahaman
mengenai penggolongan bank.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan Siamat, (2005), Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan


Perbankan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta

19
Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung, (2007), Bank Syariah, Teori,
Praktik, dan Peranannya, Celestial Publising, PT. Senayan Abadi,
Jakarta

Fahra. "Penggolongan Bank". 11 Desember 2011. http://spi-


fahra.blogspot.com/2011/09/bab-ii-penggolongan-bank.html,
diakses tanggal 18 Juni 2018, pukul 17:11

20

Anda mungkin juga menyukai