Anda di halaman 1dari 29

SEMESTER GANJIL

MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL


2015/2016

BAB II
PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL

2.1 Pendahuluan
2.1.1 Latar Belakang
Pompa merupakan mesin konversi energi yang mengubah bentuk energi mekanik poros
menjadi energi spesifik (head) fluida yang memiliki wujud air. Energi mekanik pompa
yang menunjukkan kemampuan dari suatu pompa mengangkat fluida untuk mencapai
ketinggian tertentu adalah berupa head pompa, ditunjukkan oleh besarnya perbedaan
antara energi fluida di sisi isap dengan energi fluida di sisi tekan. Energi fluida
merupakan jumlah dari energi tekanan,energi kinetik dan energi karena elevasi
(ketinggian).
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan persatuan
waktu dan head (tinggi energi angkat). Pada umumnya pompa dapat digunakan untuk
bermacam-macam keperluan, untuk menaikkan fluida ke sebuah reservoir, untuk
pengairan, irigasi, dan sebagainya.
Dalam praktikum kali ini menggunakan pompa sentrifugal, karena banyak memberikan
berbagai manfaat besar bagi manusia, terutama pada bidang industri. Secara umum
pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat ke
tempat yang lain. Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan
dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi
sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal. Pada industri perkapalan
pompa sentrifugal banyak digunakan untuk memeperlancar proses kerja di kapal.
Dalam pelaksanaan operasinya pompa sentifrugal dapat bekerja secara tunggal, seri, dan
paralel. Jenis operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
penggunaan instalasi pompa. Karakteristik pompa harus terlebih dahulu diketahui agar
didapatkan sistem yang optimal.

2.1.2 Tujuan Praktikum


a. Mahasiswa mampu memahami grafik hubungan antara kapasitas terhadap head dan
efisiensi
b. Mahasiswa mampu memahami grafik hubungan antara kapasitas terhadap daya

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

c. Mahasiswa mampu memahami grafik hubungan antara kapasitas terhadap torsi

2.2 Tinjauan Pustaka


2.2.1 Dasar Teori Pompa
2.2.1.1 Pengertian Fluida, Debit dan Head
Fluida didefinisikan sebagai zat atau substansi yang akan mengalami deformasi secara
berkesinambungan apabila terkena gaya geser (gaya tangensial) sekecil apapun.
Berdasarkan mampu mampatnya fluida dibagi menjadi 2 yaitu compressible fluid dan
incompressible fluid. Berdasarkan sifat alirannya fluida dibagi menjadi 3 yaitu aliran
laminer, transisi dan turbulen. Berdasarkan hubungan antara laju deformasi dan tegangan
gesernya fluida dibagi menjadi 2 yaitu newtonian fluid dan non-newtonian fluid.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada fluida dan gerakannya, fluida dibagi 2 yaitu fluida
statis dan dinamis.
Debit / kapasitas merupakan volum fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu.
Pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan venturimeter, orifice, pitot
tube dan lain-lain. Satuan dari kapasitas (Q) adalah m3/s, liter/s, atau ft3/s.
Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari head (H) adalah
meter atau feet fluida. Di dalam pompa, head diukur dengan cara menghitung beda
tekanan total antara pipa isap dan pipa tekan, bila pengukuran dilakukan pada ketinggian
yang sama. Menurut persamaan Bernoulli, terdapat tiga macam head dari sistem instalasi
aliran, yaitu head kecepatan, head potensial dan head tekanan.
a. Head tekanan adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis (head
tekanan) fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan dengan rumus
sebagai berikut:
𝑃 𝑃𝑑 𝑃𝑠
= − (18)
𝛾 𝛾 𝛾

Keterangan :
𝑃
: Head tekanan (m)
𝛾
𝑃𝑑
: Head tekanan fluida pada sisi tekan (m)
𝛾
𝑃𝑠
: Head tekanan fluida pada sisi isap (m)
𝛾

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

b. Head kecepatan adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada sisi tekan
dengan head kecepatan zat cair pada sisi isap. Head kecepatan dituliskan dengan
rumus sebagai berikut:
𝑉𝑑2 𝑠 𝑉2
ℎ𝑘 = − 2𝑔 (19)
2𝑔

Keterangan :
ℎ𝑘 : Head kecepatan (m)
𝑉𝑑2
: Head kecepatan zat cair pada sisi tekan (m)
2𝑔
𝑉𝑠2
: Head kecepatan zat cair pada sisi isap (m)
2𝑔

c. Head potensial / elevasi adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi tekan
dengan ketinggian fluida pada sisi isap. Head elevasi dapat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut:
𝑍 = 𝑍𝑑 − 𝑍𝑠 (20)
Keterangan :
Z : Head statis total (m)
𝑍𝑑 : Head statis pada sisi tekan (m)
𝑍𝑠 : Head statis pada sisi isap (m)

2.2.1.2 Pengertian Pompa


Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida melalui pipa
dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa
mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa mejadi energi
kinetik dan tekanan pada fluida.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu (kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa.
a. Kapasitas (Q)
Merupakan volum fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam pengujian ini
pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan venturimeter. Satuan dari
kapasitas (Q) adalah m3/s, liter/s, atau ft3/s.
b. Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler) pompa, dinyatakan
dalam satuan rpm. Putaran diukur dengan menggunakan tachometer.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

c. Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakan dinamometer, kemudian
hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen (L). Satuan dari torsi adalah Nm.
d. Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya dari motor
listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah Watt.
e. Efisiensi (  )
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa, dengan daya
poros dari motor listrik.

2.2.1.3 Pengertian Kavitasi


Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya
berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida dapat menguap ketika
tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut. Dalam hal ini temperatur
fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi sehingga
tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena fluida mencapai
titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung yang pada kecepatan
tinggi akan menabrak bagian sudu.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini
dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun di dalam pipa.
Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang berkecepatan tinggi di dalam aliran,
sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian yang mudah
mengalami kavitasi adalah sisi isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu
rendah. Kavitasi di dalam pompa dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak dapat
bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam jangka
lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi berlubang-lubang.
Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari tumbukan gelembung uap
yang pecah pada dinding secara terus menerus.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka kavitasi perlu
dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
 Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang mengalir dipompakan.

 Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.


 Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan impeler pada poros
yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran (whirl) terhadap aliran. Cara
ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi, apabila kecepatan putaran (n)
dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan putaran dan debit dari impeler, maka kavitasi
justru akan terjadi pada runner pembantu itu sendiri. Oleh karena itu, dalam
pemasangan runner pembantu ini diperlukan pertimbangan yang sungguh-sungguh
sebelum pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan penyebabnya yaitu:
1. Suction cavitation (kavitasi pada suction)
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH aktual). Aturan umumnya
adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari NPSHR (NPSH yang
dibutuhkan) untuk menghindari suction cavitation. Perbedaan yang besar antara NPSHA
dengan NPSHR dapat menyebabkan resiko kerusakan pada pompa terutama pada air yang
relatif dingin (kurang dari 150 ºF).
2. Recirculation Cavitation
Recirculation Cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang rendah pada
pompa. Ada dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction side dan discharge side
dimana bisa terjadi pada saat yang bersamaan ataupun terpisah. Keduanya terjadi akibat
fenomena yang sama yaitu aliran balik pada jarak yang berdekatan satu sama lain.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

2.2.1.4 Pengertian NPSH


Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif yang terdapat
pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi akan terjadi apabila
tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Untuk
menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu bagian dari aliran di dalam
pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada
temperatur yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan
yang memegang peranan. Pertama, tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan
dimana pompa dipasang. Kedua, tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di dalam
pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan dalam satuan
Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi, NPSH dapat dinyatakan
sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.

Gambar 2.1 NPSH bila tekanan atmosfer bekerja pada permukan air yang dihisap.
Sumber: Sularso (2000:44)

a. NPSH yang Tersedia


Merupakan head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa (ekuivalen dengan
tekanan absolut pada sisi isap pompa), dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair di
tempat tersebut. Pada pompa yang mengisap zat cair dari tempat terbuka dengan tekanan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

atmosfer pada permukaan zat cair seperti diperlihatkan pada gambar 2.1, maka besarnya
NPSH yang tersedia adalah:
𝑃𝑎 𝑃𝑣
ℎ𝑠𝑣 = − − ℎ𝑠 − ℎ𝑙 (21)
𝛾 𝛾

Keterangan:
ℎ𝑠𝑣 = NPSH yang tersedia (m)
𝑃𝑎 = Tekanan atmosfer (N/m2)
𝑃𝑣 = Tekanan uap jenuh (N/m2)
𝛾 = Berat jenis cairan (N/m3)
ℎ𝑠 = Head isap statis (m)
ℎ𝑙 = Head losses (m)
Dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat cair yang dihisap
dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan zat cair yang dihisap.
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia merupakan tekanan
absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa setelah dikurangi tekanan uap. Besarnya
tergantung pada kondisi luar pompa dimana pompa tersebut dipasang.

Gambar 2.2 NPSH bila tekanan uap bekerja di dalam tangki air hisap yang tertutup.
Sumber: Sularso (2000:44)

Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar 2.2, maka Pa menyatakan
tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair di dalam tangki tertutup tersebut.
Jika tekanan di atas permukan zat cair sama dengan tekanan uap jenuhnya, maka Pa = Pv,
sehingga :

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

ℎ𝑠𝑣 = − ℎ𝑠 − ℎ𝑙 (22)
Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki lebih tinggi daripada
sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan untuk mendapatkan harga
ℎ𝑠𝑣 atau NPSH yang positif (+).
b. NPSH yang Diperlukan
Tekanan terendah di dalam pompa besarnya terdapat di suatu titik dekat setelah sisi
masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanannya lebih rendah daripada tekanan pada
sisi isap pompa. Hal ini disebabkan kerugian head di nosel isap, kenaikan kecepatan
aliran karena luas penampang yang menyempit, dan kenaikan kecepatan aliran karena
tebal sudu.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk pompa
dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi daripada tekanan uap
zat cair. Head tekanan yang besarnya sama dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH
yang diperlukan.Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus
dipenuhi persyaratan sebagai berikut :
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang bersangkutan.

2.2.1.5 Klasifikasi Pompa


Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
A. Positive Displacement Pump
Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent, karena fluida ditekan
di dalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Ketika fluida masuk, langsung
dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran (aliran balik) dari sisi buang ke
sisi masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang lebih berbanding lurus dengan jumah
putaran atau banyaknya gerak bolak-balik pada tiap satuan waktu dari poros atau engkol
yang menggerakkan. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi dengan kapasitas
rendah. Pompa ini dibagi lagi menjadi:
1. Reciprocating Pump (pompa torak)
Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi dari elemen-
elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-lainnya. Pompa jenis ini
dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang yang mengatur aliran fluida keluar atau

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

masuk ruang kerja. Katup-katup ini bekerja secara otomatis dan derajat pembukaannya
tergantung pada fluida yang dihasilkan. Tekanan yang dihasilkan sangat tinggi, yaitu
lebih dari 10 atm. Kecepatan putar rendah yaitu 250 sampai 500 rpm. Oleh karena itu,
dimensinya besar dan sangat berat. Pompa ini banyak dipakai pada pabrik minyak dan
industri kimia untuk memompa cairan kental, dan untuk pompa air ketel pada PLTU.
Skema pompa torak ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Skema pompa torak.


Sumber: Karrasik (2008)

2. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari elemen-
elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari pompa jenis ini adalah :
 rumah pompa yang stasioner
 rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang berputar dalam rumah
pompa
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen yang
memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan. Karena tidak
memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik, sebagai pompa maupun

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang tinggi sampai dengan 5000 rpm atau
lebih. Karena keuntungan tersebut, pompa ini banyak dipakai untuk pompa pelumas dan
pada hydraulic power transmission. Yang termasuk jenis pompa ini adalah:
a. Gear Pump (Pompa Roda Gigi)
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi berpasangan yang
terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan menekan fluida yang dipompakan.
Fluida yang mengisi ruang antar gigi ditekan ke sisi buang. Akibat diisinya ruang antar
sisi tersebut maka pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari pompa ini adalah pada sistem
pelumasan, karena pompa ini menghasilkan head yang tinggi dan debit yang rendah.
Contoh pompa roda gigi terdapat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Pompa roda gigi.


Sumber: Edward (1996:26)

b. Pompa Piston
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya selubung putar menyebabkan piston
bergerak sesuai dengan posisi ujung piston di atas piring dakian. Fluida terhisap ke dalam
silinder dan ditekan ke saluran buang akibat gerakan naik turun piston. Fungsi dari pompa
ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan head tingi dan kapasitas rendah. Skema pompa
piston ditunjukkan pada gambar 2.5.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

Gambar 2.5 Skema pompa piston.


Sumber: Sutikno (1998:30)

B. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa bekerja. Untuk
merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran fluida. Dalam pompa
ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi energi kinetik, kemudian
menjadi energi potensial. Pompa ini memiliki elemen utama sebuah rotor dengan suatu
impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi. Yang termasuk di dalam jenis pompa ini
adalah pompa aksial dan pompa sentrifugal.
1. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap fluida yang
dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial. Pompa ini cocok untuk
aplikasi yang membutuhkan head rendah dan kapasitas tinggi, seperti pada sistem
pengairan. Contoh pompa aksial terdapat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Pompa aksial


Sumber: Kurtz (2005:101)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

2. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang berputar pada
kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang menaikkan tekanan
maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar melalui volute atau rumah siput.
Pompa ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan
kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
proses pengisian air pada ketel dan pompa rumah tangga. Bagian-bagian dari pompa
sentrifugal adalah stuffling box, packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller,
impeller, casing wear ring dan discharge nozzle.

Gambar 2.7 Penampang memanjang pompa sentrifugal


Sumber: Dietzel (1980:244)

2.2.2 Pompa Sentrifugal dan Prinsip Kerjanya


2.2.2.1 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat cair yang
keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa. Konstruksi dari
pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

Gambar 2.8 Bagian-bagian pompa sentrifugal


Sumber: Sularso (2000:75)

Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang kopling untuk
meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah bantalan. Sebuah paking
atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus poros, untuk mencegah air
membocor keluar atau udara masuk dalam pompa.
a. Impeler
Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya pada air, sehingga
air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan tekanan. Di dalam rumah
siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah menjadi tekanan statis. Jenis-jenis
impeler ditunjukkan pada gambar 2.9. Jenis-jenis impeler yaitu:

• Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling di dalamnya tetutupi oleh mantel
di kedua sisi. Jenis impeler ini banyak digunakan pada pompa air dengan tujuan
mengurung air agar tidak berpindah dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler
jenis ini memiliki kelemahan pada kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan
atau sumbatan.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

• Impeler Terbuka dan Semi Terbuka


Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka kemungkinan adanya
sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini memungkinkan adanya pemeriksaan impeler
dengan mudah. Namun, jenis impeler ini hanya dapat diatur secara manual untuk
mendapatkan setelan terbaik.
• Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang lebih padat ataupun
berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat menjadi pilihan yang baik. Pompa jenis
ini 50% kurang efisien dari rancangan konvensionalnya.

Gambar 2.9 Jenis impeler


Sumber: Anonymous 6 (2015)

b. Rumah Pompa
Desain rumah pompa ditunjukkan oleh gambar 2.10. Rumah pompa memiliki beberapa
fungsi, antara lain:
1. Berfungsi sebagai pengarah fluida yang dilemparkan impeler. Akibat gaya
sentrifugal yang menuju pompa tekan, sebagian energi kinetik fluida diubah
menjadi tekanan.
2. Menutup impeler pada penghisapan dan pengiriman pada ujung dan sehingga
berbentuk tangki tekanan.
3. Memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan impeler.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

Gambar 2.10 Desain rumah pompa


Sumber: Edward (1996:20)

c. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros pompa dibedakan
menjadi dua, yaitu :
 Poros pompa datar atau horizontal
 Poros pompa tegak atau vertikal
d. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)
Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan yang bergerak
(running joint), maka dipasang cincin penahan keausan (waring ring) yang disebut juga
cincin rumah pompa atau cincin perapat.
e. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan anti gesek,
selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek dapat berupa baris
tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk poros pompa berukuran besar.
Skema bantalan poros ditunjukkan oleh gambar 2.11.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

(a) (c)

(b) (d)
Gambar 2.11 Bantalan praktis untuk pompa (a) rol, (b) horizontal, (c) vertikal dan
(d)kingsbury
Sumber: Edward (1996:22)

f. Selongsong Poros
Berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam pompa bila beroperasi dengan tinggi
isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan perapat secara merata di sekeliling
ruang cincin (anular space) antara lubang peti dan permukaan selongsong poros.
Selongsong poros disebut juga sangkar perapat atau cincin lantern. Skema selongsong
poros pompa ditunjukkan oleh gambar 2.12.

Gambar 2.12 Selongsong poros pompa


Sumber: Edward (1996:22)

Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau sumber
tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai medium perapat
apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat dipakai (pompa air kotor).

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

g. Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila tekanan di dalamnya
berada di bawah tekanan atmosfer.
h. Perapat Poros (Perapat Mekanis)
Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat poros ini juga dipakai
apabila peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran secara maksimal. Permukaan
perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan biasanya terdiri dari dua bagian yang
dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros dibedakan menjadi dua, yaitu jenis dalam dan
jenis luar. Jenis luar dipakai apabila cairan yang dipompa berpasir dan tidak diinginka
adanya kebocoran pada peti gasket. Jenis dalam digunakan untuk cairan yang mudah
menguap. Skema perapat mekanis dapat dilihat pada gambar 2.13.

Gambar 2.13 Perapat Mekanis


Sumber: Edward (1996:24)

2.2.2.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik dari poros
yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi kinetik dan tekanan
pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa bekerja pompa
membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa. Berputarnya impeler menyebabkan
tekanan vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida yang mengalir terhisap masuk ke
dalam impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatkan percepatan sedemikian rupa dan
terkena gaya sentrifugal, sehingga fluida mengalir keluar dari impeler dengan kecepatan
tertentu. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

energi tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan yang timbul tergantung pada
besarnya kecepatan fluida.

2.2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan


2.2.3.1 Persamaan Bernoulli
Syarat – syarat berlakunya persamaan Bernoulli adalah:
 Aliran steady
 Aliran incompressible
 Aliran tanpa gesekan
 Aliran menurut garis arus (sepanjang streamline)
Suatu aliran fluida incompresible yang memiliki tekanan (P), kecepatan (v), dan beda
ketinggian (z) mempunyai energi aliran fluida sebesar :
o Persamaan energi :
𝑚𝑣 2
𝑤 = 𝑚. 𝑔. 𝑧 + 𝑃. ∀ + =𝑐 (23)
2
𝑚 𝑚𝑣 2
𝑤 = 𝑚. 𝑔. 𝑧 + 𝑃. 𝜌 + =𝑐 (24)
2

o Persamaan energi spesifik tiap satuan massa:


𝑃 𝑣2 Nm
𝑤 = 𝑔. 𝑧 + 𝜌 + = 𝑐 ( kg ) (25)
2

o Persamaan energi spesifik tiap satuan berat (head):


𝑃 𝑣2
𝑤 = 𝑧 + 𝜌𝑔 + = 𝑐 (m) (26)
2𝑔

Persamaan Bernoulli umumnya ditulis dalam bentuk :


2 2
P1 v P v
z1   1  z2  2  2 (27)
  g 2g   g 2g
dengan : z adalah head elevasi
P
adalah head tekanan
g
v2
adalah head kecepatan
2g

Sebagai contoh adalah aliran air di dalam pipa, pada posisi 1 air mempunyai tekanan P1,
luas penampang A1, dan kecepatan v1. Perubahan bentuk energi akan terjadi bila pada

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

posisi 2 penampangnya diperkecil. Dengan demikian, kecepatan air akan naik menjadi
v2 dan tekanan P2 akan berkurang. Hal ini dapat terlihat jelas apabila letak pipa dalam
keadaan horizontal (z1=z2).
Jadi, persamaan Bernoulli dapat dinyatakan sebagai berikut:“pada tiap saat dan tiap
posisi yang ditinjau dari suatu aliran di dalam pipa tanpa gesekan yang tidak bergerak
akan mempunyai jumlah energi ketinggian tempat, tekanan, dan kecepatan yang sama
besarnya”.

2.2.3.2 Persamaan Kontinuitas


Disebut juga hukum kekekalan massa, bahwa laju perubahan massa fluida yang terdapat
dalam ruang yang ditinjau pada selang waktu dt harus sama dengan perbedaan antara
jumlah massa yang masuk dan laju massa yang keluar ke dan dari elemen fluida yang
ditinjau.
Pada fluida tak termampatkan, massa jenis fluida selalu sama di setiap titik yang
dilaluinya. Massa fluida yang mengalir dalam pipa dengan luas penampang A1 (diameter
pipa besar) selama selang waktu tertentu:
𝑚
𝜌= (28)
𝑉

𝑚 = 𝜌𝑉 (29)
𝑚1 = 𝜌𝑉1 (30)
𝑉1 = 𝐴1 𝐿1 = 𝐴1 𝑣1 𝑡 (31)
𝑚̇1 = 𝜌 𝐴1 𝑣1 (32)
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka:
𝑚̇1 = 𝑚̇1 (33)
𝜌 𝐴1 𝑣1 = 𝜌 𝐴2 𝑣2 (34)
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2 (35)
Keterangan:
𝐴1 =Luas penampang 1
𝐴2 =Luas penampang2
𝑣1 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 1
𝑣2 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 2

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

𝐴𝑣 = Laju aliran volume V/t atau debit

2.2.3.3 Segitiga Kecepatan


Fluida mengalir kedalam pompa dikarenakan terhisap oleh impeler yang berputar.
Diasumsikan bahwa aliran fluida yang terjadi adalah aliran dua dimensi, dan bahwa
fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, maka kecepatan masuk dan keluar
untuk suatu impeler yang mempunyai sudu-sudu mengarah ke belakang ditunjukkan
pada gambar 2.14. u adalah kecepatan keliling suatu titik pada impeler, w adalah
kecepatan partikel fluida relatif terhadap impeler, dan c adalah kecepatan absolut fluida
(kecepatan relatif suatu titik pada impeler relatif terhadap frame yang diam / tanah). c
merupakan hasil penjumlahan secara vektor dari u dan w. Diagram segitiga kecepatan
masuk dan keluar impeler dapat dilihat pada gambar 2.14.

Gambar 2.14 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar


Sumber: Church (1986:77)

Sudut antara c dan u disebut α, sudut antara w dan perpanjangan u disebut β. Sudut β
juga merupakan sudut yang dibuat antara garis singgung terhadap sudu impeler dan suatu
garis dalam arah gerakan sudu. Umumnya diagram kecepatan fluida pada impeler seperti
pada gambar diatas disederhanakan menjadi bentuk segitiga kecepatan seperti pada
Gambar dibawah. Kecepatan relatif w dan kecepatan absolut c dapat diuraikan menjadi
komponen kecepatan tangensial diberi subscript u (searah u) dan komponen kecepatan
meridional dengan subscript m yang dapat dilihat pada gambar 2.15.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

Gambar 2.15 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar


Sumber: Church (1986:77)

2.2.3.4 Karakteristik Instalasi Pompa Seri dan Pompa Paralel


a. Pompa Seri
Instalasi pompa yang disusun seri bertujuan untuk memperoleh fluida dengan nilai head
tekanan yang sangat tinggi dengan kapasitas fluida yang rendah. Grafik pada gambar
2.16 menunjukkan bahwa head total yang tinggi pada pompa yang tersusun seri diperoleh
dengan menjumlahkan head pompa 1 dengan head pompa 2:
Htotal = H1 + H2 (36)

Gambar 2.16 Operasi seri dari pompa dengan karakteristik berbeda


Sumber: Sularso (2000:95)

b. Pompa Paralel
Instalasi pompa yang disusun paralel bertujuan untuk memperoleh fluida dengan
kapasitas yang tinggi namun head tekanan yang diperoleh rendah. Pada gambar 2.17
didapatkan kapasitas (Q) aliran yang tinggi diperoleh dengan cara menjumlahkan
kapasitas aliran pompa 1 (Q1) dengan kapasitas aliran pompa 2 (Q2).
Qtotal= Q 1 + Q2 (37)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

Gambar 2.17 Operasi paralel dari pompa dengan karakteristik berbeda


Sumber: Sularso (2000:94)

2.2.4 Rumus Perhitungan


2.2.4.1 Pompa Tunggal
1. Head (H)
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠
𝐻= (m) (38)
𝛾

Keterangan:
𝑃𝑑 : Tekanan buang (N/m2)
𝑃𝑠 : Tekanan buang (N/m2)
 : berat jenis air = water . g (N)
2. Kapasitas (Q)

0,189 (39)
Q h (m 3 / s)
1000
Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg)
3. Putaran (n)
Satuan : rpm
Diukur dengan tachometer digital
4. Torsi (T)
T  F L (40)
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan mmen = 0,179 m
5. Daya (W)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

 Daya Poros (W1) :

n
(41) W1  F  (Watt )
k
Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)

 Daya Air (W2) :


𝑊2 = (𝑃𝑑 − 𝑃𝑑 ). 𝑄 (Watt) (42)
6. Efisiensi (  )

W2
(43)   100%
W1
2.2.4.2 Pompa Seri
1. Head
𝑃𝑑1 − 𝑃𝑠1
𝐻1 =
𝛾
𝑃𝑑2 − 𝑃𝑠2
𝐻2 =
𝛾
H Total  H1  H 2 (m) (44)
2. Kapasitas (Q)
0,189
Q h (m 3 / s)
1000
Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mm)
3. Torsi (T)
T1  F1  L ( N.m)
T2  F2  L ( N.m)
TTotal  T1  T2 (45)
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
4. Daya (W)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

 Daya Poros (W1) :


n1
W1,1  F1  (Watt )
k
n
W1, 2  F2  2 (Watt )
k
W1, Total  W1,1  W1, 2 (Watt )

Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
 Daya Air (W2) :
W2,1  ( Pd1  Ps1 )  Q (Watt )
W2, 2  ( Pd 2  Ps2 )  Q (Watt )
W1, Total  W1,1  W1, 2 (Watt )

5. Efisiensi (  ) :

W2 ,Total
  100%
W1, Total

2.2.4.3 Pompa Paralel


1. Head
Pd1  Ps1
H1  ( m)

Pd 2  Ps2
H2  ( m)

H1  H 2 (46)
H Total  (m)
2

2. Kapasitas (Q)
0,189
Q h (m 3 / s)
1000

Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mm).
3. Torsi (T)
T1  F1  L ( N.m)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

T2  F2  L ( N.m)
TTotal  T1  T2
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
4. Daya (W)
 Daya Poros (W1) :
n1
W1,1  F1  (Watt )
k
n
W1, 2  F2  2 (Watt )
k
W1, Total  W1,1  W1, 2 (Watt )

Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
 Daya Air (W2) :
Q
W2,1  ( Pd1  Ps1 )  (Watt )
2
Q
W2, 2  ( Pd 2  Ps2 )  (Watt )
2
W2, Total  W2,1  W2, 2 (Watt )

5. Efisiensi (  )
W2, Total
  100%
W1, Total

2.3 Pelaksanaan Percobaan


2.3.1 Variabel yang Diamati
2.3.1.1 Variabel Bebas

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

Variabel bebas adalah variabel yang dapat ditentukan sendiri dan tidak dipengaruhi
variabel lain. Dalam percobaan pompa sentrifugal ini, variabel bebas yang diamati adalah
besarnya kecepatan putaran poros dan putaran katup.

2.3.1.2 Variabel Terikat


Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas. Variabel
terikat dalam percobaan pompa sentrifugal ini antara lain:
a. Besarnya head pompa yang dipengaruhi oleh beda tekanan isap dan tekanan buang.
b. Besarnya daya air dan daya poros dari pompa.
c. Besarnya kapasitas pompa yang ditentukan oleh beda ketinggian fluida pada
manometer.
d. Besarnya torsi dari pompa.

2.3.1.3 Variabel Terkontrol


Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga variabel
bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang diteliti. Variabel
kontrol dalam percobaan pompa sentrifugal ini adalah besarnya kecepatan putaran motor
yang dijaga konstan.

2.3.2 Spesifikasi Peralatan yang Digunakan


Dalam pengujian pompa sentrifugal ini, digunakan perangkat pompa sentrifugal dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Equipment : Two Stage Centrifugal Pump
Serial No. : TE 83/5806
Date : 8 Maret 1982
Suplied to : Karl Klub KG (for Indonesia)
Electrical Supply : 220 Volt, 1 Phase, 50 Hz

1st Stage 2nd Stage


Driving motor type Neco Shunt Neco Shunt
Serial no. C 166415.C C 166415.B

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

Speed Variable 0 to 3000 rev/min Variable 0 to 3000 rev/min


Power 0,75 KW (1 HP) 0,75 KW (1 HP)
Electrical control type Neco electrical 2AF ISO Neco electrical 2AF ISO
Pump type Stuart no 25/2 Stuart no 25/2
Max head 13 m 13 m
Max flow 130 L/minute 130 L/minute

Newton  rev / min


Power Constant : Watts 
53,35
Tachometer : Compand Type M 48, No. 62637
Venturi

Calibration : v  0,2 h
Diameters D = 37,5 mm dan d = 22,2 mm
Note : Electrical Warning Labels Fitted
Literature : Winning Diagram 41109

2.3.3 Instalasi Alat Percobaan dan Bagian-bagian

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

A
1

D
2
B

Gambar 2.18 Skema instalasi pompa


Sumber: Buku Petunjuk Praktikum Mesin-Mesin Fluida
Instalasi percobaan ini terdiri dari 2 pompa sentrifugal, yaitu pompa I (P1) dan pompa II
(P2) yang masing-masing digerakkan oleh sebuah motor listrik (M) yang dihubungkan
dengan neraca pegas. Sebuah panel pengaturan dan alat ukur (manometer raksa dan
manometer bourdon). Jaringan pipa dilengkapi dengan dua katup isap yaitu katup pompa
I (A) dan katup pompa II (B). Sebuah katup pengatur aliran tunggal, seri dan paralel (C),
sebuah katup pengatur keluaran (D), sebuah venturi (V)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL
2015/2016

2.3.4 Langkah Percobaan


1. Periksa kedudukan alat ukur agar tidak menyimpang.
2. Pastikan tangki terisi air.
3. Pastikan dinamometer dalam keadan setimbang.
4. Katup A dibuka, katup B ditutup (pengujian pompa tunggal).
5. Pompa I dihidupkan .
6. Besar putaran dilihat pada tachometer digital, jaga putaran tetap konstan.
7. Dalam keadan katup buang tertutup, catat data pada alat ukur.
8. Ulangi langkah 7 dengan memutar katup buang 180o, tiap pengambilan data.
Lakukan hingga terbuka penuh.
9. Untuk mengakhiri pengujian, putar perlahan pengatur kecepatan agar kecepatan
melambat. Katup buang ditutup kembali, matikan mesin.
10. Pada pengujian pompa seri, katup C diubah kedudukannya 180o dan pompa II
dihidupkan. Langkah 7 dan 8 diulangi lagi.
11. Pada pengujian pompa paralel, katup C diubah kedudukannya 180o (seperti
kedudukan awal). Katup B dibuka dan pompa I dinyalakan. Langkah 7 dan 8
diulangi lagi .
12. Percobaan selesai.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai