Disusun oleh :
Muhammad Irfan K H2 (32.0544)
Kinta Risa Asyifa H2 (32.0532)
Tegar Irza Auliansyah H2 (32.0564)
Millene Gazza I. P H2 (32.0664)
Murpyanus Gilling H2 (32.0832)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akomodasi Keberagaman
Dalam Penyusunan Undang Undang. Serta terima kasih saya ucapkan kepada Bp. Dr. Wiredarme
S.Pd., M.Pd., M.H., yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi dalam mata
kuliah Penyusunan Undang Undang
Terimakasih juga diucapkan kepada teman yang telah mendukung sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah ini
semaksimal mungkin dari kemampuan yang dimiliki.
Penulis menyadari, bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
penulis
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
2.1 Proses Pembentukan Perundang-undangan
Pendidikan di Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik terbagi
dalam dua asas, yaitu asas formal dan asas-asas material . Asas formal meliputi : asas tujuan yang
jelas, asas organ/Lembaga yang tepat, asas perlunya pengaturan, asas dapatnya dilaksankan dan,
asas consensus. Sementara asas-asas materil meliputi : asas tentang terminologi dan sistematika
yang benar, asas tentang dapat dikenali, asas perlakuan yang sama dalam hukum, asas kepastian
hukum, asas pelaksanakan hukum sesuai keadaan individual. Selanjutnya konsep pembentuk
perundang-undangan adalah rancangan atau plan dalam membentuk hukum. Hukum pada
hakekatnya adalah produk penilaian akal-budi yang berakar dalam hati nurani manusia tentang
keadilan berkenaan dengan perilaku manusia dan situasi kehidupan manusia. Proses pembentukan
perundang-undangan diatur dalam beberapa pasal diantara nya yaitu :
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22 D ayat (1), dan Pasal 22 D ayat (2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
6. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Penyusunan Program Legislasi Nasional;
7. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang;
8. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012 mengenai Pengujian Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Pembentukan Undang-undang adalah tugas dan wewenang DPR. Hal ini didasari oleh
pasal 20 ayat (1). Dalam tahap perencanaan DPR dan presiden Menyusun daftar UU dan untuk
RUU tertentu DPD juga ikut dalam tahap perencanaan ini. Proses ini dikenal dengan “Prolegnas”
atau program legislasi nasional. Prolegnas ini terbagi ke dalam dua jenis yaitu : Prolegnas Jangka
Menengah yakni untuk program yang disusun selama 5 tahun dan Prolegnas Prioritas Tahunan
atau prolegnas tahunan. Sebelum menjadi prolegnas tahunan DPR dan pemerintah harus
Menyusun Naskah Akademik dan RUU tersebut. Dalam keadaan tertentu yang mendesak
Dimungkinkan adanya pembahasan atas RUU yang tidak terdapat dalam prolegnas. Dalam proses
perancangan RUU, tahapan pengambilan masukan dilakukan secara terpisah. Yang kemudian hasil
dari pengambilan masukan tersebut di kolektifkan kepada DPR. Tahapan selanjutnya adalah
tahapan penyusunan Rancangan UndangUndang. Tahapan ini adalah tahapan sebelum
pembahasan bersama antara DPR dan pemerintah mengenai RUU yang akan di sah kan. Tahapan
ini berisikan :
a. Pembuatan naskah akademik, yaitu hasil penelitian atau kajian tertentu tentang suatu
masalah dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Selain itu RUU tersebut juga harus selaras dengan Teknik penyusunan peraturan prundang-
undangan. Selanjutnya yaitu tahapan Pembahasan Rancangan Undang-Undang. Pembahasan RUU
oleh DPR dan presiden akan melalui 2 tingkat. Tingkat pertama yaitu pembicaraan dalam rapat
komisi, gabungan komisi, rapat badan legislasi dan rapat badan anggaran. Tingkat kedua berupa
pembicaraan dalam rapat paripurna. Tahap selanjutnya adalah tahapan Pengesahan Undang-
undang. Setelah RUU disetujui oleh DPR dan presiden, RUU tersebut akan dituangkan dalam
kertaskepresidenan oleh Sekretariat Negara dan kemudian dikirimkan kepada presiden untuk
disahkan. Pengesahan RUU dilakukan dengan pembubuhan tanda tangan paling lambat 30 hari
sejak RUU tersebut disetujui.
Mayoritas anggota Dewan dinilai sudah hampir memiliki taraf pendidikan yang memenuhi
kriteria, relatif lebih baik dibandingkan dengan periode jabatan sebelummya. Namun demikian
dari segi jurusan atau program studi yang dimiliki, menurut Rudy Hermanto masih belum
memenuhi kebutuhan karena kebanyakan bukan berlatar belakang pendidikan yang
mempunyai kemampuan memahami Undang-Undang. Oleh sebab itu, kendala latar belakang
pendidikan ini harus didukung dengan tenaga ahli yang kompeten untuk mengatasi
ketidakmampuan yang secara parsial dialami oleh Anggota Dewan. Faktor pengalaman adalah
salah satu faktor yang cukup berimbas pada kinerja Anggota Dewan dalam melaksanakan
fungsi legislasi. Minimnya pengalaman yang dimiliki anggota Dewan dalam merumuskan
undang-undang menyebabkan anggota Dewan menghadapi kesulitan dalam proses
pembahasan tersebut. Terutama bagi Anggota Dewan yang baru terjun di dunia legislatif,
aspek pengalaman sangat mempengaruhi tugas Anggota Dewan, agar Anggota Dewan dapat
mengetahui bagaimana dan apa yang harus diperbuat dalam bersikap menghadapi sebuah
masalah yang dihadapi.
2. Kedisiplinan Kerja
Kendala berikutnya dalam mekanisme kerja adalah banyaknya pekerjaan yang sudah
dijadwalkan namun belum terlaksana disebabkan karena tidak adanya kedisiplinan kerja
anggota Dewan, seperti halnya dalam rapat pembahasan dan pengesahan peraturan daerah,
jumlah anggota Dewan yang harus hadir kurang dari 50 % (lima puluh perseratus) namun pada
kenyataannya anggota Dewan yang hadir kurang 50% (limapuluh perseratus) sehingga
mengakibatkan rapat paripurna tidak bisa dilaksanakan walaupun di hadiri Ketua, namun tetap
menyalahi aturan dalam pengambilan keputusan. Hal ini tentu berimbas terhadap waktu
pembahasan dan mengakibatkan pembahasan menjadi mundur.
Faktor kerja sama antar elemen masyarakat juga sangat mempengaruhi dalam penyusunan
suatu rancangan Undang-Undang. Dalam hal ini kerjasama yang dilakukan diantar anggota
dewan dan unsur pemerintahan lainnya hendaknnya tidak semata-mata atas dasar kepentingan
kelompok (partai politik) tetapi lebih mengkedepankan kepentingan masyarakat, yang telah
memberikan mandat kepada anggota Dewan dalam membuat dan menghasilkan kebijakan
dengan tujuan untuk kesejahteraan rakyat.
3.2 Saran
Hal yang dapat dissarankan penulis untuk mengatasi hambatan hambatan yaitu, Presiden
Joko Widodo tanpa ragu harus memerintahkan jajarannya segera merampungkan penyusunan RPP
tentang Pelaksanaan UU keberagaman. Tidak hanya Kemendikbud sebagai kementerian
penyelenggara urusan kebudayaan, namun juga seluruh kementerian dan lembaga lain yang
terlibat dalam penyusunan peraturan turunan UU Pemajuan Kebudayaan. Kedua, Presiden Joko
Widodo tanpa ragu harus segera menetapkan Strategi Kebudayaan yang telah diserahkan
kepadanya. Setelah menandatangani Strategi Kebudayaan, Presiden harus pula segera
memerintahkan jajarannya menyusun Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan serta
memasukkannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional. Ketiga, Presiden Joko
Widodo tanpa ragu harus segera merampungkan pembentukan lembaga pengelola DPK.
DAFTAR PUSTAKA
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1944390027/012_41_KEANEKARA
GAMAN%20BANGSA%20INDONESIA%20(%20PER%201%20).pdf
https://perpustakaan.pancabudi.ac.id/dl_file/penelitian/19773_2_BAB_II.pdf
https://ojs.uma.ac.id/index.php/gakkum/article/download/1859/1648
https://etheses.uinsgd.ac.id/30280/4/4_bab1.pdf
https://repo.undiksha.ac.id/11833/3/1814101103-
BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jenderal-soedirman/akuntansi-
akreditasi-a/makalah-uu-no-5-thn-2017-pemajuan-kebudayaan/44333395