Dosen Pengajar :
Disusun Oleh
Kelompok 3
Mahfika (2021110849)
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT
Tuhan semesta alam,atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami
selaku penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Shalawat dan salam juga
mari curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini.Terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak yang senantiasa memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Legal Drafting dan judul makalah ini adalah Asas-Asas
Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
Yuliantoro, Penerapan Unsur Kealpaan Dalam Proses Penyidikan Tindak Pidana
Kecelakaan Lalu Lintas, Jurnal Hukum Unissula, Vol.35 No.1 (2019), Hlm.36-51
2
Widayati, Implementasi Asas Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan Yang Partisipatif Dan Berkeadilan, Volume 36 No. 2, September, Jurnal Hukum
Unissula, hlm. 59
1
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Kesesuaian Antara Jenis, Hirarki, Dan
Materi Muatan ?
5. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Dapat Dilaksanakan ?
6. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Kedayagunaan Dan Kehasilgunaan ?
7. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Kejelasan Rumusan ?
8. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Keterbukaan ?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Nuryanti Widyastuti, Jenis, Hirarki, Fungsi, Dan Materi Peraturan Perundang-
Undangan(Jakarta:Kemenkumham, 2021) Hal. 2-4
4
Rokilah , Dalam Jurnal Penerapan Asas Hukum Dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, (Serang : Jurnal Ilmu Hukum, Volume 5 Nomor 2,2021) Hal.187
3
dilaksanakan secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan agar terwujud
kepastian hukum dan kedaulatan yang berada di tangan rakyat.
1. Asas-asas formil :
Aspek formal atau prosedural adalah aspek yang berkaitan dengan
kegiatan pembentukan peraturan perundang-undangan yang berlangsung
di dalam suatu negara
a. Asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling), yakni
setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan dan manfaat yang jelas untuk apa dibuat;
b. Asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan), yakni
setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga
atau organ pembentuk peraturan perundag-undagan yang berwenang;
peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan
(vernietegbaar) atau batal demi hukum (vanrechtswege nieteg), bila
dibuat oleh lembaga atau organ yang tidak berwenang;
c. Asas kedesakan pembuatan pengaturan (het
noodzakelijkheidsbeginsel);
d. Asas dapat dilaksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid), yakni
setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus didasarkan
pada perhitungan bahwa peraturan perundang-undangan yang
dibentuk nantinya dapat berlaku secara efektif di masyarakat karena
telah mendapat dukungan baik secara filosofis, yuridis, maupun
sosiologis sejak tahap penyusunannya;
e. Asas konsensus (het beginsel van de consensus).
2. Asas-asas materiil:
Aspek materiil atau substansial adalah aspek yang berkaitan erat
dengan isi dari suatu peraturan perundang-undangan.
4
a. Asas terminologi dan sistematika yang benar (het beginsel van
duidelijke terminologie en duidelijke systematiek);
b. Asas dapat dikenali (het beginsel van de kenbaarheid);
c. Asas perlakuan yang sama dalam hukum (het
rechtsgelijkheidsbeginsel);
d. Asas kepastian hukum (het rechtszekerheidsbeginsel);
e. Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individual (het
beginsel van de individuele rechtsbedeling).5
5
Zaini, Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Pasca Reformasi,2019 Hal. 59-60
5
yang dibuat di Daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
f. Bhineka Tunggal Ika, artinya bahwa materi muatan peraturan
perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk,
agama, suku dan golongan, kondisi khusus Daerah serta budaya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
g. Keadilan, artinya bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi
setiap warga negara.
h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, artinya bahwa
setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh
memuat hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang,
antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.
i. Ketertiban dan kepastian hukum, artinya bahwa setiap materi muatan
peraturan perundang-undangan harus dapat mewujudkan ketertiban
dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum.
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, artinya bahwa setiap
materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan
undividu, masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara.
a. Kejelasan tujuan;
b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
c. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d. Dapat dilaksanakan;
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. Kejelasan rumusan; dan
g. Keterbukaan
6
B. Asas Kejelasan Tujuan
6
Utami Ranti Fatya, 7 Asas Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia, 2018.
7
Ibid.
8
Zaini, Op. Cit, hlm. 60.
7
antara hierarki, jenis, dan materi muatan ini tidak bersesuaian, maka peraturan
perundang-undangan dapat dicabut dari pemberlakuannya.9
9
Ranti Fatya Utami, Op. Cit.
10
Zaini, Op. Cit, hlm. 60.
11
Ranti Fatya Utami, Op. Cit.
12
Zaini, Op. Cit, Hal. 60.
8
Kedayagunaan dan kehasilgunaan. Asas tersebut menjelaskan bahwa
setiap peraturan-undangan dibuat karena benar-benar dibutuhkan dan
bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
H. Asas Keterbukaan
13
Ibid, Hal. 61
9
seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
14
Ibid, Hal. 62
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13