Anda di halaman 1dari 14

CeMAKALAH

ASAS-ASAS PEMBENTUKKAN PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Legal Drafting

Dosen Pengajar :

Bapak Afifbidzri

Disusun Oleh

Kelompok 3

Ahmad Bahrain Hidayat (2021110846)

Mahfika (2021110849)

Riska Padia (2021110869)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM
KANDANGAN
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT
Tuhan semesta alam,atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami
selaku penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Shalawat dan salam
juga mari curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.Terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak yang senantiasa
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Legal Drafting dan judul makalah ini adalah Asas-Asas
Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan.

Menyadari akan banyaknya kekurangan pada makalah ini.Maka dari


itu,saran dan kritik sangat kami harapkan dari para pembaca untuk melengkapi
kekurangan pada makalah ini.Dengan ini,penulis mempersembahkan makalah ini
dengan harapan dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Hulu Sungai Selatan, 13 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Peraturan perundang-undangan...............................................2

B. Asas Kejelasan Tujuan...............................................................................5

C. Asas Kelembagaan Atau Organ Pembentuk Yang Tepat..........................5

D. Asas Kesesuaian Antara Jenis, Hirarki, dan Materi Muatan.....................5

E. Asas Dapat Dilaksanakan..........................................................................6

F. Asas Kedayagunaan Dan Kehasilgunaan..................................................6

G. Asas Kejelasan Rumusan...........................................................................7

H. Asas Keterbukaan......................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................9

B. Saran..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Peraturan Perundang-Undangan ?


2. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Kejelasan Tujuan ?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Kelembagaan Atau Organ Pembentuk
Yang Tepat ?
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Kesesuaian Antara Jenis, Hirarki,
Dan Materi Muatan ?
5. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Dapat Dilaksanakan ?
6. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Kedayagunaan Dan Kehasilgunaan ?
7. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Kejelasan Rumusan ?
8. Apa Yang Dimaksud Dengan Asas Keterbukaan ?

Tujuan

1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Legal Drafting


2. Untuk Mengetahui Asas-Asas Pembentukkan Peraturan Perundang-
Undangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Peraturan perundang-undangan

Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat


norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan. Fungsi peraturan
perundang-undangan antara lain, yakni :

1. Mengatur hubungan antar manusia dalam hidup bermasyarakat


2. Menjaga dan melindungi hak-hak warga Negara
3. Menyelesaikan masalah-masalah atau sengketa-sengketa secara adil
4. Mengatur jalannya pemerintahan Negara.1

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan adalah suatu


pedoman atau suatu rambu-rambu dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan yang baik. 2
Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
perlu berpedoman pada asas-asas pembentukan peraturan yang baik dan ideal.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dan kecacatan dalam
pembentukan norma.

Pembentukan perundang-undangan adalah pembuatan peraturan


perundang-undangan dengan beberapa tahapan. Tahapan tersebut yakni
perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan
pengundangan. Pembentukan peraturan perundang-undangan tersebut
dilaksanakan demi mendukung tercapainya arah dan tujuan negara yang
dilaksanakan secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan agar terwujud
kepastian hukum dan kedaulatan yang berada di tangan rakyat.

1
Nuryanti Widyastuti, Jenis, Hirarki, Fungsi, Dan Materi Peraturan Perundang-
Undangan(Jakarta:Kemenkumham, 2021) Hal. 2-4
2
Rokilah , Dalam Jurnal Penerapan Asas Hukum Dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, (Serang : Jurnal Ilmu Hukum, Volume 5 Nomor 2,2021) Hal.187

2
Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik
menurut I.C. van der Vlies dalam bukunya yang berjudul Handboek
Wetgeving dibagi dalam dua kelompok yaitu:

1. Asas-asas formil :
Aspek formal atau prosedural adalah aspek yang berkaitan
dengan kegiatan pembentukan peraturan perundang-undangan yang
berlangsung di dalam suatu negara
a. Asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling), yakni
setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan dan manfaat yang jelas untuk apa dibuat;
b. Asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan),
yakni setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh
lembaga atau organ pembentuk peraturan perundag-undagan yang
berwenang; peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan
(vernietegbaar) atau batal demi hukum (vanrechtswege nieteg), bila
dibuat oleh lembaga atau organ yang tidak berwenang;
c. Asas kedesakan pembuatan pengaturan (het
noodzakelijkheidsbeginsel);
d. Asas dapat dilaksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid), yakni
setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus didasarkan
pada perhitungan bahwa peraturan perundang-undangan yang
dibentuk nantinya dapat berlaku secara efektif di masyarakat karena
telah mendapat dukungan baik secara filosofis, yuridis, maupun
sosiologis sejak tahap penyusunannya;
e. Asas konsensus (het beginsel van de consensus).
2. Asas-asas materiil:
Aspek materiil atau substansial adalah aspek yang berkaitan erat
dengan isi dari suatu peraturan perundang-undangan.
a. Asas terminologi dan sistematika yang benar (het beginsel van
duidelijke terminologie en duidelijke systematiek);

3
b. Asas dapat dikenali (het beginsel van de kenbaarheid);
c. Asas perlakuan yang sama dalam hukum (het
rechtsgelijkheidsbeginsel);
d. Asas kepastian hukum (het rechtszekerheidsbeginsel);
e. Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individual (het
beginsel van de individuele rechtsbedeling).3

Dalam Pasal 6 UU Nomor 12 Tahun 2011 Materi Muatan


Peraturan Perundang-undangan mengandung asas:

a. Pengayoman, artinya bahwa setiap materi muatan peraturan

perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan

untuk menciptakan ketentraman bagi masyarakat

b. Kemanusiaan, artinya bahwa setiap materi muatan peraturan

perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan

penghormatan terhadap hak asasi manusia serta harkat dan

martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara

proporsional.

c. Kebangsaan, artinya bahwa setiap materi muatan peraturan

perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa

Indonesia yang majemuk serta dengan tetap menjaga prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

d. Kekeluargaan, artinya bahwa setiap materi muatan peraturan

perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk

mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.


3
Zaini, Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Pasca Reformasi,2019 Hal. 59-60

4
e. Kenusantaraan, artinya bahwa setiap materi muatan peraturan

perundang-undangan senantiasa memperhatikan kepentingan

seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan peraturan perundang-

undangan yang dibuat di Daerah merupakan bagian dari sistem

hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

f. Bhineka Tunggal Ika, artinya bahwa materi muatan peraturan

perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk,

agama, suku dan golongan, kondisi khusus Daerah serta budaya

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

g. Keadilan, artinya bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-

undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi

setiap warga negara.

h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, artinya

bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak

boleh memuat hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar

belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau

status sosial.

i. Ketertiban dan kepastian hukum, artinya bahwa setiap materi

muatan peraturan perundang-undangan harus dapat mewujudkan

ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum.

5
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, artinya bahwa setiap

materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan

undividu, masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara.

Pasal 5 UU 12 Tahun 2011 menyebutkan asas-asas pembentukan peraturan


perundang-undangan yang baik:

a. Kejelasan tujuan;
b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
c. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d. Dapat dilaksanakan;
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. Kejelasan rumusan; dan
g. Keterbukaan.

B. Asas Kejelasan Tujuan

Asas pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia yang


pertama harus dipenuhi yaitu asas kejelasan tujuan. Maksud dari asas ini ialah
setiap peraturan perundang-undangan yang hendak dibentuk tersebut harus
memiliki tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan ini harus didukung oleh landasan
hukum pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Ketika
tujuan pembentukan peraturan perundang-undangan tersebut tidak jelas, maka
peraturan perundang-undangan tersebut tidak akan diterima.4

C. Asas Kelembagaan Atau Organ Pembentuk Yang Tepat

Asas yang kedua yang harus dipenuhi ketika hendak melakukan


pembentukan perundang-perundangan adalah asas kelembagaan atau organ
4
Utami Ranti Fatya, 7 Asas Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia, 2018.

6
pembentuk yang tepat. Maksud dari asas ini adalah lembaga atau organ
pembentuk peraturan perundang-undangan harus lembaga atau organ yang
berwenang mengenai materi yang hendak diundangkan. Ini termasuk salah
satu tugas lembaga negara. Ketika lembaga negara atau organ pembentuk ini
tidak tepat, maka peraturan perundang-undangan yang hendak dibuat akan
dialihkan kepada lembaga atau organ lain yang lebih berwenang.5

D. Asas Kesesuaian Antara Jenis, Hirarki, dan Materi Muatan

Asas ini menyatakan bahwa setiap Pembentukan Perundang-


Undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai
dengan jenis dan hierarki Peraturan perundang-undangan.6

Asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang selanjutnya


harus dipenuhi yaitu asas kesesuaian antara hierarki, jenis, dan muatan.
Maksud dari asas ini yaitu di dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan setiap hierarki, jenis, dan materi muatan harus diperhatikan dengan
seksama. Terdapat prinsip-prinsip dalam hierarki peraturan perundang-
undangan yang harus dipenuhi oleh peraturan perundang-undangan. Ketika di
antara hierarki, jenis, dan materi muatan ini tidak bersesuaian, maka peraturan
perundang-undangan dapat dicabut dari pemberlakuannya.7

E. Asas Dapat Dilaksanakan

Asas ini menyatakan bahwa setiap Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan harus memperhilungkan efektivitas Peraturan
Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis,
sosiologis, maupun yuridis.8

Arti dari asas ini yaitu suatu peraturan perundang-undangan harus


realistis alias sesuai dengan kenyataan sehingga harus dapat dilaksanakan.
Agar dapat dilaksanakan, maka lembaga atau organ yang membuat peraturan
5
Ibid.
6
Zaini, Op. Cit, hlm. 60.
7
Ranti Fatya Utami, Op. Cit.
8
Zaini, Op. Cit, hlm. 60.

7
perundang-undangan tersebut harus memperhitungkan efektivitas adanya
peraturan perundang-undangan tersebut di tengah masyarakat, baik secara
yuridis, sosiologis, maupun fisiologis.9

F. Asas Kedayagunaan Dan Kehasilgunaan

Asas ini menyatakan bahwa setiap Peraturan perundang-undangan


dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; 10

Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan, merupakan asas pembentukan


peraturan perundang-undangan yang menegaskan, bahwa setiap peraturan
perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan
bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Artinya, peraturan perundang-undangan tersebut harus sangat
dibutuhkan dan bermanfaat untuk masyarakat.

Kedayagunaan dan kehasilgunaan. Asas tersebut menjelaskan bahwa


setiap peraturan-undangan dibuat karena benar-benar dibutuhkan dan
bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

G. Asas Kejelasan Rumusan

Asas ini menyatakan bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan


harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan Peraturan
Perundangundangan, sistematika, pilihan kata atau istilah, serta bahasa
hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan
berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya; 11

Asas Kejelasan Rumusan Asas kejelasan rumusan, merupakan asas


pembentukan peraturan perundang-undangan yang menegaskan, bahwa setiap
peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis
9
Ranti Fatya Utami, Op. Cit.
10
Zaini, Op. Cit, Hal. 60.
11
Ibid, Hal. 61

8
penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau
istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti. Ini
dimaksudkan, agar tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam
pelaksanaannya.

Kejelasan rumusan. Asas ini menggarisbawahi bahwa setiap peraturan


perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan
peraturan perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau istilah, serta
bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan
berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

H. Asas Keterbukaan

Asas ini menyatakan bahwa dalam Pembentukan Peraturan


Perundangundangan mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan,
pengesahan atau penetapan, dan pengundangan bersifat transparan dan
terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat mempunyai
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Asas Keterbukaan Asas pembentukan peraturan perundang-undangan


berikutnya yakni asas keterbukaan. Asas keterbukaan merupakan asas yang
paling terlihat. Asas ini menegaskan bahwa pembentukan peraturan
perundang-undangan mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan,
pengesahan atau penetapan, dan pengundangan. Ini termasuk pemantauan dan
peninjauan memberikan akses kepada publik yang mempunyai kepentingan
dan terdampak langsung untuk mendapatkan informasi dan/atau memberikan
masukan pada setiap tahapan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan yang dilakukan secara lisan dan/atau tertulis dengan cara daring
atau dalam jaringan dan/atau luring atau luar jaringan.

Asas keterbukaan menjelaskan dalam pembentukan peraturan


perundang-undangan mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan,
pengesahan atau penetapan, dan pengundangan bersifat transparan dan

9
terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat mempunyai
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam
pembentukan. 12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

12
Ibid, Hal. 62

10
DAFTAR PUSTAKA

Nuryanti, Widyastuti, Jenis, Hirarki, Fungsi, Dan Materi Peraturan Perundang-


Undangan. Jakarta:Kemenkumham, 2021.
Rokilah , Dalam Jurnal Penerapan Asas Hukum Dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, Serang : Jurnal Ilmu Hukum, Volume 5 Nomor 2,
2021.
Utami, Ranti Fatya, 7 Asas Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia,
2018
Zaini, Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Pasca Reformasi,2019.

11

Anda mungkin juga menyukai