Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Chairil Anam

Kelas : A
NPM : 2021010016
Jurusan : Hukum Keluarga Islam
ARTIKEL ILMIAH LEGAL DRAFTING
1
Dari pendekatan hukum, legal drafting adalah kegiatan praktek hukum yang menghasilkan peraturan,
misalnya; Pemerintah membuat Peraturan Perundang - undangan; Hakim membuat keputusan Pengadilan
yang mengikat publik; Swasta membuat ketentuan atau peraturan privat seperti; perjanjian/kontrak,
kerjasama dan lainnya yang mengikat pihak-pihak yang melakukan perjanjian kontrak. Dalam materi ini
legal drafting dipahami bukan sebagai perancangan hukum dalam arti luas, melainkan hukum dalam arti
sempit, yakni undang-undang atau perundang – undangan.
2
Legal Drafting merupakan konsep dasar tentang penyusunan peraturan perundang-undangan yang berisi
tentang naskah akademik hasil kajian ilmiah beserta naskah awal peraturan perundang-undangan yang
diusulkan. Sedangkan pembentukan peraturan perundang-undangan adalah proses pembuatan peraturan
perundang - undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,
perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan. Tegasnya, kegiatan legal
drafting adalah dalam rangka pembentukan peraturan perundang – undangan

Dalam artikel ini akan dibahas beberapa rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Mengapa diperlukan asas dalam pembentukan peraturan perundang – undangan ?


2. Apa fungsi dari Legal Drafting untuk mewujudkan peraturan perundang – undangan yang baik ?

Undang-undang tentang pembentukan peraturan perundang-undangan didasarkan pada pemikiran bahwa


negara Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara hukum, segala aspek kehidupan dalam bidang
kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus berdasarkan atas hukum yang
sesuai dengan sistem hukum nasional. Sistem hukum nasional merupakan hukum yang berlaku di
Indonesia dengan semua elemennya yang saling menunjang satu dengan yang lain dalam rangka
mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945

Asas adalah dasar atau sesuatu yang dijadikan tumpuan berpikir, berpendapat dan bertindak. Asas-asas
pembentuk peraturan perundang- undangan berati dasar atau sesuatu yang dijadikan tumpuan dalam
menyusun peraturan perundang-undangan. Padanan kata asas adalah prinsip yang berarti kebenaran yang
menjadi pokok dasar dalam berpikir, berpendapat dan bertindak. Pada sisi lain ssas juga merupakan
sandaran di dalam Pembentukan Perundang-undangan diatur di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang - Undangan. Di dalam undang-undang Nomor 12
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, asas di bagi menjadi dua, yaitu

1
MH. DR. ROY MARTHEN MOONTI SH., ‘Ilmu & Ilmu’, Perpustakaan Nasional RI Katalog Dalam Terbitan Ilmu Perundang-Undangan,
4.1 (2000), 1–131 <https://osf.io/preprints/inarxiv/5r6fp/>.
2
Erina Pane, ‘Legal Legal Drafting Drafting Legal Drafting’, 2019.
3
asas Pembentukan Perundang-undangan dan asas Materi muatan Perundang-undangan.

a. Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik


Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada asas
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yang meliputi:
a. Asas kejelasan tujuan;
b. Asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
c. Asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d. Asas dapat dilaksanakan;
e. Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. Asas kejelasan rumusan; dan
g. Asas keterbukaan.

b. Asas Materi muatan Peraturan Perundang-undangan

Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan asas:

a. Asas pengayoman;

b. Asas kemanusiaan;

c. Asas kebangsaan;

d. Asas kekeluargaan;

e. Asas kenusantaraan;

f. Asas bhinneka tunggal ika;

g. Asas keadilan;

h. Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;

i. Asas ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau

j. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.


4
Selain mencerminkan asas sebagaimana dimaksud di atas, Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat
berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan. Purnadi
Purbacaraka dan 5Soerjono Soekanto (dalam Sugi Arto, 2015:3-5), memperkenalkan 6 (enam) asas
sebagai berikut:

1. Peraturan perundang-undangan tidak berlaku surut (non retroaktif);

2. Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi, mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi pula;

3
Inti Ulfi Sholichah, ‘Eksistensi Legal Drafting Hukum Islam Di Indonesia’, Syar’Ie, 4.2 (2021), 106.
4
Taufik H. Simatupang, ‘Mendudukkan Konsep Executive Review Dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia’, Jurnal Penelitian Hukum
De Jure, 19.2 (2019), 217 <https://doi.org/10.30641/dejure.2019.v19.217-229>.
5
Muhtadi Muhtadi, ‘TIGA LANDASAN KEBERLAKUAN PERATURAN DAERAH (Studi Kasus Raperda Penyertaan Modal Pemerintah
Kota Bandar Lampung Kepada Perusahaan Air Minum “Way Rilau” Kota Bandar Lampung)’, FIAT JUSTISIA:Jurnal Ilmu Hukum, 7.2 (2015)
<https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v7no2.380>.
3. Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus menyampingkan peraturan perundang-
undangan yang bersifat umum (lex specialis derogat lex generalis);

4. Peraturan perundang-undangan yang berlaku belakangan membatalkan peraturan perundang-


undangan yang berlaku terdahulu (lex posteriori derogate lex periori);

5. Peraturan perundang-undangan tidak dapat di ganggu gugat;

6. Peraturan perundang-undangan sebagai sarana untuk semaksimal mungkin dapat mencapai


kesejahteraan spiritual dan materil bagi masyarakat maupun individu, melalui pembaharuan atau
pelestarian (asas welvaarstaat).
6
Legal drafting perda yang efektif sangat diperlukan untuk mewujudkan fungsi perundang-
undangan baik seperti pemenuhan fungsi stabilitas, perubahan, pembangunan, kemaslahatan dan
kepastian hukum. Seperti yang dikemukakan Bagir Manang, bahwa suatu peraturan berfungsi
secara internal dan eksternal termasuk peraturan daerah yaitu7 Fungsi stabilitas, bahwa perda
berfungsi dibidang ketertiban dan keamanan adalah kaidah-kaidah yang terutama bertujuan
menjamin stabilitas masyarakat di daerah, kaidah stabilitas dapat pula mencakup kegatan
ekonomi dan pengawasan terhadap budaya luar dan menstabilkan sistem sosial budaya.
8
Disinilah diperlukan kreativitas dan kemandirian pemerintahan lokal dalam mengatasi problem
lokal yang terjadi, tentu pemerintah pusat dengan rentang kendali yang cukup jauh tidaklah
memahami sepenuhnya persolaan lokal di daerah khususnya di Maluku yang sangat unik dan
dinamis. Selanjutnya fungsi perda yang lain adalah perda diciptakan atau dibentuk untuk
mendorong perubahan masyarakat dan juga aparatur pemerintahan, yang baikyang berkenaan
dengan tata kerja, mekanisme kerja maupun kinerjanya itu sendiri. Dengan demikian perda
berfungsi sebagai sarana pembaharuan (law as social engineering, ajaran Roscoe Pound).

6
Mekanisme D A N Dasar and Betha Rahmasari, ‘Keberlakuan Legal Drafting’, Istinbath, 13 (2016).
7
Arif Wicaksana, 済無 No Title No Title No Title, Https://Medium.Com/, 2016 <https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-
a7e576e1b6bf>.
8
Ika Ariani Kartini, ‘Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Legal Drafting (Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan) Di Tingkat Desa Sesuai
Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa’, Kosmik Hukum, 18.1 (2018) <https://doi.org/10.30595/kosmikhukum.v18i1.2336>.
DAFTAR PUSTAKA
Dasar, Mekanisme D A N, and Betha Rahmasari, ‘Keberlakuan Legal Drafting’, Istinbath, 13
(2016)
DR. ROY MARTHEN MOONTI SH., MH., ‘Ilmu & Ilmu’, Perpustakaan Nasional RI Katalog
Dalam Terbitan Ilmu Perundang-Undangan, 4.1 (2000), 1–131
<https://osf.io/preprints/inarxiv/5r6fp/>
Kartini, Ika Ariani, ‘Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Legal Drafting (Penyusunan Peraturan
Perundang-Undangan) Di Tingkat Desa Sesuai Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang
Desa’, Kosmik Hukum, 18.1 (2018) <https://doi.org/10.30595/kosmikhukum.v18i1.2336>
Muhtadi, Muhtadi, ‘TIGA LANDASAN KEBERLAKUAN PERATURAN DAERAH (Studi
Kasus Raperda Penyertaan Modal Pemerintah Kota Bandar Lampung Kepada Perusahaan
Air Minum “Way Rilau” Kota Bandar Lampung)’, FIAT JUSTISIA:Jurnal Ilmu Hukum, 7.2
(2015) <https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v7no2.380>
Pane, Erina, ‘Legal Legal Drafting Drafting Legal Drafting’, 2019
Sholichah, Inti Ulfi, ‘Eksistensi Legal Drafting Hukum Islam Di Indonesia’, Syar’Ie, 4.2 (2021),
106
Simatupang, Taufik H., ‘Mendudukkan Konsep Executive Review Dalam Sistem Hukum
Ketatanegaraan Indonesia’, Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 19.2 (2019), 217
<https://doi.org/10.30641/dejure.2019.v19.217-229>
Wicaksana, Arif, 済無 No Title No Title No Title, Https://Medium.Com/, 2016
<https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf>

Anda mungkin juga menyukai