Nastitie K. Anggraini Ketua Bidang Legislatif Organisasi DEMA FH UNS 2013-2014 Mengapa harus dibentuk sebuah Undang-Undang?
1. Mewujudkan supremasi hukum.
2. Menyempurnakan Peraturan Perundang- undangan (Per- UU an) yang sudah ada. 3. Membentuk produk hukum baru yang sesuai dengan tuntutan serta kebutuhan masyarakat. KITAB SUCI : PANCASILA UUD NRI 1945 UU NO. 12 tahun 2011 Hierarki Peraturan Perundang-undangan (UU No. 12/ 2011 ttg Pembentukan Per-UU an)
1. UUD NRI 1945
2. TAP MPR 3. UU/ Perppu 4. PP 5. Perpres 6. Perda Provinsi 7. Perda Kabupaten/ Kota Asas Pembentukan Per- UU an yang Baik (UU No. 12/ 2011) Asas kejelasan tujuan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan perundangan-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Asas kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat adalah bahwa setiap jenis peraturan perundang- undangan harus dibuat oleh lembaga/ pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, bila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak berwenang. Asas kesesuaian antara jenis, hierarki dan materi muatan adalah bahwa dalam setiap pembentukan peraturan perundangan-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang- undangannya. Asas dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhitungkan efektivitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis. Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan adalah bahwa setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Asas kejelasan rumusan adalah bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya yang jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya. Asas keterbukaan adalah bahwa dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas- luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan. Asas yang Harus Dikandung Dalam Materi Muatan Sebuah Per- UU an (Ps. 6 ayat 1) Pengayoman: Kemanusiaan; Kebangsaan; Kekeluargaan; Kenusantaraan; Bhinneka tunggal ika; Keadilan; Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan; Ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan. Tahap Pembentukan Undang-undang 1. Tahap Perencanaan 2. Tahap Penyusunan 3. Tahap Pembahasan 4. Tahap Pengesahan atau Penetapan 5. Tahap Pengundangan Sistematika Penyusunan UU 1. Kerangka UU 2. Hal-hal khusus 3. Ragam Bahasa UU 4. Bentuk RUU TERIMAKASIH
Analisis Terhadap Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung masing – masing Nomor 03 Tahun 2008, Nomor KEP-033/A/JA/6/2008 dan No. 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota dan/atau Anggota Pengurus Jamaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat