Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LANDASAN DAN ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Legal Drafting
Dosen Pengampu: Nur Sholikin S.H., M.H.

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Arya Duana Putra (202121002)


2. Aulia Rahma Aisyah (202121020)
3. Lintang Ardito Ramadhani (202121028)
4. Ragil Andhika Pratama (202121055)

KELAS 5A
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan semua Rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami semua. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad Saw. karena dengan syafaatnya dan risalahnya
merupakan bentuk petunjuk bagi manusia agar berada dijalan yang benar yaitu
sukses dunia dan akhirat. Semoga kita semua termasuk dalam golongan umat
Beliau yang mendapat syafaat kelak di hari akhir. Alhamdulillah, atas pertolongan
Allah SWT kami dari kelompok 5 yang mendapat tugas mata kuliah Legal Drafting
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Landasan dan Asas Peraturan
Perundang-undangan”. Makalah ini dibuat sebagai bahan materi belajar dan
presentasi kelompok dan sekaligus untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
bagi pemateri dan pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nur Sholikin S.H.,M.H.


yang telah memberikan tugas ini sehingga bisa menambah wawasan bagi kami,
khususnya pembuat makalah dan teman-teman yang terlibat dalam diskusi. Kami
berusaha mencari, memahami dan menulis materi berdasarkan buku, jurnal dan
media lainnya sehingga memberikan banyak kemanfaatan bagi kami. Dalam
pembuatan makalah ini, penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dan memerlukan koreksi baik dari segi kepenulisan maupun isi pokok bahasan.
Oleh karena itu, kami memerlukan kritik dan saran yang membangun guna
pembuatan makalah yang lebih baik di masa mendatang.

Surakarta, 1 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4


A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
D. Landasan Peraturan Perundang-undangan ................................................... 5
1. Landasan Filosofis .................................................................................... 5
2. Landasan Sosiologis ................................................................................. 6
3. Landasan Yuridis ...................................................................................... 6
4. Landasan Politik ....................................................................................... 8
B. Asas-asas Pembentukan Perundang-undangan ............................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
Kesimpulan ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara hukum, yang mana harus berkewajiban
untuk melaksanakan pembangunan hukum yang lebih baik. Pembangunan hukum
nasional harus dilakukan secara terencana, tertata, terpadu, dan berkelanjutan demi
mewujudkan sistem hukum yang mampu menjamin kelangsungan hak dan
kewajiban bagi masyarakat Indonesia berdasarkan Undang-undang Dasar 1945.
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang telah ditetapkan.

Pembentukan peraturan perundang-undangan ini adalah pembuatan


Peraturan perundang-undangan yang mana mencakup tahapan perencanaan,
penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan. Dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan harus mengetahui landasan mengenai
peraturan perundang-undangan. Selain itu juga pembentukan perundang-undangan
ini harus didasarkan pada asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan
agar peraturan perundang-undangan dapat berlaku baik untuk masyarakat
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana landasan peraturan perundang-undangan?
2. Bagaimana asas-asas peraturan perundang-undangan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui landasan peraturan perundang-undangan.
2. Untuk mengetahui asas-asas peraturan perundang-undangan.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Landasan Peraturan Perundang-undangan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yaitu
peraturan perundang-undangan bisa dikatakan memiliki landasan filosofis apabila
rumusannya ataupun normanya mendapatkan pembenaran setelah dikaji secara
filosofis. Berdasarkan Lampiran Angka 2 UU No. 12/2011, landasan filosofis
merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan pengejawantahan
dari cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia
pada hakikatnya merupakan sumber dari segala sumber hukum dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang meliputi suatu pandangan hidup,
kesadaran, cita-cita hukum, cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana
kejiwaan dan watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah
dipadatkan dan diabstraksikan oleh pendiri negara menjadi lima sila dan ditetapkan
secara yuridis formal menjadi dasar filsafat NKRI. Nilai-nilai Pancasila yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan
sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.

Asas filosofis peraturan perundang-undangan adalah dasar yang berkaitan


dengan dasar filosofis/ideologi negara, dalam arti bahwa peraturan perundang-
undangan harus memperhatikan secara sungguh-sungguh nilai-nilai (citra hukum)
yang terkandung dalam Pancasila. Setiap masyarakat mengharapkan agar hukum
itu dapat menciptakan keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan. Landasan filosofis
peraturan perundang-undangan selalu mengandung norma-norma hukum yang
diidealkan (ideal norms) oleh suatu masyarakat ke arah mana cita-cita luhur
kehidupan bermasyarakat dan bernegara hendak diarahkan. Keberlakuan filosofis
adalah nilai-nilai filosofis Negara Republik Indonesia terkandung dalam Pancasila
sebagai staatsfundamentalnorm.Di dalam rumusan kelima sila Pancasila
terkandung nilai-nilai religiusitas Ketuhanan Yang Maha Esa, humanitas
kemanusiaan yang adil dan beradab, nasionalitas kebangsaan dalam ikatan
kebinekatunggalikaan, soverenitas kerakyatan, dan sosialitas keadilan bagi segenap
rakyat Indonesia. Tidak satupun dari kelima nilai-nilai filosofis tersebut yang boleh
diabaikan atau malah ditentang oleh norma hukum yang terdapat dalam berbagai
kemungkinan bentuk peraturan perundang-undangan dalam wadah NKRI.

2. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yaitu
suatu peraturan perundang-undangan bisa dikatakan memiliki landasan sosiologis
bila sesuai dengan keyakinan umum, kesadaran hukum masyarakat, tata nilai dan
hukum yang hidup di masyarakat. Landasan sosiologis merupakan pertimbangan
atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis sesungguhnya
menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan
masyarakat dan negara. Dengan kata lain bahwa landasan sosiologis merupakan
landasan yang terdiri atas fakta-fakta yang merupakan tuntutan kebutuhan
masyarakat yang mendorong perlunya pembuatan peraturan perundang-undangan
yaitu bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya dibutuhkan oleh masyarakat sehingga
perlu pengaturan.

Landasan sosiologis peraturan perundang-undangan adalah dasar yang


berkaitan dengan kondisi/kenyataan yang hidup dalam masyarakat berupa
kebutuhan atau tuntutan yang dihadapi oleh masyarakat, kecenderungan dan
harapan masyarakat. Oleh karena itu, peraturan perundang-undangan yang telah
dibuat diharapkan dapat diterima oleh masyarakat dan mempunyai daya laku secara
efektif. Peraturan perundang-undangan yang diterima oleh masyarakat secara wajar
akan mempunyai daya laku yang efektif dan tidak begitu banyak memerlukan
pengarahan institusional untuk melaksanakannya.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan
diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan
substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk peraturan perundang-
undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum tersebut yaitu peraturan yang
sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis
peraturan yang lebih rendah dari undang-undang sehingga daya berlakunya lemah,
peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama
sekali belum ada.

Keberlakuan yuridis adalah keberlakuan suatu norma hukum dengan daya


ikatnya untuk umum sebagai suatu dogma yang dilihat dari pertimbangan yang
bersifat teknis yuridis. Secara yuridis, suatu norma hukum itu dikatakan berlaku
apabila:

a. Ditetapkan sebagai norma hukum berdasarkan norma hukum yang lebih


superior atau yang lebih tinggi seperti dalam pandangan Hans Kelsen dengan
teorinya “Stuffenbautheorie des Recht”;
b. Ditetapkan mengikat atau berlaku karena menunjukkan hubungan keharusan
antara suatu kondisi dengan akibatnya seperti dalam pandangan J.H.A.
Logemann;
c. Ditetapkan sebagai norma hukum menurut prosedur pembentukan hukum yang
berlaku seperti dalam pandangan W. Zevenbergen.
d. Ditetapkan sebagai norma hukum oleh lembaga yang memang berwewenang.

Asas yuridis sangat penting artinya dalam penyusunan peraturan perundang-


undangan karena berkaitan dengan:

a. Keharusan adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang- undangan,


yang berarti bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh
badan atau pejabat yang berwenang;
b. Keharusan adanya kesesuaian antara jenis dancmateri muatan peraturan
perundang-undangan. Ketidaksesuaian jenis tersebut dapat menjadi alasan
untuk membatalkan peraturan perundang-undangan yang dibuat;
c. Keharusan mengikuti tata cara atau prosedur tertentu. Apabila prosedur/tata
cara tersebut tidak ditaati, maka peraturan perundang-undangan tersebut batal
demi hukum atau tidak/belum mempunyai kekuatan mengikat; dan
d. Keharusan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi tingkatannya.

Landasan yuridis dapat dibagi 2 (dua) yaitu:

a. Landasan yuridis dan sudut formal yaitu landasan yuridis yang memberikan
kewenangan bagi instansi/pejabat tertentu untuk membuat peraturan tertentu;
b. Landasan yuridis dan sudut materil yaitu landasan yang memberikan dasar
hukum untuk mengatur hal-hal tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, maka landasan yuridis dalam pembentukan


undang-undang merupakan ketentuan hukum yang menjadi sumber hukum/dasar
hukum untuk pembuatan/perancangan suatu undang-undang. Landasan Yuridis,
dari mulai UUD 1945, Ketetapan MPR, dan Undang-undang.

4. Landasan Politik
Landasan politik merupakan garis kebijakan politik yang menjadi dasar
selanjutnya bagi kebijaksanaan dan pengarahan ketatalaksanaan pemerintah
Negara. Landasan Politis, setiap kebijaksanaan yang dianut Pemerintah di bidang
Perundang-undangan.

B. Asas-asas Pembentukan Perundang-undangan


Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik dan asas-
asas materi muatan peraturan perundang-undangan menurut hukum positif
dicantumkan di dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Menurut ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada
asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik yang meliputi:1

a. Asas kejelasan tujuan, asas ini mengartikan bahwa setiap Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang
hendak dicapai;
b. Asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat, asas ini mengartikan
bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga
negara atau pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-undangan yang
berwenang, Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal
demi hukum apabila dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang tidak
berwenang;
c. Asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan, asas ini mengartikan
bahwa dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus benar-benar
memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan;
d. Asas dapat dilaksanakan, asas ini mengartikan bahwa setiap Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan efektivitas Peraturan
Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis,
sosiologis, maupun yuridis;
e. Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan, asas ini mengartikan bahwa setiap
Peraturan Perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan
dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara;
f. Asas kejelasan rumusan, asas ini mengartikan bahwa setiap Peraturan
Perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan
Peraturan Perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau istilah, serta

1
Widayati, Implementasi Asas Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Perundang
Undangan Yang Partisipatif Dan Berkeadilan, Jurnal Hukum Unissula, Vol 36 No.2, h.64
bahasa hukum yang jelas dan mudah di mengerti sehingga tidak menimbulkan
berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya;
g. Asas keterbukaan, asas ini mengartikan bahwa dalam Pembentukan Peratu
ofran Perundang-undangan mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan,
pengesahan atau penetapan, dan pengundangan bersifat transparan dan terbuka.
Oleh sebab itu, seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang
seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.

Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan asas


pengayoman. Asas ini mengartikan bahwa setiap materi muatan Peraturan
Perundang-undangan harus berfungsi memberikan pelindungan untuk menciptakan
ketenteraman masyarakat. Asas kemanusiaan mengartikan bahwa setiap materi
muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan pelindungan dan
penghormatan Hak Asasi Manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara
dan penduduk Indonesia secara proporsional.2 Dalam pasal 6 Undang-undang No
12 Tahun 2011 mengatur tentang asas-asas materi muatan peraturan perundang-
undangan sebagai berikut yaitu:

Asas kebangsaan mengartikan bahwa setiap materi muatan Peraturan


Perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang
majemuk dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Asas kekeluargaan mengartikan bahwa setiap setiap materi muatan Peraturan


Perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat
dalam setiap pengambilan keputusan.

Asas kenusantaraan mengartikan bahwa setiap setiap materi muatan Peraturan


Perundang-undangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah
Indonesia dan setiap materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang dibuat di

2Ferry Irawan Febriansyah, Konsep Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia,


PERSPEKTIF Volume XXI No. 3, hlm. 224
daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Asas Bhinneka Tunggal Ika mengartikan bahwa setiap materi muatan


Peraturan Perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk,
agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Asas keadilan mengartikan bahwa setiap setiap materi muatan Peraturan


Perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap
warga negara, keadilan yang sesuai dengan norma dasar bangsa.

Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan mengartikan bahwa


setiap setiap materi muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh memuat hal
yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, suku,
ras, golongan, gender, atau status sosial.

Asas ketertiban dan kepastian hukum mengartikan bahwa setiap setiap materi
muatan Peraturan Perundang-undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam
masyarakat melalui jaminan kepastian.

Asas keseimbangan dan keserasian mengartikan bahwa setiap setiap materi


muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan dan
keserasian antara kepentingan perorangan (individu), masyarakat dan kepentingan
bangsa dan negara, dan yang terakhir adalah asas lain sesuai dengan bidang hukum
Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan.

Setelah memenuhi asas-asas peraturan perundang-undangan, bentuk peraturan


perundang-undangan dapat dilaksanakan dalam arti peraturan perundang-undangan
yang telah dibentuk dapat diterapkan dan dilaksanakan sebagai landasan hukum
bagi negara hukum yang menjunjung tinggi supremasi hukum. Pembentukan
peraturan perundang-undangan yang baik akan mengikuti dasar yang diberikan oleh
cita negara hukum yaitu Pancasila. Jika Pancasila dihubungkan dengan pembagian
atas asas formal dan materiil, maka pembagiannya dapat disimpulkan sebagai asas-
asas formal sesuai dengan Pancasila meliputi asas tujuan yang jelas, asas perlunya
pengaturan, asas organ atau lembaga yang tepat, asas materi muatan yang tepat,
asas dapat dilaksanakan, dan asas dapat dikenali. Sedangkan asas-asas materiilnya
meliputi asas sesuai dengan cita hukum Indonesia dan norma fundamental negara,
asas sesuai dengan hukum dasar negara, asas sesuai dengan prinsip negara
berdasarkan hukum, serta asas sesuai dengan prinsip pemerintahan berdasarkan
konstitusi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembentukan peraturan perundang-undangan pada dasarnya harus
memenuhi asas-asas dan landasan peraturan perundang-undangan agar manfaatnya
dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini peraturan perundang-
undangan harus dibentuk tidak lepas dari asas-asas dan landasan. Asas-Asas
tersebut yaitu seperti asas kejelasan tujuan, asas kelembagaan atau pejabat
pembentuk yang tepat, asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan,
asas dapat dilaksanakan, asas kedayagunaan dan kehasilgunaan, asas kejelasan
rumusan, dan asas keterbukaan. Tidak lupa dengan asas materi muatan peraturan
perundang-undangan yang mana disebutkan diatas adalah asas kekeluargaan, asas
kebangsaan, asas kenusantaraan, asas bhineka tunggal Ika, asas keadilan, asas
kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, asas ketertiban dan
kepastian hukum, dan asas keseimbangan dan keserasian. Pembentukan peraturan
perundang-undangan juga tidak lepas dari landasannya yaitu ada landasan filosofis,
Sosiologis, Yuridis, dan Politik.

Apabila dalam pembentukan peraturan perundang-undangan ini dilakukan


secara bertahap dan terencana sesuai asas dan landasan maka pembentukan
peraturan perundang-undangan akan berjalan lancar sekaligus dapat dinikmati oleh
masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Afif, Z. (2018). Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Berdasarkan Pancasila Dan


Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jurnal Dialog.

Febriansyah, F. I. (2016). Konsep Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di


Indonesia. PERSPEKTIF, Volume XXI No. 3, 223-225.

Khair, O. I. (2022). Analisis Landasan Filosofis, Sosiologis Dan Yuridis Pada Pembentukan
Undang-Undang Ibukota Negara. ACADEMIA : Jurnal Inovasi Riset Akademik, Vol.
2 No. 1, 5.

Laia, Sri Wahyuni dan Sodialman Daliwa. (2022). Urgensi Landasan Filosofis, Sosiologis
Dan Yuridis Dalam Pembentukan Undang-Undang Yang Bersifat Demokratis Di
Indonesia. Jurnal Education and development, Vol. 10 No. 1, 548-550.

Putri, Nanda Oktavia, Rahmat Hidayat dan Winda Oktavia. (2018). Landasan Dan Asas-
Asas Pembentukan Pembuatan Undang-Undang Yang Baik. 3.

Anda mungkin juga menyukai