Anda di halaman 1dari 17

PENTINGNYA NASKAH AKADEMIK, PENDEKATAN

FILOSOFIS,YURIDIS, DAN SOSIOLOGIS

Tugas Mata Kuliah: Filsafat Hukum

Dosen Pengampu:

Dr Hamrin, SH., M.H., M.Si.(Han)

Veriel Rheihansyah – 203300516035


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhânahû wa Ta`âlâ yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya kepada kami, hingga dapat menyelesaikan tugas makalahyang berjudul “Pentingnya
Naskah Akademik, Pendekatan Filosofis, Yuridis, Dan Sosiologis”.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohonpermakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini.Demikian
pula dengan penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangatlah kamiharapkan dan dapat
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga kalah ini menjadi tambahan
khazanah pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................5

1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan ...........................................................................................................5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................6

2.1 Definisi Naskah Akademik ..............................................................................................6

2.2 Makna Penting Naskah Akademik Dalam Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan ........................................................................................................9

2.3 Pentingnya Naskah Akademis Pendekatan Politis .................................................... 11

2.4 Pentingnya Naskah Akademis Pendekatan Yuridis.................................................. 13

2.5 Pentingnya Naskah Akademis Pendekatan Sosiologis .............................................. 13

2.6 Pentingnya Naskah Akademis Pendekatan Filosofis ................................................ 14

PENUTUPAN .......................................................................................................................... 15

A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 15

B. SARAN ............................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang ibukota negara telah disetujui bersama oleh pemerintah dan DPR pada
bulan Januari tahun 2022. Dengan berbagai macam kontroversi yang menyertainya tentu saja
menjadi hal yang menarik bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana undang-undang ibukota
negara dibentuk. Pemerintah telah menyatakan bahwa Nusantaraakan dijadikan sebagai nama
Ibukota Negara yang tereletak di Provinsi Kalimantan Tumur yaitu di wilayah Kabupaten
Penajam Paser Utara. Adapun alasan yang diberikan oleh pemerintah perihal tentang
pemindahan ibukota negara itu adalah hal yang berbeda, namun dalamproses pembentukan
Undang-undang ibukota negara tentu saja harusmengacu kepada peraturan perundang-undang
khususnya pada Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan. Dalam amanat undang-undang tersebut pada pasal 43 ayat (3) dinyatakan
bahwa rancangan undang-undang yang berasal dari DPR,Presiden atau DPD harus disertai
Naskah Akademik.Dengan adanya naskah akademik maka suatu peraturan perundang-undangan
menjadi kuat dari aspek keilmuan sebagai dasar dalampengajuan menjadi undang-undang
sebagai solusi dalam penyelesaian permasalahan dan kebutuhan hukum di lingkungan
masyarakat.Salah satu bagian dari rancangan undang-undang yang didalamnyaterdapat naskah
akademik adalah perlu adanya landasan filosofis, landasanyuridis, dan landasan sosiologis yang
menyertai naskah rancangan undang-undang, hal ini menjadi suatu keharusan bagi lembaga
legislatifmaupun eksekutif dalam menyusun rancangan undang-undang, Sehingga dengan
demikian pemangku kepentingan akan dapat menelaah ataupunmengkaji Apakah rancangan
undang-undang itu layak diusulkan yangpada akhirnya menjadi suatu regulasi demi menciptakan
suatu aturan yangmenyeluruh baik dari ditinjau dari aspek filosofis, sosiologis, maupun yuridis
Dalam lampiran pertama undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan pada angka 2khususnya pada bab 4 dijelaskan tentang teknik penyusunan
naskahakademik rancangan undang-undang yang berkaitan dengan landasan filosofis, landasan
sosiologis, serta landasan yuridis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian naskah akademik?

2. Apa makna penting naskah akademik dalam pembentukanperaturan perundang-undangan?

3. Apa pentingnya naskah akademik pendekatan politis, yuridis,sosiologis, dan filosofis?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui dan menganalisis apa itu pengertian naskah akademik.

2. Mengetahui dan menganalisis apa makna penting naskah akademikdalam pembentukan


peraturan perundang-undangan.

3. Mengetahui dan menganalisis apa pentingnya naskah akademikpendekatan politis, yuridis,


sosiologis, dan filosofis.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan-masukanserta menjadi sumbangan


pemikiran bagi pengembangan penelitian serupa dan dapat memberikan manfaat untuk
penelitian-penelitianselanjutnya agar menjadi bahan acuan untuk meneliti tentangpentingnya
naskah akademik, pendekatan filosofis, yuridis, dansosiologis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pendidik

Dari hasil penelitian ini diharapkan para pendidik mengetahui bagaimana pentingnya naskah
akademik,pendekatan filosofis, yuridis, dan sosiologis secara lebihrinci.

b. Bagi masyarakat
Dapat dijadikan sebagai informasi dan pengetahuan secarater perinci mengenai pentingnya
naskah akademik, pendekatan filosofis, yuridis, dan sosiologis.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Naskah Akademik

Negara hukum (Rechtstaat atau Rule of Law) adalah konsep negara yang diidealkan oleh
para pendiri bangsa yang membahas dan merumuskan UUD 1945, Dalam setiap negara hukum,
dipersyaratkan berlakunya asas legalitas dalam segala bentuknya (due process oflaw), yaitu
bahwa segala tindakan pemerintahan harus didasarkanatas peraturan perundang-undangan yang
sah dan tertulis.Peraturan perundang-undangan tertulis tersebut harus ada dan berlakulebih dulu
atau mendahului tindakan atau perbuatan administrasiyang dilakukan. Dengan demikian, setiap
perbuatan atau tindakanadministrasi harus didasarkan atas aturan atau “rules and
procedures‟(regels).1

Naskah Akademik adalah naskah yang merupakan hasilpenelitian atau pengkajian hukum
terhadap suatu masalah tertentuyang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai
pengaturandalam suatu Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, atau
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kotasebagai solusi terhadap permasalahan dan
kebutuhan hukum masyarakat.2 Tidak semua rancangan peraturan perundang-
undanganmemerlukan Naskah Akademik. Naskah Akademik diperlukan RancanganUndang-
Undang, baik yang berasal dari Presiden, DPR, dan DPD. Bahkanditentukan Rancangan
Undang-Undang itu harus disertai Naskah Akademik (Pasal 43 ayat (3) UU 12/2011).

Naskah akademik merupakan salah satu landasan dan sekaligus arah penyusuan suatu
peraturan perundang-undangan. Pembuatperaturan perundang-undangan hendaknya

1
Jimly Asshidiqie (III), Konstitusi dan Konstitusionalisme (Jakarta: Konstitusi Pers, 2005) Hal.124
2
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-UndanganPasal 1 angka 1
mempertimbangkan besarnyaupaya yang perlu dicurahkan dalam membuat suatu naskah
akademik.

Keberadaan naskah akademik yang menyertai suatu rancanganperaturan perundang-


undangan dapat juga dikatakan sebagai sumber inspirasi bagi rancangan peraturan perundang-
undangan. Kemudian dalam Naskah Akademik terdapa tiga permasalahan substansi, yaitu:
Pertama, mampu menjawab pertanyaan mengapa diperlukan peraturanbaru; Kedua, lingkup
materi kandungan dan komponen utama peraturan; dan Ketiga, proses yang akan digunakan
untuk menyusun dan mengesahkan peraturan, Oleh karena itu, sudah seharusnya setiapnorma
hukum yang akan dituangkan dalam bentuk rancangan undang-undang, benar-benar
telah disusun berdasarkan pemikiran yang matang dan perenungan yang mendalam,
semata-mata untuk kepentinganumum (public interest), bukan kepentingan pribadi atau
golongan. 3

Harry Alexander (dalam Hamzah Halim dan Kemal RedindoSyahrul Putera),


Naskah Akademik adalah naskah awal yang memuatgagasan-gagasan pengaturan dan
materi muatan perundang-undanganbidang tertentu.4 Selanjutnya dijelaskan bahwa,
bentuk dan isi Naskah Akademik memuat gagasan pengaturan suatu materi hukum
bidangtertentu yang ditinjau secara “holistis-futuristik” dan dari berbagai aspekilmu, dilengkapi
referensi yang memuat urgensi, konsepsi, landasan, alathukum, prinsip- prinsip yang digunakan
serta pemikiran tentang norma-norma telah ke dalam bentuk pasal-pasal dengan mengajukan
beberapaalternatif yang disajikan dalam bentuk uraian-uraian yang sistematis dandapat
dipertanggungjawabkan secara ilmu hukum dan sesuai denganpolitik hukum yang telah
digariskan. 5 Bila dikaitkan dengan pembentukan Undang-Undang, dalam hal ini, Yuliandri
menyebutkan bahwa Naskah Akademik rancangan UndangUndang sebagai salah satu
langkah yang dapat digunakan untuk mendukung perencanaan pembentukan undang-
undang yang berkelanjutan. 6 Lebih lanjut Yuliandri menjelaskan bahwa: “Naskah
Akademikharus mencakup tiga permasalahan substansi dengan tiga langkah utama. Pertama:

3
Jimly Asshidiqie, Perihal Undang-Undang di Indonesia, Sekretariat Jenderal dan KepaniteraanMahkamah
Konstitusi RI. Jakarta 2006. hal. 320.
4
A. Mukthie Fadjar. Teori-Teori Hukum Kontemporer. (Malang: Setara Press, 2013), hlm. 54.5 Ibid, hal. 146
5
Ibid, hal. 146
6
Yuliandri, 2009, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik:GagasanPembentukan
Undang-Undang Berkelanjutan , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal. 123.
menjawab pertanyaan mengapa diperlukan undang-undang(perundang-undangan ini) ini?
Kedua: Lingkup materi kandungan dankomponen utama undang-undang, Ketiga,
proses yang akan digunakan untuk penyusunan dan mengesahkan undang-undang.”7 Dengan
memahami substansi naskah akademik, dari setiaprancangan peraturan perundang-
undangan (termasuk Peraturan Daerah),diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
hasil penelitian ilmiahyang mendasari rancangan perundang-undangan yang telah akan
diajukandan dibahas di legislatif (DPR-RI dan DPRD). Dengan Naskah Akademikdapat dilihat
bahwa setiap rancangan Undang-Undang (termasuk PeraturanDaerah) tidak disusun karena
kepentingan sesaat, kebutuhan yangmendadak, atau karena pemikiran yang tidak
mendalam.Bagaimana pun juga, pembuatan suatu peraturan perundang-undangan yang
menyangkut kepentingan rakyat banyak dan bahkankadang-kadang terkait dengan seluruh
rakyat, apalagi undang-undang danperaturan daerah tersebut akan menjadi norma hukum
yang mengikatsecara umum.Hal itu sejalan dengan penegasan Jimly Asshiddiqie, yang
menegaskan bahwa : “Sudah seharusnya setiap norma hukum yang hendak dituangkan dalam
bentuk Undang-Undang, benar-benar telah disusun berdasarkan pemikiran yang matang
dan perenungan yang mendalam, semata-mata untuk kepentingan umum (public interest)
bukan kepentinganpribadi atau golongan” 8

Di dalam Ilmu Peraturan Perundang-undangan, Naskah Akademikmerupakan prasyarat


untuk menyusun rancangan peraturan perundang-undangan. Naskah Akademik adalah
naskah yang dapatdipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai konsepsi yang berisi
latarbelakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan dan lingkup,jangkauan, objek,
atau arah pengaturan rancangan peraturan perundang-undangan.

Dengan demikian, Naskah Akademik merupakan konsepsipengaturan suatu


masalah (jenis peraturan perundang-undangan) yangdikaji secara teoritis dan sosiologis.
Secara teoritik dikaji dasar filosofis,dasar yuridis dan dasar politis suatu masalah yang akan
diatur sehinggamempunyai landasan pengaturan yang kuat. Dasar filosofis
merupakanlandasan filsafat atau pandangan yang menjadi dasar cita-cita
sewaktumenuangkan suatu masalah ke dalam peraturan perundang-undangan.Dasar

7
Ibid, hal 124
8
Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang di Indonesia, Sekretariat Jenderal dan KepaniteraanMahkamah
Konstitusi RI 2006 dalam Yuliandri, Ibid, Hal. 15
filosofis sangat penting untuk menghindari pertentangan peraturanperundang-undangan yang
disusun dengan nilai-nilai yang hakiki danluhur ditengah-tengah masyarakat, misalnya
nilai etika, adat, agama danlainnya.

2.2 Makna Penting Naskah Akademik Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-


Undangan

Kualitas materi suatu undang-undang merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari


proses pembentukan undang-undang. Pemahamanterhadap kualitas adalah bagaimana dapat
diantisipasi kemungkinan suatu undang-undang terpaksa direvisi dalam jangka pendek, daya
berlaku yang lama atau berkelanjutan, sinergi dengan peraturan perundang-undanganlain,
serta sinkronisasi antar norma dalam undang-undang itu sendiri. 9

Untuk itu, perlu perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan melalui


penyusunan Naskah Akademik dalam rangkapembentukan peraturan perundang-undangan
yang baik dan berkelanjutan.Menurut Yuliandri, suatu undang-undang dapat dikatakan
berkualitas baikdan memiliki karakteristik berkelanjutan, bisa dinilai dari sudut
pandangkeberhasilan mencapai tujuan, pelaksanaan, dan penegakan hukumnya.10 Dalam upaya
untuk memahami urgensi naskah akademik dalampembentukan peraturan perundang-
undangan, tidak terlepas darikeberadaan asas-asas pembentukan peraturan perundang-
undangan yangada. Secara normatif, dalam Pasal 5 dan 6 Undang-Undang Nomor 12Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,dinyatakan:

Pasal 5

Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harusdilakukan berdasarkan


pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yang meliputi:

a. kejelasan tujuan;

b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;

9
Yuliandri, Azas-azas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang Baik, GagasanPembentukan
Undang-undang Berkelanjutan. Cetakan Ketiga. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2011. Him

10
Ibid. Hlm 17
c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;

d. dapat dilaksanakan;

e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;

f. kejelasan rumusan; dan

g. keterbukaan

Pasal 6, Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harusmencerminkan


asas; pengayoman; kemanusiaan; kebangsaan;kekeluargaan; kenusantaraan; bhinneka
tunggal ika; keadilan; kesamaankedudukan dalam hukum dan pemerintahan; ketertiban
dan kepastianhukum; dan/atau keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Selain mencerminkan asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Peraturan Perundang-


undangan tertentu dapat berisi asas lain sesuaidengan bidang hukum Peraturan
Perundang-undangan yang bersangkutan.Untuk itu, dikaitkan dengan asas-asas pembentukan
peraturan perundang-undangan yang baik, penyusunan naskah akademik merupakan salah
satubentuk perwujudan azas-azas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik.
Khususnya terkait dengan pelaksanaan azas tujuan yang jelas, azas perlunya pengaturan, dan
azas dapat dilaksanakan. 11

Di samping itu, keberadaan naskah akademik juga merupakan penerapan dari


asas kesesuaian antara jenis dan materi muatan dalampembentukan peraturan
perundang-undangan, sebab dalam penyusunannaskah akademik harus benar-benar
memperhatikan secara tepat materimuatan yang akan diatur dengan peraturan perundang-
undangan yang akandibentuk. Selanjutnya, naskah akademik harus pula menggambarkan
azasdapat dilaksanakan. Setiap pembentukan peraturan perundang-uNdanganharus
memperhatikan efektivitas peraturan perundang-undangan tersebutdalam masyarakat, baik secara
filosofis, sosiologis, maupun yuridis. Tidakdapat diabaikan, melalui naskah akademik, kita dapat

11
Ibid, hal 15
melihat penerapanasas kedayagunaan dan kehasilgunaan. Peraturan perundang-
undangantentunya dibuat karena benar-benar dibutuhkan dan diharapkan akan

memberi manfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara.12

Sejalan dengan hal yang telah dikemukakan tersebut di atas,pentingnya naskah


akademik dalam proses pembentukan atau penyusunansebuah peraturan perundang-undangan
antara lain yaitu bahwa Naskahakademik merupakan media nyata bagi peran serta
masyarakat dalamproses pembentukan atau penyusunan peraturan perundang-
undanganbahkan inisiatif penyusunan atau pembentukan naskah akademik dapatberasal
dari masyarakat.13

Dengan demikian, Naskah Akademik akan memaparkan alasan-alasan, fakta-fakta


atau latar belakang masalah atau urusan sehingga halyang mendorong disusunnya suatu masalah
atau urusan sehingga sangatpenting dan mendesak diatur dalam suatu peraturan perundang-
undangan.Aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah aspek ideologis, politis,budaya,
sosial, ekonomi, pertahanan dan keamanan. Manfaatnya adalahdapat mengetahui secara pasti
tentang mengapa perlu dibuatnya sebuahperaturan perundang-undangan dan apakah peraturan
perundang-undangantersebut memang diperlukan oleh masyarakat.

Naskah akademik juga menjelaskan tinjauan terhadap sebuahperaturan


perundang-undangan dari aspek filosofis (cita-cita hukum),aspek sosiologis (nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat), aspek yuridis(secara vertikal dan horizontal tidak
bertentangan dengan peraturan-peraturan yang telah ada sebelumnya) dan aspek politis
(kebijaksanaan politik yang menjadi dasar selanjutnya bagi kebijakan-kebijakan dan tatalaksana
pemerintahan).

2.3 Pentingnya Naskah Akademis Pendekatan Politis

Kajian politis pada prinsipnya mengedepankan persoalankepentingan dari pihak


terkait (pemerintah dan masyarakat) melaluikekuatan masing-masing pihak, oleh karena itu

12
Ibid, hal 170
13
Makalah Eko Rial Nugroho, yang mengutip pendapat Harry Alexander dari dan seperti yangdikutip oleh
Mahendra Putra Kurnia dkk, dalam bukunya Pedoman Naskah Akademik PERDAPartisipatif, terbitan Kreasi
Total media Yogyakarta, hlm. 31, diskes dari www.legalitas.org,tanggal 7 Februari 2014.
naskah akademik berperanmenjadi sarana memadukan kekuatan-kekuatan para pihak
tersebut,sehingga diharapkan perpaduan tersebut menjadi sebuah kebijaksanaan politik
yang kelak menjadi dasar selanjutnya bagi kebijakan-kebijakan dan pengarahan ketatalaksanaan
pemerintahan.Selanjutnya, Naskah Akademik juga memberikan gambaranmengenai
substansi, materi dan ruang lingkup dari sebuah peraturanperundang-undangan yang
akan dibuat. Dalam hal ini dijelaskan mengenaikonsepsi, pendekatan dan asas-asas dari materi
hukum yang perlu diatur,serta pemikiran-pemikiran normanya. Naskah Akademik juga
memberikanpertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan bagi pihak eksekutifdan
legislatif pembentukan peraturan perundang-undangan tentangpermasalahan yang akan
dibahas dalam naskah akademik.Saat ini kecenderungan pandangan masyarakat yang
menempatkanperundang-undangan sebagai suatu produk yang berpihak padakepentingan
pemerintah (politik) semata sehingga dalam implementasinyamasyarakat tidak terlalu merasa
memiliki dan menjiwai perundang-undangan tersebut. Oleh karena itu, Naskah Akademik
diharapkan bisadigunakan sebagai instrumen penyaring, menjembatani dan
upayameminimalisir unsur-unsur kepentingan politik dari pihak pembentukperaturan
perundang-undangan, di mana Naskah Akademik yang prosespembuatannya dengan cara
meneliti, menampung dan mengakomodasi secara ilmiah kebutuhan, serta harapan
masyarakat, maka masyarakatmerasa memiliki dan menjiwai perundang-undangan tersebut.

Dalam menyusun peraturan perundang-undangan, adanyaketentuan mengenai


hierarki yang merupakan penjenjangan setiap jenisperaturan perundang-undangan yang
didasarkan pada asas bahwaperaturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak
bolehbertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.Naskah
Akademik yang didalamnya dimuat inventarisasi berbagaiperaturan perundang-undangan
yang terkait sangat membantupembentukan peraturan perundang-undangan yang baik.

Terlebih lagi dalam penyusunan peraturan daerah yang merupakanjenis peraturan


perundang-undangan yang hierarkinya paling bawah.Ketentuan bahwa peraturan daerah
berfungsi menjabarkan peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi, berarti dalam
pembentukan perdaharus mengetahui peraturan perundang-undangan di atasnya baik
UUD1945, UU, Perpu, PP, Perpres, serta peraturan perundang-undangan yangterkait dengan
perda yang akan disusun. Naskah akademik memilikifungsi yang penting dalam hal ini.
Tidak sedikit peraturan daerah yangtelah dibatalkan karena bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.

2.4 Pentingnya Naskah Akademis Pendekatan Yuridis

Dasar yuridis ialah ketentuan hukum yang menjadi dasar hukum(rechtsgrond) bagi
pembuatan peraturan perundang-undangan. Dasaryuridis ini terdiri dari dasar yuridis dari
segi formil dan dasar yuris darisegi materiil. Dasar yuridis dari segi formil adalah landasan yang
berasaldari peraturan perundang-undangan lain untuk memberi kewenangan(bevoegdheid)
bagi suatu instansi membuat aturan tertentu. Sedangkan dasar yuridis dari segi
materiil yaitu dasar hukum untuk mengaturpermasalahan (objek) yang akan diatur. Dengan
demikian dasar yuridis inisangat penting untuk memberikan pijakan pengaturan suatu
peraturanperundang-undangan agar tidak terjadi konflik hukum atau pertentanganhukum dengan
peraturan perundang-undangan di atasnya.

2.5 Pentingnya Naskah Akademis Pendekatan Sosiologis

Secara sosiologis Naskah Akademik disusun dengan mengkajirealitas masyarakat


yang meliputi kebutuhan hukum masyarakat, aspeksosial ekonomi dan nilai-nilai yang hidup
dan berkembang (rasa keadilanmasyarakat).Tujuan kajian sosiologis ini adalah untuk
menghindaritercerabutnya peraturan perundang-undangan yang dibuat dari akar-akarsosialnya di
masyarakat. Banyaknya peraturan perundang-undangan yangsetelah diundangkan kemudian
ditolak oleh masyarakat lewat aksi-aksidemonstrasi merupakan cerminan peraturan
perundang-undangan yangtidak memiliki akar sosial kuat. Dengan demikian Naskah
Akademik memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan
peraturanperundang-undangan karena didalamnya terdapat kajian yang mendalammengenai
substansi masalah yang akan diatur.

Dalam rangka melakukan kajian teoritis tersebut maka metodeyang digunakan


harus ilmiah sehingga dapat dipertanggungjawabkanvaliditasnya. Dalam konteks inilah
metode penelitian hukum sangatpenting peranannya sebagai cara menggali dan menganalisis
bahan hukumprimer maupun sekunder dalam sebuah penelitian hukum normatifdan/atau
empiris. Dengan demikian dalam proses penyusunan peraturanperundang-undangan tidak
boleh dilakukan secara pragmatis denganlangsung menuju pada penyusunan pasal
per-pasal tanpa kajian ataupenelitian yang mendalam terlebih dahulu. Peraturan
perundangan undangan yang dibentuk tanpa pengkajian teoritis dan sosiologis yang
mendalam akan cenderung mewakili kepentingan-kepentingan pihakberwenang
pembentuk peraturan sehingga ketika diterapkan kemasyarakat yang terjadi adalah
penolakan-penolakan. Masyarakat merasatidak memiliki (tidak ada sense of belonging)
atas suatu peraturanperundang-undangan akibat proses pembentukannya tidak
partisipatifdengan mengikutkan dan meminta pendapat mereka.

2.6 Pentingnya Naskah Akademis Pendekatan Filosofis

Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yangmenggambarkan


bahwa UU yang dibentuk mempertimbangkan pandanganhidup, kesadaran, dan cita hukum yang
meliputi suasana kebatinan sertafalsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
PembukaanUUD NRI Tahun 1945. Gagasan landasan filosofis adalah perpaduan darisubstansi
Bab II dan Bab III terutama landasan filosofis terkait denganketentuan dalam UUD NRI Tahun
1945. Landasan filosofis akan menjadidasar dalam menyusun salah satu konsiderans menimbang
(unsur filosofis)dalam UU yang dibentuk. Dasar filosofis memuat cita hukum
sesuaidengan Pancasila dan Konstitusi UUD NRI 1945. Hal tersebut bertujuanagar suatu
perundang-undangan mempunyai visi dan dapat berlaku waktu yang panjang. Filosofis juga
harus memenuhi kriteria dalam pembuatan undang-undang diantaranya :

 Rumusan atau norma-norma mendapatkan pembenaran(rechtvaardiging) secara filosofis.

 Sesuai dengan cita kebenaran (idee der waar-heid), cita keadilan (ideeder gerechtigheid), dan
cita kesusilaan (idee der zedelijkheid).

 Memuat pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang luhur yang
meliputi suasana kebatinan serta watakdari bangsa Indonesia.

Dengan demikian yang menjadi dasar filosofis dari Rancanganundang-undang adalah


pada pandangan hidup Bangsa Indonesia yangtelah dirumuskan dalam butirbutir Pancasila
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Nilai-nilaiPancasila ini dijabarkan dalam hukum yang dapat menunjukkan nilai-nilaikeadilan,
ketertiban dan kesejahteraan. Rumusan Pancasila ini yangmerupakan dasar hidup Negara
Indonesia dituangkan dalam pembukaan UUD Republik Indonesia Tahun 1945.14 Yang
dinyatakan dengan tegasbahwa Indonesia adalah Negara hukum (rechstaat) bukan
berdasarkankekuasaan (machstaat).

BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Hakikat naskah akademik adalah sebagai pedoman dalampembentukan peraturan


daerah karena merupakan hasil penelitian ataspermasalahan yang terjadi dalam masyarakat
dan memerlukan penyelesaianmelalui peraturan daerah yang dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.Sehingga kedudukan naskah akademik menjadi keharusan serta menjadiprasyarat
dalam pembentukan perda karena melalui naskah akademik yangbaik dapat melahirkan
peraturan daerah yang baik.Dengan demikian naskah akademik sangat urgen Karena
sebagaimedia harmonisasi perda secara vertikal dan horizontal, sebagai mediapartisipasi
masyarakat, sebagai sarana informasi ilmiah karena melaluipenelitian, pengkajian dan
menguraikan permasalahan, sehingga naskahakademik berfungsi sebagai bahan dasar bag
penyusunan peraturan daerah yang memuat gagasan-gagasan, pendekatan, luas lingkup dan
materi muatanserta menguraikan fakta-fakta atau latar belakang serta menjadi
solusisehingga sangat penting dan mendesak diatur dalam Peraturan Daerah.

Pemerintah Daerah dan DPRD memiliki fungsi yang sangat strategisdalam menentukan
peraturan daerah oleh karena memiliki kewenangan yangdi berikan oleh undang-undang
untuk membentuk peraturan daerah. Makaseharusya pemerintah daerah dan DPRD dapat
lebih kreatif merencanakanpembentukan peraturan sesuai dengan kondisi daerah masing-
masing berdasarkan kajian naskah akademik sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi serta memberikan ruang partisipasi masyarakatdan pihak yang
memiliki kompentensi/keahlian dalam perencanaan danpenyusunan naskah akademik.
Namun demikian perencanaan pembentukanperaturan daerah belum berjalan secara maksimal

14
Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang-undangan (2) Proses dan Teknik Penyusunan,Kanisius, 200
maupun penyusunan naskahakademiknya juga belum digunakan dengan baik dalam
pembentukanperaturan daerah, sehingga berdampak pada terjadinya peraturan daerah
yangkurang baik serta tidak efektif dalam pelaksanaannya bahkan bertentangandengan
peraturan yang lebih tinggi.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dengan katasempurna, banyak
kekeliruan dan kesalahan pada makalah ini, baik materimaupun penulisan. Maka kami sangat
membutuhkan saran dan kritik yangmembangun dari para pembaca agar kami dapat lebih baik
lagi kedepannyadalam membuat makalah. Kami juga berharap makalah kami dapat menjadi
sebab para pembacamengetahui akan pentingnya naskah akademik, pendekatan filosofis,
yuridis,dan sosiologis.
DAFTAR PUSTAKA

Mukthie Fadjar. Teori-Teori Hukum Kontemporer. (Malang: Setara Press,

2013), hlm. 54.

Jimly Asshidiqie (III), Konstitusi dan Konstitusionalisme (Jakarta: KonstitusiPers,

2005) Hal. 124

Jimly Asshidiqie, Perihal Undang-Undang di Indonesia, Sekretariat Jenderal dan

Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI. Jakarta 2006. hal. 320.

Makalah Eko Rial Nugroho, yang mengutip pendapat Harry Alexander dari dan

seperti yang dikutip oleh Mahendra Putra Kurnia dkk, dalam bukunya

Pedoman Naskah Akademik PERDA Partisipatif, terbitan Kreasi Total

media Yogyakarta, hlm. 31, diskes dari www.legalitas.org, tanggal 7

Februari 2014.

Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang-undangan (2) Proses dan Teknik

Penyusunan, Kanisius, 2007

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan Pasal 1 angka 11

Yuliandri, 2009, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang

Baik:Gagasan Pembentukan Undang-Undang Berkelanjutan , PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta. Hal. 123

Anda mungkin juga menyukai