Dosen Pengampu:
Segala puji bagi Allah Subhânahû wa Ta`âlâ yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya kepada kami, hingga dapat menyelesaikan tugas makalahyang berjudul “Pentingnya
Naskah Akademik, Pendekatan Filosofis, Yuridis, Dan Sosiologis”.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohonpermakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini.Demikian
pula dengan penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangatlah kamiharapkan dan dapat
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga kalah ini menjadi tambahan
khazanah pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................6
PENUTUPAN .......................................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 15
B. SARAN ............................................................................................................................ 16
PENDAHULUAN
Undang-undang ibukota negara telah disetujui bersama oleh pemerintah dan DPR pada
bulan Januari tahun 2022. Dengan berbagai macam kontroversi yang menyertainya tentu saja
menjadi hal yang menarik bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana undang-undang ibukota
negara dibentuk. Pemerintah telah menyatakan bahwa Nusantaraakan dijadikan sebagai nama
Ibukota Negara yang tereletak di Provinsi Kalimantan Tumur yaitu di wilayah Kabupaten
Penajam Paser Utara. Adapun alasan yang diberikan oleh pemerintah perihal tentang
pemindahan ibukota negara itu adalah hal yang berbeda, namun dalamproses pembentukan
Undang-undang ibukota negara tentu saja harusmengacu kepada peraturan perundang-undang
khususnya pada Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan. Dalam amanat undang-undang tersebut pada pasal 43 ayat (3) dinyatakan
bahwa rancangan undang-undang yang berasal dari DPR,Presiden atau DPD harus disertai
Naskah Akademik.Dengan adanya naskah akademik maka suatu peraturan perundang-undangan
menjadi kuat dari aspek keilmuan sebagai dasar dalampengajuan menjadi undang-undang
sebagai solusi dalam penyelesaian permasalahan dan kebutuhan hukum di lingkungan
masyarakat.Salah satu bagian dari rancangan undang-undang yang didalamnyaterdapat naskah
akademik adalah perlu adanya landasan filosofis, landasanyuridis, dan landasan sosiologis yang
menyertai naskah rancangan undang-undang, hal ini menjadi suatu keharusan bagi lembaga
legislatifmaupun eksekutif dalam menyusun rancangan undang-undang, Sehingga dengan
demikian pemangku kepentingan akan dapat menelaah ataupunmengkaji Apakah rancangan
undang-undang itu layak diusulkan yangpada akhirnya menjadi suatu regulasi demi menciptakan
suatu aturan yangmenyeluruh baik dari ditinjau dari aspek filosofis, sosiologis, maupun yuridis
Dalam lampiran pertama undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan pada angka 2khususnya pada bab 4 dijelaskan tentang teknik penyusunan
naskahakademik rancangan undang-undang yang berkaitan dengan landasan filosofis, landasan
sosiologis, serta landasan yuridis.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pendidik
Dari hasil penelitian ini diharapkan para pendidik mengetahui bagaimana pentingnya naskah
akademik,pendekatan filosofis, yuridis, dan sosiologis secara lebihrinci.
b. Bagi masyarakat
Dapat dijadikan sebagai informasi dan pengetahuan secarater perinci mengenai pentingnya
naskah akademik, pendekatan filosofis, yuridis, dan sosiologis.
BAB II
PEMBAHASAN
Negara hukum (Rechtstaat atau Rule of Law) adalah konsep negara yang diidealkan oleh
para pendiri bangsa yang membahas dan merumuskan UUD 1945, Dalam setiap negara hukum,
dipersyaratkan berlakunya asas legalitas dalam segala bentuknya (due process oflaw), yaitu
bahwa segala tindakan pemerintahan harus didasarkanatas peraturan perundang-undangan yang
sah dan tertulis.Peraturan perundang-undangan tertulis tersebut harus ada dan berlakulebih dulu
atau mendahului tindakan atau perbuatan administrasiyang dilakukan. Dengan demikian, setiap
perbuatan atau tindakanadministrasi harus didasarkan atas aturan atau “rules and
procedures‟(regels).1
Naskah Akademik adalah naskah yang merupakan hasilpenelitian atau pengkajian hukum
terhadap suatu masalah tertentuyang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai
pengaturandalam suatu Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, atau
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kotasebagai solusi terhadap permasalahan dan
kebutuhan hukum masyarakat.2 Tidak semua rancangan peraturan perundang-
undanganmemerlukan Naskah Akademik. Naskah Akademik diperlukan RancanganUndang-
Undang, baik yang berasal dari Presiden, DPR, dan DPD. Bahkanditentukan Rancangan
Undang-Undang itu harus disertai Naskah Akademik (Pasal 43 ayat (3) UU 12/2011).
Naskah akademik merupakan salah satu landasan dan sekaligus arah penyusuan suatu
peraturan perundang-undangan. Pembuatperaturan perundang-undangan hendaknya
1
Jimly Asshidiqie (III), Konstitusi dan Konstitusionalisme (Jakarta: Konstitusi Pers, 2005) Hal.124
2
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-UndanganPasal 1 angka 1
mempertimbangkan besarnyaupaya yang perlu dicurahkan dalam membuat suatu naskah
akademik.
3
Jimly Asshidiqie, Perihal Undang-Undang di Indonesia, Sekretariat Jenderal dan KepaniteraanMahkamah
Konstitusi RI. Jakarta 2006. hal. 320.
4
A. Mukthie Fadjar. Teori-Teori Hukum Kontemporer. (Malang: Setara Press, 2013), hlm. 54.5 Ibid, hal. 146
5
Ibid, hal. 146
6
Yuliandri, 2009, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik:GagasanPembentukan
Undang-Undang Berkelanjutan , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal. 123.
menjawab pertanyaan mengapa diperlukan undang-undang(perundang-undangan ini) ini?
Kedua: Lingkup materi kandungan dankomponen utama undang-undang, Ketiga,
proses yang akan digunakan untuk penyusunan dan mengesahkan undang-undang.”7 Dengan
memahami substansi naskah akademik, dari setiaprancangan peraturan perundang-
undangan (termasuk Peraturan Daerah),diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
hasil penelitian ilmiahyang mendasari rancangan perundang-undangan yang telah akan
diajukandan dibahas di legislatif (DPR-RI dan DPRD). Dengan Naskah Akademikdapat dilihat
bahwa setiap rancangan Undang-Undang (termasuk PeraturanDaerah) tidak disusun karena
kepentingan sesaat, kebutuhan yangmendadak, atau karena pemikiran yang tidak
mendalam.Bagaimana pun juga, pembuatan suatu peraturan perundang-undangan yang
menyangkut kepentingan rakyat banyak dan bahkankadang-kadang terkait dengan seluruh
rakyat, apalagi undang-undang danperaturan daerah tersebut akan menjadi norma hukum
yang mengikatsecara umum.Hal itu sejalan dengan penegasan Jimly Asshiddiqie, yang
menegaskan bahwa : “Sudah seharusnya setiap norma hukum yang hendak dituangkan dalam
bentuk Undang-Undang, benar-benar telah disusun berdasarkan pemikiran yang matang
dan perenungan yang mendalam, semata-mata untuk kepentingan umum (public interest)
bukan kepentinganpribadi atau golongan” 8
7
Ibid, hal 124
8
Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang di Indonesia, Sekretariat Jenderal dan KepaniteraanMahkamah
Konstitusi RI 2006 dalam Yuliandri, Ibid, Hal. 15
filosofis sangat penting untuk menghindari pertentangan peraturanperundang-undangan yang
disusun dengan nilai-nilai yang hakiki danluhur ditengah-tengah masyarakat, misalnya
nilai etika, adat, agama danlainnya.
Pasal 5
a. kejelasan tujuan;
9
Yuliandri, Azas-azas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang Baik, GagasanPembentukan
Undang-undang Berkelanjutan. Cetakan Ketiga. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2011. Him
10
Ibid. Hlm 17
c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d. dapat dilaksanakan;
g. keterbukaan
11
Ibid, hal 15
melihat penerapanasas kedayagunaan dan kehasilgunaan. Peraturan perundang-
undangantentunya dibuat karena benar-benar dibutuhkan dan diharapkan akan
12
Ibid, hal 170
13
Makalah Eko Rial Nugroho, yang mengutip pendapat Harry Alexander dari dan seperti yangdikutip oleh
Mahendra Putra Kurnia dkk, dalam bukunya Pedoman Naskah Akademik PERDAPartisipatif, terbitan Kreasi
Total media Yogyakarta, hlm. 31, diskes dari www.legalitas.org,tanggal 7 Februari 2014.
naskah akademik berperanmenjadi sarana memadukan kekuatan-kekuatan para pihak
tersebut,sehingga diharapkan perpaduan tersebut menjadi sebuah kebijaksanaan politik
yang kelak menjadi dasar selanjutnya bagi kebijakan-kebijakan dan pengarahan ketatalaksanaan
pemerintahan.Selanjutnya, Naskah Akademik juga memberikan gambaranmengenai
substansi, materi dan ruang lingkup dari sebuah peraturanperundang-undangan yang
akan dibuat. Dalam hal ini dijelaskan mengenaikonsepsi, pendekatan dan asas-asas dari materi
hukum yang perlu diatur,serta pemikiran-pemikiran normanya. Naskah Akademik juga
memberikanpertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan bagi pihak eksekutifdan
legislatif pembentukan peraturan perundang-undangan tentangpermasalahan yang akan
dibahas dalam naskah akademik.Saat ini kecenderungan pandangan masyarakat yang
menempatkanperundang-undangan sebagai suatu produk yang berpihak padakepentingan
pemerintah (politik) semata sehingga dalam implementasinyamasyarakat tidak terlalu merasa
memiliki dan menjiwai perundang-undangan tersebut. Oleh karena itu, Naskah Akademik
diharapkan bisadigunakan sebagai instrumen penyaring, menjembatani dan
upayameminimalisir unsur-unsur kepentingan politik dari pihak pembentukperaturan
perundang-undangan, di mana Naskah Akademik yang prosespembuatannya dengan cara
meneliti, menampung dan mengakomodasi secara ilmiah kebutuhan, serta harapan
masyarakat, maka masyarakatmerasa memiliki dan menjiwai perundang-undangan tersebut.
Dasar yuridis ialah ketentuan hukum yang menjadi dasar hukum(rechtsgrond) bagi
pembuatan peraturan perundang-undangan. Dasaryuridis ini terdiri dari dasar yuridis dari
segi formil dan dasar yuris darisegi materiil. Dasar yuridis dari segi formil adalah landasan yang
berasaldari peraturan perundang-undangan lain untuk memberi kewenangan(bevoegdheid)
bagi suatu instansi membuat aturan tertentu. Sedangkan dasar yuridis dari segi
materiil yaitu dasar hukum untuk mengaturpermasalahan (objek) yang akan diatur. Dengan
demikian dasar yuridis inisangat penting untuk memberikan pijakan pengaturan suatu
peraturanperundang-undangan agar tidak terjadi konflik hukum atau pertentanganhukum dengan
peraturan perundang-undangan di atasnya.
Sesuai dengan cita kebenaran (idee der waar-heid), cita keadilan (ideeder gerechtigheid), dan
cita kesusilaan (idee der zedelijkheid).
Memuat pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang luhur yang
meliputi suasana kebatinan serta watakdari bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Pemerintah Daerah dan DPRD memiliki fungsi yang sangat strategisdalam menentukan
peraturan daerah oleh karena memiliki kewenangan yangdi berikan oleh undang-undang
untuk membentuk peraturan daerah. Makaseharusya pemerintah daerah dan DPRD dapat
lebih kreatif merencanakanpembentukan peraturan sesuai dengan kondisi daerah masing-
masing berdasarkan kajian naskah akademik sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi serta memberikan ruang partisipasi masyarakatdan pihak yang
memiliki kompentensi/keahlian dalam perencanaan danpenyusunan naskah akademik.
Namun demikian perencanaan pembentukanperaturan daerah belum berjalan secara maksimal
14
Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang-undangan (2) Proses dan Teknik Penyusunan,Kanisius, 200
maupun penyusunan naskahakademiknya juga belum digunakan dengan baik dalam
pembentukanperaturan daerah, sehingga berdampak pada terjadinya peraturan daerah
yangkurang baik serta tidak efektif dalam pelaksanaannya bahkan bertentangandengan
peraturan yang lebih tinggi.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dengan katasempurna, banyak
kekeliruan dan kesalahan pada makalah ini, baik materimaupun penulisan. Maka kami sangat
membutuhkan saran dan kritik yangmembangun dari para pembaca agar kami dapat lebih baik
lagi kedepannyadalam membuat makalah. Kami juga berharap makalah kami dapat menjadi
sebab para pembacamengetahui akan pentingnya naskah akademik, pendekatan filosofis,
yuridis,dan sosiologis.
DAFTAR PUSTAKA
Makalah Eko Rial Nugroho, yang mengutip pendapat Harry Alexander dari dan
seperti yang dikutip oleh Mahendra Putra Kurnia dkk, dalam bukunya
Februari 2014.
Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang-undangan (2) Proses dan Teknik