KUHN)
Disusun Oleh:
NIM : 0811522110
2023/2024
KATA PEGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa. atas karunia dan
segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami akhirnya dapat menyelesaikan
makalah ini. untuk mengenalkan konsep paradigma hukum Indonesia serta menyoroti
pentingnya pemahaman terhadap perubahan paradigma dalam konteks hukum.
Paradigma hukum merupakan pola pikir atau pandangan mendasar yang melandasi
penyusunan, implementasi, dan penafsiran hukum dalam suatu masyarakat. Konsep
paradigma hukum mencerminkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, serta cara berpikir yang
menjadi dasar pembentukan hukum. Pembahasan makalah ini dimulai dengan
memberi penjelasan terkait tujuan yang akan dicapai, sementara kelebihan yang
dimiliki oleh modul ini dapat dilihat dalam keterpaduan yang berada di dalamnya.
Saya menyadari jika pembuatan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, karena itu saya berharap kritik dan saran yang sangat terbuka untuk
diterima dengan sifat yang membangun. Dan berharap semoga makalah ini bisa
memberi manfaat dengan baik.
Sekian, semoga tuhan selalu memberikan kita kekuatan dan keikhlasan untuk
berjuang demi mewujudkan masyarakat yang maju dan berakhlak mulia. Amin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan sosial,
politik, ekonomi, budaya, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan pandangan dunia.
Paradigma hukum Indonesia saat ini mencerminkan upaya mewujudkan keadilan,
kepastian hukum dan perlindungan hak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paradigma
Konsep paradigma dalam teori Kuhn merujuk pada kerangka pemahaman yang
meliputi keyakinan, nilai-nilai, metode, dan teori yang diterima secara luas dalam suatu
komunitas ilmiah pada masa tertentu. Menurut Kuhn, paradigma ini menjadi dasar bagi
perkembangan ilmiah, dan perubahan paradigma terjadi ketika terjadi revolusi ilmiah.
Paradigma hukum Indonesia mengacu pada kerangka pemahaman, prinsip, dan nilai-
nilai yang menjadi dasar dalam sistem hukum Indonesia. Thomas Kuhn adalah
seorang filsuf sains yang mengembangkan teori paradigma ilmiah. Dalam konteks
hukum Indonesia, paradigma hukum mencakup pemahaman dan prinsip-prinsip yang
mendasari sistem hukum di negara ini. Paradigma ini membentuk pandangan umum
tentang hukum, termasuk konsep-konsep seperti keadilan, kepastian hukum, supremasi
hukum, serta peran hukum dalam mengatur hubungan antara individu, masyarakat, dan
negara.
Beberapa elemen yang dapat menjelaskan paradigma hukum Indonesia
berdasarkan konsep Thomas Kuhn:
1) Keyakinan dan Nilai-nilai: Paradigma hukum Indonesia didasarkan pada
keyakinan akan pentingnya menjaga keadilan, kepastian hukum, dan supremasi
hukum. Nilai-nilai seperti keadilan sosial, demokrasi, dan hak asasi manusia
menjadi landasan dalam pembentukan hukum di Indonesia.
2) Metode Penemuan Hukum: Paradigma hukum Indonesia mengikuti pendekatan
hukum positif yang didasarkan pada aturan tertulis, yaitu undang-undang.
Undang-undang menjadi sumber utama pembentukan dan penegakan hukum di
Indonesia. Namun, perlu dicatat bahwa terdapat juga sumber hukum lainnya,
seperti peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan asas-asas umum
hukum.
3) Teori Hukum: Paradigma hukum Indonesia mencakup teori-teori hukum yang
digunakan dalam interpretasi dan aplikasi hukum. Misalnya, doktrin hukum,
seperti pembagian kekuasaan (trias politica), tanggung jawab negara terhadap
3
rakyat, dan hak-hak individu, membentuk kerangka pemahaman tentang sistem
hukum Indonesia.
4) Perubahan Paradigma: Seperti yang dijelaskan oleh Kuhn, perubahan
paradigma terjadi ketika terjadi revolusi ilmiah. Dalam konteks hukum
Indonesia, perubahan paradigma bisa terjadi melalui perubahan undang-undang,
keputusan Mahkamah Konstitusi, putusan Mahkamah Agung, atau perubahan
dalam tata cara hukum. Perubahan ini dapat mengakibatkan pergeseran dalam
pemahaman, interpretasi, dan penerapan hukum di Indonesia.Paradigma hukum
Indonesia mengacu pada kerangka pemahaman, prinsip, dan nilai-nilai yang
menjadi dasar dalam sistem hukum Indonesia.
Untuk menjelaskan pengertian paradigma hukum Indonesia berdasarkan
konsep Thomas Kuhn, perlu dipahami bahwa Thomas Kuhn adalah seorang filsuf sains
yang mengembangkan teori paradigma ilmiah. Konsep paradigma dalam teori Kuhn
merujuk pada kerangka pemahaman yang meliputi keyakinan, nilai-nilai, metode, dan
teori yang diterima secara luas dalam suatu komunitas ilmiah pada masa tertentu.
Menurut Kuhn, paradigma ini menjadi dasar bagi perkembangan ilmiah, dan
perubahan paradigma terjadi ketika terjadi revolusi ilmiah. Dalam konteks hukum
Indonesia, paradigma hukum mencakup pemahaman dan prinsip-prinsip yang
mendasari sistem hukum di negara ini. Paradigma ini membentuk pandangan umum
tentang hukum, termasuk konsep-konsep seperti keadilan, kepastian hukum, supremasi
hukum, serta peran hukum dalam mengatur hubungan antara individu, masyarakat,
dan negara.
4
Berikut adalah beberapa Jenis perbedaan paradigma hukum Indonesia
berdasarkan konsep Kuhn:
1) Paradigma hukum perdata: Paradigma ini didasarkan pada sistem hukum
perdata, yang berasal dari Kode Napoleon. Ini menekankan pentingnya hukum
tertulis dan kode hukum, dan hakim diharapkan untuk menerapkan hukum
seperti yang tertulis.
2) Paradigma hukum Islam: Paradigma ini didasarkan pada hukum Islam, yang
bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Ini menekankan pentingnya prinsip-
prinsip dan nilai-nilai agama, dan hakim diharapkan untuk menafsirkan hukum
berdasarkan prinsip-prinsip ini
3) Paradigma studi hukum kritis: Paradigma ini didasarkan pada gagasan
bahwa hukum tidak netral atau objektif, melainkan dibentuk oleh kekuatan
sosial dan politik. Ini menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan
politik di mana keputusan hukum dibuat
4) Paradigma pluralisme hukum: Paradigma ini didasarkan pada gagasan bahwa
ada banyak sistem hukum yang hidup berdampingan dalam suatu masyarakat,
masing-masing dengan seperangkat aturan dan normanya sendiri. Ini
menekankan pentingnya memahami interaksi antara sistem hukum yang
berbeda
Paradigma yang berbeda ini mencerminkan pendekatan yang berbeda terhadap
interpretasi dan penerapan hukum, dan mereka dapat memiliki dampak yang signifikan
terhadap cara pengambilan keputusan hukum. Memahami paradigma tersebut dapat
membantu kita untuk lebih memahami kompleksitas sistem hukum Indonesia.
5
teknik, dan alat yang layak digunakan dalam inkuiri untuk mempelajari objek pada
wilayah aplikasi yang relevan. Oleh karena itu, paradigma hukum Indonesia dapat
berubah dan berkembang seiring dengan perubahan zaman dan krisis yang terjadi
dalam paradigma hukum yang lama. Dalam hal ini, pemikiran paradigma Kuhn dapat
membantu dalam memahami bagaimana paradigma hukum Indonesia dapat berubah
dan berkembang seiring dengan perubahan zaman dan krisis yang terjadi dalam
paradigma hukum yang lama.
Paradigma hukum Indonesia saat ini dapat dikaitkan dengan konsep revolusi
ilmiah Thomas Kuhn melalui beberapa hal sebagai berikut:
1) Paradigma hukum Indonesia saat ini dapat dilihat sebagai sebuah paradigma
yang menjadi cara pandang dalam memandang dan mengkaji hukum di
Indonesia
2) Paradigma hukum Indonesia saat ini termasuk dalam beberapa contoh praktik
hukum aktual yang diterima, seperti hukum pidana, hukum perdata, dan hukum
tata negara
3) Konsep revolusi ilmiah Thomas Kuhn menunjukkan bahwa perkembangan
ilmu pengetahuan terjadi secara revolusioner dan paradigma ilmu pengetahuan
dapat bergeser ketika terjadi krisis dalam paradigma yang lama
4) Dalam hal ini, paradigma hukum Indonesia dapat berubah dan berkembang
seiring dengan perubahan zaman dan krisis yang terjadi dalam paradigma
hukum yang lama
5) Oleh karena itu, pemikiran paradigma Kuhn dapat membantu dalam memahami
bagaimana paradigma hukum Indonesia dapat berubah dan berkembang seiring
dengan perubahan zaman dan krisis yang terjadi dalam paradigma hukum yang
lama.
Teori paradigma yang diperkenalkan oleh Thomas Kuhn, telah mempengaruhi
perkembangan hukum di Indonesia. Berikut adalah beberapa cara paradigma hukum
Indonesia telah mempengaruhi perkembangan hukum di negara ini:
1) Pergeseran paradigma menuju hukum progresif telah menyebabkan perubahan
dalam cara hukum dipahami dan diterapkan, dengan fokus pada keadilan dan
hak asasi manusia.
6
2) Hadirnya paradigma baru tidak serta merta berarti gagasan hukum yang ada
akan diganti sama sekali, melainkan gagasan baru yang ditambahkan dan
gagasan yang ada akan ditafsirkan kembali.
3) Penggunaan paradigma dalam penelitian hukum menjadi lebih umum, dengan
para peneliti menggunakan paradigma untuk memandu klasifikasi dan
penjelasan mereka tentang fenomena hukum
4) Gagasan bahwa paradigma dapat memandu penyelidikan ke dalam bidang
aplikasi yang relevan telah memengaruhi pengembangan metode, teknik, dan
alat hukum
5) Konsep paradigma juga telah digunakan untuk menjelaskan keberadaan ijma',
sebuah konsensus di kalangan ulama Islam
Secara keseluruhan, paradigma hukum Indonesia telah memberikan dampak
yang signifikan terhadap perkembangan hukum di negara ini, dengan pergeseran ke
arah hukum progresif yang menyebabkan perubahan dalam cara memahami dan
menerapkan hukum. Penggunaan paradigma dalam penelitian hukum juga semakin
umum, dan konsep paradigma digunakan untuk menjelaskan keberadaan ijma'.
7
pentingnya konteks sosial dalam mempengaruhi pembentukan, implementasi, dan
penerapan hukum. Hukum dianggap sebagai refleksi dari norma, nilai, dan
kepentingan yang ada dalam masyarakat.
Konsep Kuhn tentang perubahan paradigmatik juga dapat diterapkan dalam
pemahaman tentang perubahan paradigma dalam studi hukum. Misalnya, pada masa
lalu, paradigma dominan dalam studi hukum mungkin lebih bersifat positivistik dan
formalis, di mana hukum dilihat sebagai seperangkat aturan yang objektif dan netral.
Namun, dengan perkembangan sosiologi hukum, paradigma nonyuridis yang lebih
holistik dan kontekstual muncul, yang menekankan pada analisis sosial, interpretasi,
dan fungsi sosial hukum. Dalam pandangan Kuhn, perubahan paradigma terjadi
melalui proses yang kompleks dan kadang-kadang kontroversial. Paradigma lama
dapat digantikan oleh paradigma baru ketika paradigma lama tidak lagi dapat
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang muncul dalam bidang
pengetahuan tertentu. Perubahan ini melibatkan pergeseran dalam cara pandang,
pemahaman, dan pendekatan terhadap subjek yang dikaji.
Dalam konteks hukum, perubahan paradigma dari sudut pandang yuridis ke
nonyuridis dapat terjadi ketika muncul pemahaman baru tentang pentingnya faktor
sosial dalam memahami dan menerapkan hukum. Perubahan ini dapat dipicu oleh
perkembangan teori-teori sosiologi hukum yang mengkritisi pandangan konvensional
tentang hukum dan menawarkan perspektif yang lebih luas dan multidimensional.
Pergeseran paradigma dalam hukum pidana merujuk pada perubahan dalam
cara pandang dan pendekatan terhadap sistem peradilan pidana. Paradigma adalah
seperangkat keyakinan, nilai-nilai, dan metode yang mendefinisikan kerangka kerja
suatu disiplin ilmu. Dalam hal ini, dapat melihat pergeseran paradigma dalam hukum
pidana dari aliran klasik ke aliran neo-klasik.
1) Aliran Klasik
Paradigma hukum pidana yang dominan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19
adalah aliran klasik. Aliran ini dipengaruhi oleh pemikiran para filosof hukum seperti
Cesare Beccaria dan Jeremy Bentham. Aliran klasik menekankan pada prinsip-prinsip
umum, rasionalitas, dan keadilan dalam hukum pidana.
Beberapa karakteristik utama aliran klasik adalah sebagai berikut:
8
• Legalitas: Tindakan yang dapat dihukum harus jelas didefinisikan dalam
hukum pidana.
• Utilitarianisme: Tujuan hukuman adalah untuk mencegah kejahatan dengan
menghasilkan efek jera dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
• Kesetaraan: Hukuman harus setimpal dengan kejahatan yang dilakukan
• Bebasnya kehendak: Individu dianggap bertanggung jawab atas tindakan
mereka dan memiliki kebebasan dalam membuat pilihan.
2) Aliran Neo-Klasik
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, terjadi pergeseran paradigma dalam
hukum pidana dari aliran klasik ke aliran neo-klasik. Aliran ini dipengaruhi oleh
pemikiran-pemikiran seperti Gabriel Tarde dan Enrico Ferri. Aliran neo-klasik
mengakui bahwa faktor-faktor psikologis dan sosial juga mempengaruhi perilaku
kriminal.
Beberapa karakteristik utama aliran neo-klasik adalah sebagai berikut:
• Penekanan pada pelaku: Penelitian psikologis dan sosial diperkenalkan untuk
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kriminal.
• Pembatasan legalitas: Aliran ini mengakui bahwa ada situasi di mana keadilan
dan kesejahteraan sosial lebih penting daripada menerapkan prinsip legalitas
yang ketat.
• Hukuman yang diferensiasi: Hukuman dapat disesuaikan dengan karakteristik
individu dan kejahatan yang dilakukan.
• Perlindungan masyarakat: Hukuman dapat berfungsi sebagai sarana untuk
melindungi masyarakat dari individu yang berbahaya.
.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1
3.2 Saran
Dalam penutup makalah ini, dapat disimpulkan bahwa paradigma hukum
Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan perubahan sosial,
politik, ekonomi, budaya, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan pandangan dunia.
Paradigma hukum Indonesia awalnya didasarkan pada paradigma hukum kolonial
Belanda yang dominan, namun melalui perjuangan kemerdekaan dan perubahan zaman,
paradigma hukum Indonesia berkembang menuju paradigma hukum nasionalis yang
mengakui nilai-nilai budaya dan hukum adat setempat. Kemudian, paradigma hukum
Indonesia terus bertransformasi menuju modernisasi hukum yang mengintegrasikan
prinsip-prinsip hukum Barat dengan nilai-nilai lokal.
Dalam konteks ini, pemahaman konsep paradigma hukum menurut Thomas
Kuhn dapat membantu memahami pergeseran dan evolusi paradigma hukum Indonesia.
Paradigma hukum Indonesia dapat dilihat sebagai sebuah kerangka pemahaman,
keyakinan, prinsip, dan nilai-nilai yang membentuk sistem hukum di negara ini.
Terdapat beberapa jenis paradigma hukum di Indonesia, seperti paradigma hukum
perdata, paradigma hukum Islam, paradigma studi hukum kritis, dan paradigma
pluralisme hukum.
Dalam penelitian lebih lanjut, dapat dieksplorasi pergeseran paradigma dalam
berbagai bidang hukum, seperti hukum pidana, hukum perdata, hukum tata negara, serta
implikasi paradigma hukum dalam konteks sosiologis dan nonyuridis. Pemahaman yang
lebih mendalam tentang paradigma hukum Indonesia akan membantu kita dalam
menghadapi tantangan dan tuntutan yang muncul dalam sistem hukum yang terus
berkembang.
Dengan demikian, pemahaman tentang perubahan paradigma hukum Indonesia
menjadi penting dalam memastikan bahwa sistem hukum kita terus berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dengan
menganalisis pergeseran paradigma hukum, kita dapat lebih memahami sejarah,
perkembangan, dan tantangan yang dihadapi oleh sistem hukum Indonesia saat ini.
1
DAFTAR PUSTAKA
➢ Kuhn, Thomas S. (1962). The Structure of Scientific Revolutions. University of
Chicago Press.
➢ Soepomo, M. (2001). Keadilan Substansi dalam Hukum Pidana: Telaah atas
Permasalahan Hukum Pidana Substansi dalam Pelaksanaan Sistem
Peradilan Pidana. Sinar Grafika.
➢ Putra, B. (2013). Hukum Pidana sebagai Sarana Kontrol Sosial:
Kritik Terhadap Aliran Hukum Pidana Modern. Perspektif, 18(1), 39-
51
➢ Pospíšil, Leopold. (2013). Thomas Kuhn and the Nature of Science.
Cambridge Scholars Publishing.
➢ Supriadi, Riwandi, & Ahmad, Shabrina. (2019). Paradigma Hukum dalam
Menafsirkan Peraturan Perundang-Undangan. Lex Scientia Law Review,
3(1), 52-61.
➢ Sari, Resti Purnama. (2020). Penerapan Paradigma Hukum dalam
Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia. Iustitia, 7(2), 114-
128.
➢ Ashari, Muhammad Syahril. (2020). Perspektif Aliran Hukum dan
Implikasinya dalam Penemuan Kebenaran Hukum. Jurnal Cendekia Hukum,
4(2), 215-228.
➢ Iswanto, H. (2020). Metode Penelitian Hukum (Paradigma, Konsep,
dan Teknik). Prenada Media Group.