PERUNDANG-UNDANGAN
Disusun oleh :
Jl. TB Simatupang No.152, RT.10/RW.4, Tj. Barat Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
kuliah Perundang-Undangan.
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna
dan masih banyak kekurangan, mengingat kurangnya kemampuan kami. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Demikian kata pengantar pada makalah ini, mudah-mudahan makalah ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang menganut sistem civil law, materi hukum (peraturan
Indonesia. Secara linear, civil law juga berpengaruh terhadap kinerja pada hakim dalam
undangan, walaupun terdapat klausula bahwa hakim harus melakukan penggalian hukum
untuk menemukan hukum yang hidup dalam masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat
Indonesia terutama praktisi hukum selalu menganggap penting dan sangat memperhatikan
Oleh karena keberadaan materi hukum sangat penting, maka pembenahan materi
hukum dalam pembangunan hukum nasional masih terus diupayakan. Pembenahan materi
yang memperhatikan hierarki, kearifan lokal, revitalitas hukum adat, serta reposisi
negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum. Dalam mewujudkan
berdasarkan pada ketentuan yang telah diatur dalam UU 10/2004, yakni sejak dari
perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan,
pembentukan peraturan semakin seragam baik dari sisi substansi maupun sistematika
berlaku juga pada pembentukan Peraturan Daerah, sebagaimana diatur dalam Undang-
pembentukan Perda. Selain itum terdapat juga beberapa isu lainnya seperti pencabutan
hakiki dari persetujuan bersama, keberadaan peraturan desa, otonomi daerah, harmonisasi
beberapa ketentuan dai UU 10/2004, agar dapat mengatasi berbagai kelemahan tersebut dan
untuk merespon berbagai perkembangan dalam kehidupan kenegaraan dan pemerintah serta
(tiga) landasan yang mencakup dasar filosofis, dasar yuridis, dan dasar sosiologis, yang
1. Dasar Filosofis
menghendaki adanya suatu undang-undang, baik yang berkaitan dengan nilai-nilai ideal,
norma dasar yang menjiwai, dan materi muatan yang mengaturnya. Hal ini tidak terlepas
dari adanya dinamika dalam pemikiran, gagasan atau ide-ide dari nilai-nilai yang hidup
berfikir dan bertindak untuk mewujudkan tujuan hidup bersama yaitu kesejahteraan
2. Dasar Yuridis
berisikan materi atau substansi yang diwarnai dengan berbagai kepentingan politik di
dalamnya. Situasi politik pada saat suatu Undang-Undang disetujui tentunya akan
berbeda dengan situasi sosial politik terkini, apalagi jika masih terdapay alasan yuridis
lainnya. Oleh karena itu, perubahan suatu Undang-Undang merupakan suatu keharusan
yuridis karena hukum merupakan suatu hal yang dinamis. Dalam dinamika yuridis
3. Dasar Sosiologis
mencerminkan adanya perubahan atau pergeseran situasi dan kondisi terkini yang terjadi
di masyarakat, baik dinamika yang terjadi di sektor sosial, politik, ekonomi, budaya,
pemerintahan, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukan adanya keinginan masyarakat
perundang-undangan yang ada, sehingga hukum merupakan suatu hal yang selalu
dinamis, dan bukan suatu hal yang statis dari aspek sosiologis, hukum bersifat responsif
10/2004 tersebut, harus didahului dan didukung dengan Naskah Akademik (NA).
Keberadaan NA RUU tentang Perubahan UU 10/2004 diharapkan rancangan perubahan
Undang-Undang tersebut telah melalui kajian ilmiah yang mendalam dan komprehensip.
diperbaiki. Di lain pihak, UU baru yang dihasilkan lebih baik dari sebelumnya dan
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui dan pemanfaatan asas hukum dan fungsinya dalam pembentukan
PEMBAHASAN
Asas dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah principle, sedangkan di dalam
Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia asas dapat berarti hukum dasar atau fundamen, yakni
sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir atau berpendapat. Selain itu, asas juga diartikan
sebagai dasar cita-cita. Asas hukum merupakan sesuatun yang sangat mendasar dalam
dengan asas dalam hukum. Demikian pula dengan implementasi atau pelaksanaan hukum
dalam kehidupan sehari-hari serta segala putusan hakim harus senantiasa mengacu pada asas
hukum yang berlaku di Indonesia yang cenderung menganut pada civil sebagai akibat dari
sikap represif penjajahan Negara Belanda yang nota bene menganut civil law. Secara garis
besar, sistem hukum dibagi menjadi dua macam yaitu sistem Eropa Kontinental yang
berkembang di Benua Eropa kecuali wilayah Inggris dan Anglo Saxon yang berkembang di
wilayah Inggris. Dalam sistem ini hukum lebih banyak dibentuk melalui undang-undang
bahkan ada kecenderungan untuk melakukan kodifikasi dan unifikasi atau sekurang-
Asas adalah dasar atau sesuatu yang dijadikan tumpuan berfikir, berpendapat dan
yang dijadikan tumpuan dalam menyusun peraturan perundang-undangan. Padanan kata asas
adalah prinsip yang berarti kebenaran yang menjadi pokok dasar dalam berfikir, berpendapat
dan bertindak. Pemahaman terhadap asas dalam pendekatan ilmu hukum merupakan
landasan utama yang menjadi dasar atau acuan bagi lahirnya suatu aturan. Pemahaman
terhadap asas hukum perlu sebagai tuntutan etis dalam mendalami perturan perundang-
undangan yang berlaku. Asas hukum mengadung tuntutan etis, dan dapat dikatakan melalui
asas hukum, peraturan hukum berubah sifatnya menjadi bagian dari suatu tatasan etis. Asas
hukum merupakan sebuah aturan dasar atau merupakan prinsip hukum yang masih bersifat
abstrak. Dapat pula dikatakan bahwa asas dalam hukum merupakan dasar yang
melatarbelakangi suatu peraturan yang bersifat konkrit dan bagaimana hukum itu dapat
dilaksanakan.
Asas hukum adalah pikiran dasar yang bersifat umum dan abstrak. Asas hukum
terdapat dalam setiap sistem hukum dan menjelma dalam setiap hukum positif. Asas hukum
merupakan unsur penting dan pokok dari perturan hukum. Asas hukum menjadi dasar-dasar
atau petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif. Dalam pandangan beberapa ahli, asas
Jadi, asas hukum bukanlah kaidah hukum konkrit (nyata), melainkan merupakan
latar belakang peraturan yang konkrit dan bersifat umum atau abstrak. Umumnya asas
hukum tidak dituangkan dalam bentuk peraturan yang konkrit atau pasal-pasal seperti
misalnya asas reo, asas res judicato pro veritate habetur, asas lex posteriori derogat legi
dan sebagainya. Akan tetapi, tidak jarang juga asas hukum dituangkan dalam peraturan
konkrit seperti asas the presumption of innocence yang terdapat dalam Pasal UU No. 14
Tahun 1970 dan asas nullum delictum nulla poena sine praevia lege poneali seperti yang
undangan adalah sebagai dasar atau pentunjuk arah.1 Pendapat ini didasarkan pada pendapat
Sudikno Mertokusumo yang menyatakan bahwa asas hukum bukan hukum konkrit
melainkan pikiran dasar yang umum dan abstrak atau merupakan latar belakang peraturan
konkrit yang terdapat dalam dan di belakang setiap sistem hukum sebagaimana terjelma
normative3.
dengan diterimanya peraturan tersebut di dalam masyarakat, maka peraturan tersebut harus
dibentuk dan berasal dari adanya suatu sistem yang baik, Kedudukan teori dalam ilmu hukm
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses penciptaan hukum itu sendiri.
Menurut Hans Kelsen, hukum termasuk dalam sistem norma yang dinamik
nomodynaamics, karena hukum itu selalu dibentuk dan dihapus oleh lembaga-lembaga atau
otoritas-otoritas yang berwenang membentuknya, sehingga dalam hal ini yang harus
diperhatikan adalah dari sudut pemberlakukan dan pembentukannya. Menurut Hans Kelsen,
norma dalam negara selamanya selalu berjenjang, bertingkat dan merupakan suatu
regressus. Norma hukum legal dapat dibedakan antara general norm dan individual norm.
General norm termasuk cutomary law atau statue berupa hukum yang diciptakan oleh
1
B. Hestu Cipto Handoyo, Prinsip-prinsip Legal Drafting dan Desain Naskah Akademik, Universitas
Atmajaya, Yogyakarta, 2008.
2
Sudikno Mertokusumo dalam Y Sari Murti Widiyastuti, Ringkasan Desertasi untuk Ujian Promosi Doktor
Dari Dewan Penguji Sekolah Pascasarjana UGM, 12 Desember 2007, hlm. 17.
3
Hamid Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Negara, Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu
Pelita I – Pelita V. Desertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum Pada Universitas Indonesia,
12 Desember 1990.
legislatif. Sedangkan norma individual merupakan putusan badan judisial atau judicial act,
putusan badan administrasi disebut judicial act atau transaksi hukum berupa contract atau
treaty. Menurut Attamimi norma individual adalah hukum yang ditujukan atau dialamatkan
(addressatnya) pada seseorang, beberapa orang atau banyak orang yang telah tentu, sehingga
norma hukum individual ini biasanya dirumuskan secara individual atau perorangan.
Pada umumnya norma hukum berisi, pertama, suruhan gebod, yaitu berisi apa yang
haru dilakukan oleh manusia berupa suatu perintah untuk melakukan sesuatu. Kedua,
larangan verbod yatu berisi apa yang tidak boleh dilakukan dan ketiga, kebolehan mogen
Teori-teori hukum yang ada dan jumlahnya telah mencapai ratusan dan bahkan
ribuan, dapat dianggap menjadi tolok ukur atau landasan pacu atas terbentuknya sistem
hukum yang ideal bagi suatu masyarakat pada suatu masa. Teori hukum menjadi landasan
pada keadilan.
asas hukum memiliki kedudukan yang spesial dan khusus dalam mekanisme maupun
substansi peraturan perundang-undangan. Teori dan asas hukum dapat dikatakan sebagai
landasan berpijak dan tolok ukur apakah suatu materi muatan peraturan perundang-
1. Asas tata susunan Peraturan Perundang-undangan (lex superior derogate lex inferiori),
adalah bahwa Peraturan Perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan
2. Asas lex specialis derogate legi generali, adalah bahwa Peraturan Perundang-undangan
3. Asas lex posterior derogate lex priori, adalah bahwa Peraturan Perundangundangan yang
4. Asas kepastian hukum, adalah bahwa setiap Peraturan Perundangundangan harus dapat
bagian dari sistem hukum nasional berdasarkan kesatuan wilayah Indonesia atau wilayah
wilayah daerah. Dalam RUU tentang Perubahan Atas UU Nomor 10 tahun 2004 ini, juga
dibahas bahwa asas-asas materi Peraturan Perundang-undangan yang akan diatur adalah :
ika; keadilan; kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan ; ketertiban dan
1. Asas Pancasila Bangsa Indonesia telah menetapkan falsafah/asas dasar Negara adalah
yang merupakan cita-cita hukum Bangsa Indonesia yangmendasari hukum dasar negara baik
hukum yang tertulis dan hukum tidak tertulis.4Pokok-pokok pikiran yang merupakan
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesiadengan berdasar atas
persatuan dengan mewujudkan keadilansosial bagi seluruh rakyat ditegaskan dalam buku ini
bahwa norma –norma hukum lah yang mengatur bentuk negara, organisasipemerintahannya,
susunan dan hak serta kewajiban organ-organ pemerintahan dan cara-cara menjalankanhak
Pokok pikiran kedua adalah: “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat”. Istilah keadilan socialmerupakan masalah yang selalu dibicarakan dan tidak
pernahselesai, namun dalam bernegara semua manusia Indonesia mempunyai hak dan
4
G.J. Wolhoff,Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Republik Indonesia, (Jakarta: Timun Mas, 1960).
kewajiban yang sama dalam segala bidang terutama yang menyangkut hukum positif.
adalah: “Negara yang berkedaulatan rakyat “pernyataan ini menunjukkan bahwa dalam
negara Indonesia yang berdaulat adalah rakyat atau kedaulatan adaditangan rakyat. Dalam
pikiran keempat “Negara berdasarkan Ketuhanan YangMaha Esa yang adil dan beradab”.
Negara menjamin adanyakebebasan beragama dan tetap memelihara kemanusian yang adil
dan beradab.
BAB III
KESIMPULAN
undangan, yaitu yang berkaitan dengan aspek konsepsi materi muatan dan aspek
adalah sebagai berikut: kejelasan tujuan, kelembagaan atau organ pembentuk yang
tepat, kesesuaian antara jenis dan materi muatan, dapat dilaksanakan, kedayagunaan
Ujian Promosi Doktor Dari Dewan Penguji Sekolah Pascasarjana UGM, 12 Desember
2007.
Presiden yang Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu Pelita I – Pelita V. Desertasi
untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum Pada Universitas Indonesia, 12
Desember 1990.