Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNIK PERANCANG PERUNDANG-UNDANGAN

BENTUK DAN JENIS PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. INDAH IBADAH (1910103013)

2. YUNITA SARI (1910103014)

3. M. DEWA KINANTA (1910103015)

4. AHMAD AFIF FADLAN (1910103017)

5. RIFQI HIDAYAT (1910103020)

DOSEN PENGAMPU :

M. TAMUDIN.,S.Ag. M.H

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT dengan izin-Nya lah
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Serta tidak lupa pula
sholawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw. Dengan ucapan
Allahumma sholli ala Muhammad wa’ala ali Muhammad
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah
TEKNIK PERANCANG PERUNDANG-UNDANGAN. Dalam makalah ini akan
membahas tentang BENTUK DAN JENIS PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN
Kemudian karena terbatasnya pengetahuan penulis, patutlah dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan. Untuk itu, penulis mohon
kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam penyelsasian makalah berikutnya.

Palembang, 07 Februari 2022


Hormat

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang ............................................................................................4

B. Rumusan Masalah........................................................................................5

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6

A. Undang-undang yang mengatur tentang peraturan perundang-undangan....6

B. Bentuk dan jenis yang mengatur tentang peraturan perundang-undangan. .7

BAB III KESIMPULAN......................................................................................12

A. Kesimpulan ...............................................................................................12

B. Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Konstitusi Republik Indonesia dinyatakan bahwa Negara Indonesia

adalah Negara hukum, yang mempunyai tujuan untuk menciptakan tata tertib

hukum dan kepastian hukum bagi jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di

Indonesia, dan Negara hukum adalah Negara yang berlandaskan atas hukum.

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat) tidak

berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat) yang secara jelas ditentukan

dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.1

Pemerintah telah mengakomodir hal tersebut yaitu dengan lahirnya Undang-

Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan. Undang-undang ini merupakan aturan formal yang secara garis besar

memuat tiga bagian besar yaitu tata urutan perundang-undangan dan materi muatan

perundangan, pembentukan peraturan perundang-undangan dan teknis perundang-

undangan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan Negara Republik Indonesia, peraturan perundang-

undangan yang paling rendah kedudukannya adalah Peraturan Desa (Peraturan

Nagari), dalam hal ini untuk wilayah Propinsi Sumatra Barat yang memiliki

pemerintahan paling kecil yaitu Pemerintahan Nagari, jadi disebut Peraturan Nagari

(PERNA).Peraturan Nagari disini memiliki kedudukan paling rendah, akan tetapi

kedudukannya digolongkan sebagai Peraturan Daerah Propinsi dan juga Peraturan

Daerah Kabupaten/kota, karena sama-sama bagian dari pemerintahan daerah.


1
Dasril Rajab, Hukum Tata Negara Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 74.

4
Dengan telah berlakunya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, secara umum undang-undang ini
memuat materi-materi pokok yang disusun secara sistematis. Menurut Undang-
undang ini jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan Negara Kesatuan
Republik Indonesia terdiri atas :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;


d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat kami simpulkan beberapa rumusan masalah,
yaitu :
a. Apa Undang-undang yang mengatur tentang peraturan perundang-undangan?
b. Bagaimana bentuk dan jenis yang mengatur tentang peraturan perundang-
undangan?

C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui tentang undang- yang mengatur tentang peraturan
perundang-undangan
b. Untuk mengetahui bentuk dan jenis yang mengatur tentang peraturan
perundang-undangan

BAB II
PEMBAHASAN

5
A. Undang-Undang
Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, definisi Peraturan
Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum. Pemerintah secara resmi mengundangkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Dalam undang-undang ini menyebutkan bahwa Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan adalah pembuatan peraturan perundang-undangan yang mencakup
tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan
pengundangan Peraturan Perundang-undangan dibentuk dan ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan
dalam Peraturan Perundang-undangan. 
Secara umum undang-undang ini memuat pokok-pokok ketentuan yang
dipersyaratkan dalam pembentukan peraturan perundangan. Ketentuan ini disusun
secara sistematis yang meliputi; asas pembentukan perundangan, bahwa  Peraturan
Perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada asas Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang baik. Selanjutnya berturut turut pokok
ketentuan tersebut adalah; jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-
undangan; perencanaan peraturan perundang undangan; penyusunan peraturan
perundang-undangan; teknik penyusunan peraturan perundang-undangan;
pembahasan dan pengesahan rancangan undang-undang; pembahasan dan
penetapan rancangan peraturan daerah provinsi dan rancangan peraturan daerah
kabupaten/kota; pengundangan; penyebarluasan; partisipasi masyarakat dalam
pembentukan peraturan perundang undangan; dan ketentuan lain-lain serta penutup.
Selain pokok-pokok ketentuan tersebut, undang-undang ini  menyertakan pula
dalam lampiran mengenai contoh dan bentuk peraturan perundang

Kemudian berdasarkan hal diatas maka pemerintah pada tanggal 12


agustus 2011 secara resmi mengundangkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan sebagai pengganti
dari Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011, maka Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 dinyatakan dicabut dan tidak

6
berlaku lagi.
Dengan telah berlakunya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, secara umum undang-undang ini
memuat materi-materi pokok yang disusun secara sistematis.

B. Bentuk dan Jenis


Dalam praktek selama ini, ada yang menggunakan istilah “jenis” ada yang
menggunakan istilah “bentuk” peraturan perundang-undangan. Kedua istilah
tersebut pada dasarnya mempunyai maksud yang sama, yakni untuk menerangkan
mengenai berbagai macam peraturan perundang-undangan dan hierarki atau tata
urutan peraturan perundang-undangan tersebut. Dalam Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana
diatur dalam Pasal 7 ayat (1) digunakan istilah jenis peraturan perundang-
undangan.
Jenis Peraturan Perundang-undangan
Mengenai jenis peraturan perundang-undangan suatu Negara dapat berbeda
antara yang dikeluarkan pada suatu masa tertentu dengan masa yang lain. Hal ini
dapat terjadi karena penentuan jenis peraturan perundang-undangan dan bagaimana
tata urutannya sangat tergantung pada penguasa dan kewenangannya untuk
membuat suatu keputusan yang berbentuk peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya penguasa dan kewenangan tersebut ditentukan oleh sistem
ketatanegaraan yang dianut oleh Negara yang bersangkutan.
Sistem ketatanegaraan suatu Negara dapat diketahui dari Undang-Undang
Dasar Negara yang bersangkutan. Undang-Undang Dasar merupakan bentuk
peraturan perundang-undangan tertinggi dalam suatu Negara dan semua peraturan
perundang-undangan di bawah tingkatannya tidak boleh bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar tersebut. Peraturan perundang-undangan harus berdasarkan
dan bersumber pada peraturan yang berlaku yang lebih tinggi tingkatannya enis
dan hierarki Peraturan Perundang-undangan.
Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia diatur dalam
UU No. 12 Tahun 2011. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan sesuai urutan dari yang tertinggi adalah: 

7
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( UUD 1945) 
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat ( Tap MPR) 
3. Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
( Perppu) 
4. Peraturan Pemerintah ( PP) Peraturan Presiden ( Perpres) 
5. Peraturan Daerah ( Perda) Provinsi Peraturan Kabupaten atau Kota 

Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah sesuai dengan


hierarki Peraturan Perundang-undangan. Berikut ini penjelasan masing-masing
Peraturan Perundang-undangan tersebut: 

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)


UUD 1945 adalah hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. UUD
1945 merupakan peraturan tertinggi dalam tata urutan Peraturan Perundang-
undangan nasional. 
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR)
Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang MPR
meliputi Ketetapan MPR Sementara dan Ketetapan MPR yang masih berlaku.
Sebagaimana dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan MPR
Sementara dan MPR 1960 sampai 2002 pada 7 Agustus 2003.
Berdasarkan sifatnya, putusan MPR terdiri dari dua macam yaitu Ketetapan dan
Keputusan. Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang mengikat baik ke dalam
atau keluar majelis. Keputusan adalah putusan MPR yang mengikat ke dalam
majelis saja. 
3. UU atau Perppu
UU adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden.
Perppu adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa. Mekanisme UU atau Perppu
adalah sebagai berikut: Perppu diajukan ke DPR dalam persidangan berikut.
DPR dapat menerima atau menolak Perppu tanpa melakukan perubahan.

8
Bila disetujui oleh DPR, Perppu ditetapkan menjadi UU. Bila ditolak oleh DPR,
Perppu harus dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Baca juga: Plt Menkumham:
Perlu Revisi 23 Undang-Undang untuk Pindah Ibu Kota 
4. Peraturan Pemerintah (PP)
PP adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk
menjalankan UU sebagaimana mestinya. PP berfungsi untuk menjalankan
perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
5. Peraturan Presiden (Perpres)
Perpres adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
6. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
Perda Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dengan persetujuan
bersama Gubernur. Termasuk dalam Peraturan Daerah Provinsi adalah Qanun
yang berlaku di Provinsi Aceh dan Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) serta
Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi) yang berlaku di Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat. Baca juga: Revisi UU KPK Segera Disahkan Jadi
Undang-Undang dalam Rapat Paripuna 
7. Perda Kabupaten atau Kota
Perda Kabupaten atau Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPRD Kabupaten atau Kota dengan persetujuan bersama Bupati
atau Walikota. Termasuk dalam Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota adalah
Qanun yang berlaku di Kabupaten atau Kota di Provinsi Aceh. 

Makna tata urutan Peraturan Perundang-undangan Dalam Penjelasan


Pasal 7 ayat 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, yang dimaksud dengan
hierarki adalah penjenjangan setiap jenis Peraturan Perundang-undangan. 
Penjenjangan didasarkan asas bahwa Peraturan Perundang-undangan
yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi. Asas tersebut sesuai dengan Stufen Theory atau

9
Teori Tangga dari ahli hukum Hans Kelsen dalam General Theory of Law and
State (1945). 
Selain jenis dan hierarki tersebut, masih ada jenis Peraturan Perundang-
undangan lain yang diakui keberadaannya. Peraturan Perundang-undangan lain
ini juga mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan. 
Peraturan Perundang-undangan yang dimaksud mencakup peraturan
yang ditetapkan oleh: 

 MPR 
 DPR 
 DPD 
 Mahkamah Agung (MA) 
 Mahkamah Konstitusi (MK) 
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 
 Komisi Yudisial Bank Indonesia (BI) 
 Menteri, badan, lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan
UU atau Pemerintah atas perintah UU 
 DPRD Provinsi Gubernur DPRD Kabupaten atau Kota Bupati atau Walikota
Kepala Desa atau yang setingkat 

Secara khusus, Peraturan Menteri yang dimaksud adalah peraturan yang


ditetapkan oleh menteri berdasarkan materi muatan dalam rangka penyelenggaraan
urusan tertentu dalam pemerintahan. 
Sebagai informasi, UU No. 12 tahun 2011 tersebut menggantikan UU No. 10
Tahun 2004. Dalam UU. No. 10 Tahun 2004, tata urutan peraturan perundang-
udnangan adalah sebagai berikut: 

 UUD 
 1945 
 UU atau Perpu 
 Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden 

10
 Peraturan Daerah, meliputi: Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan Daerah
Kabupaten atau Kota, dan Peraturan Desa atau peraturan yang setingkat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemerintah pada tanggal 12 agustus 2011 secara resmi mengundangkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan sebagai pengganti dari Undang-undang Nomor 10 Tahun
2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Dengan berlakunya

11
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, maka Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2004 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Dengan telah berlakunya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, secara umum undang-undang ini
memuat materi-materi pokok yang disusun secara sistematis.

Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia diatur dalam


UU No. 12 Tahun 2011. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan sesuai urutan dari yang tertinggi adalah: 

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( UUD


1945) 
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat ( Tap MPR) 
3. Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
( Perppu) 
4. Peraturan Pemerintah ( PP) Peraturan Presiden ( Perpres) 
5. Peraturan Daerah ( Perda) Provinsi Peraturan Kabupaten atau Kota 

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran tentang pembahasan makalah ini supaya nanti dapat menjadi makalah yang
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Dasril Rajab, Hukum Tata Negara Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 74.

Didi Najmi Yunas, Konsepsi Negara Hukum, Angkasa Raya, Padang, 1992, hlm. 2

Maria farida Indrati, 2007, Ilmu Perundang-undangan, Penerbit Kanisius,

Yogyakarta, hlm. 1

Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

12
13

Anda mungkin juga menyukai