Disusun Oleh :
untuk memenuhi tugas dari Ibu Rini Susanti, S.Ag. MPd dalam Mata Kuliah
Agama Islam. Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
dan Prostitusi.
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
penulis harap kritik dan saran yang membangun guna menjadi acuan agar
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................5
C. Tujuan Masalah...................................................................................5
D. Manfaat Penulisan...............................................................................5
C. UU Pornografi...................................................................................16
D. Minuman Keras.................................................................................19
E. Prostitusi............................................................................................22
BAB IV PENUTUP....................................................................................25
A. Kesimpulan........................................................................................25
B. Saran..................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
tindakan kejahatan, seseorang harus berpikir panjang untuk memulai.
Hukum Islam memiliki banyak kontribusi terhadap hukum nasional
Indonesia. Hal itu dapat dilihat, misalnya, dari produk perundangan
yang dibuat pemerintah dan parlemen untuk mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kemudian bagaimana pandangan hukum
Islam terhadap peraturan pemerintah tentang Bank Syariah, UU
pornografi, minuman keras dan prostitusi yang ada di Indonesia
(NKRI). Kemungkinan ada perbedaan karena hukum Islam berbeda
baik secara ontologis maupun secara etimologis apabila dibandingkan
dengan hukum konvensional. Hukum Islam adalah hukum Tuhan
karenanya dia abadi dan berlaku sepanjang zaman.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa kaitan Islam dengan Hukum?
2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap peraturan
pemerintah Indonesia tentang Bank Syariah, UU pornografi,
Minuman Keras dan Prostitusi?
3. Apa pengaruh hukum islam di pemerintahan Indonesia?
C. Tujuan Masalah
Adapun yang menjadi tujuan dalam masalah ini adalah :
1. Agar mengetahui perbedaan antara Hukum Islam dan
Peraturan Pemerintah
2. Agar mengetahui pandangan Hukum Islam terhadap
peraturan pemerintah di Indonesia
3. Agar mengetahui pengaruh hukum islam di pemerintahan
Indonesia
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk Penulis
4. Untuk Pembaca
5. Untuk Institusi Pendidikan
5
BAB II
LANDASAN TEORI
1. UUD 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR)
3. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perppu)
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
6
B. Definisi Hukum Islam
Hukum Islam adalah hukum yang berasal dari agama Islam, yaitu
hukum yang diturunkan oleh Allah untuk kemaslahatan hamba-
hambaNya di dunia dan akhirat. Perkataan “yang diturunkan oleh
Allah” dalam definisi di atas menunjukkan bahwa dalam hukum Islam
itu citaan Allah, bukan ciptaan manusia. Hal ini karena yang berhak dan
berwenang menbuat hukum adalah Allah. Allah mempunyai hak
progratif untuk membuat dan menghalalkan sesuatu dan mengharamkan
yang lainnya. Jika Rasulullah Muhammad SAW itu juga menghalalkan
dan mengharamkan sesuatu sebagaimana Allah lakukan, hal itu karena
Allah juga memberi beliau kewenangan dan Allah juga yang
memerintahkan umat Islam untuk mentaati beliau, Allah berfirman :
ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرس ُْو َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.”
(QS. An-Nisa:59)
7
BAB III
PEMBAHASAN
a) kepercayaan;
b) seremoni-peribadahan;
c) tata tertib kehidupan pribadi;
d) tata tertib pergaulan hidup;
e) peraturan-peraturan Tuhan;
f) bangunan budi pekerti yang utama, dan menjelaskan rahasia
kehidupan yang akhirat.
8
meninggalkan), takhyir (memilih antara melakukan dan tidak
melakukan), atau wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai
sebab, syarat, atau penghalang/mani’). Maksud dari khitabullah ialah
semua bentuk dalil-dalil hukum yang bersumber dari Qur’an, Sunnah
serta ijma’ dan qiyas. Menurut Abdul Wahab Khalaf, yang dimaksud
dengan dengan dalil hanya Qur’an dan Sunnah, sedangkan ijma’ dan
qiyas merupakan upaya ijtihadi untuk menyingkap hukum dari Qur’an
dan Sunnah. Kita tahu, ada banyak metode ijtihad untuk menggali
hukum syar’i, antara lain : qiyas, istihsan, maslahah mursalah, istishab,
al-‘adah, dan fathu ad-dzari’ah dan sadd al-dzari’ah.
9
mujtahid dalam usahanya menemukan hukum Allah. Fiqh memiliki
keterkaitan dengan hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis yang
bersumber pada dalil-dalil yang terperinci. Sedangkan qonun biasa
diartikan dengan Undang-Undang. Ulama’ salaf mendefinisikannya
sebagai kaidah-kaidah yang bersifat kully (menyeluruh) yang
didalamnya tercakup hukum-hukum juz’iyyah(bagian-bagiannya).
Qonun umumnya dibuat oleh pemerintah yang berkuasa.
10
prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa
Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan
('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah),
serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang
haram. Secara kelembagaan bank umum syariah ada yang berbentuk
bank syariah penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam bentuk Unit
Usaha Syariah (UUS) dari bank umum konvensional. Pembagian
tersebut serupa dengan bank konvensional, dan sebagaimana halnya
diatur dalam UU perbankan, UU Perbankan Syariah juga mewajibkan
setiap pihak yang melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat
dalam bentuk simpanan atau investasi berdasarkan prinsip syariah harus
terlebih dahulu mendapat izin OJK.
11
banyak ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang keharaman riba,
diantaranya:
ٰ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا اَل تَْأ ُكلُوا الرِّ ٰب ٓوا اَضْ َعافًا ُّم
ض َعفَةً ۖ َّواتَّقُوا
هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو ۚ َن
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung.”
12
sekiranya Aku diutus kecuali untuk menjadikan akhlaqul
karimah"
13
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui" (Al-Baqarah : 188)
14
menuntun ke akumulasi kekayaan pada segelintir pihak, baik itu bank
maupun individu.
Pendapat para Ulama ahli fiqh bahwa bunga yang dikenakan dalam
transaksi pinjaman (utang piutang, al-qardh wa al-iqtiradh) telah
memenuhi kriteria riba yang di haramkan Allah SWT., seperti
dikemukakan,antara lain ,oleh Al-Nawawi berkata, Al-Mawardi
berkata: Sahabat-sahabat kami (ulama mazhab Syafi'I) berbeda
pendapat tentang pengharaman riba yang ditegaskan oleh al-Qur'an,
atas dua pandangan. Pertama, pengharaman tersebut bersifat mujmal
(global) yang dijelaskan oleh sunnah. Setiap hukum tentang riba yang
dikemukakan oleh sunnah adalah merupakan penjelasan (bayan)
terhadap kemujmalan al Qur'an, baik riba naqad maupun riba
nasi'ah.Kedua, bahwa pengharaman riba dalam al-Qur'an sesungguhnya
hanya mencakup riba nasai' yang dikenal oleh masyarakat Jahiliah dan
permintaan tambahan atas harta (piutang) disebabkan penambahan
masa (pelunasan). Salah seorang di antara mereka apabila jatuh tempo
pembayaran piutangnya dan pihang berhutang tidak membayarnya,ia
menambahkan piutangnya dan menambahkan pula masa
pembayarannya. Hal seperti itu dilakukan lagi pada saat jatuh tempo
berikutnya. Itulah maksud firman Allah : "… janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda… " kemudian Sunnah menambahkan riba
dalam pertukaran mata uang (naqad) terhadap bentuk riba yang terdapat
dalam al-Qur'an.
Bunga uang atas pinjaman (Qardh) yang berlaku di atas lebih buruk
dari riba yang di haramkan Allah SWT dalam Al-Quran, karena dalam
riba tambahan hanya dikenakan pada saat jatuh tempo. Sedangkan
dalam system bunga tambahan sudah langsung dikenakan sejak terjadi
transaksi. Jumhur (mayoritas/kebanyakan) Ulama' sepakat bahwa bunga
bank adalah riba, oleh karena itulah hukumnya haram yang termasuk
riba nasiah yang dilarang oleh Islam. Karena itu umat Islam tidak boleh
bermuamalah dengan bank yang memakai system bunga, kecuali dalam
15
keadaan darurat atau terpaksa. Bahkan menurut Yusuf Qardhawi tidak
mengenal istilah darurat atau terpaksa, tetapi secara mutlak beliau
mengharamkannya. Pendapat ini dikuatkan oleh Al-Syirbashi,
menurutnya bahwa bunga bank yang diperoleh seseorang yang
menyimpan uang di bank termasuk jenis riba, baik sedikit maupun
banyak. Namun yang terpaksa, maka agama itu membolehkan
meminjam uang di bank itu dengan bunga.
C. UU Pornografi
Fenomena pornografi dewasa ini telah mencapai perkembangan
yang sangat pesat, sudah menyentuh setiap lapisan masyarakat tanpa
terhalang oleh sekat-sekat geografis lagi. Bahkan masyarakat pedesaan
yang secara geografis jauh dari kota, diasumsikan sebagai sentra
pornografi, pun tak luput terjamah. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia pornografi diartikan dengan penggambaran tingkah laku
secara erotis dengan lukisan untuk membangkitkan nafsu birahi.
Sementara dalam UU Pornografi, defisini pornografi disebutkan dalam
pasal 1: "Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia
dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi,
gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau
bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media
komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat
membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan
dalam masyarakat."
16
Qur'an, di antaranya adalah Q.S. al-Isra [17]: 32, an-Nur [24]: 30-31,
dan al-Maidah [5]: 2, dan hadis Nabi yang berisi larangan pakaian
tembus pandang, erotis, sensual, serta hadis tentang larangan berduaan
laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Pertama kali diajukan
pada 14 Februari 2006 dan berisi 11 bab dan 93 pasal.
1) Definisi Pornografi.
17
Dalam Pasal 1 ayat 1 disebutkan : Pornografi diartikan
sebagai : adalah materi seksualitas yang dibuat manusia dalam
bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi,
gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak
tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai
bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum,
yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar
kesusilaan masyarakat. Pasal ini saja mengandung sejumlah
masalah : Yang termasuk dalam cakupan pornografi menurut
UU ini hanyalah materi seksualitas yang mengandung 2 (dua)
unsur, yaitu : (1) yang dapat membangkitkan hasrat seksual,
dan/atau (2) melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat.
Pengertian ini masih belum konkret sehingga bisa menimbulkan
macam-macam penafsiran masing-masing orang.
2) Masalah Pembatasan.
18
penyebarluasan, dan penggunaan materi seksualitas dapat
dilakukan untuk kepentingan dan memiliki nilai: (a) seni dan
budaya (b) adat istiadat, dan (c) ritual tradisional.
Pembatasan/perkecualian ini tentu berbahaya. Bagaimana
mungkin dengan alasan atau kepentingan pada 3 aspek itu,
materi seksualitas boleh dibuat, disebarluaskan dan digunakan.
Apalagi tidak ada batasan yang jelas mengenai materi
seksualitas yang dimaksud. Dalam perspektif Islam, semua
ketentuan syariah berlaku umum kecuali ada dalil syar’i yang
memperbolehkannya. Seni budaya, adat istiadat, dan ritual
tradisional tidak termasuk dalam alasan yang dibenarkan syar’i
untuk membolehkan pornografi dan pornoaksi yang dilakukan di
tengah kehidupan masyarakat. Jadi, pembatasan/perkecualian
pada 3 aspek tersebut sangat absurd dan bertentangan dengan
Islam. Pornografi dan pornoaksi pada tiga aspek itu tetap haram.
Sebab tidak ada dalil dari Al-Qur`an atau As-Sunnah yang
mengecualikannya. Mengecualikan atas dasar akal atau
kemaslahatan adalah batil menurut Islam.
D. Minuman Keras
Hukum Minuman Keras Dalam Pandangan islam Dalam Islam,
khamr adalah minuman keras yang zaman dahulu dibuat dengan
campuran kurma dan anggur. Karena dapat memabukkan, khamr
kemudian dilarang dengan cara bertahap karena sudah menjadi
kebiasaan sejak zaman jahiliyah. Sudah menjadi ijma’ ulama bahwa
hukum minuman keras (khamr) haram. Mengkonsumsi khamr
merupakan dosa besar. Diantara dalil yang menegaskan keharaman
minuman keras adalah:
19
panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.”(QS. Al-Maidah:90)
Sabda Rasulullah : Artinya: Dari Abdullah bin Umar, Rasullah
bersabda: “Barang siapa meminum khamr di dunia dan ia tidak
bertaubat maka (Allah) mengharamkannya di akhirat”(HR.
Muslim)
Hukum Minum Alkohol atau Khamr dalam Hadits juga
disebutkan dalam Hadist Imam Ahmad yang meriwayatkan
sebuah hadits dari Abu Musa al-Asy'ariy bahwa Rasulullah SAW
bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang senantiasa
minum khamr, orang yang percaya atau membenarkan sihir, dan
orang yang memutuskan tali silaturrahim. Barangsiapa mati
dalam keadaan minum khamr (mabuk) maka Allah kelak akan
memberinya minum dari sungai Ghuthah. Yaitu air yang
mengalir dari kemaluan para pelacur, yang baunya sangat
mengganggu para penghuni neraka." (Isnadnya dha'if.
Diriwayatkan oleh Ahmad (4/399), Al-Hakim (4/146), Ibnu
Hibban (5346) Artinya siapa saja yang mengonsumsi khamr
akan dilaknat dari Allah SWT. Diriwayatkan oleh Abu Dawud
bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Khamr atau minuman keras
itu telah dilaknat dzatnya, orang yang meminumnya, orang yang
menuangkannya, orang yang menjualnya, orang yang
membelinya, orang yang memerasnya, orang yang meminta
untuk diperaskan, orang yang membawanya, orang yang
meminta untuk dibawakan dan orang yang memakan harganya."
(Diriwayatkan oleh Ahmad).
20
tidak menimbulkan efek mabuk apabila diminum hanya satu atau
dua botol saja. Pemerintah Indonesia juga telah memberikan
pengkategorian terhadap minuman beralkohol dari minuman
beralkohol golongan "A" sampai "C" yang ditentukan melalui kadar
alcohol dalam minuman.
21
penjara maksimal dua tahun atau denda maksimal Rp 50 juta.
meminum maka hukumnya sudah haram.
Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan
ketagihan dan ketergantungan. Alkohol menimbukan toleransi,
ketergantungan fisik, dan ketergantungan psikis yang berakhir
dengan alkoholisme, suatu penyakit sosial yang sulit diobati dan
menelan banyak korban.
E. Prostitusi
Dalam agama Islam, pelacuran merupakan salah satu perbuatan
zina. Pandangan hukum Islam tentang perzinaan jauh berbeda
dengan konsep hukum konvensional atau hukum positif, karena
dalam hukum Islam, setiap hubungan seksual tanpa ikatan
pernikahan (yang diharamkan) seperti pelacuran masuk kedalam
kategori perzinaan yang harus diberikan sanksi hukum kepadanya,
baik itu dalam tujuan komersil ataupun tidak, baik yang dilakukan
oleh yang sudah berkeluarga ataupun belum.
Para pelacur yang rutinitasnya identik dengan perzinaan
merupakan bentuk lain dari penyimpangan seksual dimana terjadi
hubungan seksual antara laki- laki dan perempuan tidak berdasarkan
pada ikatan tali perkawinan. Pengaturan serta sanksi terhadap
prostitusi atau zina dalam hukum islam diatur dalam QS Al-Isra' 17 :
32. Q.S An-Nisa; 24:33, QS An-Nur 24 : 2. Maka upaya yang
dilakukan dalam mengatasi prostitusi atau zina adalah meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT, memupuk ilmu
pengetahuan agama, menciptakan menjaga lingkungan yang
kondusif jauh dari praktek prostitusi dan perzinahan, membuat dan
membentuk hukum prostitusi dan perzinahan sesuai dengan petunjuk
hadist dan al-quran.
Prostitusi berasal dari bahasa inggris, Prostitusion yang artinya
pelacuran. Dalam bahasa Arab prostitusi atau pelacuran diartikan
22
dengan zina. Kata zina dalam bahasa arab adalah bai’ul irdhi yang
artinya menjual kehormatan. Jadi, pelacuran bisa juga disebut
dengan penjualan kehormatan dan orang yang melacur bisa disebut
dengan penjual kehormatan. Dari segi hukum sudah jelas bahwa
prostitusi atau pelacuran menurut ajaran Islam hukumnya haram.
Haram artinya tidak boleh dilakukan. Dan sekiranya tetap dilakukan,
maka ia akan mendapatkan sanksi hukum, baik di dunia maupun di
akhirat.
Menurut hukum Islam, zina secara harfiah berarti Fahisyah, yaitu
perbuatan keji. Zina dalam pengertian istilah adalah hubungan
kelamin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang
satu sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan. Terdapat
pendapat lain mengenai zina, walaupun hampir sama bahkan sama
dengan yang sudah dijelaskan diatas, yaitu kata dasar dari zana-
yazni. Hubungan seksual antara lakilaki dan perempuan yang belum
atau tidak ada ikatan ”nikah”, ada ikatan nikah semua (seperti nikah
tanpa wali, nikah mut’ah, dan hubungan beberapa laki-laki terhadap
hamba perempuan yang dimiliki secara bersama) atau ikatan
pemilikan (tuan atas hamba sahayanya). Para Ulama dalam
memberikan definisi zina dalam kata yang berbeda, namun
mempunyai substansi yang hampir sama.
Salah satu Hukum di Indonesia yaitu hukum Prostitusi online di
atur dalam UU ITE Pasal 45 ayat (1). Hanya saja sangat di
sayangkan yang terjerat dalam pasal ini hanya mucikari dan Pekerja
Seks Komersial (PSK), sedangkan pengguna jasanya tidak di atur
dalam pasal tersebut. Undang-Undang ITE Pasal 45 ayat (1)
menyatakan bahwa ancaman pidana bagi pelaku prostitusi online
terkhusus bagi mucikarinya paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak satu milyar.
Hukum Pidana Islam (Jinayah) membagi sanksi kedalam 3
kategori, yaitu jarimah hudud, jarimah qishash & Diyat, dan ta’zir.
Jarimah hudud terbagi 7, yaitu Had Zina, Had al_Qadzaf (orang
23
yang menduduh zina), Had al-Khamr (orang minum khamr), Had
as-Sariqah (mencuri), Had al-Hirabah (Perampok), Had alBaghi
(Pembangkan/Pemberontak), dan Had ar-Riddah (orang murtad).
Sedangkan Jarimah Qishash terbagi dua yaitu qishs sh pembunuhan
dan qisash anggota badan (pelukaan), kemudian diyat artiny de a, aiu
de yang dikenakan kepada pembunuh yang tidak dikenakan qishash.
Diyat terbagi dua, yaitu diyat Mugallazah dan diyat Mukhaffafah.
Dan yang terakhir adalah sanksi Ta’zir, ta’zir merupakan hukuman
yang selain hukum hudud, jadi ta’zir itu yang hukumannya tidak
tertulis dalam al-qur’an dan hadist, jadi hukumannya dikembalikan
kepada ulil amri.
Prostitusi Online sendiri terdiri dari 3 (tiga) unsur, yaitu
mucikari, Pekerja Seks Komersial (PSK) dan pengguna jasa.
Berangkat dari uraian tersebut dalam pandangan Hukum Pidana
Islam (Jinayah) masing-masing subjek dalam Prostitusi Online ini
termasuk kedalam jarimah yang berbeda-beda. Pekerja Seks
Komersial dan Penguna jasa dalam Prostitusi Online termasuk
kedalam Jarimah Zina, karena jelas sekali pekeja seks komersial dan
pengguna jasa ini memenuhi semua unsur dalam Jarimah Zina.
Sedangkan mucikari dalam pandangan Hukum Pidana Islam
(Jinayah) termasuk kedalam Jarimah Ta’zir, karena mucikari dalam
prostitusi online sendiri belum ada hukuman yang mengatur didalam
Al-Qur’an, walaupun secara dosa mucikari tersebut termasuk
kedalam dosa zina, akan tetapi tidak memenuhi unsur dari jarimah
zina itu sendiri, jadi hukuman bagi mucikari prostitusi online
menurut Hukum Pidana Islam (jinayah) dikembalikan pada Ulil
Amri.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Islam merupakan seperangkat norma atau peraturan yang
bersumber dari Allah SWT dan Nabi Muhammad saw untuk mengatur
tingkah laku manusia di tengah-tengah masyarakatnya. Dengan kalimat
yang lebih singkat, hukum Islam dapat diartikan sebagai hukum yang
bersumber dari ajaran Islam dan merupakan bagian dari agama Islam.
Berbeda dengan hukum lainnya, hukum Islam tidak hanya hasil
pemikiran manusia yang dipengaruhi oleh kebudayaan, tetapi dasarnya
ditetapkan oleh Allah SWT melalui wahyu-Nya dan dijelaskan oleh
Rasulullah melalui sunnahnya.
25
ulama mengakui bahwa bank syariah saat ini belum
sepenuhnya syariah, namun bukan berarti bank syariah sama
saja dengan bank konvensional. Karena bank syariah sedang
proses menyempurnakan menjadi benar-benar syariah yang
berpedoman utama kepada Alqur'an dan Hadist. Hukum
islam merupakan salah satu sumber pembentukan hukum
nasional di indonesia, disamping hukum adat dan barat.
Sebelum menjadi UU pornografi, awalnya bernama RUU
Anti. Pornografi dan Pornoaksi (RUUAPP). Salah satu kritik
yang muncul terhadap UU pornografi adalah dari segi
materinya. Dalam perspektif islam, memang tidak secara
mengenai pornografi. Namun demikian islam memiliki
konsep aurat yang jelas dan baku.
3. Kesimpulan pengaruh hukum islam di pemerintahan
Indonesia
Para ulama menyepakati bahwa minuman keras
haram dikarenakan memiliki efek memabukkan bagi
peminumnya. Belakangan ini, minuman keras sering
menjadi keresahan orang indonesia. Tercatat awal tahun
terdapat kejahatan seksual pada anak akibat pengaruh dari
minuman keras ini. Zina juga salah satu perbuatan keji yang
sudah mulai di normalisasikan oleh masyarakat. Undang-
Undang ITE Pasal 45 ayat (1) menyatakan bahwa ancaman
pidana bagi pelaku prostitusi online terkhusus bagi
mucikarinya paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak satu milyar. Apabila permasalahan minuman
keras dan zina ini tidak ditangani segara dengan dengan
baik, dikhawatirkan akan timbul dampak yang lebih buruk
bagi masyarakat.
26
B. Saran
Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain, tentu
saya selaku penulis juga membutuhkan arahan serta bimbingan dari
berbagai pihak, terutama dosen dan teman-teman serta pembaca yang
lebih berwawasan serta berpengetahuan. Dalam proses pengerjaan
makalah ini, penulis menyadari banyak sekali kekurangan baik dari segi
penulisan maupun isi. Oleh karena itu, sumbangsih berupa saran dan
kritik sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan kemampuan dan
menambah wawasan penulis.
27
DAFTAR PUSTAKA
Muh. Yunan Putra. 2020. Sangaji: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum,
Vol 4, No 1 (2020). Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima.
28