Anda di halaman 1dari 17

RULE OF LAW

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan)
Dosen Pengampu : Dr. Toto Mustopa Ahmad, M.Pd.I

Disusun oleh:
Padilah Rizky Putri Rambe (1232030034)
Ghilatus Syabiha (1232030040)
Muhammad Ibnu Mutsni Labib Andalusy (1232030046)
M Fachri Ihsan Nurbaehaqi (1232030067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dengan segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini guna memenuhi salah satu tugas kelompok untuk mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul “Rule of Law” ini dengan tepat
waktu. Tak lupa pula shalawat dan salam kami curahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad Saw. beserta keluarganya, sahabatnya, dan para tabi’in tabi’atnya.
Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Dr. Toto Mustopa Ahmad, M.Pd.I., selaku Dosen
Pengampu pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, serta kepada semua
pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini,
yang tentunya tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, karena keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan semua
pihak lain yang terlibat pada umumnya.

Bandung, 25 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Rule of Law ................................................................................ 3
B. Latar Belakang Adanya Rule of Law ........................................................... 3
C. Fungsi dan Tujuan Rule of Law ................................................................... 5
D. Ciri-Ciri Rule of Law.................................................................................... 6
E. Prinsip Rule of Law ...................................................................................... 7
F. Dinamika Pelaksanaan Rule of Law ............................................................. 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat terlepas dari hukum. Mulai dari
norma, nilai, tata krama, hingga hukum perundang-undangan dalam peradilan.
Sayangnya hukum di Negara Indonesia masih sangat kurang dalam proses
penegakkannya, terutama penegakkan hukum terhadap kalangan pejabat-pejabat
dibandingkan dengan penegakkan hukum terhadap kalangan menengah ke bawah.
Layaknya pribahasa “Tumpul ke atas, runcing ke bawah”.Hal ini terjadi karena di
Negara kita, hukum dapat di beli dengan uang. Siapa yang memiliki kekuasaan,
dia yang memenangkan peradilan.

Dengan melihat kenyataan seperti itu, pembenahan peradilan di Negara kita


dapat di mulai dari diri sendiri dengam mempelajari norma atau hukum sekaligus
memahami dan menegakkannya sesuai dengan kaidah yang benar. Pembahasan
kali ini bertujuan supaya keadilan dapat ditegakkan. Maka akan terkait semua
aspek yang ada di dalamnya yang mempengaruhi dan menjadi penentu apakah
keadilan dapat ditegakkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Rule of Law?


2. Bagaimana latar belakang adanya Rule of Law?
3. Apa fungsi dan tujuan Rule of Law?
4. Apa saja ciri-ciri Rule of Law?
5. Apa saja prinsip Rule of Law?
6. Bagaimana dinamika pelaksanaan Rule of Law?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Rule of Law.


2. Untuk mengetahui latar belakang Rule of Law.
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Rule of Law.

1
4. Untuk mengetahui ciri-ciri Rule of Law.
5. Untuk mengetahui prinsip Rule of Law.
6. Untuk memahami dinamika pelaksanaan Rule of Law.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis:

Penulisan makalah ini dapat mengimplementasikan dan mengembangkan


wawasan luas mengenai Rule of Law.

2. Manfaat Praktis:
a. Bagi penulis: Penulisan makalah ini dapat menjadi sarana berbagi
pengetahuan bagi kami untuk mengembangkan wawasan mengenai
Rule of Law.
b. Bagi pembaca: Penulisan makalah ini dapat menambah ilmu para
pembaca, lalu mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya
mengenai Rule of Law.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rule of Law

Secara bahasa, Rule of Law dapat diartikan dari bahasa Inggris yaitu kata Rule
yang artinya aturan dan kata Law yang artinya hukum. Jadi, Rule of Law berarti
aturan hukum.

Sementara menurut istilah, Rule of Law adalah suatu konsep negara hukum di
mana hukum memiliki kedudukan tertinggi dalam penyelenggaraan suatu negara.
Di negara yang berdasarkan hukum, negara termasuk di dalamnya pemerintah dan
lembaga-lembaga laindalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh
hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Jadi, negara harus
diperintah oleh hukum dan bukan sekedar keputusan pejabat-pejabat secara
individual.

Di dalam negara hukum, hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan


perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi atau hukum dasar negara.
Dengan demikian di dalam negara hukum. kekuasaan negara berdasar atas hukum
bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasarkan pada konstitusi.
Negara berdasarkan atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
sehingga ada istilah supremasi hukum.

Menurut Friedman, pengertian Rule of Law juga dapat dibagi menjadi arti
secara formal (in the formal sense) dan materiil atau hakiki (ideological sense).
Dalam arti formal (in the formal sense), merujuk pada “kekuasaan umum yang
terorganisir” atau kekuasaan negara yang diatur dengan baik. Sedangkan dalam
arti materiil, (ideological sense), Rule of Law membahas tentang hukum yang adil.

B. Latar Belakang Adanya Rule of Law

Istilah Rule of Law berasal dari Inggris pada abad ke-16, dan pada abad
berikutnya, teolog Skotlandia Samuel Rutherford menggunakan istilah tersebut
dalam argumennya untuk menentang hak ilahi raja.

3
Rule of Law adalah doktrin hukum yang muncul seiring dengan perkembangan
negara konstitusi dan demokrasi. Konsep ini menekankan supremasi hukum,
keadilan, dan egalitarianisme, dan menentang pemerintahan berdasarkan
keputusan individu.

Rule of Law mendorong agar seluruh lapisan masyarakat dan lembaga negara
menghormati hukum. Ia lahir sebagai respons terhadap dominasi gereja, ningrat,
dan kerajaan yang mengarah pada negara konstitusi.

Realisasi Rule of Law penting untuk memberikan jaminan hukum, keadilan,


dan kesejahteraan bagi rakyat. Pengukuran ada atau tidaknya Rule of Law dapat
dilihat dari perlakuan hukum yang adil terhadap warga negara.

Di berbagai negara, konsep Rule of Law dapat memiliki fokus yang berbeda.
Misalnya di Inggris, hubungan antara hukum dan keadilan menjadi fokusnya,
sementara di Amerika, hubungan dengan hak asasi manusia yang diutamakan. Di
Indonesia, Rule of Law berdasarkan UUD 1945 ditekankan pada “keadilan sosial”.

Di dalam negara hukum, hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan


perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi atau hukum dasar negara.
Dengan demikian di dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum
bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasarkan pada konstitusi.
Negara berdasarkan atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
sehingga ada istilah supremasi hukum.

Konstitusi berisi kesepakatan atau konsensus tentang Rule of Law sebagai


landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara (the basis of the
government). Dalam kesepakatan ini harus ada keyakinan bersama bahwa apapun
yang hendak dilakukan dalam konteks penyelenggaraan negara haruslah
didasarkan atas rule of the game yang ditentukan bersama.

4
C. Fungsi dan Tujuan Rule of Law

Tujuan utama dari prinsip Rule of Law adalah untuk menciptakan suatu negara
yang adil dan stabil, di mana setiap orang termasuk pemerintah, harus taat pada
hukum yang sama. Ada beberapa fungsi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
menerapkan prinsip Rule of Law, yaitu:

1. Menciptakan kepastian hukum.

Dalam sebuah negara yang menganut Rule of Law, setiap orang dijamin
mendapatkan kepastian hukum dan keadilan dalam proses hukum. Hal ini
memastikan bahwa setiap tindakan hukum diambil berdasarkan hukum
yang jelas dan diterapkan secara adil dan transparan.

2. Menjamin hak asasi manusia.

Prinsip Rule of Law menjamin bahwa setiap orang memiliki hak yang
sama di depan hukum dan bahwa keputusan hukum harus didasarkan pada
aturan hukum yang berlaku. Dengan demikian, Rule of Law membantu
memastikan bahwa hak asasi manusia dihormati dan dilindungi, serta
menjamin kebebasan individu dari penyalahgunaan kekuasaan pemerintah.

3. Mendorong transparansi dan akuntabilitas

Dalam negara yang menganut Rule of Law, pemerintah dan institusi publik
harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan harus menjalankan
tugas-tugas mereka secara transparan dan terbuka. Prinsip ini mendorong
pengambilan keputusan yang adil, serta membantu meminimalkan risiko
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

4. Mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan perlindungan bagi


hak milik dan kontrak.
5. Memfasilitasi perdamaian dan stabilitas.

Prinsip Rule of Law membantu menciptakan suatu negara yang stabil dan
damai, karena setiap orang tunduk pada hukum yang sama. Hal ini
memastikan bahwa konflik antara individu atau kelompok dapat

5
diselesaikan dengan cara yang adil dan damai, dan tidak diatasi dengan
kekerasan atau tindakan lain yang merugikan.

D. Ciri-Ciri Rule of Law

Berbagai doktrin yang menunjukkan ciri-ciri dari suatu negara hukum


muncul seiring dengan berkembangnya konsep negara hukum baik di negara
menganut sistem hukum Anglo Saxon dan sistem hukum Eropa Kontinental.
Dalam sistem hukum Anglo Saxon, negara hukum sering disebut Rule of Law,
sedangkan di negara yang menganut sistem hukum Eropa Kontinental disebut
sebagai Rechtstaat.

Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciri-ciri
Rule of Law sebagai berikut:

1) Supremasi hukum,
2) Kedudukan yang sama di depan hukum,
3) Terjaminnya hak asasi manusia dalam undang-undang atau keputusan
pengadilan.

Sedangkan, International Commision of Jurist pada konfrensinya di Bangkok


pada tahun 1965 merumuskan ciri-ciri negara demokratis di bawah Rule of Law,
yang meliputi:

1) Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selain dari pada


menjamin hak-hak individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk
memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin:
2) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
3) Kebebasan untuk menyatakan pendapat;
4) Pemilihan umum yang bebas;
5) Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi; dan
6) Pendidikan kewarganegaraan.

6
Di Indonesia, Franz Magnis Suseno mengemukakan adanya 5 (lima) ciri
negara hukum sebagai salah satu ciri negara demokrasi. Kelima ciri negara hukum
adalah sebagai berikut:

1) Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai


dengan ketetapan sebuah undang-undang dasar.
2) Undang-undang dasar menjamin Hak Asasi Manusia yang paling penting,
karena tanpa jaminan tersebut, hukum menjadi sarana penindasan.
3) badan-badan negara menjalakan kekuasaan masing-masing dan hanya taat
pada dasar hukum yang berlaku.
4) Terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke
pengadilan dan putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan negara.
5) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

E. Prinsip Rule of Law

Secara formal, prinsip Rule of Law di Indonesia tercantum dalam pasal-pasal


UUD 1945, antara lain:

1) Negara Indonesia adalah Negara hukum (Pasal 1 Ayat 3).


2) Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
(Pasal 24 Ayat 1).
3) Segala warga Negara memiliki kedudukan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan tersebut
(Pasal 27 Ayat 1).
4) Hak asasi manusia, pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil diatur oleh undang-undang (Pasal 28 D Ayat 1).
5) Setiap orang berhak untuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28 D Ayat 2).

Adapun prinsip Rule of Law dalam penyelenggaraan pemerintahan sangat


terkait dengan penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip hukum.

7
Keberhasilan penegakan hukum ini bergantung pada karakteristik nasional
masing-masing negara.

Rule of Law adalah institusi sosial dengan struktur sosiologis yang unik,
mencerminkan budaya, dan mengandung gagasan tentang hubungan antara
individu, masyarakat, dan negara.

Secara kuantitatif, banyak peraturan yang terkait dengan prinsip hukum telah
diterbitkan di Indonesia. Namun, implementasinya belum mencapai hasil optimal,
sehingga rasa keadilan yang menjadi perwujudan prinsip hukum belum dirasakan
oleh sebagian besar masyarakat.

F. Dinamika Pelaksanaan Rule of Law

Pelaksanaan the Rule of Law mengandung keinginan untuk terciptanya negara


hukum, yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Penegakan Rule of Law
harus diartikan secara hakiki (materill), yaitu dalam arti "Pelaksanaan dari Just
Law". Prinsip-prinsip Rule of Law secara hakiki (materiil) sangat erat kaitannya
dengan "the enorcement of the Rule of Law " dalam penyelenggaraan
pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-
prinsip Rule of Law.

Berdasarkan pengalaman berbagai negara dan hasil kajian menunjukkan


bahwa keberhasilan "the enorcement of the rules of law" tergantung kepada.
kepribadian nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982). Hal ini
didukung oleh kenyataan bahwa Rule of Law merupakan institusi sosial yang
memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budaya yang khas
pula. Rule of Law ini juga merupakan legalisme, suatu aliran pemikiran hukum
yang didalamnya terkandung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antar
manusia, masyarakat dan negara, yang dengan demikian memuat nilai-nilai
tertentu yang memiliki struktur sosiologisnya sendiri.

8
Legalisme tersebut mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani
melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat objektif,
tidak memihak, tidak personal, dan otonom. Secara kuantitatif, peaturan
perundang-undangan yang terkait dengan Rule of Law telah banyak dihasilkan di
negara kita, namun implementasi/penegannya belum mencapai hasil yang optimal,
sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan Rule of Law belum
dirasakan sebagian besar masyarakat.

Hal-hal yang mengemuka untuk ddipertanyakan antara lain komitmen


pemerintah untuk melaksanakan prinsip-prinsip Rule of Law. Proses penegakan
hukum di Indonesia dilakukan oleh lembaga penegak hukum yang terdiri dari:

1. Kepolisian,

2. Kejaksaan,

3. Komisi Pemberantas Korupsi (KPK),

4. Badan Peradilan:

a) Mahkamah Agung (MA),

b) Mahkamah Konstitusi (MK),

c) Pengadilan Tinggi (PT),

d) Pengadilan Negeri (PN).

Lembaga-lembaga diatas adalah lembaga yang punya kewenangan dalam


memproses kalau seandainya ada masyarakat atau orang yang melakukan
pelanggaran aturan hukum materil. Dimana proses itu dimulai dari adanya.
pemberitahuan atau tertangkap tangannya pelaku kejahatan kepada polisi, lalu
dilakukan penyidikan sampai dengan proses peradilan dengan adanya putusan
hakim dan sampai dilakukannya upaya hukum dari salah satu pihak yang tidak
menerimaputusan hakim tersebut. Semua proses ini dikatakan juga dengan
pelaksanaan hukum formal atau ebracara dalam hukum.

9
Adapun tahapan-tahapan yang akan dilewati oleh seseorang yang diduga
melanggar hukum adalah:

1) Penyelidikan;
Ini merupakan proses yang dilakukan oleh kepolisian, pada saat
ada yang memberi laporan tentang kejahatan yang terjadi yang disebut
dengan penyelidikan.
Penyelidikan adalah: Rangkaian tindakan dalam mencari dan
menemukan suatu kejadian yang berhubungan dengan kejahatan dan
pelanggaran tindak pidana (Hatta: 2010, hal 3). Tujuan dari penyelidikan
itu adalah untuk mencari bukti permulaan yang cukup.
2) Penyidikan;
Yaitu proses lanjutan dari penyelidikan yang dilakukan oleh polisi
yang disebut penyidikan.Yang dilakukan penyidik di dalam penyidikan ini
adalah, penangkapan, penahanan, penyitaan, penggeledahan, pemeriksaan
surat, pemanggilan saksi dan terdakwa, pemeriksaan dan penyerahan
berkas kepada penuntut umum.
3) Proses peradilan di pengadilan
Setelah jaksa beranggapan berkas dari penyidik sudah lengkap,
maka berkas itu diserahkan kepada ke pengadilan untuk dtentukan hari
sidang. Yang ada di dalam proses di pengadilan ini adalah:

a. Hakim membuka sidang dan menanyakan identitas dan kesehatan


tersangka,

b. Jaksa penuntut umum membacakan surat dakwaan c. Pembacaan


eksepsi dari penasehat hukum terdakwa

d. Pledoi

e. Replik

f. Duplik

g. Vonis hakim

10
4. Pelaksanaan putusan hakim di Lembaga Permasyarakatan

Setelah vonis hakim dijatuhkan dan terpidana menerima, maka dia


akan menjalankan hukumannya di lembaga permasyarakatan.

Di lembaga ini akan ada hakim yang mengawasi pelaksanaan pidana


tersebut yang dikenal dengan Hakim Wasmat. Tujuan dari adanya hakim wasmat
ini adalah untuk menjaga hak-hak narapidana supaya tidak diabaikan oleh petugas
di lembaga permasyarakatan ini seperti yang dicantumkan di KUHAP dan UU
No. 12 Tahun 1995 tentang permasyarakatan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara bahasa, Rule of Law dapat diartikan dari bahasa Inggris yaitu kata Rule
yang artinya aturan dan kata Law yang artinya hukum. Jadi, Rule of Law berarti
aturan hukum. Sementara menurut istilah, Rule of Law adalah suatu konsep
negara hukum di mana hukum memiliki kedudukan tertinggi dalam
penyelenggaraan suatu negara. Istilah Rule of Law berasal dari Inggris pada abad
ke-16, dan pada abad berikutnya, teolog Skotlandia Samuel Rutherford
menggunakan istilah tersebut dalam argumennya untuk menentang hak ilahi raja.

Ada beberapa fungsi dan tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan
prinsip Rule of Law, yaitu: menciptakan kepastian hukum, menjamin hak asasi
manusia, mendorong transparansi dan akuntabilitas, mendukung pertumbuhan
ekonomi dengan memberikan perlindungan bagi hak milik dan kontrak, dan
memfasilitasi perdamaian dan stabilitas.

AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciri-ciri Rule of
Law yaitu supremasi hukum, kedudukan yang sama di depan hukum, dan
terjaminnya hak asasi manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.

Secara formal, prinsip Rule of Law di Indonesia tercantum dalam pasal-pasal


UUD 1945, antara lain: Pasal 1 Ayat 3, Pasal 24 Ayat 1, Pasal 27 Ayat 1, Pasal 28
D Ayat 1, dan Pasal 28 D Ayat 2.

. Proses penegakan hukum di Indonesia dilakukan oleh lembaga penegak


hukum yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantas Korupsi
(KPK), Badan Peradilan: MA, MK, PT, PN.

12
B. Saran

Kami berharap agar sistem hukum nasional Indonesia benar-benar terarah


untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan pembangunan yang
berkelanjutan, maka perlu adanya kesatuan sistem hukum yang memadai dalam
masing-masing sistem dan adanya pengawasan independen yang berkualitas dan
berintegritas dalam menciptakan kekuasaan kehakiman yang bebas dan mandiri
demi keadilan dan kesejahteraan Indonesia. Penegakan hukum di Indonesia
harusnya lebih jujur dan adil pada setiap warga negara tanpa memandang siapa
pelanggar hukum tersebut. Dan diperlukan lebih banyak sosialisasi mengenai
aturan aturan yang berlaku dan sanksi yang jelas serta proses peradilan yang lebih
terbuka sehingga masyarakat mengerti dengan aturan - aturan yang berlaku dan
membangun kesadaran diri untuk menaati dan melaksanakan hukum yang
berlaku.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Abdul dkk. (2012). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


Bandung: Pustaka Setia.

Kaelan dan Achmad Zubaidi. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan.


Yogyakarta: Paradigma.

Sabigin, Cecep Dudi Muklis. (2013). Pengantar Pendidikan


Kewarganegaraan. Bandung: Insan Mandiri.

Erwin, Muhammad. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Republik


Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Sukardja, Ahmad. (2012). Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi


Negara: Dalam Perspektif Fikih Siyasah. Jakarta: Sinar Grafika.

Bernadetha Aurelia Oktavira, S.H., Pengertian Rule of Law dan Penerapannya


di Indonesia. Diakses pada 24 Maret 2024 dari:
https://www.hukumonline.com/klinik/a/rule-of-law-di-indonesia-
lt624ebfa5a3b7e/.
Annisa Medina Sari, Rule Of Law: Pengertian, Tujuan dan Prinsipnya. Diakses
pada 24 Maret 2024 dari: https://fahum.umsu.ac.id/rule-of-law-
pengertian-tujuan-dan-prinsipnya/.
Rahmat Hidayat, Pengertian dan Tujuan Rule Of Law Serta Penerapannya di
Indonesia. Diakses pada 24 Maret 2024 dari:
https://wawasankebangsaan.id/rule-of-law/.
Yohana Purba, Dinamika Pelaksanaan Penegakan Hukum Di Indonesia.
Diakses pada 24 Maret 2024 dari:
https://www.academia.edu/19256679/DINAMIKA_PELAKSANA
AN_PENEGAKAN_HUKUM_DI_INDONESIA.

14

Anda mungkin juga menyukai