Anda di halaman 1dari 29

CIRI DAN RUANG LINGKUP HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara

DOSEN PENGAMPU: Lailatus Sururiyah, MH

KELOMPOK 3

BAHZI ATSIL : 0206221034

ARDELINA AYU LESTARI : 0206221015

AKBAR MUHAMMAD SILAEN : 0206221010

JURUSAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TA.2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-
Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa
yang sangat indah.

Dalam penyusunan makalah ini tak lepas dari dukungan motivasi dan kerja sama yang
baik, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada orang tua kami yang telah
membesarkan dan membiayai pendidikan kami dan senantiasa membangkitkan semangat belajar
kami, tanpa doa restu dan dukungan yang mereka berikan untuk kami, maka makalah ini tidak
dapat terselesaikan kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang turut
serta membantu kami berupa nasehat dan arahan seperti motivasi kepada kami.

Penyelesaian makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan bimbingan bahan masukan untuk kami.

Medan, Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3

2.1 Pengertian Hukum .............................................................................................................3

2.2 Pengertian Administrasi.....................................................................................................3

2.3 Pengertian Negara .............................................................................................................4

2.4 Pengertian Hukum Administrasi Negara ............................................................................5

2.5 Sumber Hukum Administrasi Negara ................................................................................6

2.6 Ciri-ciri dalam Hukum Administrasi Negara .................................................................... 10

2.7 Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara .............................................................. 12

2.8 Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Hukum Lainnya ............................ 16

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 24

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 24

3.2 Saran ............................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada berbagai istilah di dalam penyebutan Hukum Administrasi Negara yang merupakan
terjemahan dari Administratiefrecht yang dikenal di Negara Belanda, Verwaltungsrecht di
Jerman, Droit Administratif di Perancis, Administratif Law di negara Inggris dan Amerika.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia dahulu merupakan bekas jajahan Belanda,
sehingga Hukum Administrasi Negara Indonesia merupakan terjemahan dari
Administratiefrecht.1 Selain itu masih ada istilah asal lainnya dari lapangan studi ini yaitu
istilah Belanda “Bestuursrecht”, “Bestuurkunde” dan “Bestuurwetenshappen”. Kata bestuur
dalam Bahasa Indonesia berarti pemerintahan. Oleh sebab itu penggunaan istilah Hukum Tata
Pemerintahan kalau dikaitkan dengan istilah asalnya dapat berasal dari terjemahan atas istilah
administratief recht administration = pemerintahan.2

HAN adalah hukum administrasi yang berfokus pada peraturan khusus. Ini kontras
dengan hukum positif yang jelas dan menguraikan bagaimana mengatur organisasi suatu
negara di awal dan sesudahnya orang-orang pada umumnya.Implementasi Hukum
Administrasi Negara yang kurang akan menimbulkan pertikaian antara masyarakat dan juga
pemerintah, oleh sebab itu diperlukan pengetahuan oleh masyarakat secara umum dan
mahasiswa ilmu hukum secara khusus dalam hal ini. begitu pula bagi pemerintahan yang
sedang berjalan, hendaknya menerapkan HAN sesuai dengan fungsi sesungguhnya sehingga
Hukum Administrasi Negara digunakan sebagai suatu panduan untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik, karena pemerintah sebagai pembuat aturan dan
masyarakat bersama sama melaksanakan aturan yang telah dikeluarkan tanpa menimbulkan
konflik Hubungan antar warga Negara atau masyarakat terhadap pemerintahnya
membuktikan kualitas berlangsungnya hukum administrasi Negara di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Hukum?
2. Apa yang dimaksud dengan Administrasi?

1
Hukum administrasi Negara Nazaruddin Lathif, S.H., M.H dkk
2
SF. Marbun and Moh. Mahfud MD, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Cetakan Keempat.
(Yogyakarta: Penerbit Liberty, 2004), hlm. 5

1
3. Apa yang dimaksud dengan Negara?
4. Apa Pengertian dari Hukum Administrasi Negara?
5. Apa saja sumber Hukum Administrasi Negara?
6. Apa saja ciri-ciri dalam Hukum Administrasi Negara?
7. Apa saja yang tercakup dalam Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara?
8. Apa saja Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan ilmu hukum lainnya?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian hukum
2. Mengetahui pengertian administrasi
3. Mengetahui pengertian negara
4. Mengetahui pengertian hukum administrasi negara
5. Memahami sumber hukum administrasi negara
6. Mengetahui ciri-ciri dalam hukum administrasi negara
7. Mengetahui ruang lingkup hukum administrasi negara
8. Mengetahui hubungan hukum administrasi negara dengan ilmu hukum lainnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum


Hukum merupakan sekumpulan aturan-aturan (regels, rules) mengenai sikap dan
tingkah laku (persoon, person, persona) atau orang-orang di dalam menghadapi sesama
orang mengenai sesuatu yang menjadi objek tata hubungan mereka.3
Orang (person) dalam hukum adalah setiap manusia atau badan hukum
(rechtspersoon, legal person) yang menjadi pemikul atau pembawa daripada hak-hak,
kewajiban-kewajiban, dan tanggung jawab hukum, jadi semua orang merupakan subjek
hukum artinya, pemikul hak hukum (privat, perdata) atau wewenang hukum (publik,
kenegaraan) atau rechtsbevoegdheid. Hak hukum (rechtsbevoegdheid) ini harus dibedakan
dari hak melakukan perbuatan hukum (handelingens bevoegdheid atau rechtshandelingens
bekwaamheid).4

2.2 Pengertian Administrasi


Istilah administrasi berasal dari bahasa Latin “administrare” yang berarti to manage.
Derivasinya antara lain menjadi “administratio” yang berarti besturing atau pemerintahan.5

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagaimana dikutip Ridwan HR,
administrasi diartikan sebagai: 6

1. Usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara
penyelenggaraan organisasi
2. Usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan serta
mencapai tujuan
3. Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan
4. Kegiatan kantor dan tata usaha

3
Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981), hlm. 8.
4
Ibid
5
Philipus M. Hadjon et al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Cetakan Kesembilan. (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2005), hlm. 2.
6
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 25

3
Dari definisi dan pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia di atas dapat
dikelompokkan menjadi dua pengertian yakni,

pengertian secara luas: bahwa administrasi menyangkut manajemen dalam suatu


organisasi baik itu pada sektor swasta maupun sektor pemerintah. Sedangkan

pengertian secara sempit: administrasi hanya dipandang sebagai persoalan yang


menyangkut teknik ketatausahan belaka, seperti surat-menyurat, ketik-mengetik, disposisi,
dan lain-lain.

2.3 Pengertian Negara


Di dalam berbagai literatur, baik itu Ilmu Negara maupun Hukum Tata Negara telah
diuraikan tentang aspek-aspek penting yang terkait dengan negara, namun dalam kaitannya
dengan HAN yang teramat penting untuk dikemukakan hanyalah pada aspek unsur-unsur
berdirinya suatu negara. Seperti termuat dalam ketentuan Pasal 1 Montevideo (Pan
American) Convention and Duties of States of 1993. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut
“The states as a person of international law should posses the following qualifications”

1. Permanent population (penduduk yang permanen)


2. Defined territory (suatu wilayah yang befungsi sebagai tempat bermukim
penduduknya)
3. Government (bentuk dan tata kelola dari pemerintah sendiri yang sering di sebut
pemerintahan) and
4. Capacity to enter into relations with other states (kemampuan untuk mengadakan
hubungan dengan negara lain)

Dari persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1 Konvensi Montevideo


tersebut di atas sangat jelas bahwa dua dari empat persyaratan berdirinya negara yakni
adanya rakyat dan pemerintahan yang berdaulat. Unsur rakyat dan pemerintah merupakan
aspek penting dalam membicarakan HAN, karena dalam konteks hubungan antara
pemerintah dan rakyat inilah terjadi hubungan resiprositas (timbal balik), di mana negara
sebagai public service bagi masyarakat cenderung atau berpotensi untuk melakukan
pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat. Pada kondisi seperti inilah diperlukannya HAN
sebagai “rel” bagi pejabat administrasi negara dalam menjalankan fungsinya dalam melayani
masyarakat

4
2.4 Pengertian Hukum Administrasi Negara
Hukum administrasi negara merupakan hukum yang mengatur wewenang pemerintah,
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan melindungi hak-hak administratif rakyat dalam
penyelenggaraan pemerintahan.

Hukum administrasi negara adalah keseluruhan mengenai apa yang oleh pejabat-
pejabat pemerintahan di lingkungan eksekutif (menteri, kementrian, pejabat-pejabat, dan
petugas-petugas yang bekerja dalam badan-badan pemerintahan) dapat dan tidak dapat
melakukan. Lebih khusus lagi hukum administrasi negara mencakup mekanisme-mekanisme
dan prinsip-prinsip yang memungkinkan rakyat mempertanyakan atau melawan keputusan-
keputusan pejabat-pejabat pemerintahan tersebut.

Pada dasarnya definisi Hukum Administrasi Negara sangat sulit untuk dapat
memberikan suatu definisi yang dapat diterima oleh semua pihak, mengingat Ilmu Hukum
Administrasi Negara sangat luas dan terus berkembang mengikuti arah
pengolahan/penyelenggaraan suatu Negara.

Namun sebagai pegangan dapat diberikan beberapa definisi sebagai berikut:


1. Oppen Hein mengatakan Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu
gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun
rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenang yang telah diberikan
kepadanya oleh Hukum Tata Negara
2. JH.P. Beltefroid mengatakan Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan
aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan
kenegaraan dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya
3. Logemann mengatakan Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari
norma-norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan untuk
memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang
khusus
4. De La Bascecoir Anan mengatakan Hukum Administrasi Negara adalah himpunan
peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab Negara berfungsi/ bereaksi dan
peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara warga Negara
dengan pemerintah

5
5. L.J. Van Apeldoorn mengatakan Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan
aturan yang hendaknya diperhatikan oleh para pendukung kekuasaan penguasa
yang diserahi tugas pemerintahan itu
6. A.A.H. Strungken mengatakan Hukum Administarsi Negara adalah aturanaturan
yang menguasai tiap-tiap cabang kegiatan penguasa sendiri
7. J.P. Hooykaas mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah
ketentuanketentuan mengenai campur tangan dan alat-alat perlengkapan Negara
dalan lingkungan swasta
8. Sir. W. Ivor Jennings mengatakan Hukum Administarsi Negara adalah hukum
yang berhubungan dengan Administrasi Negara, hukum ini menentukan
organisasi kekuasaan dan tugas-tugas dari pejabat-pejabat administrasi
9. Marcel Waline mengatakan Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan
aturan-aturan yang menguasai kegiataan-kegiatan alat-alat perlengkapan Negara
yang bukan alat perlengkapan perundang-undangan atau kekuasaan kehakiman
menentukan luas dan batas-batas kekuasaan alat-alat perlengkapan tersebut, baik
terhadap warga masyarakat maupun antara alat-alat perlengkapan itu sendiri, atau
pula keseluruhan aturan-aturan yang menegaskan dengan syarat-syarat bagaimana
badan-badan tata usaha negara/ administrasi memperoleh hak-hak dan
membebankan kewajiban-kewajiban kepada para warga masyarakat dengan
peraturan alat-alat perlengkapannya guna kepentingan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan umum
10. E.Utrecht mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah menguji hubungan
hukum istimewa yang diadakan agar memungkinkan para pejabat pemerintahan
Negara melakukan tugas mereka secara khusus.7

2.5 Sumber Hukum Administrasi Negara


Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan hukum dan
ditentukan aturan hukum itu. Sumber hukum dalam arti sebagai asalnya hukum, membawa
kepada suatu penyelidikan tentang wewenang, untuk menyelidiki apakah suatu keputusan
berasal dari penguasa yang berwenang atau tidak. Keputusan penguasa yang berwenang dapat
berupa peraturan, dapat pula berupa ketetapan. Sumber hukum dalam pengertiannya sebagai
tempat dikemukakannya peraturan-peraturan hukum yang berlaku. Sumber hukum dalam

7
Bewa ragawino,Hukum Administrasi Negara

6
pengertian ini membawa hukum dalam penyelidikan tentang macam-macam, jenis-jenis, dan
bentuk-bentuk dari peraturan dan ketetapan.

Selain itu, pengertian hukum dalam pengertiannya sebagai hal-hal yang dapat
memengaruhi kepada penguasa di dalam menentukan hukumnya. Misalnya keyakinan akan
hukumnya, rasa keadilan, perasaan akan hukumnya, entah dari penguasa atau rakyatnya dan
juga teori-teori , pendapat-pendapat dan ajaran ajaran dari ilmu pengetahuan hukum. 8

Sumber hukum dapat diartikan sebagai bahan yang digunakan sebagai dasar oleh
pengadilan dalam memutus perkara. Menurut Sudikno, kata sumber hukum sering digunakan
dalam beberapa arti, yaitu:

1. Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum,


misalnya kehendak Tuhan, akal manusia jiwa bangsa dan sebagainya.
2. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan kepada hu- kum sekarang
yang berlaku, seperti hukum Perancis, hukum Romawi.
3. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku seca- ra formal
kepada peraturan hukum (penguasa, masyarakat)
4. Sebagai sumber darimana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen,
undang-undang, lontar, batu bertulis, dan sebagainya
5. Sebagai sumber hukum yang menimbulkan aturan hukum.

Sumber hukum terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Sumber Hukum Materil


Sumber hukum materiil adalah faktor yang turut serta menentukan isi hukum. Dapat
ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat,
agama, dan lain-lain. Dalam kata lain sumber hukum materil adalah faktor-faktor
masyarakat yang memengaruhi pembentukan hukum pengaruh terhadap pembuat
Undang-Undang, pengaruh terhadap keputusan hakim, dan sebagainya. Atau faktor
yang ikut memengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat dari mana
materi hukum itu diambil.
Menurut Ultrecht sumber hukum materil merupakan perasaan atau keyakinan hukum
individu dan masyarakat (public opinion) yang menjadi determinan material

8
Theresia Ngutra, “Hukum dan sumber-sumber Hukum”, dalam Jurnal Supermasi, Vol.XI No. 2, Oktober
2016, hlm. 194.

7
membentuk hukum dan menentukan isi hukum. Sumber hukum material ini
merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum. Atau dengan kata lain
sumber hukum materil adalah sumber dari subtansi hukum berupa perjanjian,
kebiasaan, dan sebagainya yang dapat memengaruhi pembentukan hukum.
Adapun faktor-faktor tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
a. Faktor idiil, adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus
ditaati oleh para pembentuk undang-undang ataupun para pembentuk hukum yang
lain dalam melaksanakan tugasnya.
b. Faktor kemasyarakatan, adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat
dan tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat
yang bersangkutan. Contoh- nya struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat, dan
lain-lain.

Sumber hukum material itu terdiri dari tiga jenis yaitu:

a. sumber hukum historis (rechtsbron in historischezin) yaitu tempat kita


dapat menemukan hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis.
b. Sumber hukum sosiologis (rechtsbron in sociologischezin) yaitu:
merupakan faktor-faktor yang menentukan isi hukum positif, seperti
misalnya: keadaan agama, pandangan agama, kebudayaan dan sebagainya.
c. Sumber hukum filosofis (rechtsbron in filosofischezin).
2. Sumber Hukum Formil
a. Undang-undang

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan menjelaskan: "Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden."
Adapun dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan menjelaskan: "Peraturan Perundang-undangan adalah
peraturan tertulis yang me- muat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk
atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan."

Secara konseptual Yuliandri menjelaskan istilah perundang-un- dangan merupakan


terjemahan dari wettelijk regeling. Kata wettelijk berarti sesuai dengan wet atau berdasarkan
wet. Kata wet pada umum- nya diterjemahkan dengan undang-undang. Peraturan perundang-

8
undangan adalah keputusan tertulis negara atau pemerintah yang berisi petunjuk atau pola
tingkah laku yang bersifat dan mengikat secara umum.

b. Adat Kebiasaan

Peranan kebiasaan dalam kehidupan hukum pada masa sekarang ini memang sudah
banyak merosot. Sebagaimana telah diketahui, kebiasaan merupakan tidak lagi sumber yang
penting sejak ia didesak oleh perundang-undangan dan sejak sistem hukum semakin
didasarkan pada hukum perundang-undangan atau jus scriptum.9

Adapun untuk timbulnya hukum kebiasaan, diperlukan dua syarat sebagai berikut:

1. Adanya perbuatan tertentu yang dilakukan berulang-ulang dalam lingkungan


masyarakat tertentu, berarti merupakan syarat bersi- fat materiil, pemakaian yang
tetap, dan
2. Adanya kenyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan, bahwa perbuatan itu
merupakan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Berarti merupakan syarat yang
bersifat psikologis keyakinanakan kewajiban hukum. 10

Dalam praktik ketatanegaraan di negara Indonesia, dijumpai ada- nya kebiasaan yang
dikenal dengan istilah convention. Convention ini mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan undang-undang, ka- rena diterima dan dijalankan. Sebagai contoh mengenai praktik
keta- tanegaraan dapat dikemukakan, yaitu bahwa pada tanggal 16 Agustus Presiden harus
mengucapkan pidato ketatanegaraan di dalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat.

c. Traktat

Merupakan perjanjian yang diadakan dua negara atau lebih. Biasanya memuat peraturan-
peraturan hukum. Jenis-jenis traktat di antaranya yaitu:

1) Traktat bilateral, yaitu traktat yang terjadi antara dua negara saja.
2) Traktat multilateral, yaitu traktat yang dibuat oleh lebih dari dua negara.
3) Traktat kolektif, yaitu traktat multilateral yang membuka kesempatan bagi mereka
yang tidak ikut dalam perjanjian itu untuk menjadi anggotanya.
d. Yurisprudensi

9
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum... Op. cit., hlm. 108.
10
Hasanuddin AF, et al. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2004, hlm. 156.

9
Yurisprudensi berasal dari kata yurisprudentia yang berarti pengetahuan hukum
(rechgeleerdeid). Kata yurisprudensi sebagai istilah teknis Indonesia sama artinya dengan
kata "yurisprudentia" dalam bahasa Perancis, yaitu peradilan tetap ataupun bukan peradilan.
Kata yurisprudensi dalam bahasa Inggris berarti teori ilmu hukum sedangkam untuk
pengertian yurisprudensi digunakan istilah-istilah case law atau judge Made Law. Kata
yurisprudensi dalam bahasa Jerman berarti ilmu hukum dalam arti sempit. Kemudian dari
segi praktik peradilan yurisprudensi adalah keputusan hakim yang selalu dijadikan pedoman
hakim lain dalam menuntaskan kasus-kasus yang sama11.

Yurisprudensi memiliki fungsi yang penting namun tidak memi- liki kedudukan hukum
yang jelas di Indonesia. Dasar yang biasa dija- dikan rujukan adalah Pasal 5 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman mengatur bahwa Hakim dan
ha- kim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa
keadilan yang hidup dalam masyarakat.

e. Doktrin

Doktrin adalah pendapat ahli hukum yang terkenal sebagaimana yang dikutip dari
pernyataan Sudikno, yaitu: doktrin adalah pendapat para sarjana hukum yang merupakan
sumber hukum tempat hakim dapat menemukan hukumnya. Sering kali terjadi bahwa hakim
dalam putusannya menyebut sarjana hukum. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hakim
menemukan hukumnya dalam doktrin itu. Doktrin yang demikian itu adalah sumber hukum
formil. Doktrin yang belum digunakan hakim dalam mempertimbangkan kekuasaannya
belum merupakan sumber hukum formil. Jadi untuk dapat menjadi sumber hukum formil,
doktrin harus memenuhi syarat tertentu. Yaitu doktrin yang telah menjelma menjadi putusan
hakim. Selanjutnya yang termasuk dalam sumber hukum materiil adalah terdiri dari Perasaan
hukum seseorang atau pendapat umum, agama, kebiasaan, dan politik hukum daripada
pemerintah.12

2.6 Ciri-ciri dalam Hukum Administrasi Negara


Beberapa ciri-ciri dalam hukum administrasi negara:13

1. Hubungan antara pemerintah dan warga negara

11
Charlie Rudyat, Kamus Hukum, Jakarta: Pustaka Mahardika, tth, hlm. 436-437
12
B. S. Pramono, Pokok-Pokok Pengantar Ilmu Hukum, Surabaya: Usaha Nasional, 2006, hlm.101.
13
https://pascasarjana.umsu.ac.id/ciri-ciri-dalam-hukum-administrasi-negara/

10
Hukum Administrasi Negara berfokus pada hubungan hukum antara pemerintah dan
warga negara. Ini mencakup berbagai aspek seperti administrasi publik, pelayanan
publik, kebijakan publik, dan hak-hak serta kewajiban warga negara dalam
menghadapi pemerintah
2. Regulasi Administratif
Hukum Administrasi Negara berisi aturan dan regulasi yang mengatur administrasi
publik. Ini mencakup prosedur administratif, tata cara pengambilan keputusan
administratif, struktur organisasi administratif, serta hak dan kewajiban pegawai
negeri.
3. Keadilan dan perlindungan hukum
Hukum Administrasi Negara bertujuan untuk mencapai keadilan dan perlindungan
hukum dalam hubungan administratif. Ini berarti bahwa pemerintah dan institusi
administratif harus bertindak secara adil dan tidak diskriminatif terhadap warga
negara. Warga negara juga memiliki hak untuk melindungi kepentingan mereka
dalam proses administratif dan dapat mengajukan gugatan jika hak-hak mereka
dilanggar.
4. Prinsip-prinsip Legalitas
Hukum Administrasi Negara didasarkan pada prinsip-prinsip legalitas, yang berarti
bahwa tindakan pemerintah harus sesuai dengan hukum yang berlaku. Pemerintah
tidak boleh bertindak sembarangan atau sewenang-wenang, melainkan harus
mengikuti aturan hukum yang berlaku.
5. Sifat dinamis dan perubahan
Hukum Administrasi Negara adalah bidang hukum yang dinamis dan selalu
mengalami perubahan. Karena perkembangan masyarakat dan kebutuhan
administratif yang berkembang, hukum ini terus beradaptasi dan mengatur isu-isu
baru yang timbul dalam administrasi publik.
6. Keterkaitan dengan hukum konstitusi
Hukum Administrasi Negara memiliki keterkaitan erat dengan hukum konstitusi.
Prinsip-prinsip dan norma-norma konstitusi sering menjadi dasar bagi regulasi dan
keputusan administratif yang diambil oleh pemerintah.
7. Tujuan Efisiensi dan kepentingan umum
Hukum Administrasi Negara bertujuan untuk mencapai efisiensi dalam administrasi
publik dan memenuhi kepentingan umum. Proses administratif diarahkan untuk

11
memberikan pelayanan publik yang efektif, efisien, dan berkualitas kepada warga
negara.

2.7 Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara


Terdapat berbagai pendapat mengenai ruang lingkup pembahasan dari hukum
administrasi negara. Membicarakan ruang lingkup kajian HAN tidak bisa lepas dari tugas dan
fungsi dari pemerintahan. Untuk itu yang teramat penting untuk diketahui terlebih dahulu
pengertian dari pemerintah. Istilah “pemerintah” digunakan dalam dua pengertian.

a. Dalam arti luas, adalah kegiatan negara dalam melaksanakan kekuasaan politik,
b. Dalam arti sempit, adalah meliputi kegiatan negara kecuali tugas pembuatan undang-
undang dan peradilan. Pemerintah dalam arti sempit (bestuur) mempunyai pengertian
sama dengan administrasi14

Istilah “administrasi” dan “pemerintah” sudah umum digunakan, baik oleh Pemerintah
maupun masyarakat. Di Amerika Serikat digunakan istilah “the administration” untuk
pengertian keseluruhan pemerintahan, termasuk Presiden. 15

Ridwan HR, dalam bukunya Hukum Administrasi Negara, dari sejumlah pendapat
ahli Hukum Administrasi Negara dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup HAN mengatur
hal-hal sebagai berikut:16

1. Perbuatan pemerintah (pusat dan daerah) dalam bidang publik


2. Kewenangan pemerintahan (dalam melakukan perbuatan di bidang publik
tersebut) di dalamnya diatur mengenai darimana, dengan cara apa, dan bagaimana
pemerintah menggunakan kewenangannya; penggunaan kewenangan ini
dituangkan dalam bentuk instrumen hukum sehingga diatur pula tentang
pembuatan dan penggunaan instrumen hukum
3. Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atau penggunaan kewenangan
pemerintahan itu
4. Penegakan hukum dan penerapan sanksi-sanksi dalam bidang pemerintahan.

Sehubungan dengan adanya hukum administrasi tertulis, yang tertuang dalam


berbagai peraturan perundang-undangan dan hukum administrasi tidak tertulis, yang lazim

14
Boerhanoeddin Soetan Batoeah, Pokok-Pokok Hukum Tata Usaha Negara (Jakarta: Bina Cipta, 1983), hlm. 1
15
Rochmat Soemitro, “Peradilan Administrasi dalam Hukum Pajak di Indonesia” (Disertasi: Universitas
Padjajaran, 1991).
16
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) hlm 44

12
disebut asas-asas umum pemerintahan yang layak (algemene beginselen van behoorlijk
bestuur) keberadaan dan sasaran dari hukum administrasi adalah sekumpulan peraturan
hukum yang mengatur tentang tugas dan kewenangan pemerintahan dalam berbagai
dimensinya sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan kemasyarakatan yang baik
dalam suatu negara hukum. Dengan demikian, keberadaan HAN dalam suatu negara hukum
merupakan conditio sine quanon.17

Apabila pengertian pemerintah ini dihubungkan dengan teori trias politica dari
Montesqieu, maka yang dimaksud dengan pengertian pemerintah dalam arti luas meliputi tiga
cabang kekuasaan negara sebagaimana dikemukakan Montesqieu yakni kekuasaan eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Sedangkan pengertian pemerintah dalam arti sempit hanya meliputi
kekuasaan eksekutif saja.18

Khusus dalam ilmu hukum administrasi negara, ilmu hukum yang memiliki kedekatan
dengan HAN adalah hukum tata negara. Hal ini mengingat keduanya memiliki satu lapangan
yang mirip satu sama lain, yakni negara, kewenangan, para pejabat, serta rakyat. Untuk itu,
perlu diperjelas batas kedua keilmuan tersebut agar mudah pembedaan dan pembatasan
dengan ilmu hukum yang mempunyai lapangan yang berbeda. Pada awalnya, banyak pakar
menganggap bahwa hukum administrasi negara dan hukum tata negara merupakan kesatuan
dan tidak dapat dipisahkan. Hukum administrasi negara hanya merupakan bagian khusus dari
hukum tata negara. Pendek kata, hukum administrasi negara hanya mempunyai lapangan
yang sama dengan hukum tata negara. Akan tetapi, yang membedakan hukum administrasi
negara dilihat sebagai hukum yang khusus, sedangkan hukum tata negara merupakan hukum
umumnya. Beberapa sarjana terkemuka yang memandang bahwa antara hukum administrasi
negara dan hukum tata negara merupakan satu kesatuan karena tidak terdapat perbedaan yang
prinsipiil. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Vegting, Kranenburg, dan Prins.
Kesimpulan ini didasarkan pada pernyataan Kranenburg yang melihat bahwa hukum tata
negara merupakan hukum yang berbicara mengenai struktur dari suatu pemerintahan,
sedangkan hukum administrasi negara merupakan hukum yang membahas peraturan-
peraturan yang bersifat khusus. Pendapat Kranenburg ini didukung oleh Prins yang
mengemukakan bahwa hukum administrasi negara membahas hal-hal yang bersifat teknis,

17
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) hlm 44 - 45
18
mexsasai indra et al, Hukum Administrasi Negara,Hlm 10

13
sedangkan hukum tata negara lebih merupakan hukum yang membahas hal-hal yang lebih
fundamental dari Negara.19

Ruang lingkup hukum administrasi negara sesungguhnya sangat luas cakupannya. Hal
itu sebagaimana diungkap oleh Prajudi Atmosudirdjo yang mengatakan bahwa ruang lingkup
hukum administrasi negara meliputi:

1. hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum administrasi negara


2. hukum tentang organisasi administrasi negara
3. hukum tentang aktivitas-aktivitas administrasi negara yang bersifat yuridis
4. hukum tentang sarana-sarana administrasi negara, terutama kepegawaian negara dan
keuangan negara
5. hukum administrasi pemerintahan daerah dan wilayah yang dibagi menjadi:
a. hukum administrasi kepegawaian
b. hukum administrasi keuangan
c. hukum administrasi materil
d. hukum administrasi perusahaan negara
e. hukum tentang peradilan administrasi negara 20

Sementara itu, menurut Van Vollenhoven yang mendasarkan teori “residu”, lapangan
atau cakupan hukum administrasi negara meliputi:

1. hukum pemerintah/bestuur recht


2. hukum peradilan yang meliputi:
a. hukum acara pidana
b. hukum acara perdata
3. Hukum kepolisian
4. hukum proses perundang-undangan/regelaarsrech21

Pandangan Van Vollenhoven ini memasukkan hukum acara pidana dan hukum acara
perdata dalam lingkup hukum administrasi negara. Hal ini tentu didasarkan pada pemikiran
bahwa kedua hukum acara tersebut pada prinsipnya berisi administrasi peradilan yang
mengatur tata cara atau penatausahaan proses-proses beracara sehingga sudah sepatutnyalah
hal tersebut masuk dalam lingkup hukum administrasi negara meskipun penamaannya bisa

19
Yos Johan Utama,Pengertian Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara
20
Bewa Ragawino, Hukum Administrasi Negara, (FISIP Universitas Padjajaran, 2006), hlm. 14
21
Ibid., hlm. 13.

14
membuat rancu. Hal ini mengingat selama ini hukum acara pidana merupakan hukum formil
dari lapangan hukum pidana. Hukum acara perdata merupakan hukum formil dari lapangan
hukum perdata. Akan tetapi, substansi yang dibahas atau yang menjadi isu utama dalam
hukum acara peradilan apa pun sesungguhnya memang membahas segala proses administrasi
peradilan (court administration), seperti bagaimana mendaftar perkara, memanggil para pihak
yang bersengketa, administrasi pembuktian, bagaimana menghadirkan saksi, dan segenap
prosedur lainnya. Pendapat Van Vollenhoven ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Prayudi
yang memasukkan administrasi negara di bidang yuridis dalam lingkup wilayah hukum
administrasi negara. Dengan perkataan lain, dari kedua pandangan tersebut, luas lingkup
hukum administrasi negara itu meliputi pengaturan prosedur, tata cara, penatausahaan, proses
pencatatan, dan segala tindakan administrasi lainnya. Maka itu, hal tersebut dimasukkan
dalam ruang lingkup hukum administrasi negara.

Pendapat lain tentang ruang lingkup hukum administrasi negara dikemukakan oleh
Kusumadi Pudjosewojo. Ia membagi bidang-bidang pokok yang merupakan lapangan hukum
adminsitrasi negara:

1. Hukum tata pemerintahan


2. Hukum tata keuangan
3. Hukum hubungan luar negeri
4. Hukum pertahanan negara dan keamanan umum

Pendapat Kusumadji ini lebih menekankan cakupan hukum administrasi negara


sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945. Namun, model pendekatan ini menimbulkan
ketidakjelasan, bukan saja karena tidak jelas tolok ukurnya, tetapi juga rancu dengan
lapangan atau cakupan hukum tata negara. Hal ini mengingat dimasukkannya hubungan luar
negeri serta pertahanan negara yang secara jelas merupakan pokok bahasan dalam lapangan
hukum tata negara. Perkembangan dewasa ini mengenai luas cakupan hukum administrasi
negara pada prinsipnya menggabungkan teori residu dari Van Vollenhoven dan dikawinkan
dengan pendapat Prajudi. Hal tersebut berarti luas cakupan hukum administrasi negara lebih
menitikberatkan bidang ilmu selain yang menjadi bahasan hukum perdata, hukum pidana,
dan hukum tata negara. Lalu, ditambahkan pula segala hal yang berkaitan dengan masalah
prosedur, tata laksana, dan kegiatan administrasi lainnya, tetapi dengan catatan proses
administrasi tersebut, substansi utama tidak berada dalam lapangan hukum lainnya. Sebagai
contoh, dalam perkembangan dewasa ini, hukum acara perdata ataupun hukum acara pidana

15
tidak lagi dimasukkan dalam ruang lingkup hukum administrasi negara karena kedua
substansi dasarnya ada di lingkup hukum yang lain meskipun pokok bahasan sesungguhnya
merupakan lingkup administrasi negara.22

2.8 Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Hukum Lainnya


1) Hubungan hukum administrasi negara dengan hukum tata negara
(Hukum Konstitusi)

Pengertian konstitusi secara teoretis sangat beragam. Ditinjau dari fungsinya, Erwin
Chemerinsky (2006: 2) dalam bukunya, Constitutional Law - Principles and Policies,
menyatakan bahwa pada intinya "Pada hakikatnya, konstitusi selalu mengatur 3 (tiga) hal
yang bersifat pokok, yaitu: jaminan adanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban asasi manusia,
susunan ketatanegaraan (the structure of government) yang bersifat mendasar, dan
pembatasan serta pembagian tugas-tugas ketatanegaraan yang juga bersifat mendasar
(Hadjon, 1994: 56). Semua konstitusi selalu menjadikan kekuasaan sebagai pusat perhatian,
karena kekuasaan itu sendiri pada intinya memang perlu diatur dan dibatasi sebagaimana
mestinya (Asshiddiqie, 2005: 21)

Konstitusi suatu negara merupakan kesepakatan bangsa pada tingkat na- sional
mengenai seluruh perspektif penyelenggaraan pemerintahan dalam arti luas yang sekaligus
juga dimaksudkan untuk memberikan jaminan konsti- tusional terhadap hak dan kewajiban
negara serta warga negara. Konstitusi merupakan norma fundamental dari suatu negara yang
menjadi rujukan bagi pembentukan seluruh norma hukum yang terdapat di suatu negara.

Ditinjau dari maknanya, para ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai
pengertian konstitusi, hal tersebut tergantung sudut pandang masing- masing dalam
melihatnya. Berikut beberapa macam pengertian konstitusi

a. KC Wheare
Mengklasifikasikan pengertian konstitusi menjadi 2 macam, yaitu kon- stitusi
dalam arti luas dan konstitusi dalam arti sempit. Pertama, Konstitusi dalam arti
luas menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan suatu ne- gara, kumpulan
berbagai peraturan yang membentuk dan mengatur atau mengarahkan
pemerintahan. Peraturan-peraturan ini sebagian bersifat legal, dalam arti bahwa
pengadilan mengakui dan menerapkan peraturan- peraturan tersebut, dan sebagian

22
Yos Johan Utama,Pengertian Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara

16
bersifat non-legal atau ekstra-legal, yang berupa kebiasaan, saling pengertian, adat
atau konvensi, yang tidak diakui oleh pengadilan sebagai hukum namun tidak
kalah efektifnya dalam mengatur ketatanegaraan dibandingkan dengan apa yang
secara baku disebut hukum.
b. James Bryce
Menurut James Bryce konstitusi sebagai satu kerangka masyarakat politik, yang
pengorganisasiannya melalui dan oleh hukum
c. Thomas Paine
Thomas Paine menyatakan bahwa "Konstitusi bukanlah tindakan dari pemerintah,
tapi tinda- kan dari rakyat yang mengatur suatu pemerintah, dan pemerintah tanpa
konstitusi adalah kekuasaan tanpa kebenaran... Sebuah konstitusi adalah hal yang
mendahului suatu pemerintah dan pemerintah hanya ciptaan dari konstitusi”
d. Hilaire Barnett
Mengacu pada pendapat Wheare dan Thomas Paine, Hilaire Barnett (2002: 7)
menyatakan bahwa "(Konstitusi adalah sesuatu yang ada sebelum pemerintah,
atau, seperti Paine mengungkapkannya, hal itu yang mendahului keberadaan
pemerintah, memberikan legitimasi kepada pemerintah dan mendefinisikan
kekuasaan di mana pemerintah dapat bertindak. Dengan demikian, kon- stitusi
menetapkan batas baik untuk kekuatan yang dapat dilaksanakan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, persamaan dan perbedaan hukum


administrasi negara dan hukum tata negara dapat diuraikan sebagai berikut. 23

Persamaan

a. Baik hukum tata negara maupun hukum administrasi negara merupakan hukum
public
b. keduanya memiliki sumber hukum yang sama

Perbedaan

a. Hukum tata negara membahas organisasi dan fungsi dari pemerintah dalam
keadaan diam, sementara hukum administrasi negara membahas organisasi dan
fungsi dari pemerintah dalam keadaan bergerak

23
( http:www.lwnotes.in?Relationship_between_constitutional_law_and_administrative_law#ixzz3rTgs2f7P)

17
b. Hukum tata negara membahas peraturan perundang-undangan yang lebih luas
yang mengatur mengenai fungsi-fungsi sedangkan hukum administrasi negara
membahas rincian dari fungsi-fungsi tersebut
2) Hubungan hukum administrasi negara dengan hukum Pidana

Hukum administrasi adalah salah satu dari 3 bidang dasar hukum publik yang
berkaitan dengan hubungan antara pemerintah dan warganya, 2 lainnya menjadi hukum
konstitusi dan hukum pidana. Tujuan utama dari hukum administrasi adalah untuk
memastikan bahwa kegiatan pemerintah diizinkan oleh Parlemen atau legislatif provinsi, dan
bahwa hukum diimplementasikan dan dikelola dengan cara yang adil dan wajar. Hukum
administrasi didasarkan pada prinsip bahwa tindakan pemerintah, dalam bentuk apa pun,
harus (tegasnya) sah, dan bahwa warga negara yang terpengaruh oleh tindakan melanggar
hukum dari pejabat pemerintah harus mendapatkan solusi efektif jika sistem administrasi
negara Kanada diterima dan dipelihara.

Hukum pidana sendiri dapat dimaknai: (Kumpulan peraturan perundang-undangan


yang mende- finisikan perilaku yang dilarang oleh pemerintah karena mengancam dan
merugikan keselamatan publik dan kesejahteraan dan yang menetapkan hukuman yang akan
dikenakan untuk tindakan-tindakan tersebut. Hukum pidana istilah umumnya mengacu pada
hukum pidana substantif. Hukum pi- dana substantif mendefinisikan kejahatan dan dapat
membentuk hukuman. Sebaliknya, Acara Pidana menjelaskan proses melalui mana hukum
pidana di tegakkan).

Meskipun tidak pada asasnya, tak ada larangan untuk menerapkan sanksi administratif
bersama-sama dengan sanksi pidana, mengingat karakter sanksinya yang berbeda. Sanksi
administratif merupakan bentuk parate executie yang dapat dilaksanakan secara langsung
oleh pemerintah tanpa harus melalui proses peradilan, sedangkan sanksi pidana dilaksanakan
melalui proses peradilan pidana. Sesuai dengan asas "in cauda venenum" maupun "ultimum
remedium", dalam berbagai peraturan perundang-undangan penempatan sanksi pidana se-
lalu ditempatkan pada bagian terakhir, setelah pengaturan mengenai sanksi perdata dan sanksi
administratif.

Dengan demikian, hukum pidana juga memiliki hubungan yang erat dengan hukum
tata negara karena pembentukan norma hukum pidana hanya dapat dilakukan melalui fungsi
legislatif parlemen dalam bentuk suatu undang- undang. Pelaksanaan sanksi pidana setelah
diputus oleh lembaga peradilan pi- dana diserahkan kembali kepada aparat pelaksana di

18
lingkungan eksekutif yang melaksanakan wewenang administrasi negara berdasarkan norma
hukum administrasi negara untuk melaksanakan putusan peradilan pidana.

3) Hubungan hukum administrasi negara dengan hukum Privat

Hukum privat memengaruhi hak-hak dan kewajiban-kewajiban para individu,


keluarga, badan usaha, dan kelompok-kelompok kecil dan keberadaannya untuk membantu
rakyat dalam penyelesaian sengketa yang mencakup persoalan-persoalan privat, ruang
lingkupnya secara lebih khusus daripada hukum publik dan mencakup: 24

a. Hukum kontrak - mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari individu dalam


perjanjian-perjanjian
b. Hukum ganti rugi - hak-hak, kewajiban-kewajiban dan pemulihan yang disediakan
bagi seseorang yang telah dirugikan oleh individu lain
c. Hukum hak milik - mengatur bentuk-bentuk kepemilikan, peralihan, dan masalah-
masalah sewa
d. Hukum perwarisan - mengatur peralihan dari suatu kepemlihan antar- pihak-pihak
e. Hukum keluarga mengatur hubungan keluarga dan hubungan-hubungan dalam
keluarga.

Hukum administrasi negara (hukum pemerintahan) menguji hubungan hukum


istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat administrasi negara (ambsdrager)
melakukan tugas mereka yang khusus (Utrecht: 1986: 1). Manakala tidak ada pengaturan
khusus dalam hukum administrasi negara, berlakulah hukum privat. Namun, dalam
perkembangan hukum administrasi negara berkembanglah gejala semakin banyak
dipergunakannya hukum perdata oleh pemerintah dalam penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan. Pemerintah dapat menggunakan hukum perdata dalam berinteraksi dengan
subjek hukum privvat untuk mewujudkan tujuan-tujuan pemerintahan. Hal itu terlihat dari
dipergunakannya kontrak administratif (government contract) dalam penyelenggaraan
pemerintahan, jual beli, sewa-menyewa, tukar menukar (ruislag) yang dilakukan dalam
interaksi pemerintah dengan orang atau badan hukum perdata selaku subjek hukum privat.
Hukum perdata dapat digunakan dalam pelaksanaan fungsi pemerintah, sepanjang tidak
diatur khusus melalui administrasi negara dan tidak dari upaya untuk mewujudkan tujuan-
tujuan pemerintah. Namun, tidak semua bagian dari hukum perdata dapat dan cocok

24
http://study.com/academy/lesson/public-law-vs-private-law-definitions-and-differences.html.

19
dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pemerintahan, karena ada bidang-bidang hukum
administrasi negara sebagai hukum publik yang mengatur pembatasan-pembatasan
penggunaan hukum perdata. Misalnya, sebelum pemerintah melakukan jual beli dalam
pengadaan barang dan jasa publik terlebih dahulu harus ditempuh sistem pengadaan barang
dan jasa publik yang diatur dalam peraturan perundang-undangan hukum publik melalui
mekanisme tender, yang kemudian baru dilanjutkan dengan melakukan tindakan hukum
perdata melalui pembuatan kontrak dalam pengadaan ba- rang dan jasa publik. Mengenai
kontrak pemerintah, Simamora (2009: 53-54) mengatakan

“Sebagai konsekuensi pemanfaatan instrumen hukum perdata oleh pe- merintah,


khususnya Hukum Kontrak, dalam pengelolaan urusan peme- rintahan yang lazim disebut
sebagai kontraktualisasi (contractualization), terjadi percampuran antara elemen privat dan
publik dalam hubungan kontrak yang terbentuk. Kontrak yang dibuat oleh pemerintah kare-
nanya mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kontrak privat pada umumnya.
Implikasi adanya percampuran elemen privat dan publik itu tidak saja mengenai keabsahan
dalam pembentukan kontrak, tetapi juga pada aspek pelaksanaan serta penegakan hukumnya
(enforcement of the contract). Adanya unsur hukum publik inilah yang menyebabkan aturan
dan prinsip hukum dalam kontrak privat tidak sepenuhnya berlaku bagi kontrak yang dibuat
oleh pemerintah”.

4) Hubungan hukum administrasi negara dengan hukum internasional

Hukum Internasional di definisikan sebagai kumpulan norma hukum yang mengatur


hubungan hukum diantara atau antar negara atau bangsa. Untuk menentukan sebagai suatu
subjek di bawah definisi tradisional hukum memiliki kemampuan untuk memasuki hubungan
diplomatik atau luar negeri/internasional, suatu negara harus memiliki kedaulatan.
Diperlukan adanya suatu wiayah, penduduk, pemerintah dan kemampuan untuk memasuki
hubungan diplomatik atau hubungan luar negeri

Berbagai norma hukum internasional untuk dapat dinyatakan berlaku dan mengikat
warga negara di suatu negara memerlukan proses ratifikasi. Penerapan atau pelaksanaan
perjanjian-perjanjian internasional oleh penguasa terhadap rakyat akan menyentuh lapangan
hukum administrasi, karena hukum administrasi negara merupakan instrumenteel recht

5) Hubungan hukum administrasi negara dengan ilmu administrasi negara

20
Administrasi negara dapat didefinisikan sebagai Cabang dari ilmu politik yang
terutama berkaitan dengan struktur dan aktivitas-aktivitas dari badan-badan yang dituntut
untuk melaksanakan fungsi pemerintahan oleh administrasi.

Aderibigbe mendefinisikan Administrasi negara merupakan pelaksanaan dari


kebijakan pemerintah dan disiplin akademik yang mempelajari pelaksanaan dan
mempersiapkan para pegawai negeri untuk tugas ini.

Hukum administrasi negara melakukan pendekatan normatif terhadap pelaksanaan


fungsi para pejabat administrasi negara yang melakukan berbagai tindakan administrasi
negara. Administrasi negara mengkaji pendekatan politik dari organisasi kebijakan dan
program-program pemerintah yang di laksanakan oleh para pejabat administrasi negara.
Namun, berbeda dengan hukum administrasi negara yang merupakan cabang dari ilmu
hukum dan terletak dalam rumpun keilmuan hukum publik, ilmu administrasi negara
merupakan cabang dari ilmu politik. Hukum administrasi negara memberikan kerangka
hukum bagi pembuatan dan pelaksanaan kebijakan-kebijakan dan program-program
pemerintah dan sebagai pedoman bagi para pejabat admi- nistrasi negara maupun badan-
badan administrasi negara dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan serta program-program
pemerintah.

6) Hubungan hukum administrasi negara dengan Ilmu Sosial

Berkaitan dengan hubungan hukum administrasi negara dengan ilmu sosial, Albert
HY. Chen dalam Tom Ginsburg (2009: 360) berpendapat:Dari perspektif antar disiplin ilmu-
ilmu sosial, ada hubungan yang erat antara hukum administrasi, pemerintahan dan regulasi,
dan hukum administrasi dapat dianggap sebagai salah satu dari banyak alat regulasi atau satu
cara pemerintahan. Cara memerintah mungkin secara luas didefinisikan sebagai mekanisme
sosial di mana aturan yang di tempatkan dalam setiap masyarakat terberi disesuaikan dengan
pengalaman dan urgensi dari orang-orang yang hidup di bawah peraturan mereka.
'’Peraturan'’ mungkin didefinisikan secara luas sebagai pengawasan berkelanjutan dan
terfokus yang dilakukan oleh badan publik terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap bernilai
oleh sebuah masyarakat. Peraturan bagaimanapun terdiri atas tindakan-tindakan pemerintah
yang didesain untuk memengaruhi perilaku masyarakat, terutama untuk tujuan
mempromosikan kepentingan umum, selain dari penggunaan hukum untuk memerintah dan
mengawasi atau membentuk hak-hak dan kewajiban-kewajiban.

21
Terdapat hubungan yang erat antara hukum administrasi negara, kepemerintahan dan
peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan berisi serangkaian tindakan
pemerintahan yang berpengaruh terhadap perilaku masyarakat sebagai dampak dari
pelaksanaan peraturan perundang- undangan oleh badan-badan administrasi negara.

7) Hubungan hukum administrasi negara dengan Budaya dan Budaya hukum

Sehubungan dengan definisi budaya, ada yang berpendapat bahwa Budaya adalah
karakteristik dan pengetahuan dari sekelompok orang tertentu, didefinisikan oleh segala
sesuatu dari bahasa, agama, masakan, kebiasaan sosial, musik, dan seni. Selanjutnya, Budaya
sebagai pola bersama perilaku dan interaksi, konstruksi kognitif, dan pemahaman yang
dipelajari melalui sosialisasi. Dengan demikian, dapat dilihat sebagai pertumbuhan identitas
kelompok yang dibina melalui pola sosial yang unik kepada kelompok.25

Hukum Administrasi Negara juga memiliki dan dipengaruhi oleh budaya sehingga
corak perkembangan hukum administrasi negara dipengaruhi dan memengaruhi budaya
masyarakat setempat. Pengaruh budaya terhadap hukum administrasi negara maupun
sebaliknya tetap harus dilihat sebagai bagian dari corak perkembangan hukum administrasi
negara.

Hukum administrasi negara selain tumbuh dalam budaya masyarakat tertentu, juga
memengaruhi perkembangan budaya masyarakat. Budaya hukum masyarakat suatu negara
juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan hukum administrasi negara.

8) Hubungan hukum administrasi negara dengan Teknologi informasi

Perkembangan yang pesat dalam bidang teknologi informasi berpengaruh secara


signifikan terhadap hukum administrasi negara. Hukum administrasi negara semakin
memenuhi karakter efektivitas dan efisiensi untuk menopang pelaksanaan fungsi
pemerintahan dengan memanfaatkan sistem tekhnologi informasi.

Sehubungan dengan penggunaan tekhnologi informasi dalam hukum administrasi


negara, Corrien Prins berpendapat bahwa, apabila warga dan perusahaan yang berkomunikasi
secara elektronik dengan administrasi publik, mereka harus tahu apa yang diperlukan, apa
yang harus mereka lakukan, apa manfaat dari dialog secara on-line dan bagaimana
keprihatinan mereka (misalnya di bidang kepercayaan, privasi dan perlindungan informasi

25
http://www.livescience.com/21478-what-is-culture-definition-of-culture.html.

22
pribadi) akan dituju. Jika administrasi publik memperkenalkan alat kerja elektronik dan
metode, mereka juga perlu menyusun Rancangan Peraturan, pedoman bagi pengguna, peta
jalan, dan lain-lain untuk menjelaskan kepada warga dan perusahaan, baik di tingkat nasional
dan di negara-negara lain, apa yang harus mereka la- kukan untuk membuat sebagian
pelayanan secara elektronik.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian Hukum Administrasi Negara Pada dasarnya sangat sulit untuk dapat
memberikan suatu definisi yang dapat diterima oleh semua pihak, mengingat Ilmu Hukum
Administrasi Negara sangat luas dan terus berkembang mengikuti arah
pengolahan/penyelenggaraan suatu Negara. Sumber Hukum Administrasi Negara adalah
segala sesuatu yang menimbulkan aturan hukum dan ditentukan aturan hukum itu.

Sumber Hukum Materil adalah sumber hukum yang menentukan isi aturan hukum itu,
dan untuk menentukan isi hukum itu dipengaruhi oleh banyak factor yaitu Sejarah, Faktor
Soiologis di seluruh masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada didalam masyarakat.

Sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara adalah Undang-undang,


Kebiasaan/Praktek hukum administrasi Negara, Yurispudensi, Doktrin/pendapat para ahli.
Hubungan antara pemerintah dan warga negara Hukum Administrasi Negara berfokus pada
hubungan hukum antara pemerintah dan warga negara. Keadilan dan perlindungan hukum
Hukum Administrasi Negara bertujuan untuk mencapai keadilan dan perlindungan hukum
dalam hubungan administratif.

Sehubungan dengan adanya hukum administrasi tertulis, yang tertuang dalam


berbagai peraturan perundang-undangan dan hukum administrasi tidak tertulis, yang lazim
disebut asas-asas umum pemerintahan yang layak (algemene beginselen van behoorlijk
bestuur) keberadaan dan sasaran dari hukum administrasi adalah sekumpulan peraturan
hukum yang mengatur tentang tugas dan kewenangan pemerintahan dalam berbagai
dimensinya sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan kemasyarakatan yang baik
dalam suatu negara hukum.

Khusus dalam ilmu hukum administrasi negara, ilmu hukum yang memiliki kedekatan
dengan HAN adalah hukum tata negara. Akan tetapi, yang membedakan hukum administrasi
negara dilihat sebagai hukum yang khusus, sedangkan hukum tata negara merupakan hukum
umumnya.

24
Hal tersebut berarti luas cakupan hukum administrasi negara lebih menitikberatkan
bidang ilmu selain yang menjadi bahasan hukum perdata, hukum pidana, dan hukum tata
negara. Sebagai contoh, dalam perkembangan dewasa ini, hukum acara perdata ataupun
hukum acara pidana tidak lagi dimasukkan dalam ruang lingkup hukum administrasi negara
karena kedua substansi dasarnya ada di lingkup hukum yang lain meskipun pokok bahasan
sesungguhnya merupakan lingkup administrasi negara.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih
perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca
makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

25
DAFTAR PUSTAKA
al, P. M. (2005). Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Atmosudirjo, P. (1981). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Batoetah, B. S. (1983). Pokok Pokok Hukum Tata Usaha Negara . Jakarta: Bina Cipta.

HR, R. (2006). Hukum administrasi negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/hukum_administrasi_negara.pdf
(diakses pada tgl 4 oktober 2023)

Indra, M., Adhayanto, O., & Sucipta, P. R. (2021). Hukum Administrasi Negara. Tanjung
Pinang: Laboratorium Komunikasi & Sosial (LAB.KOMSOS).

mahmodin, mohammad mahfud; Marbun, Syahwidad Syahrudin Fahmi;. (2004). Pokok pokok
Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Liberty.

Theresia Ngutra, “Hukum dan sumber-sumber Hukum”, dalam Jurnal Supermasi, Vol.XI No. 2,
Oktober 2016

https://pascasarjana.umsu.ac.id/ciri-ciri-dalam-hukum-administrasi-negara/ (diakses pada tgl 4


oktober 2023)

Ragawino, B. (2006). Hukum Administrasi Negara. 5.

Soemitro, R. (1991). Peradilan Administrasi dalam Hukum Pajak di Indonesia. Universitas


Padjadjaran.

Utama, Y. J. (n.d.). Pengertian-pengertian dalam Hukum Administrasi Negara. pustaka.ut.

Tjandra, W. Riawan (2018) Hukum Administrasi Negara Jakarta:SInar Grafika

Anda mungkin juga menyukai