Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

INSTRUMEN PEMERINTAH DALAM PERATURAN DAN KEPUTUSAN


Di susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara
Dosen Pengampu:
Sugeng Karyadi, S.Sos, M.AP

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Alya Nur Fasha (2310411320048)
2. Angelina Da Costa Alves (2310411220055)
3. Diah Maulida Saidilah Putri (2310411320045)
4. Lailatul Magfirah (2310411320005)
5. Maulydia Rahmah (2310411220054)
6. Naila Husna (2310411220058)
7. Rianita Asiani (2310411120027)
8. Riska Rahmawati (2310411320044)
9. Risti Yanti (2310411320042)
10. Zaiva Mutia (2310411220059)

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
Hukum Administrasi Negara yang berjudul “ Instrumen Pemerintah Dalam Peraturan dan
Keputusan “
Dalam kesempatan ini secara pribadi kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada dosen mata kuliah Hukum Administrasi Negara Bpk. Sugeng Karyadi yang telah
membimbing kami dalam memberi ilmu pengetahuan dan informasi sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini. Atas segala informasi yang diberikan, kami hanya dapat
mendoakan semoga amal baik beliau menjadi amal ibadahnya dan semoga mendapat
limpahan rahmat yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Makalah ini merupakan salah
satu wujud peran aktif kita sebagai mahasiswa dalam rangka pengembangan mata kuliah
Hukum Administrasi Negara.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada anggota atas
keseriusan dan ketekunannya. Tak lupa kami ucapkan terima kasih juga kepada pihak-pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan, kesalahan, dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengharap kritik dan saran dari semua
pihak. Akhirnya kami berharap semoga apa yang telah kami sajikan dalam makalah ini dapat
diambil manfaatnya.

Banjarmasin, 29 Februari 2024


Penyusun
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

a. Latar Belakang...................................................................................................1
b. Rumusan Masalah..............................................................................................2
c. Tujuan ...............................................................................................................2
d. Manfaat .............................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................3

a. Pengertian Instrumen Pemerintah .....................................................................3


b. Instrumen Dalam Kerangka Hukum Administrasi Negara ...............................4
 Peraturan Perundang-Undangan Keputusan Tata Usaha Negara ....................... 4
 Peraturan Kebijakan Perencanaan .......................................................................6
 Perizinan Hukum Perdataan .................................................................................8

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................11

Kesimpulan ..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................13


ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Latar belakang dibuatnya makalah berikut yaitu untuk mempelajari dan memahami
Hukum Administrasi Negara (HAN). Instrumen pemerintahan adalah alat-alat atau
sarana-sarana yang digunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam
menjalankan tugas-tugasnya. Secara umum, instrumen didefinisikan sebagai alat, metode,
atau mekanisme yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Instrumen pemerintah
memiliki peran penting dalam mengatur dan mengambil keputusan dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Dalam konteks peraturan dan keputusan hukum, instrumen
pemerintah memiliki peran yang signifikan dalam memastikan kepatuhan terhadap
peraturan dan kebijakan yang ada.
Salah satu bentuk instrumen pemerintah yang sering digunakan adalah peraturan
perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan merupakan instrumen hukum yang
dibuat oleh pemerintah untuk mengatur tata usaha negara dan kebijakan perencanaan.
Melalui peraturan perundang-undangan, pemerintah dapat mengatur berbagai aspek
kehidupan masyarakat, seperti perizinan, kebijakan perencanaan, dan keperdataan. Selain
peraturan perundang-undangan dan keputusan tata usaha negara, instrumen pemerintah
juga dapat berupa peraturan kebijakan. Peraturan kebijakan merupakan instrumen hukum
yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatur kebijakan tertentu. Peraturan kebijakan
ini dapat berupa kebijakan ekonomi, kebijakan lingkungan, atau kebijakan sosial. Melalui
peraturan kebijakan, pemerintah dapat mengatur dan mengambil keputusan yang
berdampak pada kehidupan masyarakat.
Dalam menjalankan perannya, instrumen pemerintah harus memastikan bahwa
peraturan dan keputusan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
masyarakat. Instrumen pemerintah juga harus memastikan bahwa peraturan dan
keputusan yang diambil dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan manfaat
yang nyata bagi masyarakat.
Peran instrumen pemerintah dalam regulasi dan keputusan hukum sangat penting.
Instrumen pemerintah dapat membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
perkembangan masyarakat dan perekonomian. Melalui regulasi dan keputusan hukum
yang tepat, instrumen pemerintah dapat memastikan terciptanya keadilan, keamanan, dan
kesejahteraan bagi masyarakat.
Kesimpulannya, instrumen pemerintah memainkan peran penting dalam mengatur dan
mengambil keputusan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Melalui peraturan
perundang-undangan, keputusan tata usaha negara, dan peraturan kebijakan, instrumen
pemerintah dapat memastikan terciptanya lingkungan yang kondusif bagi perkembangan
masyarakat dan perekonomian. Oleh karena itu, penting bagi instrumen pemerintah untuk
memastikan bahwa peraturan dan keputusan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, serta dapat diimplementasikan dengan baik.
1
b. Rumusan masalah
Tujuan pokok dibuatnya makalah ini adalah:
1. Apa pengertian instrument pemerintahan?
2. Apa yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan?
3. Apa pengertian Peraturan Kebijaksanaan?
4. Apa itu Rencana-Rencana (perencanaan)?
5. Apa yang dimaksud dengan Perizinan ?
6. Apa yang dimaksud dengan Istrumen Hukum Keperdataan?

c. Tujuan Masalah
Tujuan pokok dibuatnya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui lebih dalam apa yang dimaksud dengan instrument
pemerintahan.
2. Untuk memberikan pemahaman tentang peraturan perundang-undangan dalam
instrument pemerintahan.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Peraturan Kebijaksanaan.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Rencana-Rencana.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Perizinan.
6. Agar kita mengetahui apa itu Istrumen Hukum Keperdataan.

d. Manfaat Makalah
Adapun Manfaat Dari Makalah Ini Adalah:
1. Dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang
mendalam tentang instrumen kebijakan dan peraturan perundang-undangan.
2. Dari pembuatan makalah ini juga dapat membantu pembaca mengetahui tentang
konsep perizinan dan instrumen keperdataan.
3. Makalah ini juga membantu pembaca untuk mengetahui pengertian mendalam
dari perizinan dan instrumen hukum keperdataan.
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Pemerintahan


Instrumen pemerintahan adalah alat-alat atau sarana-sarana yang digunakan oleh
pemerintahan dan administrasi negara dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Berkenaan dengan struktur norma hukum administrasi negara ini, H. D van
Wijk/Willem Konijnenbelt mengatakan bahwa hukum material mengatur perbuatan
manusia. Peraturan, norma didalam hukum administrasi negara memiliki struktur
yang berbeda dibandingkan dengan struktur norma hukum perdata dan pidana.
Menurut Indroharto, dalam suasana hukum tata negara itu kita menghadapi
bertingkat - tingkatnya norma - norma hukum yang harus kita perhatikan. Lebih lanjut
Indroharto menyebutkan bahwa keseluruhan hukum tata usaha negara dalam
masyarakat itu memiliki struktur bertingkat dari yang sangat umum dan yang sampai
pada norma yang paling individual dan konkret. Kemudian pembentukan norma -
norma hukum tata usaha Negara dalam masyarakat itu tidak hanya dilakukan oleh
pembuat undang – undang dan badan - badan peradilan saja melainkan juga oleh
aparat pemerintah yang menjabat sebagai tata usaha negara. Pelaksanaan tugas
penyelenggaraan negara di Negara Indonesia paling tidak dilakukan oleh 3 lembaga
yaitu eksekutif (pemerintah), legislative (DPR), dan yudikatif (MA-MK). Dalam
melaksanakan tugas penyelenggaraan negara, masing-masing organ negara tsb
diberikan kewenangan tuk mengeluarkan instrumen hukumnya. Menurut indroharto
suasana hukum tata usaha Negara menghadapi tingkatan-tingkatan tetapi dalam
kombinasi yang satu dengan yang lain saling berkaitan.
1. Keseluruhan hukum tata usaha Negara dalam masyrakat itu memiliki struktur
tingkat dari yang sangat umum samapi pada norma yang paling individual dan
konkret yang terkandung dalm penetapan (beschikking). Kualifikasi sifat
keumuman (aglemeenheid) dan kekkonkretan (concreetheid) norma hokum
adminstrasi diperhatikan mengenai objek yand dikenai norma hokum (adressa)
dan bentuk normanya.
2. Pembentukan norma hokum tata Negara dalam masyarakat itu tidak hanya
dilakukan oleh pembuat undang-undang dan badan peradilan tetapijuga aparat
pemerintah.
Macam macam sifat norma Hukum menurut H.D van Wijk/Willem konijinenbelt :
 Norma umum-abstrak (algemeen-abstrack) mis: perundang-undang
 Norma individual-konkret (Individueel-concreet)mis: keputusan tata usaha
Negara
 Norma umum-konkret (algemeen-concreet)mis: Peraturan lalu lintas dan
rambu
 Norma individual-abstrak (Individueel-abstrack) mis: izin gangguan
3
Instrumen pemerintah adalah alat atau metode yang digunakan oleh pemerintah
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam kebijakan publik. Instrumen pemerintah
dapat berupa kebijakan fiskal, kebijakan moneter, regulasi, subsidi, insentif pajak,
program-program sosial, dan berbagai jenis intervensi lainnya yang bertujuan untuk
mengatur, mengarahkan, atau mempengaruhi perilaku individu, perusahaan, atau
pasar dengan tujuan mencapai hasil yang diinginkan dalam masyarakat.

B. Instrumen Dalam Kerangka Hukum Administrasi Negara

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN


Perundang-undangan mencakup semua hal yang terkait dengan spesifik oleh
undang-undang. Peraturan merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh pihak
berwenang untuk mengatur suatu hal. Sedangkan aturan ialah pada ketentuan yang
telah ditetapkan untuk diikuti. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
peraturan ialah tataan, petunjuk, kaidah, ketentuan yang dibuat untuk mengatur.
Sedangkan aturan adalah hasil perbuatan mengatur, tindakan atau perbuatan yang
harus dijalankan, adat sopan santun, ketertiban, serta cara yang telah ditetapkan
supaya dituruti. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peraturan perundang-
undangan bahwa peraturan perundang-undangan memiliki fokus yang jelas, yaitu
sebagai aturan yang dibuat oleh pihak yang berwenang untuk mengatur suatu hal.
Menurut Attamimi, peraturan perundang-undangan merujuk pada peraturan yang
diterapkan oleh Negara, baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah, yang
dibentuk berdasarkan kewenangan perundang-undangan, baik itu bersifat atribusi
maupun delegasi.
Menurut Fockema. A, istilah perundang-undangan (legislation, wetgeving atau
Gesetzgebung) mempunyai dua pengertian yaitu:
1. Perundang-undangan merupakan. proses pembentukan/proses membentuk
peraturan-peraturan negara baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah;
2. Perundang- undangan adalah segala peraturan negara yang merupakan
hasil pembentukan peraturan-peraturan baik di tingkat pusat maupun di
tingkat daerah
Manan (1992) berpendapat bahwa peraturan perundang-undangan yang baik,
didasari atas 3 (tiga) hal, yaitu :
1. Dasar Yuridis (Juridische Gelding) yang mengacu pada 3 (tiga) hal yaitu:
a. Kewenangan kepada pembuat peraturan perundang-undangan.
b. Peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan bentuk atau
jenis yang diatur, terutama jika ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi atau sejajar.
c. Peraturan perundang-undangan harus mengikuti prosedur tertentu.
2. Dasar Sosiologis (Sociologische Gelding) yang mencerminkan realitas
yang ada di dalam kehidupan masyarakat.
3. Dasar Filosofis menyatakan bahwa setiap masyarakat memiliki cita
hukum (rechtsidee), yang merupakan aspirasi terhadap hukum atau
peraturan perundang-undangan.
4
Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik menurut A. Hamid
Saleh Attamimi, meliputi :
1. Asas-asas tujuan yang jelas;
2. Asas perlunya pengaturan;
3. Asas organ/lembaga dan materi yang tepat;
4. Asas dapat dilaksanakan;
5. Asas dapat dikenali;
6. Asas perlakuan yang sama dalam hukum;
7. Asas kepastian hukum; dan
8. Asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual.

Menurut pasal 1 angka 2 UU RI No. 12 Tahun 2011 Peraturan Perundang-


undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara
umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
Dalam pasal 7 juga dijelaskan bahwa: Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan terdiri atas: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Undang-Undang/Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang; d. Peraturan Pemerintah; e. Peraturan
Presiden; f. Peraturan Daerah Provinsi; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Dalam buku berjudul het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving, I.
C. Van der Vlies membagi pembentukan peraturan perundang-undangan berpedoman
pada dua asas, yaitu asas formal dan asas-asas material. Asas formal meliputi : asas
tujuan yang jelas, asas organ/Lembaga yang tepat, asas perlunya pengaturan, asas
dapatnya dilaksankan dan, asas konsensus. Sedangkan asas-asas materil meliputi :
asas tentang terminologi dan sistematika yang benar, asas tentang dapat dikenali, asas
perlakuan yang sama dalam hukum, asas kepastian hukum, asas pelaksanakan hukum
sesuai keadaan individual.
Proses pembentukan peraturan perundang-undangan, antara lain:
1. Tahapan perencanaan oleh DPR, presiden, dan DPD
2. Tahapan penyusunan RUU Materi RUU yang disusun oleh DPR, Presiden,
atau DPD harus selaras dengan falsafah negara yaitu Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Tahapan pembahasan RUU
 Tingkat pertama : pembicaraan dalam rapat komisi, gabungan komisi,
rapat badan legislasi dan rapat badan anggaran.
 ingkat kedua : pembicaraan dalam rapat paripurna.
4. Tahapan Pengesahan RUU disampaikan oleh pimpinan DPR kepada Presiden
sehingga Presiden dapat mengesahkan RUU.
5. Tahapan pengundangan RUU yang telah mendapat pengesahan dari Presiden
akan diundangkan dalam Lembaga Negara Republik Indonesia.
5
KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara Pasal 1 angka 9 menjelaskan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara
adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha
negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Berdasarkan UU No. 5 tahun 1986 Pasal 1 Angka 3, dijelaskan bahwa Keputusan
Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Keputusan Tata Usaha
Negara memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bentuk penetapan tertulis
2. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara (TUN)
dilingkungan eksekutif, Legislatif, yudikatif dan penyelenggara lainnya
3. Berisis tindakan hukum TUN
4. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang yang berlaku dan
AUPB
5. Bersifat Konkret, Individual dan Final
6. Keputusan ditujukan kepada seseorang atau badan hukum perdata.
Dalam Pasal 1 angka 8 UU 51 tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
dijelaskan lebih lanjut bahwa Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan
atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

PERATURAN KEBIJAKAN PERENCANAAN


Keberadaan peraturan kebijakan tidak terlepas dari kewenangan bebas pemerintah
yang disebut juga dengan freies ermessen yang merupakan sarana untuk memberikan
kebebasan kepada pejabat dan badan administratif negara untuk bertindak tanpa
terikat oleh undang-undang. Sekalipun kebebasan bergerak diberikan, akan tetapi
terdapat dalam kerangka hukum yang dimana kebebasan tersebut ada batasan dan
harus dipertimbangkan. Berdasarkan hal tersebut, Shakran Basah mengusulkan unsur-
unsur freies ermessen dalam negara hukum sebagai berikut:
a) Ditunjukkan untuk melaksanakan tugas layanan public
b) Merupakan tindakan yang aktif dari administrasi negara
c) Tindakan tersebut dimungkinkan oleh hukum
d) Tindakan tersebut diambil oleh inisiatif sendiri
e) Tindakan tersebut dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul
secara tiba-tiba
f) Dapat dipertanggungjawabkan secara moral ataupun secara hukum
6
Bentuk peraturan kebijakan diantaranya pedoman-pedoman peraturan-peraturan,
petunjuk-petunjuk, surat edaran, nota kebijakan, dan pengumuman-pengumuman.
P. J. P. Tak menjelaskan peraturan kebijakan sebagai berikut.
Peraturan kebijakan adalah peraturan umum yang dikeluarkan oleh sebuah
instansi pemerintah mengenai pelaksanaan kewenangan pemerintah terhadap rakyat
atau terhadap instansi pemerintah lainnya. Pembuatan peraturan tersebut tidak
mempunyai dasar yang tegas dalam undang-undang formal maupun UUD, baik
langsung maupun tidak langsung.
Ciri- ciri peraturan kebijakan:
1. Peraturan kebijakan bukan merupakan peraturan perundang-undangan
2. Peraturan langsung maupun tidak langsung tidak didasarkan pada ketentuan
undang-undang formal atau UUD sehingga peraturan tersebut tidak ditemukan
dasarnya pada undang-undang.
3. Peraturan tersebut ditetapkan oleh instansi pemerintah secara tertulis maupun
tidak dan muncul melalui serangkaian keputusan instansi pemerintah tersebut
dalam melaksanakan kewenangan pemerintahan yang bebas terhadap warga
negara.

Rencana merupakan tindakan hukum pemerintahan yang menimbulkan akibat-


akibat hukum dalam presfektif hukum administrasi negara. Rencana dibagi menjadi
tiga kategori, diantaranya:
1. Rencana yang informatif, yaitu rancangan perkiraan perkembangan
masyarakat yang disajikan dengan alternatif kebijakan tertentu. Rencana ini
tidak mempunyai dampak hukum terhadap warga negara.
2. Rencana indikatif adalah rencana yang memuat kebijakan-kebijakan yang
akan ditempuh dan menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut akan
dilaksanakan. Kebijakan ini belum diterjemahkan ke dalam keputusan
operasional atau normatif. Rencana seperti ini mempunyai akibat hukum
tidak langsung.
3. Perencanaan operasional atau normatif, merupakan rencana-rencana yang
terdiri dari persiapan-persiapan, perjanjian-perjanjian, dan keputusan-
keputusan.

Unsur- unsur Rencana:


a) Tertulis
b) Keputusan atau tindakan mengandung pilihan
c) Oleh organ pemerintahan
d) Ditunjukkan untuk waktu yang akan dating
e) Unsur-unsur rencana seringkali berbentuk Tindakan-tindakan atau
keputusan-keputusan
f) Karakter memiliki sifat yang tidak sejenis (beragam)
g) Keterkaitan, sering kali secara pragmatis
h) Untuk jangka waktu yang tertentu

7
PERIZINAN HUKUM PERDATAAN
Pengertian izin menurut para sarjana adalah sebagai berikut :
 Sjachran Basah : adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu
yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan persyaratan
dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 E. Utrecht : bilamana pembuat peraturan umumnya tidak melarang suatu
perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan acara
yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret, maka keputusan
administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu
izin.
 Bagir Manan : izin dalam arti LUAS suatu persetujuan dari penguasa
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperbolehkan
melakukan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang.
Adapun unsur-unsur dari perizinan sendiri yaitu :
a. Instrumen Yuridis
Izin merupakan instrumen yuridis dalam bentuk keputusan yang bersifat
konstitutif dan yang digunakan oleh pemerintah untuk menghadapi atau
menetapkan peristiwa konkret. Sebagai keputusan, izin itu dibuat dengan
ketentuan dan persyaratan yang berlaku bagi keputusan pada umumnya,
sebagaimana yang telah disebutkan diatas.
b. Peraturan perundang-undangan
Pembuatan atau penerbitan keputusan izin merupakan tindakan hukum
pemerintahan. Sebagai tindakan hukum, harus ada wewenang yang diberikan
oleh peraturan perundang-undangan atau harus berdasarkan pada asas
legalitas. Tanpa dasar wewenang tindakan hukum itu menjadi tidak sah. Oleh
karena itu, dalam hal membuat dan menerbitkan izin haruslah didasarkan pada
wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku,
karena tanpa adanya dasar wewenang tersebut keputusan izin tersebut menjadi
tidak sah.
c. Organ pemerintahan
Organ pemerintahan adalah organ yang menjalankan urusan pemerintahan
baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah. Menurut Sjachran Basah, dari
penelusuran berbagai ketentuan penyelenggaraan pemerintahan dapat
diketahui, bahwa mulai dari administrasi negara tertinggi (presiden) sampai
dengan administrasi tingkat rendah (lurah) berwenang memberikan izin. Ini
berarti terdapat aneka ragam administrasi negara (termasuk instansinya)
pemberi izin, yang didasarkan pada jabatan yang dijabatnya baik di tingkat
pusat maupun rendah.
d. Peristiawa Konkret
Izin merupakan instrumen yuridis yang berbentuk keputusan, yang digunakan
oleh pemerintah dalam menghadapi peristiwa konkret dan individual.
Peristiwa konkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang
tertentu, tempat tertentu, dan fakta hukum tertentu.
8
Karena peristiwa konkret ini beragam, sejalan dengan keragaman
perkembangan masyarakat, maka izin pun memiliki berbagai keragaman. Izin
yang jenisnya beragam itu dibuat dalam proses yang cara prosedurnya
tergantung dari kewenangan pemberi izin, macam izin dan struktur organisasi
instansi yang menerbitkannya.
e. Prosedur dan Persyaratan
Menurut Soehino, syarat-syarat dalam izin itu bersifat konstitutif dan
kondisional. Bersifat konstitutif, karena ditentukan suatu perbuatan atau
tingkah laku tertentu yang harus (terlebih dahulu) dipenuhi, artinya dalam hal
pemberian izin ditentukan suatu perbuatan konkret, dan bila tidak dipenuhi
dapat dikenai sanksi. Bersifat kondisional, karena penilaian tersebut baru ada
dan dapat dilihat serta dapat dinilai setelah perbuatan atau tingkah laku yang
disyaratkan itu terjadi.

Adapun Fungsi dan Tujuan Perizinan yaitu sebagai suatu instrumen, izin berfungsi
selaku ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan
perancang masyarakat adil dan makmur itu di jelmakan. Hal ini berarti, lewat izin
dapat diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur itu terwujud.
Sementara mengenai tujuan perizinan, hal ini tergantung pada kenyataan konkret
yang dihadapi. Keragaman peristiwa konkret menyebabkan keragaman pula dari
tujuan izin ini, yang secara umum dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Keinginan mengarahkan (mengendalikan "sturen") aktivitas-aktivitas
tertentu (misalnya izin bangunan)
b. Mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan)
c. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin terbang, izin membongkar
pada monumen-monumen)
d. Hendak membagi benda-benda yang sedikit (izin penghuni di daerah padat
penduduk)
e. Pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas (izin
berdasarkan "drank en horecawet", dimana pengurus harus memenuhi syarat-
syarat tertentu).

Sesuai dengan sifatnya, yang merupakan bagian dari keputusan, izin selalu dibuat
dalam bentuk tertulis. Sebagai keputusan tertulis, secara umum izin memuat hal-
hal sebagai berikut:
a. Organ yang berwewenang
b. Yang di alamatkan
c. Diktum
d. Keputusan-keputusan, pembatasan -pembatasan, dan syarat-syarat.
e. Pemberian Alasan.
f. Pemberitahuan-pemberitahuan Tambahan.

9
INSTRUMEN HUKUM KEPERDATAAN
Penggunaan instrumen hukum publik merupakan fungsi dasar dari organ
pemerintahan dalam menjalankan tugas tugas pemerintahan, sedangkan penggunaan
instrumen hukum privat merupakan konsekuensi paham negara kesejahteraan, yang
menuntut pemerintah untuk mengusahakan kesejahteraan masyarakat (bestuurszorg),
yang dalam rangka bestuurszorg itu, pemerintah terlibat dengan kegiatan
kemasyarakatan dalam berbagai dimensi sejalan dengan tuntutan perkembangan
kemasyarakatan. Dalam memenuhi tuntutan itu, organ pemerintahan tidak cukup
hanya menggunakan instrumen hukum publik, tetapi juga menggunakan instrumen
keperdataan, terutama untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pelayanan terhadap
masyarakat. Menurut Indroharto, ada beberapa penggunaan instrumen keperdataan
yaitu sebagai berikut:
1. Warga masyarakat sudah terbiasa berkecimpung dalam suasana kehidupan
hukum perdata.
2. Lembaga-lembaga keperdataan sudah terbukti manfaatannya dan merupakan
bentuk-bentuk yang digunakan dalam pengaturan perundang- undangan yang
luas maupun yurisprudensi. Lembaga-lembaga keperdataan
3. Lembaga-lembaga keperdataan tersebut selalu dapat diterapkan karena bagi
pihak-pihak yang bersangkutan memiliki kebebasan untuk segala keperluan
dan kebutuhan karena bersifat sangat fleksibel dan jelas sebagai instrument.
4. Lembaga-lembaga keperdataan tersebut selalu dapat diterapkan karena bagi
pihak-pihak yang bersangkutan memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri
isi dari perjanjian yang hendak mereka buat.
5. Sering terjadi di jalur hukum publik menemui jalan buntu, tetapi jalur yuridis
menurut hukum perdata dapat memberi jalan keluarnya.
6. Ketegangan yang disebabkan oleh tindakan yang selalu bersifat sepihak dari
perintah dapat dikurangi.
7. Berbeda dengan tindakan-tindakan yang bersifat sepihak dari pemerintah,
tindakan-tindakan menurut hukum perdata ini selalu dapat memberikan
jaminan-jaminan kebendaan, misalnya untuk ganti rugi.
10
BAB III
KESIMPULAN

Instrumen pemerintah adalah alat atau metode yang digunakan oleh pemerintah untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam kebijakan publik. Instrumen pemerintah dapat berupa
kebijakan fiskal, kebijakan moneter, regulasi, subsidi, insentif pajak, program-program sosial,
dan berbagai jenis intervensi lainnya yang bertujuan untuk mengatur, mengarahkan, atau
mempengaruhi perilaku individu, perusahaan, atau pasar dengan tujuan mencapai hasil yang
diinginkan dalam masyarakat. Instrumen pemerintahan adalah alat-alat atau sarana-sarana
yang digunakan oleh pemerintahan dan administrasi negara dalam melaksanakan tugas-
tugasnya. Pelaksanaan tugas penyelenggaraan negara di Negara Indonesia paling tidak
dilakukan oleh 3 lembaga yaitu eksekutif (pemerintah), legislative (DPR), dan yudikatif
(MA-MK).
Peraturan merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh pihak berwenang untuk
mengatur suatu hal. Sedangkan aturan ialah pada ketentuan yang telah ditetapkan untuk
diikuti. Menurut pasal 1 angka 2 UU RI No. 12 Tahun 2011 Peraturan Perundang-undangan
adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur
yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual,
dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Peraturan kebijakan adalah peraturan umum yang dikeluarkan oleh sebuah instansi
pemerintah mengenai pelaksanaan kewenangan pemerintah terhadap rakyat atau terhadap
instansi pemerintah lainnya. Ciri – ciri peraturan kebijakan antara lain bukan merupakan
peraturan perundang-undangan, tidak didasarkan pada ketentuan undang-undang formal atau
UUD, tersebut ditetapkan oleh instansi pemerintah secara tertulis maupun tidak.
Rencana merupakan tindakan pemerintah yang dibuat oleh administrator negara yang
berkesinambungan dengan upaya mewujudkan suatu keadaan agar menjadi teratur. Rencana
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu rencana informatif, rencana indikatif, rencanaan operasional
atau normatif.

11
Menurut Sjachran Basah pengertian dari perizinan hukum keperdataan adalah
perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal
konkret berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penggunaan instrumen hukum publik merupakan fungsi dasar dari organ
pemerintahan dalam menjalankan tugas tugas pemerintahan, sedangkan penggunaan
instrumen hukum privat merupakan konsekuensi paham negara kesejahteraan, yang menuntut
pemerintah untuk mengusahakan kesejahteraan masyarakat (bestuurszorg), yang dalam
rangka bestuurszorg itu, pemerintah terlibat dengan kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai
dimensi sejalan dengan tuntutan perkembangan kemasyarakatan
12
DAFTAR PUSTAKA

Ridwan HR, 2016, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : PT Raja Grafindo


Remaja, I Nyoman Gede, 2017, Hukum Administrasi Negara
https://www.liputan6.com/hot/read/4855502/pengertian-instrumen-adalah-alat-
mengumpulkan-data-ini-penjelasan-ahli-dan-jenis-jenisnya?page=2

Cindy Silvy F. (2013). Instrumen Pemerintah Dalam Kebijakan Pemerintah. Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Jember

Rosjidi Ranggawidjaja, 1998, Pengantar Ilmu Perundang-Undangan Indonesia, Mandar


Maju, Bandung, hlm.19
Budiman N.P.D Sinaga. (2005). Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan. Yogyakarta: UII
Press
Manan Bagir. (1992). Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia.
Laurensius Arliman S. Ilmu Perundang-undangan yang Baik Untuk Negara Indonesia.
Deepublish, Yogyakarta, 2019
https://peraturan.bpk.go.id/Details/39188/uu-no-12-tahun-2011

https://peraturan.bpk.go.id/Details/38851/uu-no-51-tahun-2009

https://peraturan.bpk.go.id/Details/46914/uu-no-5-tahun-1986

Frinando, Sondang. dkk. 2012. Tugas Hukum Administrasi Negara Instrumen Pemerintahan.
Dikutip dari https://id.scribd.com/doc/111360483/INSTRUMEN-PEMERINTAH 10
Maret.
13

Anda mungkin juga menyukai