Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH INSTRUMEN PEMERINTAHAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur


Mata kuliah : Hukum Administrasi Negara Kelas 2020A
Dosen pengampu : Arif Santoso, S.H., M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 1

Nila Sasmita NPM. 720412097


RA. Djuhariyah NPM 720412159
Nabila Priscillia Ars'y Nada NPM. 720412162
Saidatul Jannah NPM. 720412171
Ulfatul Khoiriyah NPM. 720412197

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI HUKUM
UNIVERSITAS WIRARAJA
T.A 2020/2021 GENAP

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam hubungan negara dan kedaulatan. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
D. Metode ilmiah..................................................................................................................2
BAB 2............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
1. Apa definisi Pengampuan ?..............................................................................................5
2. Siapa yang berhak mengajukan permintaan Pengampuan?...............................................6
3. Bagaimanakah ketentuan pengampuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata?. .8
BAB 3..........................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................11

Daftar Pustaka............................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika berbicara tentang Instrumen Pemerintahan tidak lepas dari alat


dan sarana yang digunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam
melaksanakan tugasnya, intrumen yuridis yang dipergunakan untuk mengatur
dan menjalankan urusan pemerintahan dan kemasyarakatan seperti
perundang-undangan, keputusan-keputusan, peraturan kebijakan, perizinan,
instrument hukum keperdataan dsb. Instrument Hukum ini akan menjadi
dasar yang digunakan pemerintah dalam menjalankan tugas dan
kewenangannya. Indonesia tidak menganut sistem kekuasaan yang
distribution of power atau pembagian kekuasaan, dengan sentral berada pada
pemerintah Indonesia, dimana sebagian kekuasaan yudikatif dan kekuasaan
legislatif oleh eksekutif. Kekuasaan yang dimiliki eksekutif dalam bidang
yudikatif oleh presiden, namun harus dengan persetujuan DPR. Sedangkan
kekuasaan eksekutif dalam bidang legislatif meliputi menetapkan Perpu dan
Peraturan Pemerintah.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Instruktur pemerintahan?


2. Bagaimanakah peraturan perundang undangan dalam instrumen
pemerintahan?

C. Tujuan
1. Penyusunan Makalah inidimaksudkan untuk menambah pengetahuan tentang materi
instrumen pemerintahan di negara indonesia

D. Metode Ilmiah

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan study pustakadalam hal


pengumpulan data sebagai sumber utama. Metode pustaka yang penulis lakukan
adalah dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan materi pada beberapa buku
dan sumber lainnya (Media Internet)

2
BAB 2

PEMBAHASAN

Apa definisi dari instrumen pemerintahan

Instrumen Pemerintahan adalah alat-alat atau sarana-sarana


yangdigunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam menjalankan suatu pemerintahan,
pemerintah atau administrasinegara melakukan berbagai tindakan
hukum dengan menggunakan instrumen pemerintahan. Instrumen
Pemerintahan ini dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:1) Instrumen
FisikInstrumen Fisik yang terhimpun dalam publiek domain, terdiri ata;
alattulis menulis, sarana transportasi dan komunikasi, gedung-gedung
perkantoran dan lain-lain.2) Instrumen YuridisInstrumen Yuridis ini
berfungsi untuk mengatur dan menjalankan urusan pemerintahan dan
kemasyarakatan, yang terdiri atas; peraturan perundang-undangan,
keputusan-keputusan, peraturan kebijaksanaan, perizinan, instrumen
hukum keperdataan dan lain-lain.Sebelum menguraikan macam-macam
instrumen yuridis yang digunakanoleh pemerintah dalam menjalankan
tindakan pemerintahan, terlebih dahulu perlu disampaikan mengenai
struktur norma dalam hukum administrasi negara,yang dapat dijadikan
sebagai alat bantu dalam memahami instrumen hukum
pemerintahan.Untuk menemukan norma dalam hukum administrasi
negara harus dicaridalam semua peraturan perundang-undangan terkait
sejak tingkat yang palingtinggi dan bersifat umum-abstrak sampai yang
paling rendah yang bersifat individual-konkret.

3
Menurut Indroharto (1993: 139-140) dalam hukum tata usaha negara, norma-
norma yang ada tersusun secara bertingkat-tingkat. Artinya, peraturan hukum
yang akan diterapkan tidak begitu saja kita temukan dalam undang-undang,
tetapi dalam kombinasi peraturanperaturan dan keputusan-keputusan tata usaha
negara yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Lebih lanjut Indroharto
menyebutkan:
1. Keseluruhan norma hukum administrasi negara dalam masyarakat memiliki
struktur bertingkat dari yang sangat umum yang terkandung dalam perundang-

undangan sampai pada norma yang paling individual dan konkrit yang
dikandung dalam penetapan tertulis (beschikking).

2. Pembentukan norma-norma hukum dalam hukum administrasi negara tidak


hanya dilakukan oleh pembuat uu (kekuasaan legislatif) dan badan-badan
peradilan, tetapi juga oleh aparat pemerintah dalam hal ini Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara.

Guna mengetahui kualifikasi sifat keumuman (algemeenheid) dan kekonkretan


(concreetheid) norma hukum administrasi, perlu diperhatikan mengenai obyek
yang dikenai norma hukum (adressaat) dan bentuk normanya. Artinya kepada
siapa norma hukum itu ditujukan apakah untuk umum atau untuk orang tertentu.
Dalam hal ini Philipus M. Hadjon (1994:125) membuat kualifikasi dengan
skema berikut ini:

4
Berdasarkan skema ini, selanjutnya menghasilkan empat macam sifat norma
hukum, yaitu:

1. Norma Hukum Abstrak, misalnya undang-undang;


2. Norma Individual Konkret, misalnya keputusan tata usaha negara;
3. Norma Umum Konkret, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang dipasang di
tempat tertentu (rambu itu berlaku bagi semua pemakai jalan, namun hanya
berlaku untuk tempat itu;
4. Norma Individual Abstrak, misalnya IMB.

1. Bagaimanakah peraturan perundang undangan dalam instrumen


pemerintahan?

Peraturan merupakan hukum yang in abstracto atau general norm yang


sifatnya mengikat umum (berlaku umum) dan tugasnya adalah mengatur
hal-hal yang bersifat umum. Secara teoritis, istilah perundang-undangan
(legislation, wetgeving, atau gesetzgebung) mempunyai dua pengertian,
yaitu:
1. Peraturan perundang-undangan yang merupakan proses
pembentukan/proses membentuk peraturan-peraturan negara, baik ditingkat
pusat maupun daerah.
2. Peraturan perundang-undangan yang merupakan segala peraturan
negara, yang merupakan hasil pembentukan peraturan-peraturan, baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

5
Istilah perundang-undangan secara harfiah dapat diartikan peraturan yang
berkaitan dengan undang-undang, baik peraturan itu berupa undang-undang
sendiri maupun peraturan lebih rendah yang merupakan atribusian ataupun
delegasian undangundang. Atas dasar atribusi dan delegasi kewenangan
perundang-undangan, maka yang tergolong peraturan perundang-undangan
di negara kita ialah undang-undang dan peraturan perundang-undangan
yang lebih rendah daripadanya seperti; Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden (Kepres) yang berisi peraturan, Keputusan Menteri (Kepmen) yang
berisi peraturan, dan Keputusan-keputusan lain yang berisi peraturan
(Hamid Attamimi, 1992.

Peraturan perundang-undangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peraturan perundang-undangan bersifat umum dan komprehensif


2. Peraturan perundang-undangan bersifat universal, ia diciptakan untuk
menghadapi peristiwa-peristiwa yang akan datang yang belum jelas bentuk
konkritnya
3. Ia memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya
sendiri.

Sedangkan menurut beberapa undang-undang, peraturan perundang-


undangan diartikan sebagai:

1. Penjelasan Pasal 1 angka 2 UU RI No 5 Tahun 1986 mengartikan


peraturan perundang-undangan sebagai semua peraturan yang bersifat
mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh Badan Perwakilan Rakyat
bersama pemerintah, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta
semua keputusan badan atau pejabat tata usaha negara, baik ditingkat pusat
maupun di tingkat daerah, yang juga mengikat umum.

6
2. Pasal 1 angka 2 UU RI No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, mengartikan peraturan perundang-
undangan sebagai peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan kualifikasi norma hukum diatas, peraturan perundang-


undangan bersifat umum-abstrak, yang dicirikan oleh:

1. Tidak hanya berlaku pada saat tertentu

2. Tidak hanya berlaku pada tempat tertentu

3. Tidak hanya berlaku pada orang tertentu

4. Tidak hanya ditujukan pada fakta hukum tertentu, tetapi untuk berbagai
fakta hukum yang dapat berulang-ulang.

Dalam konsep negara kesejahteraan (welfare state) sebagaimana sudah


disinggung dalam Bab III, tugas pemerintah tidak hanya terbatas untuk
melaksanakan undangundang yang telah dibuat oleh lembaga legislatif.
Dalam perspektif welfare state, pemerintah dibebani kewajiban untuk
menyelenggarakan kepentingan umum atau mengupayakan kesejahteraan
sosial, yang dalam menyelenggarakan kewajiban itu pemerintah diberi
kewenangan untuk campur tangan dalam kehidupan masyarakat, dalam
batas-batas yang diperkenankan oleh hukum. Bersamaan dengan
kewenangan untuk campur tangan tersebut, pemerintah juga diberi
kewenangan untuk membuat dan menggunakan peraturan perundang-
undangan.

7
Kewenangan membuat peraturan perundang-undangan seharusnya menjadi
ranah wilayah lembaga legislatif kalau kita berpedoman kepada ajaran Trias
Politika, tetapi menurut Bagir Manan (1995: 335) ada beberapa alasan yang
menjadi dasar diberikannya kewenangan membuat peraturan perundang-
undangan kepada eksekutif (pemerintah), yaitu:

a. Paham pembagian kekuasaan lebih menekankan pada perbedaan fungsi


daripada pemisahan organ yang terdapat dalam ajaran pemisahan
kekuasaan. Dengan demikian, fungsi pembentukan peraturan perundang-
undangan tidak harus terpisah dari fungsi penyelenggaraan pemerintahan.

b. Paham yang memberikan kekuasaan pada negara atau pemerintah untuk


mencampuri kehidupan masyarakat, baik sebagai negara kekuasaan atau
negara kesejahteraan. Paham ini memerlukan instrumen hukum yang akan
memberikan dasar bagi negara atau pemerintah untuk bertindak.

c. Untuk menunjang perubahan masyarakat yang berjalan makin cepat dan


kompleks diperlukan percepatan pembentukan hukum. Hal ini mendorong
administrasi negara untuk berperan lebih besar dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan

d. Berkembangnya berbagai jenis peraturan perundang-undangan baik


ditingkat pusat maupun di tingkat daerah.

8
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Instrumen Pemerintahan adalah alat-alat atau sarana-sarana


yangdigunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam menjalankan suatu pemerintahan,
pemerintah atau administrasinegara melakukan berbagai tindakan hukum
dengan menggunakan instrumen pemerintahan. Instrumen Pemerintahan
ini dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:
1) Instrumen FisikInstrumen Fisik yang terhimpun dalam publiek
domain, terdiri ata; alattulis menulis, sarana transportasi dan
komunikasi, gedung-gedung perkantoran dan lain-lain
.2) Instrumen YuridisInstrumen Yuridis ini berfungsi untuk mengatur dan
menjalankan urusan pemerintahan dan kemasyarakatan, yang terdiri atas;
peraturan perundang-undangan, keputusan-keputusan, peraturan
kebijaksanaan, perizinan, instrumen hukum keperdataan dan lain-lain.
Peraturan merupakan hukum yang in abstracto atau general norm yang
sifatnya mengikat umum (berlaku umum) dan tugasnya adalah mengatur
hal-hal yang bersifat umum. Secara teoritis, istilah perundang-undangan
(legislation, wetgeving, atau gesetzgebung) mempunyai dua pengertian,
yaitu:

9
1. Peraturan perundang-undangan yang merupakan proses
pembentukan/proses membentuk peraturan-peraturan negara, baik
ditingkat pusat maupun daerah.
2. Peraturan perundang-undangan yang merupakan segala peraturan
negara, yang merupakan hasil pembentukan peraturan-peraturan, baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Istilah perundang-undangan
secara harfiah dapat diartikan peraturan yang berkaitan dengan undang-
undang, baik peraturan itu berupa undang-undang sendiri maupun
peraturan lebih rendah yang merupakan atribusian ataupun delegasian
undangundang. Dalam konsep negara kesejahteraan (welfare state)
sebagaimana sudah disinggung dalam Bab III, tugas pemerintah tidak
hanya terbatas untuk melaksanakan undangundang yang telah dibuat oleh
lembaga legislatif. Dalam perspektif welfare state, pemerintah dibebani
kewajiban untuk menyelenggarakan kepentingan umum atau
mengupayakan kesejahteraan sosial, yang dalam menyelenggarakan
kewajiban itu pemerintah diberi kewenangan untuk campur tangan dalam
kehidupan masyarakat, dalam batas-batas yang diperkenankan oleh
hukum. Bersamaan dengan kewenangan untuk campur tangan tersebut,
pemerintah juga diberi kewenangan untuk membuat dan menggunakan
peraturan perundang-undangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, C.S, T.H, SH. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta. Balai
Pustaka. 1989

Sulistyowati Tri, Sh, MH Ilmu Negara, Diktat. Jakarta. Fakultas Hukum Universitas Tri
Sakti. 2000

Asshidiqie, Jimly. Hukum Tata Negara Dan Pilar-Pilar Demokrasi. Jakarta. Konstitusi
Press. 2005

Asshidiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta. Sekretariat Jenderal
Dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi. 2006

11
Daftar Pustaka

12

Anda mungkin juga menyukai