Anda di halaman 1dari 11

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

INSTRUMEN PEMERINTAHAN (PERATURAN PERUNDANG-


UNDANGAN)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Hukum Administrasi Negara

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. Sapitri 1111220059
2. Syifa Agya Putri 1111220060
3. Erika Rahma Amalia 1111220062
4. Muhamad Adrian M 11112200156

PROGAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT Karena berkat
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
tema “IINTRUMEN PEMERINTAHAN (PERATURAN PRUNDANG-
UNDANGAN)” tepat pada waktunya. Sholawat beserta salam semoga terrlimpah
curahkan kepada junjungan alam yakni nabi Muhammad.

Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Ahmad Rayhan, M.H selaku


dosen pengampu mata kuliah ,Hukum Administrasi Negara, yang telah memberi
arahan kepada kami baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung kami sehingga bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini berisi tentang definisi instrumen pemerintahan, isi peraturan


perundang-undangan, Ketetapan Tata Usaha Negara (KTUN), peraturan
kebijakan, rencana-rencana, perizinan dan perihal mengenai hukum keperdataan.
Kami memohon maaf apabla nantinya ditemukan kesalahan penulisan maupun
penyusunan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami nanti,
karena kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna.

Serang, 18 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUA

1. Latar Belakang
Instrumen pemerintahan merupakan alat-alat atau sarana-sarana
yang digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Dilaksankannya intrumen tersebut secara efektif untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat disuatu Negara. Dalam melaksanakan tugasnya
pemerintah atau administrasi Negara melakukan berbagai tindakan hukum
dengan menggunakan sarana seperti tulis menulis, transportasi dan
komunikasi.
Kata pemerintah memiliki beragam istilah diberbagai Negara.
Dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah “Government”, dalam
Bahasa Prancis “Gouverenment, sedangkan dalam Bahasa Latin dikenal
dengan “Gubernaculum” yang memiliki arti “Kemudi” diartikan dalam
Bahasa Indonesia senagai penguasa. Suatu permerintahan adalah
penguasa yang memimpin dan mengendalikan suatu Negara agar
tercapainya cita-cita suatu Negara. Instrumen pemerintah berperan penting
untuk mewujudkan Negara yang diharapkan oleh seluruh warga Negara
yang terdapat di Negara tersebut.
Instrumen pemerintahan dikelompokan menjadi beberapa macam
salah satunya yaitu Instrumen yuridis. Instrumen yuridis diaplikasikan
untuk menjalankan dan mengatur urausan pemerintahan dan
kemsyarakatan seperti Peraturan perundang-undangan, ketetapan Tata
Usaha Negara (KTUN), peraturan kebijakan, rencana-rencana, perizinan,
instrument hukum keperdataan dan sebagainya.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan insrumen pemerintahan?
2. Apa saja yang termasuk kedalam instrument pemerintahan ?
3. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai instrument pemerintahan.
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kedalam innstrumen
pemerintahan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen
Menurut Ridwan H.R (2008), instrumen pemerintah adalah alat atau
sarana yang digunakan pemerintah atau administrasi negara dalam
melaksanakan tugas pelayanan kepada anggota masyarakat. Untuk membantu
menjalankan tugasnya, pemerintah menggunakan sarana atau instrument fisik
seperti alat tulis menulis, sarana transfortasi, komunikasi, gedung-gedung
perkantoran, yang tergabung kepunyaan publik atau public domain.
Sebelum membahas lebih jauh tentang instrument hukum yang digunakan
oleh pemerintah dalam menjalankan tugasnya, perlu diketahui mengenai
struktur norma dalam hukum administrasi negara yang merupakan alat bantu
dalam memahami instrumen pemerintahan. Menurut H.d. van wijk/willm
konijnenbelt mengatakan sebagai berikut: Hukum material mengatur
perbuatan manusia.
Peraturan, norma, di dalam hukum administrasi negara memiliki struktur
yang berbeda dibandingkan dengan struktur norma dalam hukum perdata dan
pidana. Dalam hukum perdata atau pidana, kita menemukan secara langsung
norma mengenai (apa yang diatur dalam hukum tertulis) dalam undang-
undang Dalam hukum administrasi negara struktur norma ditemukan pada
berbagai tempat dan dalam dua atau lebih tingkatan; di sana kita harus
menemukan norma pada tingkatan-tingkatan peraturan hukum itu). Norma
hukum yang ada di dalam hukum perdata atau pidana dapat ditemukan di
dalam pasal-pasal tertentu contohnya tentang apa itu pembunuhan atau
perjanjian.
B. Peraturan perundang-perundang
Istilah peraturan perundang-undangan ini terdapat di dalam ketetapan
MPRS RI, Nomor XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPR GR
mengenai sumber Tata Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan
Peraturan Perundangan RI. Tap MPRS RI Nomor XX/MPRS/1966
mengemukakan berbagai bentuk Peraturan Perundang-undangan menurut
Undang-undang dasar 1945, sebagai berikut :
1. UUD 1945;
2. Ketetapan MPR;
3. Undang-undang + peraturan pemerintah pengganti undang-undang;
4. Peraturan pemerintah;
5. Keputusan presiden
6. Peraturan-peratuan pelaksanaan lainnya, seperti
a. Peraturan menteri;
b. Instruksi menteri, dan lain-lain.

Penjelasan pasal 1 angka 2 undang undang nomor 5 tahun 1986


merumuskan bahwa peraruran perundang undangan adalah “semua
secara umum peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang
dikeluarkan oleh badan perwakilan rakyat bersama pemerintah,
baik di tingkat pusat maupun tingjat daerah, serta semua keputusan
pejabat tata usaha negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah, juga bersifat mengikat secara umum.”

Secara teoretis, istilah “perundang undangan” (legislation,


wetgeving atau gesetzgebung) mempunyai dua pengertian berikut.
1. Perundang undangan adalah proses pembentukan/proses
membentuk peraturan negara, baik di tingkat pusat maupun
daerah.
2. Perundang undangan adalah segala peraturan negara yang
nmerupakan hasil pembentukan peraturan, baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah.

Peraturan perundang undangan memiliki ciri ;


1. Bersifat umum dan komprehensif,
2. Universal, diciptakan untuk menghadapi peristiwa peristiwa
yang akan dating yang belum jelas bentuk konkret nya.
Oleh karena itu ia tidak dapat dirumuskan untuk mengatasi
peristiwa tertentu;
3. Memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki diri
sendiri. Pencantuman klausul yang memuat kemungkinan
dilakukannya peninjauan kembali.

Dalam penjelasan Pasal 1 angka 2 UU NO. 5 Tahun 1986


tentang peradilan Tata Usaha Negara, peraturan perundang
undangan adalah semua peraturan yang bersifat mengikat
secara umum oleh Badan Perwakilan Rakyat Bersama
pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah,
serta semua keputusan badan atau pejabat tata usaha negara,
baik di tingkat pusat ataupun daerah yang juga mengikat
umum.

Berdasarakan kualifkasi norma hukum tersebut, peraturan


perundang undangan itu bersifat umum-abstrak. Dicirikan
oleh unsur-unsur :
1. Waktu (tidak hanya berlaku pada tempat tertentu);
2. Tempat (tidak hanya berlaku pada tempat tertentu);
3. Orang (tidak hanya berlaku pada orang tertentu);
4. Fakta hukum (tidak hanya ditunjukan pada hukum
tertentu, tetapi untuk berbagi fakta hukum yang dapat
berulang ulang, dengan kata lain untuk perbuatan yang
berulang ulang).
Keumuman peraturan perundangan, berkenan dengan
wilayah peraturan itu berlaku. Tipe ideal suatu
peraturan perundang undangan yang mengikat umum
tidak hanya berlaku pada pad atempat tertentu, tetapi
berlaku pada lingkungan yang lebih luas atau di mana-
mana. Keumuman peraturan berkaitan pula dengan
waktu peraturan itu berlaku. Tipe ideal peraturan
perundang undangan tidak hanya berlaku untuk waktu
tertentu, tetapi berlaku untuk masa yang lebih panjang
atau tidak tertentu. Selanjutnya, peraturan umum adalah
untuk setiap orang. Tipe ideal peraturan perundangan
tidak hanya berlaku pada subjek hukum tertentu, tetapi
ditunjukan pada kelompok yang lebih besar atau pada
setiap orang. Sifat umum peraturan perundangan
tampak pula pada berulang-ulangnya penerapan
peraturan. Tipe ideal peraruran peraturan perundangan
tidak hanya diterapkan pada suatu situasi khusus tetapi
pada sejumlah keadaan yang tidak tertentu.

Berbagai peraturan perundang-undangan dan


ketentuan-ketentuam dibuat oleh organ eksekutif
beserta perangkatnya. Dalam praktik diakui bahwa
organ legislatif tidak memiliki isnturmen pelaksanan,
waktu, dan sumber daya yang memadai untuk
merumuskan secara detail berbagai hal yang berkenaan
dengan undang undang sehingga diserahkan pada organ
eksekutif, bukan berarti eksistensi lembaga legislatif
dalam suatu negara hukum menjadi tidak perlu.
Pemberian kewenangan legilasi kepada pemerintahan
semakin mendesak sejak berkembangnya ajaran negara
kesejahteraan, yang memberikan kewajiban kepada
pemerintah untuk memberikan pelayanan sosial dan
mewujudkan kesejahteraan umum, yang untuk
menopang peranan ini pemerintah dilekati dengan
kewenangan legislasi bagi pemerintah. Bagir manan
menyebutkan ketidakmungkinan menghilangkan
kewenangan eksekutif (pemerintahan) untuk
membentuk peraturan perundang-undangan yaitu
sebagai berikut.
1. Paham pemabgia kekuasaan yang lebih menekankan
pada perbedaan fungsi dari pada pemisahan organ
terdapat dalam ajaran pemisahan kekuasaan.
2. Paham yang memberikan kekuasaan pada negara
atau pemerintah untuk menacmpuri kehidupan
masyarakat, baik sebagai negara kekuasaan atau
negara kesejahteraan.

Undang undang memberikan wewenang kepada


organ pemerintahan untuk membuat peraturan
hukum yang bersifat administrasi dalam rangka
hubungan hukum dengan warga negara. Langkah
mundur ini tidak dapat dihindarkan, dan akan
memberikan keuntungan yang lebih besar untuk
waktu yang tidak terbatas yang dapat dijangkau oleh
pembuat undang undang.

Anda mungkin juga menyukai