Anda di halaman 1dari 20

FH

FAKULTAS HUKUM

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

SANKSI PELANGGARAN
ADMINISTRASI NEGARA

NAMA :
 HAMDAN TRISNO
 S E T I Y O WA H Y U R I A N T O N O
 S YA I K H A H I N A S
 YOGA JANUAR RAMADHAN
Kata Pengantar

Puji dan syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan yang
berjudul : “Penggunaan Wewenang Pemerintah Dalam Menentukan Denda
Perpanjang Stnk”, makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Hukum Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta
Raya.

Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen kami, Dr. Rahman Amin, SH., MH yang telah memberikan ilmu dan motivasi
bagi kami.

Akhirnya, ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk rekan kami yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat nantinya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, November 2019


Hormat Kami

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 1


DAFTAR ISI

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 2


BAB I
PENDAHLUAN

A. Pengertian Hukum
Secara etimologis hukum dalam bahasa Inggris disebut law, dalam
bahasa Belanda dan Jerman disebut recht. Istilah recht berasal dari bahasa
Latin yaitu rectum berarti tuntutan atau bimbingan, perintah atau pemerintahan.
Dalam bahasa Romawi, rectum adalah rex berarti raja atau perintah raja.

Istilah law berasal dari bahasa Latin yaitu lex atau dari kata lesere
yang berarti mengumpulkan atau mengundang orang- orang untuk diberi
perintah. Lex juga dari istilah legi berarti peraturan atau undang-undang yang
dibuat dan disahkan oleh penguasa yang berwenang sehingga istilah law (Inggris),
lex atau legi (Latin), wet (Belanda) selain berarti hukum juga berarti undang-
undang.

Istilah hukum dalam bahasa Latin juga disebut Ius dari kata uubere
artinya mengatur atau memerintah atau hukum. Perkataan mengatur dan
memerintah bersumber pada kekuasaan negara atau pemerintah. Istilah Ius
(hukum) sangat erat dengan tujuan hukum yaitu keadilan atau iustitia atau justitia
adalah dewi keadilan bangsa Yunani dan Romawi Kuno.

Menurut J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto Hukum itu ialah


peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan
diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 3


Mochtar Kusumaatmadja memberikan definisi hukum adalah keseluruhan
asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat
dan juga meliputi lembaga-lembaga institution, dan proses-proses yang
mewujudkan berlakunya kaidah itu dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan. Arti
dan fungsi hukum dalam masyarakat direduksi pada satu hal yakni ketertiban (order)
yang merupakan tujuan yang pertama dari hukum. Kebutuhan terhadap ketertiban
ini merupakan syarat pokok (fundamental) bagi adanya suatu masyarakat yang
teratur, dan merupakan fakta objektif yang berlaku bagi segala masyarakat manusia
dalam segala bentuknya. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat maka
diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar manusia dalam masyarakat,
sehingga tujuan utama dari hukum adalah keadilan dapat terwujud. Selain itu,
hukum berfungsi sebagai sarana pembaharuan masyarakat artinya hukum tidak
hanya memelihara dan mempertahankan dari apa yang telah tercapai, namun fungsi
hukum tentunya harus dapat membantu proses perubahan masyarakat sehingga
perubahan yang terjadi dapat berjalan tertib dan teratur

Unsur-unsur hukum
Dari pendapat-pendapat para sarjana mengenai pengertian hukum tersebut,
dapat disimpulkan beberapa unsur hukum, yaitu:
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

Ciri-ciri hukum
Adapun ciri-ciri hukum adalah sebagai berikut:
1. Adanya perintah dan/atau larangan.
2. Perintah dan/atau larangan itu harus patuh ditaati setiap orang.

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 4


B. Pengertian Hukum Administrasi
Istilah hukum administrasi negara adalah terjemahan dari administratief
recht dalam bahasa Belanda, verwaltungsrecht dalam bahasa Jerman, droit
administratif dalam bahasa Perancis. Di negara Inggris dan Amerika disebut dengan
istilah administrative law. Istilah administratief recht juga diterjemahkan menjadi
hukum tata usaha negara dan hukum tata pemerintahan. Dalam pengertian baku
yang digunakan dalam istilah asing tidak ada tambahan kata negara, sehingga istilah
hukum administrasi mengandung makna pemerintahan. Jika ditinjau dari kata
administrasi yang berasal dari bahasa Latin yaitu administare yang jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi berbagai macam istilah seperti
tata usaha, tata usaha negara, pemerintahan dan administrasi negara juga
administrasi.

Hukum administrasi negara diartikan sebagai peraturan hukum yang


mengatur administrasi yaitu hubungan antara warga negara dan pemerintahan yang
menjadi sebab sampai negara itu berfungsi.maksudnya merupakan gabungan
petugas secara struktural berada di bawah pemerintah yang melaksanakan tugas
sebagai bagiannya yaitu yang tidak ditujukan kepada lembaga legislatif, yudikatif
atau Lembaga pemerintahan daerah yang otonomi untuk mengurus daerahnya
sendiri, sehingga terhadap administratief recht yang berasal dari bahasa 12 nda
lebih tepat jika menggunakan istilah hukum administrasi negara.

Dengan demikian dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum


administrasi negara keseluruhan aturan-aturan yang mengatur bagaimana alat-alat
perlengkapan negara, organ-organ negara atau badan-badan negara melaksanakan
tugas dan kewenangannya dalam menyelenggarakan pemerintahan, termasuk
peraturan-peraturan yang mengatur tentang hubungan istimewa antara pejabat

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 5


pemerintahan dengan masyarakat dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan kata lain hukum
administrasi negara berisi ketentuan-ketentuan yang mengatur gimana cara aparatur
pemerintahan untuk melaksanakan tugasnya serta hubungan yang terjadi antara
pemerintah dengan masyarakat dalam pelaksanaan tugasnya tersebut.
Hukum administrasi negara mengatur tentang pelaksanaan tugas. tugas
administrasi (bestuur taken) berupa pengaturan, penataan pengelolaan, kehidupan
dan berbagai pengurusan bidang masyarakat/urusan kepentingan umum. Hukum
administrasi negara mengatur bidang-bidang yang di dalamnya terdapat intervensi
pemerintah yang diberikan kewenangan oleh peraturan perundang-undangan. Dari
hal tersebut tergambar bahwa objek dari hukum administrasi negara sebagaimana
yaitu tentang pelaksanaan tugas-tugas administrasi oleh pemerintah untuk melayani
kepentingan umum. Muchsan mengemukakan bahwa objek hukum administrasi
negara yaitu:
a. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum administrasi negara;
b. Hukum tentang organisasi administrasi negara;
c. Hukum tentang aktivitas-aktivitas administrasi negara yang bersifat yuridis
terfokus pada analisis terhadap keputusan-keputusan dan penetapan-
penetapan administrasi negara;
d. Hukum tentang peradilan administratif.

Perbuatan administrasi pemerintah dapat berupa ketetapan yang


dikeluarkan kepada warga masyarakat atau kepada pihak-pihak lain yang
berkepentingan dengan itu. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi agar ketapan
menjadi suatu ketetapan yang sah terdiri dari dua syarat yaitu:
a. Syarat formil
yaitu mengenai prosedur/cara membuat penetapan, bentuk penetapan dan
pemberitahuan penetapan pada yang bersangkutan;
b. Syarat materiil
mengenai isi penetapan yaitu bahwa instansi yang membuat penetapan itu
harus berwenang menurut jabatan, dan penetapan itu harus dibuat tanpa
adanya kekurangan yuridis dalam pembentukan kemauan pada waktu

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 6


membuat penetapan pada si pejabat, seperti adanya kesesatan pikiran atau
kekhilafan (dwaling), penipuan (bedrog), dan paksaan (dwang) atau
penyogokan (amkoping):

Ketetapan yang memenuhi syarat formil dan syarat materiil merupakan


ketetapan yang sah, maka ketetapan itu mempunyai kekuatan hukum dan berlaku
sebagai ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan itu ada yang dinamakan
kekuatan hukum formil dan kekuatan hukum materiil. Kekuatan hukum formil
artinya bahwa kekuatan hukum yang ditimbulkan oleh ketetapan itu tidak dapat
dibantah oleh alat hukum. Sedangkan kekuatan hukum materiil artinya kekuatan
hukum yang ditimbulkan oleh isi ketetapan itu tidak dapat dibatalkan oleh alat
negara yang membuatnya.

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 7


BAB II
PEMBAHASAN

MACAM-MACAM SANKSI ADMINISTRASI NEGARA


1. Paksaan Pemerintah ( Bestuursdwang)
Tindakan nyata yang dilakukan organ pemerintah atau atas nama pemerintah untuk
memindahkan, mengosongkan, menghalang-halangi, memperbaiki pada keadaan
semula apa yang telah dilakukan atau sedang dilakukan yang bertentangan dengan
kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

2. Penarikan Kembali Keputusan yang Menguntungkan


Dilakukan dengan mengeluarkan suatu ketetapan baru yang isinya menarik kembali
dan/atau menyatakan tidak berlaku lagi ketetapan yang terdahulu.

3. Pengenaan Uang Paksa oleh Pemerintah (Dwangsom)


Hal ini belum diatur dalam peraturan perundang-undangan namun apabila terdapat
persetujuan dari pemerintah dalam hal penarikan uang paksa maka hal tersebut
dapat dilakukan. Ditujukan untuk mendapatkan situasi konkret yang sesuai dengan
norma.

4. Pengenaan Denda Administratif


Tidak lebih dari sekedar reaksi terhadap pelanggaran norma, yang ditujukan untuk
menambah hukuman yang pasti.

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 8


CONTOH KASUS

1. Paksaan Pemerintah ( Bestuursdwang)


168 Bangunan Tanpa IMB di Bogor Dibongkar
Ratusan bangunan tempat tinggal di
Jalan Raya Bojonggede, Kampung
Gedong, Kecamatan Bojonggede,
Kabupaten Bogor, dibongkar petugas
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP),
Kamis (30/11/2017). Pembongkaran
dilakukan menyusul bangunan-bangunan
yang mayoritas berupa tempat usaha dan
tempat tinggal tersebut tak memiliki surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Satpol PP Kabupaten


Bogor, Agus Ridho mengatakan, sebelum pembongkaran, pihaknya telah
melalukan proses tahapan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dengan
memberikan surat pemberitahuan, surat peringatan, dan penyegelan kepada pemilik
bangunan itu. "Ada 168 bangunan pemanen yang dibongkar. Hari ini diusahakan
selesai semua.

Ini penegakan peraturan daerah (perda), mereka tidak punya surat IMB dan
berdiri di dekat rel kereta dan kali," ucap Agus, saat ditemui di lokasi. Agus
menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat,
Kementerian PUPR dan PT KAI untuk mengembalikan fungsi utama lokasi yang
dibongkar sebagai lahan hijau.

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 9


ANALISIS KASUS

Berdasarkan ketentuan yang tertulis dalam Undang-Undang Nomor 28


Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG), setiap bangunan gedung harus
memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi
bangunan gedung (Pasal 7 ayat [1] UUBG). Persyaratan administratif bangunan
gedung meliputi persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan
gedung, dan izin mendirikan bangunan (Pasal 7 ayat [2] UUBG). Pengaturan
mengenai IMB diatur lebih lanjut dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Setiap orang yang
ingin mendirikan bangunan gedung harus memiliki Izin Mendirikan Bangunan
yang diberikan oleh pemerintah daerah melalui proses permohonan izin (Pasal 14
ayat [1] dan [2] PP 36/2005). Permohonan IMB kepada harus dilengkapi dengan
(Pasal 15 ayat [1] PP 36/2005):
a. tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau tanda bukti perjanjian
pemanfaatan tanah;
b. data pemilik bangunan gedung;
c. rencana teknis bangunan gedung; dan
d. hasil analisis mengenai dampak lingkungan bagi bangunan gedung yang
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.

Oleh karena itu apabila seseorang mendirikan bangunan tanpa adanya IMB,
pemilik rumah dalam hal ini dapat dikenakan sanksi administrative berupa Pemilik
bangunan gedung yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan gedung dikenakan
sanksi perintah pembongkaran (Pasal 115 ayat [2] PP 36/2005). Selain itu, dalam
Pasal 48 ayat (3) UUBG disebutkan bahwa Bangunan gedung yang telah berdiri,
tetapi belum memiliki izin mendirikan bangunan pada saat undang-undang ini
diberlakukan, untuk memperoleh izin mendirikan bangunan harus mendapatkan
sertifikat lain fungsi berdasarkan ketentuan undang-undang ini. Maka kewajiban
untuk melengkapi setiap bangunan gedung dengan IMB berlaku bagi setiap orang,

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 10


tanpa terkecuali. Hal itu juga menunjukkan tanggung jawab dan kesadaran hukum
dari setiap individu.

2. Penarikan Kembali Keputusan yang Menguntungkan


Hakim Cabut Kepemilikan SIM
Banyaknya kasus kecelakaan maut
yang menimbulkan banyak korban jiwa
memaksa hakim perlu membuat
terobosan hukum. Salah satunya adalah
melarang pelaku memiliki SIM hingga ia
meninggal dunia. Harapannya, pelaku
tidak lagi membawa kendaraan dan
kejadian serupa tak terulang.

Kasus ini bermula saat Tri Yuda Mediansyah mengendarai Suzuki Futura
Nopol BK 1856 PT pada 2 September 2015 siang. Di kendaraan itu ikut beberapa
anaksekolah. Saat melintas di Jalan Umum Binjai, Kuala atau tepatnya di depan
Kantor PTPN II Selesai, Sumatera Utara, Yuda menyalip sebuah pikap L-300 warna
hitam dan sebuah bus. Belum selesai, Yuda kembali menyalip Toyota Avanza
warna silver dengan Nopol BK 1291 RG dan sebuah truk tangki.

Namun belum selesai menyalip Toyota Avanza, dari depan muncul sepeda
motor Honda Vario Nomor BK 6161 RAG. Yuda kaget lalu memotong kembali ke
jalur kiri. Pengemudi yang ada di dalam Avanza kaget dan menyenggol mobil yang
dibawa Yuda sehingga kendaraan Yuda terlempar kembali ke depan dan menabrak
sepeda motor. Kecelakaan yang terjadi secepat kilat ini juga menyebabkan mobil
yang dibawa Yuda terpental dan terbalik dengan posisi roda berada di atas. Adapun
Avanza tersebut masuk ke dalam parit.

Akibat kecelakaan ini, pengemudi sepeda motor yang belakangan diketahui


bernama Supriono meninggal dunia. Adapun korban lain mengalami luka-luka

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 11


yang cukup parah. "Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut dengan pidana
penjara selama 2 tahun," putus majelis Pengadilan Negeri (PN) Stabat sebagaimana
dikutip dari website Mahkamah Agung (MA), Jumat (22/1/2016).

Vonis ini diketok oleh ketua majelis hakim Laurenz Stephanus Tampubolon
dengan anggota Sunoto dan Hasanuddin. Vonis penjara ini lebih tinggi dari tuntutan
jaksa yang meminta Yuda dihukum 20 bulan penjara. Putusan yang diambil pada
Rabu (20/1) kemarin itu juga membuat hukuman pidana tambahan yang cukup
berani. Majelis hakim selain mencabut SIM Yuda juga melarang Yuda memiliki
SIM seumur hidup alias hingga Yuda meninggal dunia tidak boleh memiliki SIM.
Tanpa SIM, maka Yuda tidak bisa membawa kendaraan sehingga diharapkan tidak
terjadi lagi kecelakaan maut.

ANALISIS KASUS

Surat Izin Mengemudi merupakan bukti registrasi dan identifikasi yang


diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan
administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan mampu
mengemudikan kendaraan bermotor. Terdapat beberapa kualifikasi atau
persyaratan serta serangkaian tes yang harus dijalani bagi seseorang untuk
memperoleh SIM. Tidak sedikit orang yang telah lulus dalam tes dan juga telah
memenuhi persyaratan, tetapi masih saja banyak ditemukan pelanggaran di jalan
raya yang membahayakan nyawa pengguna jalan lainnya. Pada kasus ini, Yoga
sebagai pelanggar memiliki konsekuensi untuk mendapatkan sanksi administratif.
Sanksi yang ia dapatkan adalah pencabutan SIM artinya penarikan kembali
keputusan yang menguntungkan dengan mengeluarkan suatu ketetapan atau
keputusan baru. Aturan mengenai pencabutan SIM tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Namun,
perbedaan yang mencolok pada kasus ini ialah SIM dari pihak yang bersangkutan
dicabut untuk seumur hidup sehingga ia tidak bisa lagi mendapatkan Surat Izin
Mengemudi dan tidak diperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor karena
berpotensi menghilangkan nyawa orang lain lagi di kemudian hari. Hal tersebut

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 12


dilakukan berdasarkan pertimbangan dari norma yang hidup dalam masyarakat
Indonesia untuk mengedepankan keselamatan dan kesejahteraan bersama.

3. Pengenaan Uang Paksa oleh Pemerintah (Dwangsom)


Telat Bayar Pajak STNK
Direktorat Lalu Lintas menggelar
razia dengan sasaran penunggak Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK) guna
mendukung program Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta terkait optimalisasi
pendapatan daerah dan pendapatan pusat.
Polisi melakukan penilangan dengan
denda maksimal kepada pelanggar.

"Razia kita lakukan di lima titik di Jakarta Pusat, Utara, Barat, Timur dan
Selatan untuk wilayah DKI. Karena perjanjian yang kita lakukan, penandatangan
perjanjian kerja sama hanya di wilayah Jakarta dalam mengoptimalisasi penerimaan
pendapatan daerah dan pendapatan pusat," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro
Jaya Komisaris Besar Polisi Halim Panggara, di Jakarta, Sabtu (12/8).

Dikatakannya, kegiatan penindakan di lapangan ini terkait dengan program


pemutihan denda penunggakan STNK hingga 31 Agustus 2017 mendatang.
Masyarakat dapat membayar penunggakan pajak tanpa harus membayar denda di
Samsat. Namun, apabila terkena razia pemutihan tidak berlaku. "Iya, jadi
pemutihan itu tidak berlaku bagi yang kena razia loh. Seumpama pada waktu razia
dia kena, maka tidak kena pemutihan," ungkapnya.

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 13


Menurutnya, dasar hukum terkait STNK diatur pada Pasal 68 ayat (1)
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, berisi setiap kendaraan bermotor yang
dioperasionalkan di jalan wajib dilengkapi dengan STNK dan Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor (TNKB).

"Kemudian, STNK dan TNKB berlaku selama lima tahun yang dimintakan
pengesahannya setiap tahun. Diperjelas dengan Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun
2015 tentang registrasi kendaraan bermotor di ayat (2), STNK berfungsi sebagai
bukti legitimasi pengoperasian kendaraan bermotor. Dipertegas dengan surat
Kapolri Nomor: B 700/11/2017, STNK disahkan apabila telah membayar pajak
kendaraan bermotor dan PNBP pengesahan," ungkapnya.

Ia menyampaikan, apabila pengguna sepeda motor tidak melakukan


pengesahan, maka STNK dinyatakan tidak sah. "Dinyatakan di Pasal 288 ayat 1
(UU Nomor 22 Tahun 2009), yaitu setiap pengemudi tidak dilengkapi STNK
dipidana paling lama dua bulan dan denda paling banyak Rp 500.000. Ya (denda
maksimal) antara dua bulan dan Rp 500.000," katanya.

Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum


Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, polisi
berhasil menindak sebanyak 335 pelanggar keabsahan STNK, pada hari pertama
razia di Jakarta, Jumat (11/8) kemarin. "Hasil penindakan pelanggaran lalu lintas
dengan tilang terkait keabsahan STNK, berjumlah 335," sebutnya.

Ia menjelaskan, pada saat menggelar razia polisi menilang 275 pengendara


sepeda motor dan 60 pengemudi mobil. Polisi pun menyita sejumlah barang bukti
berupa Surat Izin Mengemudi (SIM), STNK dan sepeda motor. “Barang bukti yang
disita 189 SIM, 140 STNK, dan enam sepeda motor. Ya, kami kenakan denda
maksimal kepada pelanggar,” tandasnya.

ANALISIS KASUS

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 14


Razia yang dilakukan Direktorat Lalu Lintas adalah suatu tindakan untuk
menggalakkan sanksi bagi para penunggak Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Terkait dengan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengoptimalkan
pendapatan daerah dan pendapatan pusat, polisi memberikan denda maksimal bagi
para pelanggar. Apabila merujuk kepada aturan dalam Pasal 68 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, setiap
kendaraan bermotor diwajibkan memiliki STNK dan Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor (TKNB). Nyatanya, sangat mudah menemukan pengendara yang tidak
memiliki persyaratan tersebut. Dengan kata lain masih sangat banyak yang
menganggap remeh aturan ini dengan mengabaikan atau melalaikannya. Oleh
karena itu, setiap pengendara yang tidak memiliki STNK dan TNKB harus
menerima konsekuensi atas tindakannya untuk dijatuhkan sanksi berupa denda
administratif. Dinyatakan di Pasal 288 ayat 1 UU Nomor 22 Tahun 2009, yaitu
setiap pengemudi tidak dilengkapi STNK dipidana paling lama dua bulan dan denda
paling banyak Rp 500.000. Tindakan pemerintah ini dianggap tidak lebih dari
sekedar reaksi terhadap pelanggaran norma yang mana hanya bertujuan untuk
menambahkan hukuman yang pasti.

4. Pengenaan Denda Administratif


Sanksi Administrasi Paksaan Pemerintah terhadap Perusahaan
Kementerian Lingkungan Hidup
melakukan pemantauan proses penaatan
penerapan sangsi administrasi berupa
teguran tertulis, paksaan pemerintah,
pembekuan izin dan pencabutan izin bagi
perusahaan pertambangan yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam
upaya penaatan hukum lingkungan. Penerapan sangsi administrasi oleh pemerintah
daerah pada dasarnya merupakan tugas dan wewenang pemerintah daerah sesuai
Pasal 63 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penerapan sangsi administrasi
oleh Pemerintah Kota Samarainda merupakan hasil asistensi yang dilakukan

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 15


Kementerian Lingkungan Hidup kepada lembaga-lembaga lingkungan daerah
untuk mengatasi dan meminimalkan pelanggaran hukum lingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan.

Hari ini, Menteri Lingkungan Hidup, Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA
bersama beberapa Deputi MENLH melakukan kunjungan kerja memantau proses
penaatan penerapan sangsi administrasi bagi perusahaan pertambangan yang
dilakukan Pemerintah Daerah Kota Samarinda. Kunjungan Kerja ini merupakan
apresiasi yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup terhadap kinerja yang
baik dari Pemerintah Daerah Kota Samarinda dalam menegakkan hukum
lingkungan.

Pada kesempatan ini Menteri Lingkungan Hidup beserta Walikota


Samarinda melakukan kunjungan ke tiga perusahaan tambang batubara yang telah
diberikan teguran tertulis dari Walikota Samarinda karena melanggar peraturan
lingkungan. Satu perusahaan telah dinyatakan taat, satu perusahaan belum taat, dan
satu perusahaan tidak taat dan berakibat dijatuhkannya sangsi penghentian
sementara kegiatan penambangan dilanjutkan dengan pencabutan izin oleh
Pemerintah Kota Samarinda

Menteri Lingkungan Hidup menegaskan “Ketegasan Pemerintah Kota


Samarinda dalam menerapkan peraturan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (melakukan penegakan hukum lingkungan), dapat menjadi
contoh daerah lain dalam upayanya yang sungguh-sungguh untuk menegakkan
hukum lingkungan”

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya mendorong budaya penaatan


hukum terhadap setiap usaha dan/atau kegiatan dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diamanatkan dalam UU No.32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kunjungan kerja
Menteri Lingkungan Hidup ke Samarinda ini diharapkan dapat memotivasi daerah

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 16


lain untuk meningkatkan penaatan hukum lingkungan untuk menjamin pelestarian
fungsi lingkungan hidup.

ANALISIS KASUS

Pertambangan Batubara di Kota Samarinda mempunyai kedudukan dan


peranan sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan nasional. Hal
ini disebabkan pertambangan batubara sebagai sumber kekayaan alam yang tidak
dapat diperbarui, bermanfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran warga Kota
Samarinda. Namun disisi lingkungan hidup, usaha pertambangan batubra dianggap
paling merusak dibanding kegiatan-kegiatan eksploitasi sumberdaya alam lainnya.
Antara lain dapat merubah bentuk benteng alam, merusak atau menghilang vegetasi,
menghasilkan limbah tailing, maupun batuan limbah, serta menguras air , tanah dan
air permukaan. Jika tidak direhabilitasi, lahan-lahan bekas pertambangan akan
membentuk kubangan raksasa dan hamparan tanah gersang yang bersifat asam.
Perlindungan hukum bagi kegiatan pertambangan di Samarinda terdapat
pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidu serta Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan
Batubara. Dalam rangka menegakkan hukum lingkungan, Pemerintah Kota
Samarinda melakukan kunjungan kepada tiga perusahaan tambang yang telah
diberikan surat teguran tertulis karena melanggar peraturan lingkungan. Kegiatan
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah tersebut berdasarkan Pasal 63 ayat (2) dan
(3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Bagi perusahaan yang tidak taat setelah diberikan teguran,
harus menerima sanksi penghentian sementara kegiatan penambangan dan
dilanjutkan pencabutan izin oleh Pemerintah Kota Samarinda. Rangkaian sanksi
mulai dari surat teguran tertulis hingga pencabutan izin merupakan upaya-upaya
yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah guna menciptakan masyarakat patuh
hukum lingkungan sebagaimana diperintahkan dalam UU Nomor 32 Tahun 2009.

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 17


BAB III
PENUTUP

Hukum Administrasi Negara adalah Hukum yang mengatur hubungan


antara warga negara dan pemerintahnya yang menjadi sebab negara itu berfungsi,
tugas yang dilaksanakan oleh administrasi negara dalam menjalankan pemerintahan
hanya dapat di lakukan melalui perbuatan administrasi negara yaitu setiap
perbuatan baik perbuatan hukum maupun perbuatan hukum.

Penyelenggara pemerintahan oleh aparatur pemerintahan atau pejabat


administrasi negara pada dasarnya adalah melayani kepentingan umum, namun
Pemerintah akan memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 18


Amin, Rahman. 2019. Pengantar Hukum Indonesia. Yogyakarta : CV
Budi Utama.
Rosalinda Darwis, Jasmine. 2018. “Analisis Kasus Administrasi Negara”
dalam Hukum Administrasi Negara. Malang : Universitas Brawijaya Fakultas
Hukum.

PENGANTAR ILMU HUKUM | UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA | KELAS 1 – C1 (2019) 19

Anda mungkin juga menyukai