BAB II PEMBAHASAN..……………………………………………………………………. 1
A. Pengertian Instrumen Pemerintahan ……………………………………………………. 1
B. Peraturan Perundang-undangan ………………………………………………………… 1
C. Pengertian Peraturan Kebijaksanaan (freies ermessen) ………………………………… 1
D. Rencana- Rencana ……………………………………………………………………… 1
E. Perizinan ………………………………………………………………………………... 1
F. Instrumen Hukum Keperdataan ………………………………………………………… 1
Jika Berbicara tentang instrument pemerintah tidak lepas dari alat dan saranayang
digunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam melaksanakantugasnya, berkenaan
dengan struktur norma hukum administrasi negara ini, H.D. VanWijk/Willem Konijinebelt
mengatakan bahwa hukum material mengatur perbuatanmanusia. Peraturan norma didalam
hukum administrasi negara memiliki struktur yang berbeda dibandingkan dengan struktur norma
hukum perdata dan pidana.
Menurut Indroharto, dalam suasana hukum tata usaha negara itu kitamenghadapi
bertingkat-bertingkat norma-norma hukum yang harus kita perhatikan.Lebih lanjut Indroharto
menyebutkan bahwa keseluruhan hukum tata usaha negaradalam masyarakat itu memiliki
struktur bertingkat dari yang sangat umum dan yangsampai pada norma yang paing individual
dan konkret. Kemudian pembentukannorma-norma hukum tata usaha negara dalam masyarakat
itu tidak hanya dilakukanoleh pembuat undang-undang dan badan-badan peradilan saja
melainkan juga olehapparat pemerintah yang menjabat sebagai tata usaha negara.Instrumen
pemerintahan diperlukan agar fungsi pemerintahan untukmewujudkan kesejahteraan rakyat dapat
dilaksanakan secara efektif. Pelaksanaanfungsi pemerintahan dapat dilakukan dengan
mendayagunakan instrumen-
instrumen pemerintahan tersebut dapat diklasifikasikan dengan beberapa instrument,
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian instrument pemerintahan ?
2. Apa yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan ?
3. Apa pengertian Peraturan Kebijaksanaan (Freies Ermessen) ?
4. Apa itu Rencana-Rencana ?
5. Apa yang dimaksud dengan Perizinan ?
6. Apa yang dimaksud dengan Istrumen Hukum Keperdataan ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan instrument pemerintahan.
2. Untuk mengetahui apa saja peraturan perundang-undangan dalam instrument pemerintahan.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Peraturam Kebijaksanaan (FreiseErmessen).
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Rencana-Rencana.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Perizinan.
6. Agar kita mengetahui apa itu Istrumen Hukum Keperdataan.
BAB II
PEMBAHASAN
bupati/wali kota madya kepala daerah berisi peraturan yang melaksankan ketentuan peraturan
tingkat daerah tingkat II.
1. Tijd (een regel niet slechts op een moment ); Waktu (tidak hanya berlaku pada saat tertentu).
2. Plaats (een regel geldt niet slechts op een plaats); tempat (tidak hanya berlaku pada tempat
tertentu).
3. Pesoon (een regel geldt niet slechts voor bepaalde person); Orang ( tidakhanya berlaku pada
orang tertentu).
4. Rechtsfeit (een geldt niet voor een enkel rechtsfeit, maar voor rechtsfeitendie herhaalbaar
zijin, dat wil zegge zich telkens voor kunnen doe). Faktahukum tidak hanya ditujukan pada
fakta hukum tertentu, tetapi untuk berbagai fakta hukum yang dapat berulang-
ulang, dengan kata lain untuk perbuatan yang berulang-ulang.
Menurut Indroharto, manfaat dari sikap mundur pembuat undang-undang seperti ini adalah
bahwa penentuan dan penetapan norma-norma hukum oleh badanatau jabatan TUN akan dapat
dilakukan diferensiasi menurut keadaan khusus dankonkret dalam masyarakat. Terhadap langkah
mundur ini ada tiga sebab yaitu sebagai berikut :
1. Keseluruhan hukum tata usaha negara (TUN) itu demikian luasnyasehingga tidak mungkin
bagi pembuat undang-undang untuk mengaturseluruhnya dalam undang-undang formal.
2. Norma-norma hukum TUN itu harus selalu disesuaikan dengan tiap perubahan-perubahan
keadaan yang terjadi sehubungan dengan kemajuandan perkembangan teknologi yang tidak
mungkin selalu diikuti olehpembuat undang-undang dengan mengaturnya dalam satu undang-
undang formal.
3. Disamping itu, tiap kali diperlukan pengaturan lebih lanjut hal itu
selalu berkaitan dengan penilaian-penilaian dari segi teknis yang sangatmendetail sehingga
tidak sewajarnya harus diminta pembuat undang-undang yang harus mengatur akan lebih
cepat dilakukan denganmengeluarkan peraturan-peraturan atau keputusan-keputusan TUN
yanglebih rendah tingkatnya, seperti keppres, peraturan menteri dansebagainya.
Menurut Philipus M. Hadjon, bentuk keputusan tata usaha negara demikian tidaklah
merupakan bagian dari perbuatan keputusan (dalam arti beschikkingdaad van deadministratie),
tetapi termasuk perbuatan tata usaha negara di bidang pembuatan peraturan (regeland daad van
de administrati). Seperti halnya dengan peraturan perundang-undangan lainnya,
KTUN yang merupakan pengaturan (yang) bersifatumum dapat pula dijadikan salah satu dasar
hukum bagi dikeluarkannya suatukeputusan (dalam arti beschikking ).
C. Pengertian Peraturan Kebijaksanaan (freies ermessen)
Perkembangan konsep negara hukum seperti telah disinggung pada awaltulisan Ini, erat
kaitannya dengan peranan Hukum Admlnistrasi Negara dl dalamnya.Pada " polizeistaat " boleh
dikatakan belum berkembang Hukum Adminstrasl Negara, barulah pada "nachtwakerstaat "
Hukum Administrasi Negara mulai muncul, meskipun sangat terbatas. Pada "welvaarstaat "
peranan Hukum Admlnistrasi Negaramenjadl semakin luas dan dominan. Hal ini menunjukkan
semakin aktifnya negaraterllbat dan melakukan campur tangan dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat.Adalah sukar membayangkan suatu negara modern saat ini tanpa adanya Hukum
Admlnistrasi Negara didalamnya, akan tetapi mengingat sedemikian luasnya aspek kehidupan
sosial dan kesejahteraan masyarakat yang digeluti itu, maka sudah barang tentu tidak
setiap permasalahan yang dihadapi dan tindakan yang akan diambil oleh adminstrasi negara telah
tersedia aturannya. Keadaan seperti ini membawa Adminstrasi Negara kepada suatu konsekuensi
khusus, yaitu memerlukan kemerdekaan bertindak atas Inislatifdan kebijaksanaannya sendiri,
terutama dalam penyelesalan soal-soal genting yang timbul dengan tiba-tiba dan yang peraturan
penyelesalannya belum ada.
Kemerdekaan bertindak atas inisiatif dan kebijaksanaan sendiri ini, dalam Hukum
Admlnistrasi Negara tersebut dengan "pouvoir dlscretlonnalre" atau "frelesermessen". Istilah
" freies ermessen" berasal dari bahasa Jerman. Kata " freis" diturunkan dari kata "frei" dan
" freie" yang artinya : bebas, merdeka, tidak terikat, lepas, danorang bebas. Sedangkan kata
"*ermessen" mengandung arti mempertimbangkan,menilai, menduga, penilaian, pertimbangan,
dan keputusan. Jadi secara etimologis," freies ermessen" dapat diartikan sebagai "orang yang
bebas mempertimbangkan, bebas menilai, bebas menduga, dan bebas mengambil keputusan".
Istilah ini kemudian secara khas di gunakan dalam bidang pemerintahan,sehingga
freies Ermessen (diskresionare power ) di artikan sebagai salah satu sarana yang memberikan
ruang bergerak bagi pejabat atau badan-badan administrasi Negara untuk melakukan tindakan
tanpa harus terikat sepenuhnya pada undang-undang. Selain itu istilah " freies ermesse" ini
sepadan dengan kata "discretionair ", yang artinya menurut kebijaksanaan, dan sebagai kata
sifat, berarti : menurut wewenang atau kekuasaan yang tidak atau tidak seluruhnya terikat pada
undang-undang.
D. Rencana- Rencana
Perencanaan memiliki beberapa definisi. Menurut Prof. Zainun, Bukhari perencanaan adalah
persiapan bagi segala perbuatan dan juga merupakan proses peletakan dasar bagi setiap
perbuatan yang akan dilakukan. Jadi pelaksanaan padadasarnya terdapat pada setiap perbuatan
manusia yang sadar, secara ilmiah bergerakterus menerus. Rencana merupakan keseluruhan
tindakan yang saling berkaitan dari tatausaha negara yang mengupayakan terlaksananya keadaan
tertentu yang tertib (teratur). Hal ini disebutkan Belinfante dalam bukunya Kort Begrip van het
Administratief Recht (cetakan kedelapan, Alphen aan den Rijn, 1988, halaman 81, buku itu kini
dikerjakan oleh EM. Van Eijden dan P.W.A. Gerritzen Rode). Dengan demikian, hanya rencana
yang berkekuatan hukum yang memiliki arti bagi hukumadministrasi. Suatu rencana
menunjukkan kebijaksanaan yang akan dijalankan olehtata usaha negara pada suatu lapangan
tertentu. Berdasarkan hukum administrasi negara, rencana merupakan bagian daritindakan
hukum pemerintahan (bestuurrechtshandeling), yang dimaksudkan untukmenimbulkan akibat-
akibat hukum. Rencana adalah keseluruhan tindakan pemerintahyang berkesinambungan, yang
mengupayakan terwujudnya keadaan tertentu yangteratur. Keseluruhan itu disusun dalam format
tindakan hukum administrasi negara,sebagai tindakan yang menimbulkan akibat-akibat
hukum.Menurut P. de Haan dan kawan-kawan, konsep perencanaan pemerintahdalam arti luas
didefinisikan sebagai persiapan dan pelaksanaan yang sistematis danterkoordinasi mengenai
keputusan kebijakan yang didasarkan pada suatu rencanakerja yang berkaitan dengan tujuan dan
cara pelaksanaannya. Dalam pengertian laindisebutkan bahwa rencana dalam pemerintahan
umum dirumuskan sebagai gambaranmengenai berbagai tindakan yang ditujukan untuk
mencapai suatu tujuan yangmenentukan sebelumnya yang tiap-tiap bagian saling berkaitan dan
di....uaikan satudengan lainnyaPerencanaan terbagi dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
4. Peraturan perundang-undangan
Rencana memiliki sifat hukum yang beragam yang dapat diketahui denganmelihat pada
organ yang membuat rencana, isi rencana, dan sasaran dari rencanatersebut. Dengan cara
tersebut akan diketahui pula akibat-akibat hukum(rechtsgevolgen) dan relevansi hukum yang
muncul dari rencana tersebut. Dalam perspektif hukum administrasi negara, rencana merupakan
salah satuinstrumen pemerintahan, yang sifat hukumnya berada di antara
peraturankebijaksanaan, peraturan perundang undangan, dan ketetapan. Dengan demikian,
perencanaan memiliki bentuk tersendiri ( suigeneris), patuh pada peraturan sendiriserta
mempunyal tujuan sendiri, yang berbeda dengan peraturan kebijaksanaan, peraturan perundang-
undangan, dan ketetapan. Rencana merupakan himpunan kebijaksanaa yang akan ditempuh pada
masa yang akan datang, tetapi ia bukan peraturan kebijaksanaan karena kewenangan untuk
membuatnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan atau didasarkan pada
kewenangan pemerintahan yang jelas. Rencana memiliki sifat norma yang umtim-absutik , tetapi
ia bukan peraturan perundang-undangan karena tidak semua rencana itu mengikat umum dan
tidak selalumempunyai akibat hukum langsung. Rencana merupakan hasil penetapan oleh organ
pemerintahan tertentu yang dituangkan dalam bentuk ketetapan, tetap ia bukan beschikkig karena
di dalamnya memuat pengaturan yang bersifat umum.
E. Perizinan
N.M. Spelt dan J.B.J.M ten Berge menyatakan sebagai berikut.Izin adalah pengikatan pada
suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang untuk
mencapai tatanan tertentu atauuntuk menghalangi keadaan yang buruk. Tujuannya adalah
mengatur tindakanyang oleh pembuat undang undang tidak semua dianggap tercela, tetapi
iamenginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarmya. Hal yang
pokok pada izin adalah suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengantujuan agar
dalam ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dengan telitidiberikan batas-batas tertentu
bagi setiap kasus.
Jika dibandingkan secara sekilas, pengertian izin dengan konsesi itu
tidak berbeda. Masing masing berisi perkenan bagi seseorang untuk melakukan suatu perbuatan
atau pekerjan tertentu. Dalam pengertian sehari hari kedua istiah itudigunakan secara bersama,
seperti disebutian M.M. van Praag, konsesi merupakansuatu izin berhubungan dengan pekerjaan
yang besar dan kepentingan umum terlibaterat sehingga pekerjaan itu menjadi tugas dari
pemerintah, tetapl oleh pemerintahdiberikan hak penyelenggaraannya kepada konsesionaris
(pemegang izin) yang bukan pejabat pemerintah. Bentuknya dapat berupa kontraktual atau
kombinasi antaralisensi dengan pemberian status tertentu dengan hak dan kewajiban serta sysrat-
syarattertentu. Menurut H.D van Wik bentuk konsesi, terutama digunakan untuk berbagai
aktivitas yang menyangkut kepentingan umum, yang tidak mampu dijalankan sendinioleh
pemerintah lalu diserahkan kepada perusahaan-perusahaan swasta.
Menunut E. Utrecht, perbedaan antara izin dan konsesi itu bersifa relatif. Padahakikatnya,
izin dan konsesi itu tidak memiliki perbedaan yuridis. Contohnya, izinuntuk mendapatkan batu
bara menurut suatu rencana yang sederhana saja dan akandiadakan atas ongkos sendiri tidak
dapat disebut konsesi. Akan tetapi, izin yangdiberikan menurut undang undang tambang
Indonesia untuk mendapatkan batu baraadalah suatu konsesi karena izin tersebut mengenai
pekerjaan yang besar
dan pekerjaan tersebut akan membawa manfaat bagi umum. Jadi, konsesi itu juga suatuizin,
tetapi izin mengenai hal-hal yang penting bagi umum. Meskipun antara izin dankonsesi ini
dianggap sama dengan perbedaan yang relatif, terdapat perbedaan karakterhukum, izin adalah
sebagai perbuatan hukum bersegi satu yang dilakukan oleh pemerintah, sedangkan
konsesi adalah suatu perbuatan hukum bersegi dua, yaitusuatu perjanjian yang diadakan antara
yang memberikan konsesi dan yang diberikonsesi atau penerima konsesi. Dalam hal ini, izin
tidak mungkin diadakan perjanjlankarena tidak mungkin diadakan suatu persesuaian kehendak.
Adapun dalam halkonsesi diadakan suatu perjanjian, yaitu perjanjian yang mempunyai sifat
sendiri danyang tidak diatur oleh seluruh peraturan KUH Perdata mengenai hukum
perjanjian.Menurut M.M. van Praag, izin merupakan tindakan hukum sepihak
(eenzijdigehandeling, ecn overheidshandeling). sedangkan konsesi merupakan kombinasi
daritindakan dua pihak yang memillki sifat kontraktual dengan izin, yang dalam pembahasan
hukum disebut perjanjian. Ketika pemerintah melakukan tindakanhukum yang berkenaan dengan
izin dan konsesi, pemerintah menampilkan diri dalam2 fungsi, yaitu sebagai badan hukum umum
pada saat melakukan konsesi dan sebagaiorgan pemerintah ketika mengeluarkan izin.
Istilah lain yang memitiki kesejajaran dengan izin selain konsesi,yaitudispensasi dan
lisensi. Dispensasi adalah keputusan administrasi negara yangmembebaskan suatu perbuatan dari
kekuasaan peraturan yang menolak perbuatantersebut. W.E. Prins mengatakan bahwa dispensasi
adalah tindakan pemerintahan yang menyebabkan suatu peraturan undang-undang menjadi tidak
berlaku bagisesuatu hal yang istimew (relaxatio legis).
Kesimpulan