Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSITUSI DAN UNDANG UNDANG DASAR 1945


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh :
KELOMPOK 1
1. Aditya riza putra (22002003)
2. Popi karmijah (22005027)
3. Amelia dwi cahyani (22005027)
4. Wira yudha putra pangetsu(22086472)
5. Andina mutmainah ( 22003081)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya kepada Allah swt. Karena atas berkat Rahmat dan Hidayahnya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.Sholawat dan Salam
kepada Baginda Rasulullah Muhammad Saw. Tak lupa pula kami Ucapkan terima kasih
Bapak Dosen kita yang telah membantu memberikan arahan dan Bimbingannya, hingga
makalah ini dapat diselesaikan. Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat
terbatas, baik dari segi Meteologi penulisan, isi dan literatur penulisan makalah ini. Oleh
karena itu kami mengharapkan Saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan
makalah ini dan untuk penulisan Makalah berikutnya.
Demikian penulisan makalah ini kami perbuat dengan sebenarnya semoga dapat
Bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya, kami Mohon Maaf apabila ada kesalahan atas
Makalah ini atas saran yang diberikan kami ucapkan Terima Kasih.

Padang,6 maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................................ 2

BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Konsitusi dan undang undang dasar .................................................................. 3
B. Alasan perlunya konsitusi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara ................................................................. 4
C. Sumber sosiologis dan politis tentang konsitusi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diindonesia ................................. 5
D. Argumen tentang dinamika dan tanggapan
konsitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara...................................... 6
E. Esensi dan urgansi konsitusi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.................................................................. 7
F. Praktik kewarganegaraan .................................................................................... 8
BAB III
PENUTUP .......................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai


ketatanegaraan.Berdirinya sebuah negara tidak lepas dari adanya konstitusi
yang mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim
disebut Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi
merupakan dasar dari tatanan hukum sebuah negara, yang di dalamnya terdapat
perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan mengatur tentang
distribusi kekuasaan (Distribution of Power) dalam penyelenggaraan negara.
Konstitusi biasanya juga disebut sebagai hukum fundamental negara, sebab
konstitusi ialah aturan dasar. Aturan dasar yang nantinya akan menjadi acuan
bagi lahirnya aturan-aturan hukum lain yang ada dibawahnya.
Konstitusi dalam arti formal adalah suatu dokumen resmi, seperangkat
norma hukum yang hanya dapat diubah di bawah pengawasan ketentuanketentuan
khusus, yang tujuannya adalah untuk menjadikan perubahan normanorma ini lebih
sulit. Konstitusi dalam arti material terdiri atas peraturan- peraturan yang mengatur
pembentukan norma-norma hukum yang bersifat
umum, terutama pembentukan undang-undang.2Jimly Asshiddiqie mengatakan dalam
bukunya, konstitusi adalah hukum
dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.3
Penting
bagi sebuah negara memiliki konstitusi sebagai landasan hukum dalam
penyelenggaraan sebuah negara. Untuk itu dalam penyusunan konstitusi harus
merupakan hasil dari nilai-nilai dan norma berbangsa dan bernegara yang hidup
dalam masyarakat. Dengan demikian, penyusunan konstitusi menjadi sebuah
pekerjaan yang mendasar bagi sebuah negara untuk menentukan sistem
hukumnya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan tujuan konsitusi dan undang undang dasar?
2. Apa saja alasan perlunya konsitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Apa Sumber sosiologis dan politis tentang konsitusi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara diindonesia?
4. Apa Argumen tentang dinamika dan tantangan konsitusi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara diindonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian dan tujuan konsitusi dan undang undang dasar?
2. Mengetahui saja alasan perlunya konsitusi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3. Mengetahui Sumber sosiologis dan politis tentang konsitusi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara diindonesia?
4. Mengetahui Argumen tentang dinamika dan tantangan konsitusi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara diindonesia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSITUSI DAN UNDANG UNDANG DASAR


1. Pengertian konsitusi
Menurut pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan
Konstitusi adalah suatu kerangka negara yang diorganisasikan melalui
dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan
mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya.
Pendek kata bahwa konstitusi itu menurut pandangannya
merupakan kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum,
yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap (permanen), dan yang
menetapkan fungsi-fungsi dan hak-hak dari lembaga-lembaga permanen
tersebut. Sehubungan dengan itu C.F. Strong yang menganut paham
modern secara tegas menyamakan pengertian konstitusi dengan undang-
undang dasar Konsep dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa

2. Tujuan Konstitusi

 Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan


konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi
dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas
meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik, peraturan perundang-
undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-
Undang Dasar

 Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah


sedemikian
rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara akan lebih terlindungi.
Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim Friedrich
dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan
kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang
dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh
mereka yang mendapat tugas untuk memerintah

3
 Konstitusi berfungsi:
a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya;
b) memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang
dicitacitakan tahap berikutnya;
c) dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya;
d) menjamin hak-hak asasi warga negara.

B. ALASAN PERLUNYA KONSITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA


DAN BERNEGARA
Agar dapat membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa negara. Sejarah
tentang perjuangan dan penegakan hak-hak dasar manusia sebagaimana terumus
dalam dokumen-dokumen di atas, berujung pada penyusunan konstitusi negara.
Konstitusi negara di satu sisi dimaksudkan untuk membatasi kekuasaan
penyelenggaran negara dan di sisi lain untuk menjamin hak-hak dasar warga negara.
Seorang ahli konstitusi berkebangsaan Jepang Naoki Kobayashi
mengemukakan bahwa undang-undang dasar membatasi dan mengendalikan
kekuasaan politik untuk menjamin hak-hak rakyat. Melalui fungsi ini undang-undang
dasar dapat memberi sumbangan kepada perkembangan dan pembinaan tatanan
politik yang demokratis (Riyanto, 2009)
Contoh dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara memuat
aturan-aturan dasar sebagai berikut:
1. Pedoman bagi Presiden dalam memegang kekuasaan pemerintahan
(Pasal 4, Ayat 1).
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon Presiden dan calon Wakil
Presiden (Pasal 6 Ayat 1).
3. Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 7).
4. Pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya
(Pasal 7A dan 7B).
5. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR (Pasal
7C).
6. Pernyataan perang, membuat pedamaian, dan perjanjian dengan
negara lain (Pasal 11 Ayat 1, Ayat 2, dan Ayat 3).
7. Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)
8. Mengangkat dan menerima duta negara lain (Pasal 13 Ayat 1, Ayat 2,
dan Ayat3).
9. Pemberian grasi dan rehabilitasi (Pasal 14 Ayat 1).
10. Pemberian amnesti dan abolisi (Pasal 14 Ayat 2).
11. Pemberian gelar, tanda jasa, dan lain-lan tanda kehormatan (Pasal 15).
12. Pembentukan dewan pertimbangan (Pasal 16).
Semua pasal tersebut berisi aturan dasar yang mengatur kekuasaan Presiden,
baik sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan. Sebagai kepala negara,
Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala
pemerintahan, Presiden dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri-menteri dalam

4
kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah
sehari-hari.
Aturan-aturan dasar dalam UUD NRI 1945 tersebut merupakan bukti
adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan di Indonesia. Tidak dapat kita
bayangkan bagaimana jadinya jika kekuasaan pemerintah tidak dibatasi. Tentu saja
penguasa akan memerintah dengan sewenang-wenang. Mengapa demikian? Ingat
tentang hukum besi kekuasaan bahwa setiap kekuasaan pasti memiliki kecenderungan
untuk berkembang menjadi sewenang-wenang, seperti dikemukakan oleh Lord Acton:
“Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely”.
Inilah alasan mengapa diperlukan konstitusi dalam kehidupan berbangsa-
negara Indonesia, yakni untuk membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak
memerintah dengan sewenang-wenang.Konstitusi juga diperlukan untuk membagi
kekuasaan dalam negara.
Pandangan ini didasarkan pada fungsi konstitusi yang salah satu di
antaranya adalah membagi kekuasaan dalam negara (Kusnardi dan Ibrahim, 1988).
Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai
organisasi kekuasaan maka konstitusi dapat dipandang sebagai lembaga atau
kumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi di antara beberapa
lembaga kenegaraan, misalnya antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Konstitusi menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasan itu bekerja sama
dan menyesuaikan diri satu sama lain serta merekam hubungan-hubungan kekuasaan
dalam negara.

C.SUMBER HISTORIS SOSIOLOGIS DAN POLITIS TENTANG


KONSITUSI DALAM KEHIUDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Secara historis
Perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat (Eropa).
Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, yang pertama kali
merumuskan adanya hak kodrati (natural rights) yang melekat pada setiap diri
manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Karena pada jamannya
tidak dikenal hukum penjara melainkan hukuman mati oleh karena itu dia
merumuskan hak pertama yang dimiliki adalah untuk hidup dilanjutkan hak untuk
kebebasan dan hak milik.

2. Sumber Sosiologis
Akhir-akhir ini kita menyaksikan berbagai gejolak dalam masyarakat yang
sangat memprihatinkan, yakni munculnya karakter buruk yang menandai kondisi
kehidupan sosial budaya kita yang berubah sedemikian drastis dan fantastis. Bangsa
yang sebelumnya dikenal penyabar, ramah, penuh sopan santun, dan pandai berbasa-
basi sekonyong-konyong menjadi pemarah, suka mencaci, pendendam, perang antar
kampung dan suku dengan tingkat kekejaman yang sangat biadab. Bahkan yang lebih
tragis, anak kita yang masih duduk di bangku sekolah pun sudah bisa saling
menyakiti.

3. Sumber Politik
Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga
negara Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada
era reformasi. Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan

5
reformasi di masyarakat. Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen
bangsa, terutama oleh mahasiswa dan pemuda. Keselarasan kewajiban dan hak
dipenuhi oleh dinamika yang terjadi akibat proses dan perubahan UUD NRI 1945
yang terjadi pada era reformasi

D.ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN KONSITUSI


DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DIINDONESIA

Pada pertengahan 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi dan moneter yang
sangat hebat.Akibat dari krisis tersebut adalah harga-harga melambung tinggi,
sedangkan daya belimasyarakat terus menurun. Sementara itu nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing,terutama Dolar Amerika, semakin merosot.
Menyikapi kondisi seperti itu, pemerintahberusaha menanggulanginya dengan
berbagai kebijakan. Namun kondisi ekonomi tidakkunjung membaik, bahkan kian
hari semakin bertambah parah. Krisis yang terjadi meluaspada aspek politik.
Masyarakat mulai tidak lagi mempercayai pemerintah, maka timbullahkrisis
kepercayaan pada Pemerintah. Gelombang unjuk rasa secara besar-besaran terjadi
diJakarta dan di daerah-daerah yang dimotori oleh mahasiswa, pemuda, dan
berbagaikomponen bangsa lainnya.
Pemerintah sudah tidak mampu lagi mengendalikan keadaan.Maka pada 21
Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya.Berhentinya
Presiden Soeharto menjadi awal era reformasi di tanah air. Pada awal era reformasi
(pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan reformasi di masyarakat yang isinya
berupa :
a. Mengamandemen UUD NRI 1945
b. Menghapuskan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata RepublikIndonesia
c. Menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM),
sertapemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
d. Melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah
Mewujudkan kebebasan persf. Mewujudkan kehidupan demokrasi

Adanya tuntutan tersebut didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945
belum cukupmemuat landasan bagi kehidupan yang demokrasi, pemberdayaan rakyat,
dan penghormatan. Dalam kenyataan empiris sepanjang sejarah berlakunya UUD NRI
1945, selalu menimbulkan pemerintahan yang tidak meloloskan karena UUD Ini
kurang memenuhi syarat sebagaimana dituntut oleh ajaran konstusionalisme yang
harus menutup pintu bagipemerintahan yang otoriter (Moh. Mahfud, 1999).
Di samping itu, pada UUD NRI 1945 terdapat pasal-pasal yang menimbulkan
keragaman, atau lebih dari satu tafsir(multitafsir) dan membuka peluang bagi
penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik,tertutup, dan berpotensi tumbuhnya
praktik korupsi kolusi, dan nepotisme (KKN). Tegasnya ajaran konstltusi onalisme
yang telah digagas lebih awal daripada konstitusi itu sendiri,melarang bahwa
penguasa perlu membatasi kekuasaannya dan karena itu kekuasaannyaharus diperinci
secara tegas (Miriam Budlardjc,1983).

6
E. ESENSI DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA- NEGARA
Peranan Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan BernegaraEksistensi
konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan sesuatu halyang
sangat krusial, karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah
negara.Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke- ini, hampir tidak ada negara yang
tidak adanegara yang tidak memiliki konstitusi. Hal ini menunjukkan betapa urgenya
konstitusisebagai suatu perangkat negara. Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata
uang yang satusama lain tidak terpisahkan.Konstitusi menjadi sesuatu yang urgen
dalam tatanan kehidupan ketatanegaraan,karenakonstitusi merupakan sekumpulan
aturan yang mengatur organisasi negara,serta hubungan antara negara dan warga
negara sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerjasama.Dr.A.Hamid
S.Attamimi menegaskan Seperti yang dikutip Thaib bahwa konstitusi atau Undang
Undang Dasar merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai pemberi
pegangandan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur
bagaimanakekuasaan negara harus dijalankan. Sejalan dengan perlunya konstitusi
sebagai instrumenuntuk membatasi kekuasaan dalam suatu negara, Meriam Budiardjo
mengatakan:“Di dalam negaranegara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional,Undang undang dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi
kekuasaan pemerintahsedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenang wenang.Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan
lebih terlindungi”.(Budiardjo,1978:96) Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai
pemberi batas kekuasaan tersebut, Kusnardimenjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari
fungsinya terbagi dalam dua (2) bagian, yaknimembagi kekuasaan dalam negara, dan
membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasadalam negara. Lebih lanjut, ia
mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang negara darisudut kekuasaan dan
menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapatdipandang sebagai
lembaga atau kumpulan asas yang mendapatkan bagaimana kekuasaandibagi diantara
beberapa lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga legislatif, eksekutif
danyudikatif. Selain sebagai pembatas kekuasaan ,konstitusi juga dugunakan sebagai
alat untukmenjamin hak hak warga negara.
Hak hak tersebut mencakup hak-hak asasi,seperti hakuntuk
hidup,kesejahteraan hidup hak kebebasan.Dari beberapa pakar yang menjelaskan
mengenai urgensi konstitusi dalam sebuahnegara,maka secara umum dapat dikatakan
bahwa eksistensi konstitusi dalam suatu negaramerupakan suatu keniscayaan,karena
dengan adanya konstitusi akan tercipta pembatasankekuasaan melain pembagian
wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan negara.Selain itu,adanya konstitusi juga
menjadi suatu hal sangat penting untuk menjamin hak-hak asasiwarga
negara,sehingga tidak terjadi penindasan dan perlakuan sewenang wenang dari
pemerintah.

Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses kekuasaan. Oleh


karena itu Setiapkonstitusi mempunyai beberapa peranan yaitu :

1. untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik


2. untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,dan
menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka, sehingga
tidak terdapat kekuasaan yang semena mena. untuk membatasi kesewenang-
wenangan tindakan pemerintah untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan
merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

7
4. Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan
pemerintahan.Sehingga dimana ada organisasi negara dan kebutuhan
menyusun suatu pemerintahan negara,maka akan diperlukan konstitusi.
5. Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan
ketatanegaraansuatu negara karena konstitusi menjadi barometer(ukuran) bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara, juga merupakan ide-ide dasar yang
digariskan penguasa negara untukmengemudikan suatu negara.
6. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang ada
diantara lembaga-lembaga negara.Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan
kewajiban pemerintah sekaligusmembatasi kekuasaan pemerintah agar tidak
sewenang-wenang dalam bertindak. Dari berbagai penjelasan tentang tujuan
konstitusi diatas, dapat dikatakan bahwa tujuandibuatnya konstitusi adalah
untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan membatasinyamelalui aturan
untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan
penguasaterhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk
mewujudkan tujuan Negara.Jadi, pada hakikatnya konstitusi Indonesia
bertujuan sebagai alat untuk mencapaitujuan negara dengan berdasarkan
kepada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara

F. PRAKTIK KEWARGANEGARAAN
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mempunyai
tujuan meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik, akan status hak dan kewajiban
peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk
meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Pendidikan Kewarganegaraan menjelaskan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya merupakan mata pelajaran yang


memfokuskan pada kesadaran dan pembentukan peranan peserta didik sebagai warga
negara yang baik, sehingga sangat diperlukan pemahaman yang mendalam agar terbentuk
warga negara yang diharapkan. Pembelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan yang
diharapkan adalah pembelajaran yang tidak hanya menitikberatkan pada pengetahuan dari
peserta didik saja, tetapi juga pemahaman secara konkret tentang isi materi yang
dibawakan, sehingga peserta didik benar-benar mengetahui peranannya sebagai warga
negara yang baik serta perolehan pengalaman belajar secara langsung.Pembelajaran saat
ini yang dilakukan adalah pembelajaran berbasis saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013
dimana terdapat lima proses pembelajaran yaitu 5M mengamati, menanya, mencoba,

8
mengasosiasi dan mengkomunkasi. Pembelajaran yang demikian harusnya membuat
peserta didik menjadi aktif dan tertarik pada proses pembelajaran, sehingga peserta didik
lebih memahami konsep materi yang disampaikan terutama pada mata pelajaran berbasis
sosial seperti Pendidikan Kewarganegaraan.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewaraganegaran adalah mata pelajaran yang


menekankan peserta didik memahami peran, hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang memiliki karakter sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Pengetahuan
terhadap realita harus benar-benar mereka pahami sehingga mereka akan sadar terhadap
peran, hak dan kewajiban mereka. Pendidikan Kewarganegaran sekarang ini, walaupun
sudah menerapkan Kurikulum 2013 tetap saja pembelajaran yang sering dilakukan di
dalam kelas masih pembelajaran yang belum menghadirkan pembelajaran yang benar-
benar membuat peserta didik memahami pernanannya. Realita sekarang model
pembelajaran yang dibawakan oleh guru adalah model pembelajaran monoton yang hanya
sampai pada tahap mengamati dan menanya seputar ceramah dan diskusi. Harusnya
pembelajaran Kurikulum 2013 dapat membawakan realita kehidupan kepada peserta didik
melalui tahapan mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasi, sehingga peserta didik
benar-benar akan memahami permasalahan hingga pemecahannya. Pembelajaran berbasis
saintifik harus menuntut peserta didik melakukan aktivitas sehingga tercipta pembelajaran
yang aktif, selain itu penggunaan model pembelajaran yang tepat sangatlah berpengaruh
terhadap kondisi kegiatan belajar.

Model pembelajaran dengan asas aktivitas dirasa sangat tepat, sebab


penggunaan asas aktivitas dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral yaitu dengan cara berbuat, mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami
sendiri. Dengan menggunakan asas aktivitas pengajaran diselenggarakan secara realitas
dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta
menghindarkan verbalistis, pengajaran yang ada menjadi hidup sebagaimana aktivitas
dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2000: 176-177). Model pembelajaran yang
menuntut peserta didik melakukan aktivitas untuk memperoleh permasalahan, sehingga
akan lebih mengena pada diri mereka. Suasana yang berada diluar kelas juga membuat
peserta didik merasa tidak jenuh karena melakukan pembelajaran di dalam kelas. Model
pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran ini yaitu model pembelajaran Praktik
Belajar Kewaraganegaraan atau yang dikenal dengan istilah praktik belajar
kewarganegaraan atau project citizen, di mana model pembelajaran ini menekankan pada

9
pembelajaran aktif dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengetahui
secara langsung permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
akan mendapatkan pengalaman langsung (nyata) dan dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan watak kewarganegaraan mereka.

Model pembelajaran Praktik Belajar Kewarganegaraan ini juga berusaha


membentuk identitas mereka sendiri dan membina hubungan dengan masyarakat, hal itu
dikarenakan pada masa remaja peserta didik cenderung menggeser pemikirannya sehingga
mereka membutuhkan pengetahuan dan pegalaman yang sesuai. Model pembelajaran
praktik belajar menempatkan peranan peserta didik dengan sangat dominan sehingga
peserta didik harus berperan aktif dalam proses pembelajaran ini. Peserta didik diarahkan
untuk memecahkan masalah secara nyata kemudian menemukan alternatif pemecahan dari
masalah yang ada. Peserta didik selain itu juga harus melakukan klarifikasi terhadap
permasalahan yang ada dan selanjutnya mengembangkan usul tindakan yang harus
dilakukan.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup
pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang
disebutnya sebagai negara polis.
Jadi dari berbagai penjelasan tentang tujuan konstitusi diatas, dapat dikatakan
bahwa tujuandibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan
jalan membatasinyamelalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang
dilakukan penguasaterhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa
untuk mewujudkan tujuan Negara.Jadi, pada hakikatnya konstitusi Indonesia
bertujuan sebagai alat untuk mencapaitujuan negara dengan berdasarkan kepada nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar negara

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih
dipertanggung jawabkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://sukesti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/82738/4_Buku_PKWN_IV.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/pendidikan-kewarganegaraan/sumber-
historis-dan-politik-tentang-konstitusi/21032393
https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=101243
https://www.coursehero.com/file/76907031/pkn-56docx/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-hasanuddin/pendidikan-
kewarganegaraan/nurul-atira-d131211024-dinamika-dan-tantangan-konstitusi/17554609
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jember/pendidikan-kewarganegaraan/konsep-
dan-urgensi-konstitusi-dalam-kehidupan-berbangsa/26668598
https://www.kompasiana.com/amp/zainalabidin1453/618d43f38c482510c90e0a82/esensi-dan-
urgensi-konstitusi-negara-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara
https://brainly.co.id/tugas/9377868#:~:text=K.%20C.%20Wheare%2C%20konstitusi%20adalah%
20keseluruhan,konstitusimempunyai%20arti%20luas%20daripada%20UUD
http://lib.unnes.ac.id/27485/1/3301412011.pdf
https://www.academia.edu/37566224/makalah_konstitusi_dan_uud_1945_pkn_materi_4_doc

12

Anda mungkin juga menyukai