Dosen Pengampu :
T.A 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan kepada
kami kesempatan yang luar biasa sehingga kami dapat menyusun makalah kami ini. Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan ke ruh junjungan alam yakni Nabi besar Muhammad
saw.
Kemudian rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Syahrini
Harahap M.H sebagai dosen mata kuliah Legal Drafting, yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penysusunan makalah ini yang
berjudul: “Jenis dan Fungsi Peraturan Perundang-undangan”.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
ilmu pengetahuan kita tentang Peraturan Perundang-undang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Didalam makalah ini penulis akan membahas sekilas tentang peraturan
perundang-undangan tingkat pusat dan daerah. Dengan mempelajari materi makalah ini,
diharapkan dapatmenjelaskan tentang berbagai peraturan yang ada dinegara kita ini, baik
peraturan perundang-undangan tingkat pusat maupun tingkat daerah. Negara Indonesia
adalah negara hukum. Oleh karena itu, dalam segala aspek kegiatanselalu didasarkan
pada hukum yang berlaku.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah peraturan perundang-undang itu?
2. Apa saja fungsi dari peraturan perundang-undangan tersebut?
3. Bagaimana jenis peraturan perundangan-undangan tersebut?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan.
2. Untuk menjelaskan fungsi dari peraturan perundang-undangan tersebut.
3. Untuk memberikan pemaparan dari jenis perraturan perundang-undangan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian tersebut maka jelas bahwa terdapat perbedaan antara pengertian “jenis”
dan “bentuk”. Bentuk lebih menekankan kepada wujud lahiriah, sedangkan jenis lebih kepada
macam atau ragam dari sesuatu yang mempunya sifatsifat yang sama. Terkait dengan
berbagai macam peraturan perundang-undangan seperti UUD, TAP MPR, UU dan
sebagainya, maka lebih tepat memakai nomenklatur “jenis” Peraturan Perundang-undangan.
Sedangkan pengunaan nomenklatur ”bentuk” lahiriah (konverm), maka menunjuk pada:
Judul, Pembukaan, konsideran, batang tubuh, penutup dan penjelasan.2
Kedua: hanya peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi
daripada peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk dapat dijadikan landasan atau
dasar yuridis.
1
Utrecht. E. 1965. Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana II. Universitas,
Bandung,dikutip dari https://e-kampushukum.co.id/2016/05/tata-hukum-di indonesia-pada-masa-voc.html
2
Dalam Lampiran II UU No.12 Tahun 2011 pada Bab IV menggunakan istilah Bentuk Rancangan Peraturan
Perundang-undangan yang berisi kerangka peraturan perundang-undangan memuat:Judul,Pembukaan, ,
Batang Tubuh , Penutup, Penjelsan (jika diperlukan) dan Lampiran (jika diperlukan).
2
Keempat: pengetahuan mengenai seluk beluk peraturan perundang-undangan untuk
menciptakan suatu sistem peraturan peraundang-undangan yang tertib sebagai salah satu
unsur perundang-undangan yang baik.
Berdasarkan Sejarah :
3
https://e-kampushukum.co.id/2016/05/tata-hukum-di-indonesia-pada-masa-voc.html
3
AMVB dan Wetten, yang dibuat oleh Raja ( Kroon) bersama dengan
parlemen Belanda (Staten General)
4
Ibid, hlm.58.
4
5. Peraturan perundang-undangan Masa KRIS 1949
Dalam Konstitusi RIS yang berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949, bentukbentuk
peraturan yang tegas disebut adalah Undang-Undang Federal, UndangUndang Darurat,
dan Peraturan Pemerintah. UU Federal adalah merupakan UU yang dibuat oleh
pemerintah federal. Undang-Undang Darurat;5 adalah UU yang dikeluarkan untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan federal yang karena keadaan-keadaan yang
mendesak perlu diatur dengan segera. Peraturan ini mempunyai kekuasaan dan kuasa UU
Federal. Peraturan Pemerintah6, adalah peraturan untuk menjalankan ketentuan UU yang
ditetapkan oleh Pemerintah.Peraturan ini dapat memuat ancaman hukuman atas
pelanggaran aturan-aturannya. Berdasarkan Pasal 127 KRIS terdapat 3 macam Undang-
Undang Federal yaitu:
UU yang dibentuk pemerintah bersama dengan DPR dan Senat yang mengatur
tentang daerah bagian dan bagiannya, hubungan antara RIS dengan daerah
bagiannya;7
Undang-undang yang dibentuk Pemerintah bersama-sama dengan DPR; 8
Undang –Undang yang dibentuk Pemerintah bersama-sama dengan DPR dan
Senat, khusus mengenai Perubahan KRIS.
Pada saat berlakunya KRIS, dikeluarkan UU No.1 Tahun 1950 tentang Jenis dan
Bentuk Peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Negara Bagian
Republik Indonesia Yogyakarta yang merupakan negara bagian dari RIS. UU ini
dikeluarkan oleh Negara RI di Jogyakarta (negara bagian), sedangkan untuk RIS
(pemerintah federal) berlaku UU Drt 2-1950. Jenis peraturan berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang tersebut adalah:
5
Pasal 139 KRIS
6
Pasal 127a KRIS
7
Pasal 127b KRIS
8
Pasal 190 KRIS
5
Undang-Undang (Pasal 89);
Undang-Undang Darurat (Pasal 196 )
Peraturan Pemerintah (Pasal 98 )
Peraturan Menteri
Keputusan Menteri; dan
Peraturan Tingkat Daerah
Undang-Undang;
Peraturan Pemerintah;
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
Setelah runtuhnya Pemerintahan Orde Lama, pada Tahun 1966, MPRS mengeluarkan
TAP MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali ProdukProduk Legislatif
Negara di Luar Produk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara yang tidak sesuai
dengan UUD Tahun 1945 dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yaitu tentang
Memorandum DPRGR mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata
Urutan Perundangan Republik Indonesia. TAP MPRS tersebut dimaksudkan untuk menata
dan mendudukkan secara konstitusional jenis dan bentuk peraturan perundang-undangan
yang banyak “menyimpang” dari UUD Tahun 1945. Dalam Lampiran II Ketetapan MPRS
No.XX/MPRS/1966, ditentukan bentuk peraturan dengan tata urutan sebagai berikut:9
Undang-Undang Dasar.
Ketetapan MPR.
Undang-Undang/Perpu.
Peraturan Pemerintah.
Keputusan Presiden.
Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya seperti Peraturan Menteri, Instruksi
Menteri, dan lain-lain.
Setelah runtuhnya Pemerintahan Orde Baru, MPR menetapkan TAP MPR
No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundangundangan
9
Nuryanti Widyastuti, “Yang dimaksud dengan :,” 2021.
6
sebagai pengganti TAP MPRS No. XX/MPRS/1966. Jenis dan tata urutan (susunan)
peraturan perundang-undangan yang diatur dalam Pasal 2 TAP MPR No.III/MPR/2000
adalah:
UUD 1945;
Ketetapan (TAP) MPR;
Undang-Undang (UU);
PeraturanPemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu);
PeraturanPemerintah (PP);
KeputusanPresiden (Keppres); dan
Peraturan Daerah (Perda).
Berdasarkan Wilayah :
7
Peraturan Presiden (Perpres)Peraturan presiden (Perpres) adalah peraturan yang
dibuat oleh presiden, perturan ini biasanya dibuat mengenai pengesahan perjanjian
antara negara Indonesia dengannegara lain.
11
Perundang-undangan Pusat Daerah, “Perundang-undangan Pusat dan Daerah,” 1983.
8
perundang-undangan adalah fungsi dari salah satu sumber hukum, yaitu peraturan perundang-
undangan itu sendiri.
Robert Baldwin dan martin cave, sebagaimana di kutip oleh Ismail Hasani dan Prof.
DR. A. Gani Abdullah, SH, mengemukakan bahwa peraturan perundang undangan memiliki
fungsi :12
1. Fungsi Internal.
2. Fungsi Eksternal.
9
sosial ini akan lebih diperankan oleh peraturan perundang-undangan, karena berbagai
pertimbangan yang sudah disebutkan di muka. Fungsi sosial ini dapat dibedakan:14
a. Fungsi perubahan,
b. Fungsi stabilisasi,
c. Fungsi kemudahan,
a. Pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang tegas-
tegas menyebutnya;
b. Pengaturan lebih lanjut secara umum aturan dasar lainnya dalam Batang Tubuh UUD
1945;
14
Bagir Manan, Beberapa masalah..............., Op Cit,hlm.21-22
10
c. Pengaturan lebih lanjut dalam ketetapan MPR yang tegas-tegas menyebutnya; Fungsi
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) pada dasarnya sama
dengan fungsi dari undang-undang. Perbedaan keduanya terletak pada Pembuatnya,
undang-undang dibuat oleh Presiden bersama-sama dengan DPR dalam keadaan
normal sedangkan PERPU dibuat oleh Presiden. Perbedaan lainnya adalah Undang-
undang dibuat dalam suasana (keadaan) normal, sedangkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang dibuat dalam keadaan kegentingan yang memaksa.
5. Fungsi Perpres
Secara umum Fungsi Peraturan Presiden (regeling) adalah, sebagai berikut :
15
https://saepudinonline.wordpress.com/2013/05/01/fungsi-perda-dalam-peraturan-perundang-undangan/
11
Perundang-undangan. Dengan demikian Peraturan Daerah tidak boleh bertentangan
dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
c. sebagai penampung kekhususan dan keragaman daerah serta penyalur aspirasi
masyarakat di daerah, namun dalam pengaturannya tetap dalam koridor Negara
kesatuan Republik indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik indonesia Tahun 1945.
d. sebagai alat pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan daerah.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh
lembaganegara atau pejabat yang berwenang dan mempunyai kekuatan yang mengikat.
Tujuan undang-undang dan peraturan negara adalah untuk mengatur dan menertibkan setiap
kehidupan berbangsadan bernegara.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol15089/pluralisme-hukum-harus-di
http://www.bphn.go.id/data/documents/ae_peraturan_perundang-
Utrecht. E. 1965. Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana II. Universitas, Bandung,dikutip dari https://e-
kampushukum.co.id/2016/05/tata-hukum-di indonesia-pada-masa-voc.html
Kuliah, Pengembangan Mata, Fungsi Dan, dan Materi Muatan, “PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN,” 2017, 1–61
Kuliah, Pengembangan Mata, Fungsi Dan, dan Materi Muatan, “PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN,” 2017, 1–61
14