Anda di halaman 1dari 17

JENIS DAN FUNGSI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Legal Drafting

Dosen Pengampu :

Syahrini Harahap M.H

Disusun Oleh Kelompok VI :

Hukum Ekonomi Syariah V D

Arya Winata (0204203080)

Astrid Maulidatun Rahmah Aceh (0204203063)

Pahrul Parubahan (0204202103)

FAKULTAS HUKUM DAN SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan kepada
kami kesempatan yang luar biasa sehingga kami dapat menyusun makalah kami ini. Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan ke ruh junjungan alam yakni Nabi besar Muhammad
saw.

Kemudian rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Syahrini
Harahap M.H sebagai dosen mata kuliah Legal Drafting, yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penysusunan makalah ini yang
berjudul: “Jenis dan Fungsi Peraturan Perundang-undangan”.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
ilmu pengetahuan kita tentang Peraturan Perundang-undang.

Wassalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Medan, 28 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 1
C. TUJUAN PEMBAHASAN......................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
A. Arti Peraturan Perundang Undangan .......................................................................................... 2
B. Jenis – Jenis Peraturan Perundang-Undangan............................................................................. 3
Berdasarkan Sejarah :...................................................................................................................... 3
Berdasarkan Wilayah : .................................................................................................................... 7
C. Fungsi Peraturan Perundang-Undangan...................................................................................... 8
1. Fungsi UUD Tahun 1945. ......................................................................................................... 10
2. Fungsi Ketetapan MPR ............................................................................................................. 10
3.Fungsi Undang-Undang dan Perpu ............................................................................................ 10
4. Fungsi Peraturan Pemerintah .................................................................................................... 11
5. Fungsi Perpres ........................................................................................................................... 11
6. Fungsi Peraturan Daerah ........................................................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................................................ 13
A.KESIMPULAN ............................................................................................................................. 13
B.KRITIK DAN SARAN ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Didalam makalah ini penulis akan membahas sekilas tentang peraturan
perundang-undangan tingkat pusat dan daerah. Dengan mempelajari materi makalah ini,
diharapkan dapatmenjelaskan tentang berbagai peraturan yang ada dinegara kita ini, baik
peraturan perundang-undangan tingkat pusat maupun tingkat daerah. Negara Indonesia
adalah negara hukum. Oleh karena itu, dalam segala aspek kegiatanselalu didasarkan
pada hukum yang berlaku.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah peraturan perundang-undang itu?
2. Apa saja fungsi dari peraturan perundang-undangan tersebut?
3. Bagaimana jenis peraturan perundangan-undangan tersebut?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan.
2. Untuk menjelaskan fungsi dari peraturan perundang-undangan tersebut.
3. Untuk memberikan pemaparan dari jenis perraturan perundang-undangan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Peraturan Perundang Undangan


Dalam berbagai literatur yang ada, terdapat berbagai penyebutan berkaitan dengan
“jenis” peraturan perundang-undangan, dimana ada yang memakai nomenklatur jenis, ada
juga yang memakai nomenklatur bentuk. Arti jenis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Online berarti: (1) yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dan sebagainya) yang khusus;
macam: (2) mutu.1

Pengertian tersebut maka jelas bahwa terdapat perbedaan antara pengertian “jenis”
dan “bentuk”. Bentuk lebih menekankan kepada wujud lahiriah, sedangkan jenis lebih kepada
macam atau ragam dari sesuatu yang mempunya sifatsifat yang sama. Terkait dengan
berbagai macam peraturan perundang-undangan seperti UUD, TAP MPR, UU dan
sebagainya, maka lebih tepat memakai nomenklatur “jenis” Peraturan Perundang-undangan.
Sedangkan pengunaan nomenklatur ”bentuk” lahiriah (konverm), maka menunjuk pada:
Judul, Pembukaan, konsideran, batang tubuh, penutup dan penjelasan.2

Bentuk atau jenis peraturan perundang-undangan sangat penting dalam perancangan


atau penyusunan peraturan perundang-undangan, karena:

Pertama: setiap pembentukkan peraturan perundang-undangan harus mempunyai


landasan atau dasar yuridis yang jelas, dan apabila tidak terdapat landasan tersebut maka
batal demi hukum atau dapat dibatalkan.

Kedua: hanya peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi
daripada peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk dapat dijadikan landasan atau
dasar yuridis.

Ketiga: pembentukkan peraturan perundang-undangan berlaku prinsip bahwa


peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi dapat menghapuskan
peraturan perundang-undangan sederajat atau yang lebih rendah.

1
Utrecht. E. 1965. Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana II. Universitas,
Bandung,dikutip dari https://e-kampushukum.co.id/2016/05/tata-hukum-di indonesia-pada-masa-voc.html
2
Dalam Lampiran II UU No.12 Tahun 2011 pada Bab IV menggunakan istilah Bentuk Rancangan Peraturan
Perundang-undangan yang berisi kerangka peraturan perundang-undangan memuat:Judul,Pembukaan, ,
Batang Tubuh , Penutup, Penjelsan (jika diperlukan) dan Lampiran (jika diperlukan).

2
Keempat: pengetahuan mengenai seluk beluk peraturan perundang-undangan untuk
menciptakan suatu sistem peraturan peraundang-undangan yang tertib sebagai salah satu
unsur perundang-undangan yang baik.

Dengan demikian peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang


dibentuk oleh lembaganegara atau pejabat yang berwenang dan mempunyai kekuatan yang
mengikat. Tujuan undang-undang dan peraturan negara adalah untuk mengatur dan
menertibkan setiap kehidupan berbangsadan bernegara. Dengan undang-undang atau
peraturan, kehidupan berbangsa dan bernegaramenjadi lebih tertib.Peraturan perundang-
undangan dan peraturan memiliki kekuatan mengikat. Seseorang yangmelanggar peraturan
dan undang-undang, akan dikenai sanksi atau hukuman. Hukuman itu dapat berupa
denda ataupun kurungan penjara. Kita sebagai warga negara harus taat kepada peraturanyang
sudah dibuat ataupun diberlakukan oleh negara.

B. Jenis – Jenis Peraturan Perundang-Undangan

Berdasarkan Sejarah :

1. Peraturan Perundang-undangan pada masa Hindia-Belanda


Jenis Peraturan pada masa Hindia Belanda yang dibentuk antara lain:3

 Reglement op het beleid der Regering van Nederlands Indies yang


disingkat dengan Regering Reglement (RR), dan kemudian berubah
menjadi Wet op the Staatsinrichting van Netherlands Indie (IS) dianggap
sebagai Undang-Undang Dasar]
 Ordonantie Gouvernour Genneral adalah peraturan setingkat UU yang
terdiri dari 2 jenis yaitu: (1) Ordonansi yang dibuat oleh Gubernur Jendral
dengan persetujuan Voolksraad, yang mengatur mengenai pokok-pokok
persoalan menyangkut Nederland Indie; dan (2 )Ordonansi yang ditentukan
dalam Grondwet atau Wet yaitu: -) Regeringsverordening (R.V) setingkat
Peraturan Pemerintah, adalah peraturan untuk melaksanakan wetten,
AMVB dan ordonansi dan dapat mencantumkan ketentuan pidana. -
)Gouvernements Besluit (Keputusan Pemerintah) merupakan peraturan
untuk mengatur hal-hal yang bersifat administratif, dan tidak dapat
mencantumkan ketentuan pidana.

3
https://e-kampushukum.co.id/2016/05/tata-hukum-di-indonesia-pada-masa-voc.html

3
 AMVB dan Wetten, yang dibuat oleh Raja ( Kroon) bersama dengan
parlemen Belanda (Staten General)

2. Peraturan Perundang-undangan Pada Masa Jepang


Jepang tidak lama berkuasa di Indonesia, dan pada masa berkuasanya Jepang jenis
peraturan perundang-undangan yang ada adalah:4

 Osamu seirei, merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Seikosikikan


(pemerintah sipil);
 Osamu Kanrei, merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Kepala Staf
(Gunseikan ). Peaturan tersebut diudangkan dalam Lembaran Negara yang
disebut Kanpo

3. Peraturan Perundang-undangan Masa Kemerdekaan


Masa ini terbagi dalam beberapa periode yakni masa setelah kemerdekaan tanggal 17
Agustus Tahun 1945 yaitu berlakunya UUD Tahun 1945, masa berlakunya Konstitusi
Republik Indonesia Serikat (KRIS), Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS), dan
Masa Reformasi (UUD Tahun 1945 Pasca amandement)

4. Peraturan Perundang-undangan Masa Berlakunya UUD 1945


Pada masa awal kemerdekaan dan berlakunya UUD Tahun 1945, jenis peraturan
perundang-undangan yang ada masih belum tersusun karena situasi dan kondisi masa
itu, misalnya adalah kadang-kadang berbentuk nota-nota dinas, maklumat, surat-surat
edaran dan lain sebagainya diperlakukan sebagai peraturan yang seakan mengikat
secara hukum. Bahkan, Wakil Presiden mengeluarkan Maklumat yang isinya
membatasi tugas dan fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang saat itu
berperan sebagai lembaga legislatif, tetapi maklumat itu dibuat tanpa nomor, sehingga
dikenal kemudian sebagai Maklumat No.x tertanggal 16 Oktober 1945. Dalam UUD
Tahun 1945 jenis peraturan yang ada adalah: UndangUndang yang diatur dalam Pasal
5 ayat (1), Peraturan Pemerintah (Pasal 5 ayat 2) dan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (perpu) yang diatur dalam Pasal 22 ayat (1). Namun dalam
prakteknya dikeluarkan juga beberapa peraturan perundang-undangan lainnya yaitu:
Penetapan Presiden (Penpres), Peraturan Presiden (Perpres), Penetapan Pemerintah,
Maklumat Presiden dan Maklumat Wakil Predsiden.

4
Ibid, hlm.58.

4
5. Peraturan perundang-undangan Masa KRIS 1949
Dalam Konstitusi RIS yang berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949, bentukbentuk
peraturan yang tegas disebut adalah Undang-Undang Federal, UndangUndang Darurat,
dan Peraturan Pemerintah. UU Federal adalah merupakan UU yang dibuat oleh
pemerintah federal. Undang-Undang Darurat;5 adalah UU yang dikeluarkan untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan federal yang karena keadaan-keadaan yang
mendesak perlu diatur dengan segera. Peraturan ini mempunyai kekuasaan dan kuasa UU
Federal. Peraturan Pemerintah6, adalah peraturan untuk menjalankan ketentuan UU yang
ditetapkan oleh Pemerintah.Peraturan ini dapat memuat ancaman hukuman atas
pelanggaran aturan-aturannya. Berdasarkan Pasal 127 KRIS terdapat 3 macam Undang-
Undang Federal yaitu:

 UU yang dibentuk pemerintah bersama dengan DPR dan Senat yang mengatur
tentang daerah bagian dan bagiannya, hubungan antara RIS dengan daerah
bagiannya;7
 Undang-undang yang dibentuk Pemerintah bersama-sama dengan DPR; 8
 Undang –Undang yang dibentuk Pemerintah bersama-sama dengan DPR dan
Senat, khusus mengenai Perubahan KRIS.

Pada saat berlakunya KRIS, dikeluarkan UU No.1 Tahun 1950 tentang Jenis dan
Bentuk Peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Negara Bagian
Republik Indonesia Yogyakarta yang merupakan negara bagian dari RIS. UU ini
dikeluarkan oleh Negara RI di Jogyakarta (negara bagian), sedangkan untuk RIS
(pemerintah federal) berlaku UU Drt 2-1950. Jenis peraturan berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang tersebut adalah:

 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,


 Peraturan Pemerintah,
 Peraturan Menteri

6. Peraturan Perundang-undangan Masa UUDS 1950


Degan berlakunya UUDS tanggal 17 Agustus Tahun 1950, jenis peraturan perundang-
undangan yang ada adalah:

5
Pasal 139 KRIS
6
Pasal 127a KRIS
7
Pasal 127b KRIS
8
Pasal 190 KRIS

5
 Undang-Undang (Pasal 89);
 Undang-Undang Darurat (Pasal 196 )
 Peraturan Pemerintah (Pasal 98 )

Selain peraturan tersebut diatas, terdapat peraturan lainnya yakni:

 Peraturan Menteri
 Keputusan Menteri; dan
 Peraturan Tingkat Daerah

7. Peraturan Perundang-undangan Masa Dekrit Presiden 5 Juli 1959


Dengan demikian “bentuk-bentuk” peraturan-peraturan Negara setelah UUD adalah:

 Undang-Undang;
 Peraturan Pemerintah;
 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
Setelah runtuhnya Pemerintahan Orde Lama, pada Tahun 1966, MPRS mengeluarkan
TAP MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali ProdukProduk Legislatif
Negara di Luar Produk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara yang tidak sesuai
dengan UUD Tahun 1945 dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yaitu tentang
Memorandum DPRGR mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata
Urutan Perundangan Republik Indonesia. TAP MPRS tersebut dimaksudkan untuk menata
dan mendudukkan secara konstitusional jenis dan bentuk peraturan perundang-undangan
yang banyak “menyimpang” dari UUD Tahun 1945. Dalam Lampiran II Ketetapan MPRS
No.XX/MPRS/1966, ditentukan bentuk peraturan dengan tata urutan sebagai berikut:9
 Undang-Undang Dasar.
 Ketetapan MPR.
 Undang-Undang/Perpu.
 Peraturan Pemerintah.
 Keputusan Presiden.
 Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya seperti Peraturan Menteri, Instruksi
Menteri, dan lain-lain.
Setelah runtuhnya Pemerintahan Orde Baru, MPR menetapkan TAP MPR
No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundangundangan

9
Nuryanti Widyastuti, “Yang dimaksud dengan :,” 2021.

6
sebagai pengganti TAP MPRS No. XX/MPRS/1966. Jenis dan tata urutan (susunan)
peraturan perundang-undangan yang diatur dalam Pasal 2 TAP MPR No.III/MPR/2000
adalah:

 UUD 1945;
 Ketetapan (TAP) MPR;
 Undang-Undang (UU);
 PeraturanPemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu);
 PeraturanPemerintah (PP);
 KeputusanPresiden (Keppres); dan
 Peraturan Daerah (Perda).

Berdasarkan Wilayah :

1. Peraturan Perundang-undangan Tingkat Pusat


Peraturan perundang-undangan tingkat pusat dibuat oleh pemerintah tingkat
pusat.Peraturan perundang-undangan tingkat pusat disebut juga dengan peraturan
perundang-undangan tingkat nasional.Perundang-undangan Nasional adalah aturan
yang telah dibuat oleh seluruh warga negara.Peraturan perundang-undangan ini
mengatur berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara.Sesuai dengan tingkat dan
kedudukannya, peraturan perundang-undangan tingkat pusat adalah sebagai berikut:10

 Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945)Undang-undang dasar tahun 1945 adalah


bentuk peraturan perundang-undangantertinggi dinegara Indonesia. UUD 1945 ini
merupakan konstitusi pertama yang terdiriatas pembukaan, batang tubuh dan
penjelasan resmi.

 Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang


(Perpu)Rencana penyusunan undang dilakukan dalam suatu program legilasi
nasional antaraDewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama dengan pemerintah.
Peraturanpemerintah pengganti undangundang yang akan dikeluarkan harus menda
pat persetujuan dariDPR. Jika tidak mendapat persetujuan dari DPR, maka
peraturan itu harus dicabut

 Peraturan Pemerintah (PP)Peraturan pemerintah (PP) adalah peraturan yang dibuat


oleh pemerintah, dalam hal ini presiden. Peraturan ini memuat aturan-aturan umum
dalam melaksanakan undang-undang.
10
Pengembangan Mata Kuliah, Fungsi Dan, dan Materi Muatan, “PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,”
2017, 1–61.

7
 Peraturan Presiden (Perpres)Peraturan presiden (Perpres) adalah peraturan yang
dibuat oleh presiden, perturan ini biasanya dibuat mengenai pengesahan perjanjian
antara negara Indonesia dengannegara lain.

2. Peraturan Perundang-undang Tingkat Daerah


Menurut Jimmly Asshiddiqie, Peraturan Daerah (Perda) adalah bentuk aturan
pelaksana undang-undang sebagai peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Kewenangan peraturan daerah bersumber dari kewenangan yang telah ditentukan
suatu undang-undang. Peraturan daerah juga dapat dibentuk untuk mengatur hal-hal
yang kewenangan untuk mengatur hal-hal tersebut tidak diatur secara eksplisit oleh
suatu undang-undang. Perda dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan ketentuan UUD
1945 sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (3) dan (4). bunyi pasal 18 ayat 3 :
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan. Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum bunyi pasal 18 ayat 4 : Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai
Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.
Karakteristik hingga Materi Muatan Peraturan Daerah (Perda) dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan persetujuan Kepala Daerah. Adapun
penyusunan peraturan daerah memiliki prinsip dasar yaitu:11
 Transparansi
 Partisipasi
 Koordinasi dan keterpaduan

C. Fungsi Peraturan Perundang-Undangan


Terkait peraturan perundang-undangan maka fungsi peraturan perundang-undangan
dapat diartikan sebagai kegunaan peraturan perundang-undangan secara umum dan secara
khusus sesuai dengan jenisnya. Atau dapat dikatakan bahwa peraturan perundang-undangan
adalah sebagai instrumen kebijakan (beleids instrument), yang dikeluarkan oleh pejabat atau
lembaga yang berwenang yang memiliki kegunaan atau fungsi-fungsi tertentu. Ada
perbedaan antara fungsi hukum dan fungsi peraturan perundang undangan. Fungsi hukum
dimaksudkan sebagai fungsi dari setiap sumber hukum, sedangkan fungsi peraturan

11
Perundang-undangan Pusat Daerah, “Perundang-undangan Pusat dan Daerah,” 1983.

8
perundang-undangan adalah fungsi dari salah satu sumber hukum, yaitu peraturan perundang-
undangan itu sendiri.

Robert Baldwin dan martin cave, sebagaimana di kutip oleh Ismail Hasani dan Prof.
DR. A. Gani Abdullah, SH, mengemukakan bahwa peraturan perundang undangan memiliki
fungsi :12

 Mencegah monopoli atau ketimpangan kepemilikan sumber daya;


 Mengurangi dampak negatif dari suatu aktivitas dan komunitas atau lingkunganya;
 Membuka informasi bagi publik dan mendorong keseteraan antar kelompok
(mendorong perubahan institusi, atau affirmative action kepada kelompok marginal);
 Mencegah kelangkaan sumber daya public dari eksploitasi jangka pendek; e.
Menjamin pemerataan kesempatan dan sumber daya serta keadilan sosial, perluasan
akses dan redtribusi sumber daya,;dan
 Memperlancar koordinasi dan perencanaan dalam sector ekonomi.

Sedangkan fungsi peraturan perundang-undangan menurut Bagir Manan dapat dibagi


menjadi dua kelompok utama, yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal.

1. Fungsi Internal.

Adalah fungsi peraturan perundang-undangan sebagai sub sistem hukum (hukum


perundang-undangan) terhadap sistem kaidah hukum. Secara internal, peraturan
perundang-undangan menjalankan fungsi penciptaan hukum, fungsi pembaharuan hukum,
fungsi integrasi pluralisme hukum, dan fungsi kepastian hukum.13

a. Penciptaan hukum (rechtschepping)


b. Fungsi Pembaharuan Hukum
c. Fungsi Integrasi Pluralisme Sistem Hukum
d. Fungsi kepastian hukum Kepastian hukum (rechtszekerheid, legal certainty)

2. Fungsi Eksternal.

adalah keterkaitan peraturan perundang-undangan dengan tempat berlakunya. Fungsi


eksternal ini dapat disebut sebagai fungsi sosial hukum, yang meliputi fungsi perubahan,
fungsi stabilisasi, fungsi kemudahan. Dengan demikian, fungsi ini dapat juga berlaku pada
hukum-hukum kebiasaan, hukum adat, atau hukum yurisprudensi. Bagi Indonesia, fungsi
12
Bagir Manan, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Jakarta, hlm. 47
13
Ibid,hlm 17-20

9
sosial ini akan lebih diperankan oleh peraturan perundang-undangan, karena berbagai
pertimbangan yang sudah disebutkan di muka. Fungsi sosial ini dapat dibedakan:14

a. Fungsi perubahan,
b. Fungsi stabilisasi,
c. Fungsi kemudahan,

Selain fungsi-fungsi tersebut, terkait dengan adanya beberapa jenis peraturan


perundang-undangan, maka masing-masing peraturan peraturan perundang- undangan
tersebut memiliki fungsi-fungsi tertentu . Secara khusus fungsi peraturan perundang-
undangan dirinci sebagai berikut yakni:

1. Fungsi UUD Tahun 1945.


UUD Tahun 1945 mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, dalam pengertian UUD
Tahun 1945 mengontrol apakah peraturan perundang-undangan yang lebih rendah sesuai
atau tidak dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. UUD 1945 juga
berperan sebagai pengatur bagaimana kekuasaan negara disusun, dibagi, dan dilaksanakan.
Selain itu UUD 1945 juga berfungsi sebagai penentu dan pelindung hak dan kewajiban
negara, aparat negara, dan warga negara.

2. Fungsi Ketetapan MPR


fungsi Ketetapan MPR adalah sebagai landasan hukum bagi produk hukum yang ada
di bawahnya, selama ketetapan MPR itu masih dinyatakan berlaku, sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor: I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status
Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, tanggal 7 Agustus
2003.

3.Fungsi Undang-Undang dan Perpu


Ada beberapa Fungsi Undang-Undang yaitu:

a. Pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang tegas-
tegas menyebutnya;
b. Pengaturan lebih lanjut secara umum aturan dasar lainnya dalam Batang Tubuh UUD
1945;

14
Bagir Manan, Beberapa masalah..............., Op Cit,hlm.21-22

10
c. Pengaturan lebih lanjut dalam ketetapan MPR yang tegas-tegas menyebutnya; Fungsi
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) pada dasarnya sama
dengan fungsi dari undang-undang. Perbedaan keduanya terletak pada Pembuatnya,
undang-undang dibuat oleh Presiden bersama-sama dengan DPR dalam keadaan
normal sedangkan PERPU dibuat oleh Presiden. Perbedaan lainnya adalah Undang-
undang dibuat dalam suasana (keadaan) normal, sedangkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang dibuat dalam keadaan kegentingan yang memaksa.

4. Fungsi Peraturan Pemerintah


Landasan formal konstitusional PP adalah Pasal 5 ayat (2) UUD 1945. Fungsi PP
adalah :

a. pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam undang-undang yang tegas-tegas


menyebutnya;
b. menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut, ketentuan lain dalam undang undang
yang mengatur meskipun tidak tegas-tegas menyebutnya.

5. Fungsi Perpres
Secara umum Fungsi Peraturan Presiden (regeling) adalah, sebagai berikut :

a. menyelenggarakan pengaturan secara umum dalam rangka penyelenggaraan


kekuasaan pemerintahan. (sesuai Pasal 4 ayat 1 UUD 1945);
b. menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
yang tegas-tegas menyebutnya;
c. menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan lain dalam Peraturan
Pemerintah meskipun tidak tegas-tegas menyebutkannya.

6. Fungsi Peraturan Daerah


Menurut Kepala pusat penyuluhan hukum Badan Pembinaan Hukum Nasional, Peraturan
Daerah mempunyai berbagai fungsi yaitu:15

a. sebagai instrumen kebijakan untuk melaksanakan otonomi daerah dan tugas


pembantuan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.
b. merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi. Dalam fungsi ini, Peraturan Daerah tunduk pada ketentuan hierarki Peraturan

15
https://saepudinonline.wordpress.com/2013/05/01/fungsi-perda-dalam-peraturan-perundang-undangan/

11
Perundang-undangan. Dengan demikian Peraturan Daerah tidak boleh bertentangan
dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
c. sebagai penampung kekhususan dan keragaman daerah serta penyalur aspirasi
masyarakat di daerah, namun dalam pengaturannya tetap dalam koridor Negara
kesatuan Republik indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik indonesia Tahun 1945.
d. sebagai alat pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan daerah.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh
lembaganegara atau pejabat yang berwenang dan mempunyai kekuatan yang mengikat.
Tujuan undang-undang dan peraturan negara adalah untuk mengatur dan menertibkan setiap
kehidupan berbangsadan bernegara.

Fungsi dari peraturan perundang-undangan secara umum terbagi menjadi 2 yakni


fungsi internal dan fungsi eksternal. Fungsi internal adalah: fungsi penciptaan hukum, fungsi
pembahuaruan hukum, fungsi integrasi pluralisme sistem hukum dan fungsi kepastian
hukum. Sedangkan fungsi eksternal meliputi :fungsi untuk melakukan perubahan, fungsi
stabilitas dan fungsi kemudahan. Selain fungsi tersebut masing-masing peraturan perundang-
undangan juga mempunya fungsi khusus sesuai dengan jenis peraturan perundang-undangan
tersebut.

Dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan Indonesia, mulai jaman penjajahan


Belanda hingga pasca reformasi terdapat berbagai jenis peraturan perundang-undangan yang
ada. Dalam UU No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangn
disebutkan dalam Pasal 7 ayat (1) jenis dan hierarci peraturan perundang-undangan terdiri
dari: UUD Tahun 1945, Ketetapan MPR, UU/Perpu, PP, Perpres , Perda Propinsi dan Perda
Kabupaten. Selain peraturan perundang-undangan yang terdapat didalam hierarchi juga
terdapat peraturan perundang-undangan diluar hierachi sebagaimana yang disebut dalam
Pasal 8 ayat (1) UU No.12 Tahun 2011.

B. KRITIK DAN SARAN


Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol15089/pluralisme-hukum-harus-di

http://www.bphn.go.id/data/documents/ae_peraturan_perundang-

Utrecht. E. 1965. Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana II. Universitas, Bandung,dikutip dari https://e-
kampushukum.co.id/2016/05/tata-hukum-di indonesia-pada-masa-voc.html

Daerah, Perundang-undangan Pusat, “Perundang-undangan Pusat dan Daerah,” 1983

Kuliah, Pengembangan Mata, Fungsi Dan, dan Materi Muatan, “PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN,” 2017, 1–61

Widyastuti, Nuryanti, “Yang dimaksud dengan :,” 2021

Daerah, Perundang-undangan Pusat, “Perundang-undangan Pusat dan Daerah,” 1983

Kuliah, Pengembangan Mata, Fungsi Dan, dan Materi Muatan, “PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN,” 2017, 1–61

Widyastuti, Nuryanti, “Yang dimaksud dengan :,” 2021

14

Anda mungkin juga menyukai