Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KULIAH 1

ILMU PERUNDANG UNDANGAN

SISTEM PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI INDONESIA

Disusun oleh : Ferry Fayol Inggamer

NPM : 213300516149

Dosen Pengampu : Dayanto, S.H., M.H. .

PROGRAM STUDI HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NASIONAL

2022
Abstrak

Peraturan Perundang-undangan merupakan istilah yang dipergunakan untuk


menggambarkan berbagai jenis (bentuk) peraturan (produk hukum tertulis)
yang mempunyai kekuatan mengikat secara umum yang dibuat oleh Pejabat
atau Lembaga yang berwenang. Dalam penulisan makalah ini ingin
menjelaskan dasar-dasar dan pembentukan peraturan perundang-undangan
yang meliputi proses, teknik, bahasa, norma hukum, tata susunan (hierarki),
jenis-jenis, fungsi dan materi muatan yang harus dituangkan dalam suatu
peraturan perundang-undangan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan ilmiah tentang “ system ilmu
perundang undangan di Indonesia”.

Tidak lupa juga, saya sebagai penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampu yang sudah memberikan saya tugas penulisan ilmiah ini. Untuk
mendapatkan nilai kuliah saya

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam penulisan ilmiah ini. Oleh karena itu,
saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki penulisan ilmiah ini.
DAFTAR ISI

Abstrak..................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.1.1 jelaskan pengertian peraturan perundang undangan...........................................................5
1.1.2 sebutkan fungsi peraturan perundang undangan.................................................................5
1.1.3 jelaskan teori hirarki norma hukum dan pengaruhnya dalam system peraturan perundang
undangan.......................................................................................................................................5
1.1.4 jelaskan sejarah dan dasar hukum pembentukan peraturan perundang undangan.............5
1.1.5j elaskan hirarki peraturan perundang undangan menurut undang undang.........................5
1.1.6 Jelaskan perbedaan taat urutan Perundang undangan antara.............................................5
Tap MPRS No.20/MPRS/1966........................................................................................................5
Tap MPR No.3/MPR/2000.............................................................................................................5
Undang Undang No 10 Tahun 2004...............................................................................................5
1.2 Tujuan penulisan.........................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Peraturan Perundang undangan...............................................................................6
2.1 Fungsi peraturan Perundang undangan.......................................................................................7
2.3 Teori hirarki norma Hukum dan pengaruhnya.............................................................................7
2.4 Sejarah dan Dasar Hukum............................................................................................................9
2.5 Hirarki peraturan Perundang undangan menurut Undang Undang...........................................11
2.6 Perbedaan Tata urutan Perundang undangan...........................................................................12
KESIMPULAN.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam Konstitusi Republik Indonesia dinyatakan bahwa Negara Indonesia


adalah Negara hukum, yang mempunyai tujuan untuk menciptakan tata tertib hukum
dan kepastian hukum bagi jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di
Indonesia. Dalam Negara hukum, tugas pemerintah adalah sangat luas, yakni
mengutamakan kepentingan seluruh rakyatnya, hal ini juga tertulis dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang berbunyi sebagai
berikut : “…..untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial…..”

Dengan diembannya tugas Negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan


umum tersebut, maka pembentukan berbagai peraturan di Negara Republik
Indonesia menjadi sangat penting, oleh Negara dalam mengurusi kesejahteraan
rakyat dalam bidang hukum, sosial, politik, ekonomi, budaya, lingkungan hidup, serta
pertahanan keamanan yang diselenggarakan dengan pembentukan peraturan-
peraturan Negara yang tak mungkin lagi dihindarkan.

Maka dari itu dibentuklah peraturan perundang undangan dengan campur


tangan pemerintah di dalamnya. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
adalah pembuatan peraturan Peraturan Perundang-undangan yang mencakup
tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan dan
pengundangan. Peraturan Perundang-Undang adalah peraturan tertulis yang
memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan
oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam Peraturan Perundang-Undangan. Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota adalah peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama
Bupati/Walikota . Sedangkan hierarki Peraturan Daerah dalam sistem Peraturan
Perundang-Undangan di Indonesia pada saat ini secara tegas diatur dalam Pasal 7
Ayat(1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c. Undang-Undang/peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang;

d. Peraturan Pemerintah;

e. Peraturan presiden;

f. Peraturan Daerah Provinsi; dan

g.. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat disusun rumuan
masalah sebagai berikut :

1.1.1 jelaskan pengertian peraturan perundang undangan


1.1.2 sebutkan fungsi peraturan perundang undangan
1.1.3 jelaskan teori hirarki norma hukum dan pengaruhnya dalam system peraturan
perundang undangan
1.1.4 jelaskan sejarah dan dasar hukum pembentukan peraturan perundang
undangan
1.1.5j elaskan hirarki peraturan perundang undangan menurut undang undang.
1.1.6 Jelaskan perbedaan taat urutan Perundang undangan antara
Tap MPRS No.20/MPRS/1966
Tap MPR No.3/MPR/2000
Undang Undang No 10 Tahun 2004
1.2 Tujuan penulisan
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ilmiah ini adalah :
- Untuk mengkaji lebih dalam sistematika peraturan perundang undangan

- Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan partisipasi pemerintah dalam


pembentukan peraturan perundang undangan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peraturan Perundang undangan

Di Indonesia, dalam berbagai literatur banyak dikenal berbagai istilah seperti


perundangan, Perundang-undangan, peraturan Perundang-undangan, dan
peraturan negara. Dalam Belanda biasa dikenal istilah wet, wetgeving, wettelijke
regels, atau wettelijke regeling(en). Istilah Perundang-undangan berasal dari istilah
wettelijke regels. Berbeda dengan istilah peraturan negara yang merupakan
terjemahan dari staatsregeling, istilah staats berarti negara, dan regeling adalah
peraturan. Istilah ‘perundangan’ berasal dari kata ‘undang’, bukan berasal dari kata
‘undang-undang’. Kata ‘undang’ tidak memiliki konotasi dengan pengertian ‘wet’ atau
‘undang-undang’, karena istilah ‘undang’ mempunyai arti tersendiri. Adapun yang
dimaksud dengan peraturan negara adalah peraturan-peraturan tertulis yang
diterbitkan oleh instansi resmi baik dalam pengertian lembaga atau Pejabat tertentu,
sedangkan yang dimaksud dengan peraturan perundangan adalah

1.keputusan tertulis yang dikeluarkan Pejabat atau lingkungan jabatan yang


berwenang, berisi aturan tingkah laku yang bersifat mengikat umum.

2. Merupakan aturan-aturan tingkah laku yang berisi ketentuan-ketentuan mengenai


hak, kewajiban, fungsi, status, atau suatu tatanan.
3. Merupakan peraturan yang mempunyai ciri-ciri umum-abstrak atau abstrak-umum,
artinya tidak mengatur atau tidak ditujukan pada objek, peristiwa atau gejala konkret
tertentu

2.1 Fungsi peraturan Perundang undangan


Fungsi Perundang-undangan adalah sebagai:

- Memberikan Jaminan Perlindungan bagi hak-hak kemanusiaan;

- Memastikan posisi hukum setiap orang sesuai dengan kedudukan hukumnya


masing-masing;

- Sebagai Pembatasan Larangan, perintah tertentu yang harus dipatuhi dalam


berperilaku.

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


menyelenggarakan:

a) pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam UUD 1945 yang tegas-tegas


menyebutnya.

b) pengaturan lebih lanjut secara umum aturan dasar Pasal-Pasal (batang tubuh)
UUD 1945.

c) pengaturan di bidang:

- hubungan antar lembaga Negara.

- hubungan antar warga Negara/penduduk.

2.3 Teori hirarki norma Hukum dan pengaruhnya


Menurut Hans Kelsen, norma itu berjenjang berlapis-lapis dalam suatu susunan
hierarki. Pengertiannya, norma hukum yang dibawah berlaku dan bersumber, dan
berdasar dari norma yang lebih tinggi, dan norma lebih tinggi juga bersumber dan
berdasar dari norma yang lebih tinggi lagi begitu seterusnya sampai berhenti pada
suatu norma tertinggi yang disebut sebagai Norma Dasar. Oleh sebab itu, hukum
selalu dibentuk dan dihapus oleh lembaga- lembaga otoritas-otoritasnya yang
berwenang membentuknya, berdasarkan norma yang lebih tinggi, sehingga norma
yang lebih rendah (Inferior ) dapat dibentuk berdasarkan norma yang lebih tinggi
(superior), pada akhirnya hukum menjadi berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis
membentuk suatu Hierarki.

Pengaruhnya terhadap sistem pemerintahan di indonesia adalah

Hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia dari yang superior ke yang


lebih inferior adalah:

- Undang-Undang Dasar 1945

- Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

- Undang-Undang

- iPeraturan Pengganti Undang-undang (Perpu)

- Peraturan Pemerintah

- Keputusan Presiden DLL

Dari hierarki tersebut terlihat bahwa norma yang paling superior adalah UUD 1945
yang menjadi norma dasar. Artinya, semua norma di bawahnya harus dibuat
berdasarkan UUD 1945.

Lalu, mengapa pancasila tidak dicantumkan dalam tata urut peraturan perundang-
undangan di Indonesia?

Kedudukan pancasila dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia


sebagai norma fundamental, hukum dasar, dan juga sumber dari segala sumber
hukum negara. Artinya, UUD 1945 yang menjadi sumber hukum juga terbentuk dari
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Semua pembuatan hukum dan norma
di Indonesia harus sejalan dengan nilai-nilai Pancasila karena Pancasila merupakan
dasar yang paling fundamental dalam pembangunan negara Indonesia.
2.4 Sejarah dan Dasar Hukum
Sejarah

Sejarah perundang-undangan dapat dikemukakan, bahwa sejak proklamasi


17 Agustus 1945, hingga periode sekarang, setidaknya sudah 4 kali Indonesia
mengalami pergantian Undang-Undang Dasar, yaitu:

(1)Undang-Undang Dasar 1945;

(2) Konstitusi Republik Indonesia Serikat;

(3) Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia;

(4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 amandemen,


dengan empat kali perubahan .

UUD 1945 (sebelum perubahan) tidak secara lengkap menjelaskan tentang


proses pembentukan undang-undang, melainkan sekedar menegaskan bahwa
presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan
DPR. Mengenai proses pembentukan undang-undang, hanya disebutkan bahwa
Rancangan Undang-Undang yang tidak mendapat persetujuan DPR tidak boleh
diajukan lagi pada masa persidangan berikutnya.

Konstitusi RIS (1950) yang terdiri dari 197 pasal dan UUDS (1950) dengan
146 pasal, secara terperinci mengatur tentang proses pembentukan undang-undang.
Bagian II Konstitusi RIS, yang dimulai dari pasal 127 hingga pasal 143 pasal,
tentang memuat ketentuan mengenai perundang-undangan.Di dalamnya mengatur
tentang kekuasaan perundang-undangan federal. Pada UUDS (1950), pengaturan
mengenai Perundang-undangan secara lengkap diatur dalam pasal 89-pasal 100 .
Selanjutnya pernah ditetapkan

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1945 tentang Pengumuman dan Mulai


Berlakunya Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah, yang ditetapkan pada
tanggal 10 Oktober 1945. Akan tetapi, dalam Peraturan Pemerintah ini, tidak secara
khusus mengatur mengenai proses pembentukan undang-undang. Peraturan
Pemerintah ini hanya mengatur beberapa hal yang berkaitan dengan pengumuman
terhadap disahkannya suatu undang-undang, dan segala pearturan presiden yang
dibentuk oleh presiden
Pada tanggal 2 Februari 1950, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1950 tentang Peraturan mengenai Jenis dan bentuk peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Undang-Undang ini merupakan undang-undang
dari Negara Bagian Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta, saat
berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS).Dalam undang-undang ini
secara khusus juga mengatur mekanisme pengajuan undang-undang, yang dapat
diajukan oleh presiden atau Dewan Perwakilan Rakyat. Pada 15 mei 1950,
dikeluarkan UU Nomor 2 Darurat Tahun 1950, yang mengatur tentang penerbitan
Lembaga Negara Republik Indonesia Serikat dan Berita Negara Republik Indonesia
Serikat dan tentang mengeluarkan, mengumumkan, dan mulai berlakunya Undang-
Undang Federal dan Peraturan Pemerintah sebagai Undang-Undang Federal

Setelah Konstitusi Republik Indonesia Serikat dinyatakan tidak lagi berlaku,


dan kemudian diberlakukan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950, yang
ditetapkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Serikat Nomor 7 Tahun
1950 tentang perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi
Undang-Undang Dasar Sementara Repulik Indonesia, pada tanggal 15 agustus
tahun 1950, Presiden Republik Indonesia Serikat, menyatakan bahwa semua
mekanisme pembentukan undang-undang mengacu pada berbagai ketentuan yang
terdapat dalam UUD Sementara Tahun 1950. Setelah keluarnya Dekrit Presiden
pada 5 Juli 1959, yang menyatakan tidak berlakunya Undang-Undang Dasar
Sementara Tahun 1950, dan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945, segala
ketentuan yang terkait dengan pembentukan undang-undang didasarkan pada
aturan baik yang ditetapkan oleh presiden, maupun Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia, melalui peraturan Tata Tertib DPR-RI, khususnya ketentuan
yang mengatur tentang proses pembentukan undang-undang.Dalam hal ini perlu
juga diketahui tentang Tata Urutan Dan Jenis Peraturan Perundang-Undangan Di
Indonesia

Dasar Hukum

Selama ini ketentuan yang berkaitan dengan pembentukan peraturan


perundang-undangan terdapat dalam beberapa peraturan perundang-undangan
yang sudah tidak sesuai lagi dengan hukum ketatanegaraan Republik Indonesia,
sehingga perlu membentuk Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.

- Dasar hukum undang-undang ini adalah : Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21,
dan Pasal 22A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam Undang-undang ini diatur tentang : Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan yang meliputi Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan
Peraturan Daerah. Sedangkan mengenai pembentukan Undang-Undang Dasar tidak
diatur dalam Undang-Undang ini. Hal ini karena tidak termasuk kompetensi
pembentuk Undang-Undang ke bawah. Pada tahap perencanaan diatur mengenai
Program Legislasi Nasional dan Program Legislasi Daerah dalam rangka
penyusunan peraturan perundang-undangan secara terencana, bertahap, terarah,
dan terpadu. Untuk menunjang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
diperlukan peran tenaga perancang peraturan perundang-undangan sebagai tenaga
fungsional yang berkualitas yang mempunyai tugas menyiapkan, mengolah, dan
merumuskan rancangan peraturan perundang-undangan

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 22 Juni 2004, yang
mulai dilaksanakan pada tanggal 1 November 2004.

- Undang-Undang ini terdiri dari 13 Bab dan 58 Pasal.

- Penjelasan 10 hlm, lampiran 48 hlm.

2.5 Hirarki peraturan Perundang undangan menurut Undang Undang

Berikut adalah hierarki peraturan perundang-undangan terbaru menurut "Undang-


Undang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan" (UU No.12 Tahun 2011).

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Peraturan Pemerintah

Peraturan Presiden
Peraturan Daerah Provinsi

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Dari hierarki peraturan perundang-undangan tersebut, hanya ada beberapa


peraturan tertentu yang boleh memiliki materi muatan mengenai ketentuan pidana,
yaitu Undang-Undang, Peraturan Daerah Provinsi, dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.

Selain peraturan yang tercantum dalam hierarki di atas, terdapat peraturan-


peraturan yang diakui keberadaannya dan kekuatan hukumnya mengikat, tetapi
peraturan-peraturan tersebut dibuat sepanjang diperintahkan oleh peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan
(penyelenggaraan urusan tertentu pemerintahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan). Peraturan-peraturan ini mencakup peraturan yang ditetapkan
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa
Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, menteri, badan, lembaga, atau komisi
yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas
perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, bupati/wali kota, kepala desa
atau yang setingkat.

2.6 Perbedaan Tata urutan Perundang undangan

A. Dalam TAP MPRS Nomor XX/MPRS/1966 diatur tata urutan peraturan


perundangan, yaitu

- Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

- Ketetapan MPR.

- Undang-undang atau Peraturan pemerintah pengganti undang-undang.

- Peraturan Pemerintah.

- Keputusan presiden.
- Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya, seperti: Peraturan menteri. Instruksi
menteri. dan lain-lain.

UUD 1945 adalah bentuk peraturan perundangan tertinggi yang menjadi


dasar dan sumber bagi semua peraturan-peraturan di bawahnya dalam negara.
Sesuai dengan prinsip negara hukum, maka setiap peraturan perundangan harus
bersumber dan mengacu secara tegas pada peraturan yang lebih tinggi
tingkatannya.

B. Pasal 2 TAP MPR Nomor III/MPR/2000 menyebutkan tata urutan peraturan


perundang-undangan adalah:

- Undang-undang Dasar 1945.


- Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
- Undang-undang.
- Peraturan pemerintah pengganti undang-undang atau Perpu.
- Peraturan pemerintah.
- Keputusan presiden. Peraturan daerah.

UUD 1945 adalah bentuk peraturan perundangan tertinggi yang menjadi


dasar dan sumber bagi semua peraturan-peraturan di bawahnya dalam negara.
Sesuai dengan prinsip negara hukum, maka setiap peraturan perundangan harus
bersumber dan mengacu secara tegas pada peraturan yang lebih tinggi
tingkatannya.

C. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 mengatur tata urutan perundang-


undangan, yaitu:

- Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

- Undang-undang atau Peraturan pemerintah pengganti undang-undang.


Peraturan pemerintah.

- Peraturan presiden.

- Peraturan daerah.
Berbeda dengan 2 tata urutan diatas. Tata urutan perundang-undangan menurut
UU Nomor 10 Tahun 2004 tidak memasukkan ketetapan MPR di dalamnya. Hal
ini berarti ada konsekuensi logis dari hilangnya kebijakan MPR melalui ketetapan
MPR sebagai sebuah produk hukum.

KESIMPULAN

Dalam penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa Semua peraturan


perundang-undangan mempunyai hubungan hierarki, pembuat undang-undang
yang lebih rendah tidak boleh membuat peraturan yang bertentangan dengan
yang lebih tinggi. Teori Hirarki ini sudah diterapkan selama berjalannya system
pemerrintahan di dunia. Dan Menurut Hans Kelsen norma hukum yang dibawah
berlaku dan bersumber, dan berdasar dari norma yang lebih tinggi, dan norma
lebih tinggi juga bersumber dan berdasar dari norma yang lebih tinggi lagi begitu
seterusnya sampai berhenti pada suatu norma tertinggi yang disebut sebagai
Norma Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Antariksa, B. (2017). Penerapan hierarki peraturan perundang-undangan dalam
ketatanegaran indonesia. deliberatif, 1, 24-41.

Muhtadi, Muhtadi. "Penerapan Teori Hans Kelsen Dalam Tertib Hukum


Indonesia." Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum 5.3 (2011).

file:///C:/Users/Windows10/Downloads/2.MATERI.ILMU%20PERUNDANG.2-
dikonversi.pdf

chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/http://
repository.uinsu.ac.id/8216/1/ILMU%20PERUNDANG%20UNDANGAN.pdf

Maria Farida Indrati Soeprapto, 1998, “Ilmu Perundang-Undangan Dasar-dasar


Dan Pembentukannya”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai