Peneliti :
PENELITIAN MANDIRI
i
LAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Universitas Udayana
iii
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
maka Laporan Hasil Penelitian ini dapat diselesaikan sesuai dengan alokasi waktu
Menyadari belum sempurnanya hasil penelitian ini bila dilihat dari segi
substansi dan luas lingkup materi yang diteliti, maka kontribusi berupa masukan
Peneliti,
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
CURRICULUM VITAE
v
BAB I
PENDAHULUAN
wisata di suatu negara tertentu menjadi hal yang sangat penting artinya.
wisatawan. Oleh karena itu, perlu untuk diupayakan berbagai cara untuk
servis dan jasa layanan yang baik, serta menjamin perlindungan hukum dan
keamanan wisatawan.
Selain itu, tidak jarang ada pelaku usaha dibidang pariwisata yang
1
misalnya kecelakaan yang terjadi di obyek wisata yang merugikan
wisatawan. Atas kejadian tersebut, sudah barang tentu perlu diperhatikan hal
tanpa henti. Peluang dan tantangan silih berganti. Para investor atau pelaku
diberbagai negara sudah tidak dirugikan lagi. Banyak Negara sejak beberapa
masyarakat daerah wisata akan terangkat taraf hidupnya serta negara akan
mendapat devisa dari wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya
dengan rupiah.
1
N.K. Mardani, 2003, Dalam Pariwisata Budaya Berkelanjutan, Refleksi dan Harapan Di
Tengah Perkembangan Global, Program Magister (S2) Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Denpasar, h. 73.
2
I Gede Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Andi,
Yogyakarta, h. 2.
2
Dalam konteks perlindungan hukum wisatawan, yang perlu
maupun harta benda wisatawan. Selain itu, aspek perlindungan hukum bagi
3
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
berikut :
terhadap wisatawan ?
wisatawan. Masalah yang diteliti adalah, pertama, tentang tempat dan jenis
wisatawan.
1. Tujuan umum
4
2. Tujuan khusus
Ada dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
kepariwisataan.
2. Manfaat praktis
bidang kepariwisataan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi subset atau bagian dari traveler atau visitor. Untuk dapat dikatakan
Menurut Norval, wisatawan ialah setiap orang yang datang dari suatu negara sing,
yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja disitu secara teratur, dan yang
wisata.4
3
R.G. Soekadijo S., 2000, Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata Sebagai Systemic
Linkage), PT. Gramedia Pustaka, Jakarta, h. 29.
4
Lihat Ketentuan Pasal 1 Angka 2 Undang-undang No. 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan.
5
Ismiyanti, 2010, Pengantar Pariwisata, PT. Grasindo Widiasarana Indonesia, Jakarta, h.
33-35.
6
1. Wisatawan Massal Kelompok atau Organised Mass Tourist
Karakteristiknya adalah :
1. Hanya mau membeli paket wisata ke daerah tujuan wisata terkenal atau
Karaketristiknya adalah :
paket terbang, yaitu paket wisata sesuai dengan selera dan membuat
tujuan wisata yang sudah dikenal. Namun, ia juga masih mau mencoba
daerah asing;
7
5. Masih berada dalam lingkungan gelembung. Hal ini membuat wisatawan
masyarakat mana yang akan diajak berinteraksi karena ia tidak ingin salah
sosial dengan budaya yang sudah dikenal atau budaya yang dianggap
yang diinginkan tidak harus mewah dan ekslusif seperti wisatawan missal
fasilitas dan pelayanan dari usaha wisata cenderung lebih rendah dibandingkan
tidak memesan kamar dihotel ataupun memesan tiket pesawat terbang tetapi ia
8
hotel atau Bandar udara untuk memberi kebutuhannya. Ia senang pergi
penduduk dan makan di warung dari pada menginap di hotel dan makan
direstoran.
perlindungan hukum dan keamanan serta keselamatan dirinya maupun harta benda
yang dimilikinya.
berada disuatu negara besar kemungkinan akan mengalami kejadian yang dapat
dan sebagainya.6
6
I Putu Gelgel, 2009, Industri Pariwisata Indonesia Dalam Global Perdagangan Jasa
(GATS-WTO) Implikasi Hukum dan Antisipasinya, PT. Refika, Aditama, Bandung, h. 51.
7
Ibid.
9
ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan dan keamanan sosial 8 dan oleh sebab itu
kehadiran wisatawan disuatu tujuan wisata suatu negara penting untuk dilindungi
sebelumnya tidak diatur secara jelas dan tegas, berbeda dengan Undang-undang
tentang hal tersebut dalam Pasal 20 huruf C, yang menyatakan bahwa setiap
8
Made Metu Dahana, 2012, Perlindungan Hukum dan Keamanan Terhadap Wisatawan,
Paramita, Surabaya, h.3.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
kepustakaan).10
primer maupun bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer, yaitu bahan
9
Johny Ibrahim, 2006, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Bayu Publishing,
Malang, h. 57.
10
Bambang Sunggono, 1977, Metodologi Penelitian Hukum, Radja Grafindo Persada,
Jakarta, h. 83.
11
hukum sekunder, adalah bahan hukum yang berupa tulisan para ahli, seperti
artikel, makalah dan buku literatur, serta karya tulis lainnya yang
secara deskriptif analisis, yang berupa uraian apa adanya terhadap suatu
12
BAB IV
Wisatawan
b. Dalam Perjalanan
13
ongkos/sewa minta ditambah kalau tidak mau menambah diancam
seharusnya singkat dicarikan rote yang lebih panjang agar lebih lama
dapat lebih besar. Jika di dalam perjalanan menuju obyek wisata bisa
c. Penginapan
hotel, home stay atau tempat lainnya. ditempat penginap ini bisa terjadi
d. Di Obyek-obyek Wisata
11
Ibid, h. 14-15
14
Selain tempat ada beberapa jenis gangguan terhadap wisatawan yang
yaitu :
dan tidak nyaman terhadap para wisatawan itu sendiri, misalnya, terjadi
anarkis, SARA.
c. Gangguan kecelakaan
diberikan oleh petugas atau pengelola obyek wisata. Para petugas bisa
15
d. Gangguan teroris
bukan hanya disuatu negara tertentu saja. Kegiatan teroris yang pernah
Wisatawan
Hukum Internasional
wisatawan, hal itu akan berhubungan dengan hak-hak yang dimiliki oleh
pada suatu daerah tujuan wisata. Dalam konteks ini yang dilindungi
12
Ibid, h. 16
16
kepariwisataan, selain diperlukan penyediaan dan peningkatan fasilitas
tidaklah berarti suatu negara dapat memberikan rasa nyaman dan aman
mereka dikunjungi.
13
I Putu Gelgel, Op. Cit, h. 48
17
wisatawan. Hak-hak tersebut ditegaskan dalam prinsip VII The Hague
protection of tourists and tourists facilties and respect for the dignity
dan Lombok).
dilihat dari isi Pasal IV Tourism Bill of Right and Tourist Code yang
14
I Putu Gelgel, Loc. Cit
18
Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas, maka perlindungan
perlakuan tidak adil lainnya bisa saja dialami oleh wisatawan yang
martabatnya.
19
pekerja di industri pariwisaata, termasuk perusakan terhadap fasilitas
disetiap negara untuk dapat diatur lebih lanjut dalam berbagai peraturan
Hukum Nasional
15
I Putu Gelgel, Op. Cit, h. 52.
20
pariwisata dan perjalanan wisata dari wisatawan bersifat lintas batas
negara.
d. Pelayanan kesehatan
tinggi
hak wisatawan, pada sisi yang lain hal itu merupakan kewajiban dari
21
e. Memberikan perlindungan asuransi pada usaha pariwisata
22
tersebut perlu diperhatikan dan menjadi dasar rujukan Pemerintah
sebagai berikut :
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai konodisi
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;
23
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, gantu rugi, dan/atau
undangan lainnya.
apabila jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.
24
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Undang-Undang No. 10 tahun 2009 dan Pasal 4 huruf a dan huruf e Undang-
5.2. Saran-Saran
25
maupun Hukum Internasional, maka disarankan kepada Pemerintah dan
26
DAFTAR PUSTAKA
I Gede Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Andi,
Yogyakarta.
Johny Ibrahim, 2006, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Bayu
Publishing, Malang.
27