Anda di halaman 1dari 13

KESEHATAN PARIWISATA

“Peranan Keamanan Pangan Dalam Kepariwisataan”

Disajikan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Pariwisata

Dosen Mata Kuliah : Ir. D. P. Sukraniti, M.Kes

Oleh:
Ni Luh Nita Septiana

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
NYA paper Kesehatan Pariwisata yang berjudul : “Peranan Keamanan Pangan Dalam
Kepariwisataan” dapat diselesaikan pada waktunya. Penulis berharap paper ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan paper ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan
saran untuk paper yang telah dibuat agar lebih baik di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga penyusunan paper sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya paper yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun yang membaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
pembuatan paper maupun kata-kata yang kurang berkenan.

Klungkung, 25 Agustus 2021


Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepariwisataan…................................................................. 3
D. Keamanan Pangan…………………….................................................. 3
C. Peran Keamanan Pangan Dalam
Kepariwisataan......................................................................................
5
D. Prinsip Pengolahan Makanan Yang Benar............................................. 7
E. Upaya Perlindungan Untuk Wisatawan ………………………………. 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................
9
B. Saran....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai
salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber
daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pembangunan ekonomi. Kedatangan wisatawan pada suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW)
telah memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk setempat.Seperti halnya
dengan sektor lainnya, pariwisata juga berpengaruh terhadap perekonomian di suatu daerah
atau negara tujuan wisata.Besar kecilnya pengaruh itu berbeda antara satu daerah dan daerah
lainnya atau antara suatu Negara dengan negara lainnya (Sammeng 2001).
Faktor keamanan merupakan hal sangat penting dalam kepariwisataan, bukan hanya
keamanan dalam kaitannya dengan konflik politik, tetapi juga bencana alam dan keamanan
pangan. Makanan-minuman merupakan kebutuhan pokok dan menjadi pos pengeluaran
terbesar kedua setelah akomodasi. Dengan demikian, perkembangan kepariwisataan akan
berpengaruh terhadap perkembangan usaha makanan-minuman.
Pengolahan bahan pangan menjadi makanan siap konsumsi memiliki mata rantai yang
cukup panjang, mulai dari produksi bahan baku hingga pendistribusian makanan siap
konsumsi. Setiap tahap berpotensi mencemarkan bahan pangan dan makanan-minuman yang
dihasilkan. Penyediaan makanan-minuman yang berbahaya bagi kesehatan akan berpengaruh
buruk terhadap kepariwisataan. Kasus keracunan makanan masih banyak terjadi di berbagai
daerah di Indonesia, karena masih rendahnya mutu pengawasan produksi olahan pangan.
Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang
hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat. Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan
dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan. Oleh karena itu industri pangan adalah
salah satu faktor penentu beredarnya pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia
tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah
merupakan hak asasi konsumen.
Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan
manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi,
praktis tidak ada nilainya sama sekali.Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok

1
dalam kepariwisataan, baik pariwisatanasional maupun pariwisata internasional. Di seluruh
dunia kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, adapun rumusan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari kepariwisataan ?
2. Apa pengertian dari kemanan pangan ?
3. Bagaimana peran keamanan pangan dalam kepariwisataan ?
4. Apa saja prinsip pengolahan yang benar demi terciptanya keamanan pangan dalam
kepariwisataan ?
5. Bagaimana upaya perlindungan wisatawan dari segi keamanan pangan di Bali ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kepariwisataan.
2. Untuk mengetahui pengertian keamanan pangan.
3. Untuk mengetahui peran keamanan pangan dalam kepariwisataan.
4. Untuk mengetahui prinsip pengolahan yang benar demi terciptanya keamanan pangan
dalam kepariwisataan.
5. Untuk mengetahui upaya perlindungan wisatawan dari segi keamanan pangan di Bali.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Terkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan, dengan dilaksanakannya penulisan
ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis mengenai peranan
keamanan pangan dalam kepariwisataan.

2. Manfaat Praktis
Diharapkan setelah dilakukannya penulisan ini para pelaku pariwisata dan wisatawan
lebih peduli dengan keamanan pangan.

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepariwisataan
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang
dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Dalam Undang-undang Republik Indonesia
Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan
jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta
meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Adapun tujuan
dari kepariwisataan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
c. Menghapus kemiskinan
d. Mengatasi pengangguran
e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
f. Memajukan kebudayaan
g. Mengangkat citra bangsa
h. Memupuk rasa cinta tanah air
i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa
j. Mempererat persahabatan antarbangsa.

B. Keamanan Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama,

3
keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. (PP 86 Tahun 2019
Tentang Keamanan Pangan)
Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari. Kurangnya perhatian terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak
berupa penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan akibat tidak
higienisnya proses penyimpanan dan penyajian sampai risiko munculnya penyakit kanker
akibat penggunaan bahan tambahan (food additive) yang berbahaya (Syah, 2005).
Agar makanan dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan berbagai syarat agar
memenuhi kriteria seperti yang diharapkan. Selain makanan harus mangandung zat gizi
(lemak, protein, karbohidrat, mineral dan vitamin), makanan harus baik dan tidak kalah
pentingnya yang untuk diperhatikan adalah bahwa makan harus aman untuk dikonsumsi.
Setelah ketiga unsur tersebut terpenuhi, maka baru dapat disebut dengan makanan “Sehat”.
Keamanan pangan merupakan hal yang penting dari ilmu sanitasi. Banyaknya
lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak tidak langsung berhubungan dengan
suplay makanan manusia. Hal ini disadari sejak awal sejarah kahidupan manusia dimana
usaha pengawetan makanan telah dilakukan, sepeti: penggaraman, pengawetan dengan
penambahan gula, pengasapan dan sebagainya.
Berdasarkan laporan WHO (1991), sekitar 70 % kasus diare yang terjadi di negara-
negara berkembang diakibatkan oleh makanan yang merupakan ancaman serius terhadap
anak-anak balita juga terhadap orang dewasa. Penyakit bawaan makanan atau keracunan
makanan yang ditimbulkan akibat adanya kontaminasi makanan dan minuman oleh mikroba
perlu mendapat perhatian secara seksama, karena penderita kasus ini dapat mengalami
gangguan pencernaan dan gangguan penyarapan zat-zat gizi, dan yang lebih memprihatinkan
lagi kadang-kadang berakhir dengan kematian.
Seiring perubahan gaya hidup manusia yang semakin sibuk serta perkembangan
industri pariwisata yang terus meningkat, gaya hidup dan perkembangan industri pariwisata
serta jasa boga membuat banyak orang yang mencari makanan di luar rumah guna
menghemat biaya, waktu dan tenaga, seperti mencari makan di restoran, kapal pesiar, jasa
boga (katering), tempat wisata, kaki lima, dan sebagainya. Bagi sebagian orang makan di
tempat seperti itu adalah suatu hal yang menghemat serta juga tempat refreshing, tetapi
banyak orang mengabaikan aspek kebersihan yang terdapat di tempat tempat makan tersebut.
Oleh sebab itu industri jasa boga dan pariwisata harus memperhatikan pentingnya
aspek-aspek kebersihan pada tempat makan yang merupakan jaminan keamanan makanan

4
yang baik kepada konsumen dalam menyediakan makanan yang bersih. Maka dari itu industri
jasa boga dan pariwisata harus menerapakan aspek-aspek kebersihan keamanan makanan, hal
ini sangat penting mengingat terjadinya masalah misalnya keracunan makanan yang banyak
terjadi di Indonesia.

C. Peran Keamanan Pangan dalam Kepariwisataan


Faktor keamanan merupakan hal sangat penting dalam kepariwisataan, bukan
hanya keamanan dalam kaitannya dengan konflik politik, tetapi juga bencana alam
dan keamanan pangan. Makanan-minuman merupakan kebutuhan pokok dan menjadi pos
pengeluaran terbesar kedua setelah akomodasi. Dengan demikian, perkembangan
kepariwisataan akan berpengaruh terhadap perkembangan usaha makanan-minuman.
Pengolahan bahan pangan menjadi makanan siap konsumsi memiliki mata rantai yang
cukup panjang, mulai dari produksi bahan baku hingga pendistribusian makanan siap
konsumsi.
Setiap tahap berpotensi mencemarkan bahan pangan dan makanan-minuman yang
dihasilkan. Penyediaan makanan-minuman yang berbahaya bagi kesehatan akan berpengaruh
buruk terhadap kepariwisataan. Secara garis besar ada 3 kelompok bahaya pada pangan
yakni, bahaya biologi, bahaya kimia, dan bahaya fisik. Makanan yang terlihat menarik, nilai
gizinya sudah tercukupi, namun jika dalam pengelolaannya terjadi pencemaran baik fisik,
biologi ataupun kimia maka makanan yang enak dan nikmat pun menjadi tidak aman
bahkan tidak layak dikonsumsi.
Untuk mencegah terjadinya keracunan pangan, Kemenkes menerbitkan peraturan
yang mengatur hygiene sanitasi pangan pada tempat pengelolaan makanan (TPM) yang
mencakup jasa boga, rumah makan/restoran, depot air minum, dan pangan di rumah tangga.
Contoh penyakit yang sering dijumpai pada kelalaian keamanan pangan didalam dunia
pariwisata adalah keracunan makanan. Dari Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI)
pada 2014, badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) menemukan fakta
bahwa setiap tahun ada sekitar 200 laporan kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan di
Indonesia.
Salah satu kasus keracunan yang terjadi di Indonesia yaitu di Tasik Malaya,
Keracunan massal gara-gara nasi kuning di Kota Tasikmalaya, 215 orang jadi korban Dinas
Kesehatan Kota Tasikmalaya sampai Senin (12/10/2020), total korban keracunan massal nasi
kuning di wilayahnya menembus 215 orang. Sebanyak 171 orang di antaranya sudah sembuh,

5
serta sisanya 44 orang sempat menjalani perawatan di ruang kelas sekolah, puskesmas, klinik,
dan rumah sakit sampai akhirnya sembuh. Sebanyak 215 korban keracunan massal itu hampir
semua korban merupakan keluarga penyelenggara acara dari belasan kampung dan beberapa
kelurahan di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Wali Kota Tasikmalaya Budi
Budiman menetapkan musibah keracunan massal nasi kuning di acara ulang tahun seorang
pengusaha sebagai kejadian luar biasa (KLB). Total jumlah korban sebanyak 215 orang dan
semua biaya perawatannya akan ditanggung oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya.
Kasus selanjutnya yang terjadi juga di Tasik Malaya, korban keracunan massal seusai
menyantap nasi kuning hidangan pesta ulang tahun di Desa Cikunteun, Kecamatan
Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, tercatat total seluruhnya sebanyak 74 orang. Sebagian
besar korban yakni rombongan berjumlah 46 orang asal Kampung Cilimus, Desa
Sukasenang, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, yang sebelumnya sengaja
datang bersama-sama ke acara ulang tahun tersebut. Kebanyakan korban dirawat di ruang
darurat madrasah Kampung Cilimus.
Sementara itu, kasus keracunanyang terjadi di Bali tepatnya di Jembrama. Puluhan
warga Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana terpaksa harus menjalani
rawat inap di RSU Negara lantaran mengalami keracunan. Dari informasi yang dihimpun,
hingga Jumat (19/7) sore ada sekitar 28 orang yang dirawat di Puskesmas maupun RSU
Negara. Dari pengakuan warga yang dirawat, mereka merasakan gejala mual, pusing disertai
muntah dan diare. Mereka sebelumnya mengkonsumsi makanan saat kegiatan Porcam di
Lapangan Pergung, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Kamis (18/7) pagi lalu.
Sejumlah korban mengungkapkan mereka saat lomba tingkat kecamatan itu
mengkonsumsi nasi bungkus (jinggo) dan air mineral baik berbentuk kemasan gelas maupun
botol tanggung. Di dalam nasi bungkus itu berisi nasi, saur, telur ayam, daging ayam sisit
dan mie. Warga baru merasakan reaksi mulai pada Kamis (7/19) dan di antaranya dilarikan
ke puskesmas dan RSU Negara. Perbekel Mendoyo Dauh Tukad, I Gusti Putu Edi Ediana
ditemui di Puskesmas Mendoyo tadi sore membenarkan puluhan warganya diketahui
mengalami gejala seperti keracunan.

D. Prinsip Pengolahan Makanan Yang Benar Demi Terciptanya Keamanan


Pangan Dalam Kepariwisataan

6
Pada sektor makanan, rendahnya kualitas makanan cenderung berkaitan dengan
rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan dari penjamah makanan yang
menanganinya. Oleh sebab itu, rumah makan sebagai sarana tempat umum harus
memerlukan standar kesehatan yang memenuhi syarat agar tidak didapati makanan yang
disajikan mengandung E. Coli, tangan penjamah makanan tercemar sehingga makanan
mengandung Staphyloccocus aerus, Coli pathogen, dan zat negatif lain. Penjamah makan
setidaknya harus mentaati proses pengelolaan makanan dengan enam prinsip pengelolaan
makanan yang baik dan benar sebagi berikut:
1. Keadaan bahan makanan yang sehat dan higienis:
2. Cara penyimpanan bahan makanan benar;
3. Cara pengolahan yang sesuai dengan anjuran;
4. Cara pengangkutan makanan yang telah masak dengan baik;
5. Cara penyimpanan makanan masak yang aman dari hal-hal negatif;
6. Cara penyajian makanan masak tidak hanya menarik, tetapi efektif.
Selain beberapa langkah terkait dengan kesehatan pangan di atas, terdapat langkah
lain bernama sanitasi makanan. Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang
menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu kesehatan. Hal ini dimulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, dan makanan dan minuman tersebut
siap untuk dikonsumsikan kepada konsumen

E. Upaya Perlindungan Untuk Wisatawan Dalam Segi Keamanan Pangan di Bali


Untuk menunjang kenaikan wisman di Bali diperlukan perhatian khusus di di bidang
pangan dan lingkungan. Salah satunya adalah kesehatan pangan dan lingkungan. Jika
kesehatan pangan tidak terjamin dan kesehatan lingkungan pun tidak memenuhi standar
maka akan menyebabkan ketidaknyamanan pengunjung hingga menimbulkan penyakit. Hal
ini menyebabkan waktu liburan para wisman di bali tidak akan berlangsung lama.
Hal ini beralasan, sebab pada tahun 2016 lalu, sudah terjadi wabah penyakit flu
burung. Ribuan unggas dan ayam potong maupun ayam kampung akhirnya dimusnahkan
karena mati secara tiba-tiba guna menghindari penyebaran penyakit flu burung di daerah
Bali. Selain itu, kesehatan saat berpariwisata juga dimulai sejak dari rumah, di perjalanan,
sampai di tempat tujuan, dan kembali lagi ketempat asalnya. Maka dengan demikian,
wisatawan pun tidak akan jera untuk kembali mengunjungi daerah yang telah

7
dikunjunginya, terutama di Bali. Ini terjadi karena upaya pencegahan dimulai sebelum
melakukan perjalanan.
Di sisi lain, selain pengobatan untuk menangulangi kesehatan wisman, di Bali
telah dibentuk organisasi PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), ASITA
(Associations of The Indonesian Tours and Travel) dan yang sejenisnya demi melayani dan
memberi jaminan kenyamanan dan keamanan untuk berwisata di Bali. Upaya perlindungan
kesehatan terhadap wisatawan tidak hanya bersifat mental, fisik, atau emosional,tetapi
terdapat upaya perlindungan kesehatan terhadap wisatawan lain yang meliputi empat sector
sebagai berikut :
1. Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak mengganggu pencernaan;
2. Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan;
3. Suasana yang nyaman tanpa adanya terror;
4. Wisatawan mendapat kesehatan yang memenuhi standar.

BAB III
PENUTUP

8
A. Simpulan
Kegiatan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
orang dan Negara. Keamanan pangan sangat diperlukan agar makanan yang akan
dikonsumsi terbebas dari zat-zat atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Proses pengelolaan makanan dengan enam prisnsip pengelolaan makanan yang baik dan
benar sebagi berikut : (1) keadaan bahan makanan yang sehat dan higienis, (2) cara
penyimpanan bahan makanan benar, (3) cara pengolahan yang sesuai dengan anjuran, (4)
cara pengangkutan makanan yang telah masak dengan baik, (5) cara penyimpanan makanan
masak yang aman dari hal-hal negatif, (6) cara penyajian makanan masak tidak hanya
menarik, tetapi efektif.
Upaya perlindungan kesehatan terhadap wisatawan meliputi empat sector sebagai
berikut : (1) makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak mengganggu pencernaan, (2)
tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan, (3) Suasana yang
nyaman tanpa adanya terror, (4) wisatawan mendapat kesehatan yang memenuhi standar.

B. Saran
Menyadari arti pentingnya keamanan pangan dalam kepariwisataan perlu diambil
langkah-langkah strategis untuk penangan kemanan pangan di Indonesia. Diharapkan
Pemerintah membina, mengawasi produksi pangan yang bermutu dan aman serta
memebrikan pendidikan kepada konsumen mengenai pangan yang aman dan bermutu,
sehingga dapat menjadi inisiatif bagi produsen untuk terus meningkatkan mutu dan keamanan
pangan produknya.
Melalui paper ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai keamanan
pangan dalam kepariwisataan. Penulis menyadari, masih ada banyak kekurangan didalam
penulisan paper ini. Sehingga perlulah bagi penulis, dari para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

9
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2019 Tentang Kemanan Pangan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan
Ferdiansyah, Gilang. 2014. “Studi Analisis Pra Penerapan Prinsip Food Safety Yang
Berimplikasi Terhadap Jaminan Keamanan Makanan Di Kampung Gajah”.
Universitas: Pendidikan Indonesia
Kompas, 2020. “Kaleidoskop 2020, Kasus Keracunan Massal di Tasikmalaya, Korban
Ratusan tapi Tak Ada Hasil Penyelidikan”. Tersedia pada
https://regional.kompas.com/read/2020/12/23/11550071/kaleidoskop-2020-kasus-
keracunan-massal-di-tasikmalaya-korban-ratusan-tapi?page=all diakses pada tanggal
25 Agustus 2021 pukul 11.43 wita
Bima, Albertus. 201. “Tren Perkembangan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Periode
2006-2014” Yogyakarta : Universitas Sanata Darma Tersedia pada
https://repository.usd.ac.id/6881/2/121324006_full.pdf diakses pada tanggal 25
Agustus pukul 11.55 wita
Marwanti. “Keamanan Pangan dan Penyelenggaraan Makanan” Yogyakarta : Universitas
Yogyakarta Tersedia pada
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131284655/lainlain/Keamanan+Pangan.pdf diakses
pada tanggal 25 Agustus pukul 12.00 wita
Kanal Bali. 2019. “Kasus Keracunan Makanan di Jembrana”. Tersedia pada
https://kumparan.com/kanalbali/puluhan-warga-di-jembrana-bali-keracunan-
1rUyaiPzMXb/full diakses pada tanggal 26 Agustus pukul 11.00 wita
Saputri, Erlita. 2012. Pengertian Pariwisata, Kepariwisataan Dan Perjalanan Wisata. Tersedia
di pada : http://tikaerlitasaputri.blogspot.com/2012/12/pengertian-pariwisata-
kepariwisataan.html diakses pada tanggal 26 Agustus pukul11.40 wita

10

Anda mungkin juga menyukai