Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

KONSELING GIZI PUSKESMAS JALAN GEDANG

Konseling Gizi pada Balita Gizi Kurang di Puskesmas Jalan Gedang


Kota Bengkulu

Disusun Oleh :
Rizka Amggraini NIM P0513021040

PRODI S.TR. GIZI DAN DIETETIKA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ........................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.1.1 Pengertian Konseling ............................................................ 1
1.1.2 Pengertian Gizi Kurang ......................................................... 1
1.1.3 Penyebab Gizi Kurang .......................................................... 2
1.1.4 Tanda dan Gejala Gizi Kurang .............................................. 3
1.1.5 Dampak Gizi kurang ............................................................. 3
1.2 Tujuan ............................................................................................ 4
1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................... 4
1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 4
1.3 Manfaat .......................................................................................... 4
1.4 Lokasi ............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6


2.1 Pengertian Konseling ..................................................................... 7
2.2 Manfaat Konseling ......................................................................... 8
2.3 langkah-langkah Konseling............................................................ 8
2.4 Sasaran Konseling .......................................................................... 11
2.5 Tempat dan Waktu Konseling ........................................................ 11
2.6 Pengertian Gizi Kurang .................................................................. 12
2.7 Penyebab Gizi Kurang ................................................................... 12
2.8 Tanda dan Gejala Gizi Kurang ....................................................... 14
2.9 Dampak Gizi Kurang ..................................................................... 14
2.10 Penatalaksanaan/Pencegahan Gizi Kurang .................................. 14
2.11 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak ............................ 15

BAB III PELAKSAAN PBL ............................................................................ 17


3.1 Gambaran Umum Lokasi PBL ....................................................... 17
3.1.1 Keadaan Geografis ................................................................ 17
3.1.2 Keadaan Demografis ............................................................. 17
3.1.3 Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi .................................... 18
3.1.4 Sarana dan Prasarana............................................................. 19
3.1.5 Ketenagakerjaan Puskesmas ................................................. 20

iii
3.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Puskesmas Jalan Gedang ............ 22
3.2.1 Visi dan Misi ......................................................................... 22
3.2.2 Strategi .................................................................................. 23
3.2.3 Tujuan ................................................................................... 23
3.3 Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi ............................... 24
3.4 Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL ................................................... 24
3.4.1 Persiapan Konseling Gizi ...................................................... 24
3.4.2 Perencanaan Konseling Gizi ................................................. 26
3.4.3 Pelaksanaan Konseling Gizi .................................................. 26
3.4.4 Evaluasi Konseling Gizi ........................................................ 27
3.5 Pembahasan .................................................................................... 28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 30


4.1 Kesimpulan .................................................................................... 30
4.2 Saran............................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31


LAMPIRAN ....................................................................................................... 32

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena hanya dengan berkah dan rahmatNya,
sehingga Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Konseling Gizi Prodi S.Tr. Gizi
dan Dietetika Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu Semester V dapat
diselesaikan dengan baik. PBL Konseling Gizi dilaksanakan di Puskesmas Jalan
Gedang selama 1 minggu, sesuai dengan Kurikulum Prodi S.Tr. Gizi dan Dietetika
Jurusan Gizi Tahun 2020.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam menyelesaikan Laporan PBL Konseling Gizi ini, namun
penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan, untuk itu saran
sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan Laporan selanjutnya.

Bengkulu, Desember 2020

Penyusun

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Leaflet Gizi Kurang

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu
bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena
secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang
digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup, dan tingkat
pendidikan. Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat
kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang
bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di
dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya
harus dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan (PGRS, 2004).

1.1.1 Pengertian Konseling Gizi


Konseling gizi merupakan proses pemberian dukungan pada pasien/klien
yang ditandai dengan adanya hubungan kerjasama antara konselor dengan
klien/pasien dalam menetukan prioritas makanan, gizi dan aktifitas fisik,
tujuan/target, rancangan kegiatan yang dapat diterima dan dapat mendukung rasa
tanggung jawab untuk merawat dirinya sendiri untuk mengatasi masalah yang ada
dan untuk meningkatkan kesehatan. Konsseling gizi memberikan solusi bersama
antara ahli gizi dank lien/pasien untuk permasalahn gizi yang dialami klien/pasien
sehingga diperoleh kesepakatan dalam pengaturan makan untuk mendukung
kesehatan atau kesembuhan klien/pasien. (Cornelia, dkk. 2014)

1.1.2 Pengertian Gizi Kurang


Gizi kurang adalah kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau
nutrisinya dibawah rata-rata. Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi

1
seperti protein, karbonhidrat, lemak, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Cara menilai status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran antropometri, klinik,
biokimia, dan biofisik. Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan
beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas, dan sebagainya (Alamsyah et al., 2017).

1.1.3 Peyebab Gizi Kurang

Faktor penyebab gizi buruk dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung gizi buruk

meliputi kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi dan menderita

penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu

ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang kurang memadai

dan pendidikan yang rendah (Oktavia et al., 2017).

Faktor konsumsi makanan merupakan penyebab langsung dari kejadian gizi

buruk pada balita. Hal ini disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak

memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang

yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih dan aman sehingga akan berakibat secara

langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita (Oktavia et al., 2017).

Faktor penyakit infeksi berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit

menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor

kemiskinan sering disebut sebagai akar dari kekurangan gizi, yang mana factor ini

erat kaitannya terhadap daya beli pangan di rumah tangga sehingga berdampak

terhadap pemenuhan zat gizi (Oktavia et al., 2017).

2
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) juga merupakan faktor yang dapat

berpengaruh terhadap kejadian gizi buruk. Hal ini dikarenakan bayi yang

mengalami BBLR akan mengalami komplikasi penyakit karena kurang

matangnya organ, menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan gizi

saat balita. Faktor pendidikan Ibu erat kaitannya dengan pengetahuan Ibu

mengenai gizi sehingga akan berakibat terhadap buruknya pola asuh balita

(Oktavia et al., 2017).

1.1.4 Tanda dan Gejala Gizi Kurang

a. Berat balita yang selalu menurun.

b. Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis normal

pada KMS

c. Kondisi anak lemah.

d. Wajah pucat.

e. Pertumbuhan yang terhambat.

f. Anak cengeng dan rewel

g. Perkembangan balita tidak sesuai dengan umur.

1.1.5 Dampak Gizi Kurang

a. Proses tumbuh kembang anak jadi terganggu.

b. Terjadinya penurunan daya tahan tubuh.

c. Anak menjadi mudah terserang penyakit.

3
d. Perkembangan intelektual terganggu.

e. Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga

kesehatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memiliki kemampuan dalam memberikan nasehat, petunjuk,
pertimbangan, solusi dalam bidang gizi klinik/dietetic dengan menggunakan
prosedur baku.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu melakukan tahapan persiapan konseling gizi.
2. Mahasiswa mampu melakukan tahapan perencanaan konseling gizi.
3. Mahasiswa mampu melakukan tahapan pelaksanaan konseling gizi
dengan menggunakan media yang sesuai.
4. Mahasiswa mampu melakukan tahapan evaluasi konseling gizi.

1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tidak hanya secara teoritis
tetapi juga praktek dalam kegiatan lapangan
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan pemecahan
masalah yang terdapat dilapangan
3. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar dan keterampilan untuk
dapat menjadi menjadi sarjana terapan gizi yang professional

4
b. Bagi Instansi dan Lahan PBL
1. Menciptaka kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara
institusi tempat praktek dengan institusi akademik
2. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
menyelesaikan tugas-tugas di institusi delama proses praktek berlangsung

c. Bagi Institusi Akademik


1. Laporan praktek Managemen Pelayanan Gizi Rumah Sakit dapat dijadikan
audit Internal kualitas pengajaran
2. Memperoleh masukan yang positif untuk diterapkan dalam program
praktek selanjutnya
3. Memperkenalkan program studi kepada tempat praktek

1.4 Lokasi
Praktek Belajar Lapangan (PBL) Konseling Gizi yang dilaksanakan selama
5 hari mulai proses sampai penilaian direncanakan, dilaksanakan mulai dari
tanggal 10 Desember 2020 sampai dengan 15 Desember 2020 yang berlokasi di
Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asuhan gizi adalah proses pelayanan gizi yang bertujuan untuk memecahkan
masalah gizi, meliputi kegiatan pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi melalui
pemenuhan kebutuhan zat gizi klien secara optimal, baik berupa pemberian makanan
maupun konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi. (Cornelia, dkk. 2014)

2.1 Pengertian Konseling


Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua
arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, serta perilaku
sehingga membantuk klien atau pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi
melalui pengaturan makanan dan minuman. Konseling gizi ini dilaksanakan oleh
ahli gizi/nutrisionis/dietisien. (Cornelia, dkk. 2014)
Dalam Proses konseling gizi ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu
pengkajian gizi, diagnosis gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring
evaluasi. Setiap tahapan konseling membutuhkan keterampilan berkomunikasi.
Mendiskusikan kebiasaan makan pasien merupakan hal yang tidak mudah.
Kemampuan konselor berkomunikasi dengan baik akan sangat membantu dalam
menggali informasi dari klien untuk menetapkan diagnosis gizi yang akurat.
(Cornelia, dkk. 2014)
Untuk mencapai kesepaktan antara klien dan konselor dalam melakukan
intervensi dibutuhkan keterampilan berkomunikasi dan teknik konseling yang
baik agar dapat mengubah perilaku klien. Mulai dari pertemuan pertama, konselor
gizi harus berusaha untuk mengembangkan keterbukaan dan melakukan
hubungan positif dengan klien. Untuk mengubah perilaku, klien harus nyaman
dan bebas dalam menjelaskan secara terinci pola hidupnya kepada konselor.
(Cornelia, dkk. 2014)

6
Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau
keluarga tentang gizi dapat dilakukan melalui konseling. Konseling adalah suatu
bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu
dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya serta
permasalahan yang dihadapi. Setelah mrlakukan konseling, diharapkan individu
dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah
gizinya termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi
kearah kebiasaan hidup sehat. (Cornelia, dkk. 2014)
Dalam proses konseling seseorang yang membutuhkan pertolongan (klien)
dan seseorang yang memberikan bantuan dan dukungan (petugas konseling atau
konselor) akan bertatap muka dan berbicara sedemikian rupa sehingga klien
mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karenanya,
keterampilan komunikasi dan hubungan antar manusia sangat dibutuhkan.
(Cornelia, dkk. 2014)
Selain itu, proses konseling gizi juga membutuhkan komunikasi antara
keahlian dalam bidang gizi, fisiologi, dan psikologi yang terfokus pada perubahan
perilaku tentang makanan dan hubungannya dengan penyakit atau masalah
gizinya. (Cornelia, dkk. 2014)

2.2 Manfaat Konseling


Dalam melakukan konseling diperlukan hubungan timbal balik yang saling
membantu antara konselor dengan klien melalui kesepakatan untuk bekerja sama,
melakukan komunikasi, dan terlibat dalam proses yang berkesinambungan dalam
upaya memberikan pengetahuan, keterampilan, penggalian potensi, serta sumber
daya. (Cornelia, dkk. 2014)
Proses konseling diharapkan dapat memberikan manfaat pada klien sebagai
berikut.
2.2.1 Membantu klien untuk mengenali permasalahan kesehatan dan gizi
yang dihadapi.

7
2.2.2 Membantu klien mengatasi masalah.
2.2.3 Mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah.
2.2.4 Mengarahkan klien untuk memilih cara pemecahan yang paling sesuai
baginya.
2.2.5 Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien.

2.3 Langkah – Langkah Konseling


Konseling gizi pada berbagai diet merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam proses asuhan gizi terstandar (PAGT). Merujuk pada proses tersebut mka
tata laksana konseling gizi harus mengikuti langkah-langkah PAGT untuk
menjawab atau mengatasi masalah gizi yang ada pada klien berdasarkan hasil
pengkajian dan diagnosa gizi. PAGT terdiri dari empat langkah, yaitu pengkajian
gizi, diagnose gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi gizi. Agar proses ini
dapat berlangsung dengan optimal maka keterampilan komunikasi dan konseling
yang baik sangat dibutuhkan. (Cornelia, dkk. 2014)
Berikut ini adalah alur konseling gizi yang mengikuti langkah-langkah PAGT.
1. Membangun dasar-dasar konseling.
Pada saat bertemu klien gunakanlah keterampilan komunikasi dan
konseling. Sambutlah klien dengan ramah, tersenyum, dan berikan salam.
Selanjutnya, persilahkan klien untuk duduk dan upayakan klien merasakan
nyaman. Upayakan posisi sama tinggi (misalnya, sama sama duduk di kursi)
dan singkirkan penghalang yang ada di hadapan yang dapat mengganggu
proses konseling. Perkenalkan nama anda sebagai konsleor dan beri waktu
klien untuk menceritakan identitas dirinya (catat bila belum ada dalam status),
seperti nama, umur, alamat, pekerjaan, dan lain-lain. (Cornelia, dkk. 2014)
Sampaikan tujuan konseling, yaitu untuk membantu klien memahami
masalah gizi sehubungan dengan penyakitnya dan membantu klien
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah melalui perubahan diet
(makan) sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. (Cornelia, dkk. 2014)

8
Waktu Konseling akan berlangsung sekitar antara 30-6- menit dan
sebaiknya berikan kesan bahwa konselor bersedia meluangkan waktu
untuknya. Setelah terbangun hubungan yang baik antara konselor dank lien
maka konselor dapat melanjjutkan langkah berikutnya, yaitu menggali
permasalahan sehubungan dengan masalah kesehatan dan gizi. (Cornelia, dkk.
2014)
2. Menggali permasalahan dengan pengkajian gizi
Konseling merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat kegiatan
pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data yang sistematis dalam upaya
mengidentifikasi masalah gizi serta penyebabnya. Kegiatan ini bukan hanya
mengumpulkan data awal, tetapi bisa juga melakukan kajian data ulang serta
menganalisis intervensi gizi yang telah diberikan sebelumnya. Tujusn
kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang lengkap dan
sesuai dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi terkait dengan masalah
asupan gizi atau factor lain yang dapat menimbulkan masalah gizi. (Cornelia,
dkk. 2014)
Komponen dalam pengkajian gizi adalah sebagai berikut.
a. Pengukuran dan pengkajian dan antropometri
b. Pemeriksaan dan pengkajian data biokimia
c. Pemeriksaaan dan pengkajian data pemeriksaan klinis dan fisik
d. Riwayat makan
e. Riwayat personal
3. Menegakkan diagnosis gizi
Langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosis. Menegakkan
diagnosis gizi klien dilakukan berdasarkan pengkajian masalah yang
dilakukan pada langkah 2. Tujuan dari langkah ini adalah menentukan
masalah gizi yang dihadapi klien (problem), menentukan etiologi (penyebab
masalah), menentukan tanda dan gejala masalah tersebut. Hal tersebut sering
dikenal dengan PES yaitu meliputi Problem (masalah), Etiology (penyebab),

9
Signs dan Symtoms (tanda dan gejala). Dalam menetapkan diagnosis gizi ada
tiga domain yang harus diperhatikan oleh konselor. (Sukraniti dkk. 2018)
4. Rencana intervensi gizi
Setelah menetapkan diagnosis masalah klien berdasarkan domain asupan,
domain klinik dan domain perilaku, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan rencana intervensi yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah yang dialami klien. Pada langkah ini konselor harus mulai
melibatkan klien dalam perencanaan ini. Pada langkah ini konselor perlu
mempertimbangkan antara lain identifikasi strategi pemecahan masalah
dengan mempertimbangkan masukan dari klien. Langkah awal dalam
pemecahan masalah adalah menentukan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
serta menetapkan preskripsi dietnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
membuat alternatif pemecahan masalah. Dalam membuat alternatif
pemecahan masalah perlu memperhatikan potensi kekuatan yang dimiliki
klien dan faktor yang menghambat program intervensi. (Sukraniti dkk. 2018)
5. Memperoleh Komitmen
Komitmen merupakan kunci dari keberhasilan proses konseling. Tujuan
dari langkah ini adalah memperoleh kesepakatan antara konselor dengan
klien. Kesepakatan tersebut dipakai sebagai komitmen dalam melaksanakan
presekripsi diet dan aturan lainnya. Berikan pemahaman, dukungan, motivasi
dan bangun rasa percaya diri klien untuk melakukan perubahan diet yang
sesuai anjuran dan disepakati bersama. Tekankan pula bahwa perubahan yang
dilakukan adalah semata-mata untuk kebaikan kondisi klien. Informasikan
untuk kunjungan konseling berikutnya untuk melihat perkembangan
perubahan diet yang dilakukan. (Sukraniti dkk. 2018)
6. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi adalah langkah terakhir dari suatu proses
konseling. Tujuan dari monitoring dan evaluasi konseling adalah mengetahui
pelaksanaan intervensi sesuai komitmen dan mengetahui tingkat keberhasilan

10
konseling. Untuk tujuan tersebut konselor bisa melakukan diskusi dan
menanyakan tentang pelaksaan intervensi meliputi keberhasilan konseling,
faktor penghambat dan faktor pendorong dalam melaksanakan diet yang
dianjurkan. (Sukraniti dkk. 2018)

2.4 Sasaran Konseling


Sasaran konseling atau klien adalah orang yang memiliki masalah gizi, baik
yang sedang menjalani pengobatan di pelayanan kesehatan ataupun orang yang
ingin melakukan tindakan pencegahan penyakit serta meningkatkan status gizinya
kea rah yang lebih baik. (Cornelia, dkk. 2014)
Karakteristik klien dipengaruhi oleh beberapa factor pada dirinya yaitu
sebagai berikut.
1. Perasaan, pikiran, dan kecurigaan.
2. Tidak konsentrasi pada pemberi pesan atau konselor.
3. Bukan pendengar yang baik.
4. Kondisi diri yang kurang menguntungkan (termasuk kurangnya daya
tangkap dan daya pancaindera).

2.5 Tempat dan Waktu Konseling


Konseling dapat dilakukan dimana saja, seperti di rumah sakit, di posyandu,
poliklinik, dan atau puskesmas. Lingkungan yang dipilih harus memenuhi syarat
sebagai berikut. (Cornelia, dkk. 2014)
1. Aman, yaitu memberikan rasa aman pada klien untuk dapat berbicara
bebas tanpa didengar dan diamati oleh orang lain.
2. Nyaman, yaitu membuat suasana yang mendukung proses konseling.
3. Tenang, yaitu lingkungan yang mendukung untuk penyampaian informasi
dapat jelas tersampaikan baik pihak klien maupun saran dari konselor.
Adapun tempat yang baik untuk melakukan kegiatan konseling sebagai
berikut. (Cornelia, dkk. 2014)

11
1. Ruang tersendiri terpisah dengan ruangan lain sehingga klien merasa
nyaman.
2. Ada tempat atau meja untuk mendemonstrasikan materi konseling.
3. Lokasi mudah dijangkau oleh klien, termasuk klien yang memiliki
keterbatan fisik.
4. Ruangan memiliki cukup cahaya dan sirkulasi udara.
5. Waktu, yaitu antara 30-6- menit, 30 menit pertama untuk menggali data
dan selebihnya untuk diskusi serta pemecahan masalah.
Gizi Kurang

2.6 Pengertian Gizi Kurang

Gizi kurang adalah kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau

nutrisinya dibawah rata-rata. Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi

seperti protein, karbonhidrat, lemak, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

Cara menilai status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran antropometri, klinik,

biokimia, dan biofisik. Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan

beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar

lengan atas, dan sebagainya (Alamsyah et al., 2017).

2.7 Penyebab Gizi Kurang

Faktor penyebab gizi buruk dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung gizi buruk

meliputi kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi dan

menderita penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu

12
ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang kurang memadai

dan pendidikan yang rendah (Oktavia et al., 2017).

Faktor konsumsi makanan merupakan penyebab langsung dari kejadian

gizi buruk pada balita. Hal ini disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak

memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang

yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih dan aman sehingga akan berakibat

secara langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita (Oktavia et al.,

2017).

Faktor penyakit infeksi berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit

menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor

kemiskinan sering disebut sebagai akar dari kekurangan gizi, yang mana factor

ini erat kaitannya terhadap daya beli pangan di rumah tangga sehingga

berdampak terhadap pemenuhan zat gizi (Oktavia et al., 2017).

Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) juga merupakan faktor yang

dapat berpengaruh terhadap kejadian gizi buruk. Hal ini dikarenakan bayi yang

mengalami BBLR akan mengalami komplikasi penyakit karena kurang

matangnya organ, menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan gizi

saat balita. Faktor pendidikan Ibu erat kaitannya dengan pengetahuan Ibu

mengenai gizi sehingga akan berakibat terhadap buruknya pola asuh balita

(Oktavia et al., 2017).

13
2.8 Tanda dan Gejala Gizi Kurang

2.8.1 Berat balita yang selalu menurun.

2.8.2 Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis

normal pada KMS

2.8.3 Kondisi anak lemah.

2.8.4 Wajah pucat.

2.8.5 Pertumbuhan yang terhambat.

2.8.6 Anak cengeng dan rewel

2.8.7 Perkembangan balita tidak sesuai dengan umur.

2.9 Dampak Gizi Kurang

2.9.1 Proses tumbuh kembang anak jadi terganggu.

2.9.2 Terjadinya penurunan daya tahan tubuh.

2.9.3 Anak menjadi mudah terserang penyakit.

2.9.4 Perkembangan intelektual terganggu.

2.9.5 Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga

kesehatan.

2.10 Penetalaksanaan / Pencegahan Gizi Kurang

1. Kenalkan makanan tambahan saat usia 6 bulan sebagai pendamping ASI

yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun

2. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan

protein, lemak, vitamin dan mineralnya

14
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program

Posyandu

4. Berikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil tetapi sering

5. Berikan makanan yang mudah dicerna seperti nasi, buah-buahan, dan

sayur serta gunakan garam beryodium

2.11 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).
Ambang Batas
Indeks Kategori Status Gizi
(Z-Score)

Berat badan sangat <-3 SD


kurang (severely
underweight)
Berat Badan menurut
Berat badan kurang - 3 SD sd <- 2 SD
Umur (BB/U) anak usia
0 - 60 bulan (underweight)
Berat badan normal -2 SD sd +1 SD

Risiko Berat badan lebih > +1 SD


Sangat pendek (severely <-3 SD
Panjang Badan stunted)
atau Tinggi Badan - 3 SD sd <- 2 SD
menurut Umur (PB/U Pendek (stunted)
atau TB/U) anak usia Normal -2 SD sd +3 SD
0 - 60 bulan
Tinggi2 > +3 SD
Berat Badan menurut <-3 SD
Gizi buruk (severely wasted)
Panjang Badan atau
Tinggi Badan (BB/PB Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
atau BB/TB) anak usia
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
0 - 60 bulan

15
> + 1 SD sd + 2 SD
Berisiko gizi lebih (possible
risk of overweight)

Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD

Obesitas (obese) > + 3 SD


<-3 SD
Gizi buruk (severely wasted)

Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD


Indeks Massa
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Tubuh menurut
Umur (IMT/U) > + 1 SD sd + 2 SD
Berisiko gizi lebih (possible
anak usia
risk of overweight)
0 - 60 bulan
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD

Obesitas (obese) > + 3 SD


<-3 SD
Gizi buruk (severely thinness)
Indeks Massa
Gizi kurang (thinness) - 3 SD sd <- 2 SD
Tubuh menurut
Umur (IMT/U) Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
anak usia 5 -
Gizi lebih (overweight) + 1 SD sd +2 SD
18 tahun
Obesitas (obese) > + 2 SD

16
BAB III
PELAKSAAN PBL

3.1 Gambaran Umum Lokasi PBL


3.1.1 Keadaan Geografis

UPTD Puskesmas Jalan Gedang mempunyai Dua Daerah Binaan yaitu

Kelurahan Jalan Gedang dan Kelurahan Padang Harapan yang terletak di

Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu, Wilayahnya terbagi 2 (dua)

oleh Jalan Pangeran Natadirja, dibagian timur lingkungan daerahnya agak

berbuki bukit, sedangkan dibagian barat adalah lingkungan Pesisir pantai

(Laporan Tahunan 2019 UPTD Puskesmas Jalan Gedang).

Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Jalan Gedang adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Dusun Besar.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Cempaka Permai.

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Lingkar Barat.

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Lingkar Timur.

3.1.2 Keadaan Demografis

Penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jalan Gedang pada Tahun

2019 berjumlah 15.147 orang, terdiri dari penduduk asli dan pendatang.

Jumlah penduduk Kelurahan Jalan Gedang adalah sebanyak 6.866 jiwa

sedangkan Kelurahan Padang Harapan jumlah penduduk sebanyak 8.281 jiwa.

17
Kepadatan penduduk dua kelurahan ini rata-rata 3.524 jiwa/km2 (Laporan

Tahunan 2019 UPTD Puskesmas Jalan Gedang).

Tabel.3.1 Data Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Di Wilayah Kerja


UPTD Puskesmas Jalan Gedang Tahun 2019
No
Keseluruhan

Busui/Bufas
Anak Balita

Bumil Resti
Penduduk

Lansia
Bumil
Balita

Bulin
Total

PUS
Jalan
1 6.866 144 539 153 22 22 144 1.607 428
Gedang
2 Padang 8.281 176 658 186 27 27 176 1.892 404
Jumlah 15.147 320 1.197 339 49 49 320 3.499 832

3.1.3 Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi

Penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jalan Gedang sebagian

besar beragama islam. Ditengah perbedaan suku, agama, dan budaya aktifitas

sosial dan peribadatan penduduk berjalan dengan baik.

Mata pencaharian penduduk beraneka ragam, mulai dari bertani, buruh,

pedagang, wiraswasta, pegawai swasta, pegawai negeri. ABRI dan lain-lain.

Pekerjaan sebagai buruh umumnya adalah buruh kuli dan pemulung.

Kelurahan Jalan Gedang dan Kelurahan Padang harapan terletak di

2(dua) lokasi yaitu lingkungan Perumnas dan lingkungan masyarakat biasa.

Kedua lingkungan ini tidak saja berbeda letaknya, tetapi berbeda pula

,pendidikan, status sosial, heteroginitas serta sifat kegotong-royongannya. Hal

ini tentu membutuhkan strategi pendekatan kepada masyarakat yang berbeda

18
pula sesuai dengan situasi yang ada (Laporan Tahunan 2019 UPTD

Puskesmas Jalan Gedang).

3.1.4 Sarana dan Prasarana

Adapun sarana - sarana yang ada dilingkungan Puskesmas Jalan Gedang

meliputi (Laporan Tahunan 2019 UPTD Puskesmas Jalan Gedang).:

a. Sarana Pendidikan

 Taman Kanak-kanak /PAUD : 16 Buah


 SD : 5 Buah
 SLTP : 2 Buah
 SLTA : 3 Buah
 AK/PT : 5 Buah
b. Sarana Pelayanan Masyarakat
 Puskesmas : 1 Buah
 Puskesmas Pembantu : 2 Buah
 Posyandu : 9 Buah
 Praktek Bidan Swasta : 5 Buah
 Doktek Praktek Swasta :
 Dokter Umum : 3 Buah
 Doktek Gigi : 1 Buah
 Klinik Pengobatan : 4 Buah
 Klinik Pengobatan Tradisonal : 2 Buah
 Klinik Kecantikan : 1 Buah
c. Sarana Sosial dan Tempat Umum
 Masjid : 21 Buah
 Mushollah : 2 Buah
 Kantor : 14 Buah

19
 Warung Jamu : 2 Buah
 Apotek : 7 Buah

Sumber Daya Kesehatan di UPTD Puskesmas Jalan Gedang


 1 Unit Puskesmas Induk
 2 Unit Puskesmas Pembantu
 1 Unit Puskesmas Keliling
 9 Buah Posyandu
 5 Buah Sepeda Motor

3.1.5 Ketenagakerjaan Puskesmas

Jumlah dan jenis tenaga kerja kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas

Jalan Gedang pada tahun 2019 sudah cukup memadai, sehingga dapat

mendukung pelaksanaan kegiatan sehari - hari di Puskesmas. Untuk lebih

rincinya dapat dilihat pada table berikut ini (Laporan Tahunan 2019 UPTD

Puskesmas Jalan Gedang).:

Tabel 3.2 Jumlah Pegawai UPTD Puskesmas Jalan Gedang Yang Ikut
Pendidikan / Penjenjang Tahun 2019
Jenis Pendidikan
No Jumlah Tempat Pendidikan
/Penjenjangan
1 DOKTER UMUM - -
2 DOKTER GIGI - -
3 S1 ILMU KESEHATAN - -
4 S1 KEPERAWATAN 3 Stikes Dehasen
5 S1 NON KESEHATAN - -
6 S2 KEBIDANAN - -
7 S2 NON KEBIDANAN - -
8 D4 KEBIDANAN 1 Stikes TMS
9 DIII KEPERAWATAN - -
10 DIII KEBIDANAN 1 Stikes TMS

20
11 DIII Farmasi 1 UNIB
12 DIII GIZI - -
13 DIII NON KEPERAWATAN - -
Jumlah 6 -

Analisa : Dari tabel diatas bahwa jumlah pegawai puskesmas yang

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi 6 orang.

Tabel 3.3 Jumlah sumber daya kesehatan di UPTD Puskesmas Jalan


Gedang Tahun 2019
No Jenis Tenaga Jumlah PNS PTT
1 Dokter Umum 3 3 -
2 Dokter Gigi 1 1 -
3 Apoteker 1 1 -
4 S2 Kebidanan - - -
5 DIV Kebidanan 4 4 -
6 Ners Keperawatan 1 1 -
7 S1 Kesehatan Masyarakat 5 5 -
8 S1 Keperawatan 2 1 2
9 D III Keperawatan 3 3 -
10 D III Kebidanan 6 6 1
11 D III Analis 1 1 -
12 D III Rekam Medik 1 - 1
13 D I Kebidanan 1 1 -
14 Asisten Apoteker 1 1 -
15 Tenaga Non Kesehatan 3 3 -

Sumber : SP2TP

Analisa : Berdasarkan tabel diatas bahwa sumber tenaga yang ada di

UPTD Puskesmas Jalan Gedang sudah cukup memadai, tetap Penambahan

tenaga Kesling masih sangat dibutuhkan tetap sangat dibutuhkan.

21
3.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Puskesmas Jalan Gedang

3.2.1 Visi dan Misi

Visi

Menjadikan UPTD Puskesmas Jalan Gedang sebagai pusat pelayanan

kesehatan yang berkualitas prima menuju kecamatan sehat.

Hal tersebut selaras dengan pengertian kesehatan menurut Undang-

Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, yang menyatakan bahwa sehat

adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial maupun

ekonomis. Hampir sama sehat menurut Badan Kesehatan Dunia/ World

Health Organization (WHO), yang menyatakan bahwa sehat adalah keadaan

sejahtera secara fisik, mental dan sosial bukan hanya sekedar tidak adanya

penyakit maupun cacat. Dari definisi sehat diatas, dapat disimpulkan bahwa

sehat adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang terbebas dari suatu

penyakit sehingga seseorang dapat melakukan secara optimal sehingga

mendorong peningkatan Tu aktivitas kesejahteraan masyarakat (Laporan

Tahunan 2019 UPTD Puskesmas Jalan Gedang)..

Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut diatas UPTD Puskesmas Jalan Gedang

memiliki Misi yaitu :

1. Memberikan Pelayanan Kesahatan yang bermutu proaktif, terjangkau,

paripurna dan terintegritas;

22
2. Menjadikan puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan;

3. Menjadikan puskesmas sebagai penggerak masyarakat;

4. Menerapkan manajemen yang transparan pada setiap program

(Laporan Tahunan 2019 UPTD Puskesmas Jalan Gedang).

3.2.2 Strategi

Visi dan Misi UPTD Puskesmas Jalan Gedang akan dicapai dengan

beberapa strategi yang diwujudkan melalui kegiatan-kegaiatan yang

terencana, terarah dan bereksinambungan. Beberapa strategi tersebut antara

lain (Laporan Tahunan 2019 UPTD Puskesmas Jalan Gedang).:

1. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan yang mantap

ditingkat Kecamatan/Kelurahan agar pembangunan berwawaskan

kesehatan selalu diterapkan pada pembangunan disemua bidang

2. Mengembangkan dan menerapkan azas kemitraan serta pemberdayaan

masyarakat dan keluarga antara lain; LSM, Dunia Usaha dan Instansi

masyarakat lainnya dalam mewujudkan pembangunan kesehatan.

3. Meningkatkan professional petugas agar terwujud pelayanan yang efektif,

efisien dan bermutu dengan pendidikan dan pelatihan.

4. Mengembangkan kewenangan Puskesmas sesuai wewenang yang telah

diberikan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.

3.2.3 Tujuan

Sebagai tujuan akhir yang akan dicapai dari penjabaran visi, misi, dan

strategi UPTD Puskesmas Jalan Gedang adalah meningkatnya kesadaran,

23
kemauan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah

kerja Puskesmas Jalan Gedang sehingga mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tinggi (Laporan Tahunan 2019 UPTD Puskesmas Jalan Gedang).

3.3 Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagai satu bentuk organisasi, Puskesmas Jalan memiliki struktur

organisasi. Struktur organisasi tersebut terdiri dari:

1. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas

2. Unsur Pembantu Pimpinanan : Unit Ketatausahaan

3. Unsur Fungsional : Tenaga / Pegawai dalam Jabatan

fungsional

Kepala Puskesmas berfungsi memimpin, mengawasi dan melaksanakan


koordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan strktural dan
jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugas, kepala Puskesmas wajib menetapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam lingkungan puskesmas maupun
dengan satuan organisasi diluar lingkungan Puskesmas. Unit ketatausahaan bertugas
mengurus bidang kepegawaian, administrasi, keuangan, perlengkapan serta
pencatatan dan pelaporan (Laporan Tahunan 2019 UPTD Puskesmas Jalan Gedang).

3.4 Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL


3.4.1 Persiapan Konseling Gizi
a. Data Umum
Identitas Pasien :
Nama : Putri Syakirah
Tanggal lahir : 10 Januari 2017

24
Alamat : Gg. Kampung Botol. Belakang Puskesmas
Jalan Gedang Kota Bengkulu
Agama : Islam
Status Ekonomi : Menengah kebawah
Riwayat Gizi :
Putri Syakirah tidak suka makan sayur dan
sedikit makan buah. Putri Syakirah juga tidak suka
mengkonsumsi susu formula yang di khususkan untuk
anak usia 3 tahun, tetapi dia lebih suka mengkonsumsi
susu kental manis.
Riwayat Kesehatan : Gizi Kurang
b. Antropometri Data
Umur : 3 tahun 11 bulan
BB : 11,4 kg
BBI : 2n + 8 =
2 x 3,11 bulan + 8
6,22 + 8 = 14,22 kg
TB : 88 cm

BB/U : = = -2,25 SD

Status Gizi : Berat badan kurang (Underweight)


c. Biokimia Data : Tidak Ada
d. Pemeriksaan Fisik/Klinis
Fisik : Putri Syakirah memiliki tubuh yang termasuk dalam kategori
kurus.
Klinis : Tidak Ada.
e. Kesimpulan Hasil Identifikasi Masalah Pasien
Putri Syakirah memiliki berat badan yang kurang untuk anak seusianya.
Menurut data yang diterima dari hasil wawancara yang telah dilakukan

25
terhadap ibu dari Putri Syakirah, diketahui bahwa Putri sangat selektif
dalam hal makan. Putri tidak menyukai sayur dan kurang menyukai buah.
Putri juga tidak suka mengkonsumsi susu formula yang telah diformulasikan
khusus untuk anak seumurannya. Tetapi Putri senang mengkonsumsi susu
kental manis.

3.4.2 Perencanaan Konseling Gizi


4. a. Tujuan
5. Mengedukasi orang tua dari balita untuk memodifikasi sayuran dan
buah supaya balita tersebut mau mengkonsumsi sayur dan buah agar asupan
energy balita dapat terpenuhi dengan baik.
6. b. Sasaran
7. Orang tua balita (Ibu Elis)
8. c. Materi
9. 1. Pengertian gizi kurang.
2. Tanda dan Gejala gizi kurang.
3. Penyebab gizi kurang.
4. Dampak gizi kurang.
10. d. Metode
1. Konseling
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
11. e. Media
Leaflet

3.4.3 Pelaksanaan Konseling Gizi


Konseling gizi dilakukan pada hari minggu, 13 desember 2020 pada pukul
14.00 WIB bertempat di kediaman ibu Elis di Gg. Kampung Botol Belakang
Puskesmas Jalan Gedang.

26
Konseling gizi dilakukan dengan menggunakan metode Konseling, Diskusi,
dan Tanya Jawab. Materi yang disampaikan meliputi pengertian gizi kurang,
Tanda dan Gejala gizi kurang, Penyebab gizi kurang,dan Dampak yang
ditimbulkan akibat gizi kurang. Pada saat konseling, konselor menggunakan
media berupa leaflet.
Pada awal konseling, konselor terlebih dahulu memperkenalkan diri dan
mengucapkan salam, serta menyampaikan maksud dan topik dari konseling gizi.
Kemudian konselor menanyakan apakah ibu klien memahami apa yang dimaksud
dengan gizi kurang, tanda dan gejala, penyebab gizi kurang, serta dampak jangka
panjang jika balita mengalami gizi kurang dan tidak ditanggulangi dengan baik.
Selama konseling berjalan, ibu klien menceritakan data umum klien, pola
makan klien, sampai dengan keadaan fisik klien. Dari data yang diperoleh saat
konseling berlangsung, konselor menelaah masalah yang ada pada klien. Menurut
data dari ibu klien, klien tidak gemar mengkonsumsi sayur dan buah. Dan setelah
melakukan perhitungan terhadap status gizi klien, didapatkan hasil bahwa klien
mengalami berat badan kurang (underweight).
Setelah konseling dilakukan, konselor mengucapkan terimakasih serta
menyampaikan saran dan motivasi kepada ibu klien agar status gizi klien dapat
terpenuhi dengan baik dan perkembangan klien untuk kedepannya tidak
terhambat.

3.4.4 Evaluasi Konseling Gizi


Dari konseling yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa ibu klien kurang
aktif dan ibu klien belum memahami betul asupan nutrisi yang baik untuk anak
seusia klien. Ibu klien juga tidak mengusahakan untuk momodifikasi sayur dan
buah agar sklien mau memakannya. Ibu klien juga kurang aktif untuk
menanyakan bagaimana asupan yang baik serta pencegahan gizi kurang pada
balita. Karena hal tersebut, konselor harus menjelaskan dengan detail pengertian,
tanda dan gejala, penyebab serta dampak dari gizi kurang pada balita.

27
3.5 Pembahasan
Dari konseling gizi yang telah dilakukan selama kurang lebih 8 menit, didapatkan
data bahwa klien
Nama : Putri Syakirah
Umur : 3 tahun 11 bulan
Alamat : Gg. Kampung Botol Belakang Puskesmas Jalan Gedang
Mengalami gizi kurang, dibuktikan dengan indicator BB/U dengan hasil -2,22
yang menunjukkan bahwa status gizi klien adalah berat badan kurang (underweight).
Kondisi ekonomi keluarga klien juga masuk dalam kategori menengah kebawah.
Hal tersebut dilihat dari kondisi tempat tinggal klien yang mengontrak dengan kedua
orang tuanya dan satu saudaranya.
Saat konselor mendatangi kediaman klien, ayah dan ibu klien sedang mengupas
kulit bawang. Pada saat yang bersamaan klien duduk disamping ibunya sambil
bermain dengan teman seusianya.
Setelah konselor memperkenalkan diri secara singkat, ibu klien mempersilahkan
konselor untuk masuk ke dalam rumahnya. Kemudian konselor memperkenalkan diri
ulang, serta menyebutkan maksud konselor mendatangi rumah klien. Mendengar hal
yang disampaikan oleh konselor, ibu klien bersedia untuk dilakukannya konseling
gizi dengan materi gizi kurang pada balita yang dialami oleh klien.
Konselor juga meminta izin kepada ibu klien untuk mendokumentasikan jalannya
konseling gizi. Konseling gizi diawali dengan konselor memperkenalkan diri, salam,
serta menjelaskan secara singkat definisi dari gizi kurang pada balita. Kemudian
konselor menanyakan data umum klien berupa nama lengkap, umur, berat badan, dan
tinggi badan.
Dilanjutkan dengan ibu klien menceritakan penyebab fisik klien terlihat kurus,
yang kemungkinan disebabkan karena klien tidak suka makan sayur, buah dan susu
formula khusus untuk anak seusia klien. Selanjutnya konselor menanyakan apakah
pertumbuhan klien terhambat atau bahkan berjalan dengan baik. Lalu ibu klien

28
menyampaikan bahwa perkembangan klien tidak mengalami gangguan apapun.
Perkembangannya sangat baik, hanya saja memang tampak fisik klien kurus.
Tahap selanjutnya, konselor memaparkan tanda dan gejala serta penyebab dari
gizi kurang apabila dibiarkan untuk jangka yang panjang. Konselor juga
menyarankan untuk ibu klien membuat makanan mofidikasi sayur dan buah dengan
harapan klien mau mengkonsumsi sayu dan buah serta asupan nutrisi klien tercukupi.
Dengan hal tersebut, diharapkan berat badan klien mencapai berat badan ideal
sehingga fisiknya tidak lagi terlihat kurus dan perkembangan klien dapat lebih
optimal lagi.

29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari konseling gizi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa klien
mengalami gizi kurang berdasarkan indikato berat badan menurut umur. Berat badan
aktual klien hanya mencapai angka 11,4 kg, Sedangkan berat badan ideal klien adalah
12,4 kg. Klien tidak mengalami pertumbuhan yang terlambat hanya saja secara fisik
klien terlihat kurus.
Menurut ibu klien, klien tidak pernah mau mengkonsumsi sayur dan buah.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa asupan nutrisi klien tidak tercukupi.

4.2 Saran
Penyusun menyadari masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan laporan
ini. Sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan penyusunan laporan selanjutnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Sukraniti, D. P., Taufiqurrahman, & Iwan S, S. (2018). Konseling Gizi.


Kemenkes RI
PERSAGI. 2014. “Konseling Gizi”. Jakarta Timur. Penebar Plus (Penebar
Swadaya Grup)
Kemenkes. (2014). Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar.
Alamsyah, D., Mexitalia, M., Margawati, A., Hadisaputro, S., Setyawan, H.,
Ilmu, F., Universitas, K., Pontianak, M., Kedokteran, F., Diponegoro, U., Kesehatan,
P., Kesehatan, F., & Universitas, M. (2017). Gizi9. 2(1), 1–8

31
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“GIZI KURANG“

DISUSUN OLEH :
RIZKA ANGGRAINI
P05130218040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN 2020

32
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gizi Kurang


Sasaran : Orang Tua Balita
Tempat : Jalan Gedang
Hari – Tanggal : Minggu, 13 Desember 2020

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah dilakukan konseling klien dapat memahami tentang Gizi Kurang

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan :
1. Memahami tentang pengertian gizi kurang
2. Memahami tentang faktor penyebab gizi kurang
3. Memahami tanda dan gejala gizi kurang
4. Memahami Makanan yang baik dikonsumsi untuk balita gizi kurang

III. SASARAN
Orang Tua Balita

IV. MATERI
1. Definisi penyakit gizi kurang
2. Penyebab gizi kurang
3. Tanda dan Gejala gizi kurang
4. Apa Dampak yang ditimbulkan gizi kurang
5. Bagaimana Pencegahan gizi kurang

V. METODE
1. Konseling

33
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

VI. MEDIA
Leaflet

VII. EVALUASI
1. Prosedur : Konseling
2. Waktu : 15 menit
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal : 4 soal
5. Jenis soal : 1. Apa yang di maksud dengan gizi kurang
2. Apa penyebab gizi kurang
3. Bagaimana tanda dan gejala gizi kurang
4. Apa Dampak yang ditimbulkan gizi kurang
5. Bagaimana Pencegahan gizi kurang

VII . KEGIATAN PENYULUHAN


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAAN
PESERTA

34
1 3 Pendahuluan :
Menit Memberi salam Mendengarkan
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan pokok pembahasan Mendengarkan

2. 10 Pelaksanaan :
Menit 6. Pengertian gizi kurang Mendengarkan
7. Tanda dan gejala gizi kurang Mendengarkan
8. Faktor Penyebab penyakit gizi kurang Mendengarkan
9. Apa Dampak yang ditimbulkan gizi Mendengarkan
kurang Mendengarkan
10. Bagaimana Pencegahan gizi kurang

3 2 Penutup :
Menit Menyimpulkan materi Memperhatikan
Memberikan evaluasi Menjawab
Memberikan saran dan motivasi Mendengarkan
Memberikan salam penutup Menjawab salam

35
MATERI KONSELING
GIZI KURANG

I. Gizi Kurang
A. Pengertian Gizi Kurang
Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan nutrisi pada
tubuh tidak terpenuhi dalam jangka waktu tertentu sehingga tubuh akan
memecah cadangan makanan yang berada di bawah lapisan lemak dan
lapisan organ tubuh.
Gizi kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari
dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.
Balita dikategorikan mengalami gizi kurang apabila berat badannya
berada pada rentang Zscore ≥-2.0 s/d Zscore ≤-3.0 (Nasution, 2012). Anak
dengan status gizi kurang ditandai dengan tidak adanya kenaikan berat badan
setiap bulannya atau mengalami penurunan berat badan sebanyak dua kali
selama enam bulan. Penurunan berat badan yang terjadi berkisar antara 20-
30% dibawah berat badan ideal. Gizi kurang dapat berkembang menjadi gizi
buruk, yaitu keadaan kurang gizi yang berlangsung lama sehingga
pemecahan cadangan lemak berlangsung terus-menerus dan dampaknya
terhadap kesehatan anak akan menjadi semakin kompleks, terlebih lagi status
gizi yang buruk dapat menyebabkan kematian.

B. Faktor penyebab Gizi Kurang


a. Faktor langsung
Terdapat dua faktor yang memengaruhi status gizi secara langsung
yaitu asupan nutrisi dan infeksi suatu penyakit. Asupan nutrisi sangat
memengaruhi status gizi, apabila tubuh memperoleh asupan nutrisi yang
dibutuhkan secara optimal maka pertumbuhan fisik, perkembangan otak,

36
kemampuan kerja dan kesehatan akan berlangsung maksimal sehingga
status gizi pun akan optimal
1) Asupan nutrisi
Asupan nutrisi harus memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh, konsumsi makanan harus beragam, bergizi
dan berimbang. Makanan yang bergizi adalah makanan yang
mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh diantaranya,
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Namun, seringkali anak
cenderung kurang berminat terhadap makanan bergizi dan bermasalah
dalam pemberian makanan karena faktor kesulitan makan, anak
memilih-milih makanan dan lain sebagainya
2) Infeksi
Infeksi suatu penyakit berkaitan erat dengan buruknya sanitasi
lingkungan dan tingginya kejadian penyakit menular. Infeksi penyakit
terutama infeksi berat dapat memperburuk status gizi karena
memengaruhi asupan gizi sehingga kemungkinan besar akan
menyebabkan kehilangan zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Keadaan
patologis seperti diare, mual muntah, batuk pilek atau keadaan lainnya
mengakibatkan penurunan nafsu makan dan asupan makanan serta
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan zat gizi

b. Faktor tidak langsung


1) Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi dan kesehatan
Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh keluarga dan daya
beli memadai, tetapi karena kekurangan pengetahuan ini dapat
menyebabkan keluarga tidak menyediakan makanan beraneka ragam
setiap harinya, terjadi ketidakseimbangan antara asupan nutrisi
dengan kebutuhan tubuh.

37
2) Pendapatan keluarga
Sebagian besar jumlah pendapatan penduduk Indonesia adalah
golongan rendah dan menengah, hal ini akan berdampak pada
pemenuhan bahan makanan terutama makanan bergizi. Oleh sebab
keterbatasan ekonomi yang dialami, maka masyarakat cenderung
tidak mampu untuk membeli bahan pangan/ makanan yang baik
sehingga berdampak terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan nutrisi
yang cenderung menurun.
3) Sanitasi lingkungan
Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan
terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare, kecacingan dan
infeksi saluran cerna. Apabila anak menderita infeksi saluran cerna
maka penyerapan zat-zat gizi akan terganggu, hal ini akan
menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi. Kekurangan zat gizi
dalam tubuh akan menyebabkan mudah terserang penyakit sehingga
pertumbuhan akan terganggu.

C. Tanda dan Gejala Gizi Kurang


a. Berat balita yang selalu menurun.
b. Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis normal
pada KMS
c. Kondisi anak lemah.
d. Wajah pucat.
e. Pertumbuhan yang terhambat.
f. Anak cengeng dan rewel
g. Perkembangan balita tidak sesuai dengan umur.

38
D. Dampak Yang Ditimbulkan Gizi Kurang
a. Proses tumbuh kembang anak jadi terganggu.
b. Terjadinya penurunan daya tahan tubuh.
c. Anak menjadi mudah terserang penyakit.
d. Perkembangan intelektual terganggu.
e. Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga
kesehatan

E. Penatalaksanaan/Pencegahan Gizi Kurang


Nutrisi adalah proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat
makanan. Triguna makanan adalah:
a. Mengandung zat tenaga; karbohidrat, makanan pokok (nasi, jangung, sagu
dan lain-lain).
b. Mengandung zar pembangun; protein, lauk-pauk (daging, telur, tempe
tahu, ikan laut, dan lain-lain)
c. Mengandung zat pengatur; vitamin dan mineral (sayur dan buah)

Cara menghidangkan makanan bagi keluarga penderita gizi kurang:


a. Sajikan hidangan makanan sehari-hari berdasarkan triguna makanan.
b. Berikan makanan secara beragam dan penyajian yang unik.
c. Berikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
d. Berikan makanan yang mudah dicerna.

39
Apa
Apa itu
Gizi Penyebab Gizi
Kurang?

Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana


Kurang ?
kebutuhan nutrisi pada tubuh tidak terpenuhi 1. Penyebab Langsung
dalam jangka waktu tertentu sehingga tubuh akan a. asupan nutrisi
memecah cadangan makanan yang berada di Asupan nutrisi harus memenuhi jumlah
bawah lapisan lemak dan lapisan organ tubuh. dan komposisi zat gizi yang dibutuhkan
GIZI
oleh tubuh, konsumsi makanan harus
KURANG
beragam, bergizi dan berimbang.
PADA b. infeksi.
BALITA Infeksi penyakit terutama infeksi berat
dapat memperburuk status gizi karena
memengaruhi asupan gizi sehingga
kemungkinan besar akan menyebabkan
kehilangan zat gizi yang dibutuhkan
Gizi kurang dapat berkembang menjadi gizi tubuh.
buruk, yaitu keadaan kurang gizi yang berlangsung
lama sehingga pemecahan cadangan lemak 2. Penyebab Tidak Langsung
a. Tingkat Pengetahuan, sikap dan perilaku
berlangsung terus-menerus dan dampaknya
tentang gizi dan kesehatan.
terhadap kesehatan anak akan menjadi semakin
b. Pendapatan keluarga.
kompleks, terlebih lagi status gizi yang buruk c. Sanitasi Lingkungan.
RIZKA ANGGRAINI
dapat menyebabkan kematian.
P05130218040
Penatalaksanaan/
Tanda dan Gejala Gizi
kurang Pencegahan Gizi
Kurang
Dampak gizi kurang? Nutrisi adalah proses total yang
terlibat dalam konsumsi dan
a. Proses tumbuh kembang anak jadi
penggunaan zat makanan. Triguna
a. Berat balita yang selalu menurun. terganggu.
makanan adalah:

b. Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan b. Terjadinya penurunan daya tahan
a. Mengandung zat tenaga; karbohidrat,
berada dibawah garis normal pada KMS tubuh.
makanan pokok (nasi, jangung, sagu dan
c. Anak menjadi mudah terserang lain-lain).
c. Kondisi anak lemah.
penyakit.
b. Mengandung zar pembangun; protein,
d. Wajah pucat.
d. Perkembangan intelektual terganggu. lauk-pauk (daging, telur, tempe tahu,
e. Pertumbuhan yang terhambat. ikan laut, dan lain-lain)
e. Menyebabkan kematian bila tidak
f. Anak cengeng dan rewel segera ditanggulangi oleh tenaga c. Mengandung zat pengatur; vitamin
kesehatan dan mineral (sayur dan buah)
g. Perkembangan balita tidak sesuai dengan umur.

Anda mungkin juga menyukai