Disusun Oleh :
Rizka Amggraini NIM P0513021040
iii
3.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Puskesmas Jalan Gedang ............ 22
3.2.1 Visi dan Misi ......................................................................... 22
3.2.2 Strategi .................................................................................. 23
3.2.3 Tujuan ................................................................................... 23
3.3 Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi ............................... 24
3.4 Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL ................................................... 24
3.4.1 Persiapan Konseling Gizi ...................................................... 24
3.4.2 Perencanaan Konseling Gizi ................................................. 26
3.4.3 Pelaksanaan Konseling Gizi .................................................. 26
3.4.4 Evaluasi Konseling Gizi ........................................................ 27
3.5 Pembahasan .................................................................................... 28
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena hanya dengan berkah dan rahmatNya,
sehingga Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Konseling Gizi Prodi S.Tr. Gizi
dan Dietetika Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu Semester V dapat
diselesaikan dengan baik. PBL Konseling Gizi dilaksanakan di Puskesmas Jalan
Gedang selama 1 minggu, sesuai dengan Kurikulum Prodi S.Tr. Gizi dan Dietetika
Jurusan Gizi Tahun 2020.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam menyelesaikan Laporan PBL Konseling Gizi ini, namun
penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan, untuk itu saran
sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan Laporan selanjutnya.
Penyusun
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
seperti protein, karbonhidrat, lemak, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Cara menilai status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran antropometri, klinik,
biokimia, dan biofisik. Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan
beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas, dan sebagainya (Alamsyah et al., 2017).
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung gizi buruk
meliputi kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi dan menderita
ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang kurang memadai
buruk pada balita. Hal ini disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak
memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang
yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih dan aman sehingga akan berakibat secara
menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor
kemiskinan sering disebut sebagai akar dari kekurangan gizi, yang mana factor ini
erat kaitannya terhadap daya beli pangan di rumah tangga sehingga berdampak
2
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) juga merupakan faktor yang dapat
berpengaruh terhadap kejadian gizi buruk. Hal ini dikarenakan bayi yang
saat balita. Faktor pendidikan Ibu erat kaitannya dengan pengetahuan Ibu
mengenai gizi sehingga akan berakibat terhadap buruknya pola asuh balita
b. Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis normal
pada KMS
d. Wajah pucat.
3
d. Perkembangan intelektual terganggu.
kesehatan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memiliki kemampuan dalam memberikan nasehat, petunjuk,
pertimbangan, solusi dalam bidang gizi klinik/dietetic dengan menggunakan
prosedur baku.
1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tidak hanya secara teoritis
tetapi juga praktek dalam kegiatan lapangan
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan pemecahan
masalah yang terdapat dilapangan
3. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar dan keterampilan untuk
dapat menjadi menjadi sarjana terapan gizi yang professional
4
b. Bagi Instansi dan Lahan PBL
1. Menciptaka kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara
institusi tempat praktek dengan institusi akademik
2. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
menyelesaikan tugas-tugas di institusi delama proses praktek berlangsung
1.4 Lokasi
Praktek Belajar Lapangan (PBL) Konseling Gizi yang dilaksanakan selama
5 hari mulai proses sampai penilaian direncanakan, dilaksanakan mulai dari
tanggal 10 Desember 2020 sampai dengan 15 Desember 2020 yang berlokasi di
Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asuhan gizi adalah proses pelayanan gizi yang bertujuan untuk memecahkan
masalah gizi, meliputi kegiatan pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi melalui
pemenuhan kebutuhan zat gizi klien secara optimal, baik berupa pemberian makanan
maupun konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi. (Cornelia, dkk. 2014)
6
Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau
keluarga tentang gizi dapat dilakukan melalui konseling. Konseling adalah suatu
bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu
dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya serta
permasalahan yang dihadapi. Setelah mrlakukan konseling, diharapkan individu
dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah
gizinya termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi
kearah kebiasaan hidup sehat. (Cornelia, dkk. 2014)
Dalam proses konseling seseorang yang membutuhkan pertolongan (klien)
dan seseorang yang memberikan bantuan dan dukungan (petugas konseling atau
konselor) akan bertatap muka dan berbicara sedemikian rupa sehingga klien
mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karenanya,
keterampilan komunikasi dan hubungan antar manusia sangat dibutuhkan.
(Cornelia, dkk. 2014)
Selain itu, proses konseling gizi juga membutuhkan komunikasi antara
keahlian dalam bidang gizi, fisiologi, dan psikologi yang terfokus pada perubahan
perilaku tentang makanan dan hubungannya dengan penyakit atau masalah
gizinya. (Cornelia, dkk. 2014)
7
2.2.2 Membantu klien mengatasi masalah.
2.2.3 Mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah.
2.2.4 Mengarahkan klien untuk memilih cara pemecahan yang paling sesuai
baginya.
2.2.5 Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien.
8
Waktu Konseling akan berlangsung sekitar antara 30-6- menit dan
sebaiknya berikan kesan bahwa konselor bersedia meluangkan waktu
untuknya. Setelah terbangun hubungan yang baik antara konselor dank lien
maka konselor dapat melanjjutkan langkah berikutnya, yaitu menggali
permasalahan sehubungan dengan masalah kesehatan dan gizi. (Cornelia, dkk.
2014)
2. Menggali permasalahan dengan pengkajian gizi
Konseling merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat kegiatan
pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data yang sistematis dalam upaya
mengidentifikasi masalah gizi serta penyebabnya. Kegiatan ini bukan hanya
mengumpulkan data awal, tetapi bisa juga melakukan kajian data ulang serta
menganalisis intervensi gizi yang telah diberikan sebelumnya. Tujusn
kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang lengkap dan
sesuai dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi terkait dengan masalah
asupan gizi atau factor lain yang dapat menimbulkan masalah gizi. (Cornelia,
dkk. 2014)
Komponen dalam pengkajian gizi adalah sebagai berikut.
a. Pengukuran dan pengkajian dan antropometri
b. Pemeriksaan dan pengkajian data biokimia
c. Pemeriksaaan dan pengkajian data pemeriksaan klinis dan fisik
d. Riwayat makan
e. Riwayat personal
3. Menegakkan diagnosis gizi
Langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosis. Menegakkan
diagnosis gizi klien dilakukan berdasarkan pengkajian masalah yang
dilakukan pada langkah 2. Tujuan dari langkah ini adalah menentukan
masalah gizi yang dihadapi klien (problem), menentukan etiologi (penyebab
masalah), menentukan tanda dan gejala masalah tersebut. Hal tersebut sering
dikenal dengan PES yaitu meliputi Problem (masalah), Etiology (penyebab),
9
Signs dan Symtoms (tanda dan gejala). Dalam menetapkan diagnosis gizi ada
tiga domain yang harus diperhatikan oleh konselor. (Sukraniti dkk. 2018)
4. Rencana intervensi gizi
Setelah menetapkan diagnosis masalah klien berdasarkan domain asupan,
domain klinik dan domain perilaku, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan rencana intervensi yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah yang dialami klien. Pada langkah ini konselor harus mulai
melibatkan klien dalam perencanaan ini. Pada langkah ini konselor perlu
mempertimbangkan antara lain identifikasi strategi pemecahan masalah
dengan mempertimbangkan masukan dari klien. Langkah awal dalam
pemecahan masalah adalah menentukan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
serta menetapkan preskripsi dietnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
membuat alternatif pemecahan masalah. Dalam membuat alternatif
pemecahan masalah perlu memperhatikan potensi kekuatan yang dimiliki
klien dan faktor yang menghambat program intervensi. (Sukraniti dkk. 2018)
5. Memperoleh Komitmen
Komitmen merupakan kunci dari keberhasilan proses konseling. Tujuan
dari langkah ini adalah memperoleh kesepakatan antara konselor dengan
klien. Kesepakatan tersebut dipakai sebagai komitmen dalam melaksanakan
presekripsi diet dan aturan lainnya. Berikan pemahaman, dukungan, motivasi
dan bangun rasa percaya diri klien untuk melakukan perubahan diet yang
sesuai anjuran dan disepakati bersama. Tekankan pula bahwa perubahan yang
dilakukan adalah semata-mata untuk kebaikan kondisi klien. Informasikan
untuk kunjungan konseling berikutnya untuk melihat perkembangan
perubahan diet yang dilakukan. (Sukraniti dkk. 2018)
6. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi adalah langkah terakhir dari suatu proses
konseling. Tujuan dari monitoring dan evaluasi konseling adalah mengetahui
pelaksanaan intervensi sesuai komitmen dan mengetahui tingkat keberhasilan
10
konseling. Untuk tujuan tersebut konselor bisa melakukan diskusi dan
menanyakan tentang pelaksaan intervensi meliputi keberhasilan konseling,
faktor penghambat dan faktor pendorong dalam melaksanakan diet yang
dianjurkan. (Sukraniti dkk. 2018)
11
1. Ruang tersendiri terpisah dengan ruangan lain sehingga klien merasa
nyaman.
2. Ada tempat atau meja untuk mendemonstrasikan materi konseling.
3. Lokasi mudah dijangkau oleh klien, termasuk klien yang memiliki
keterbatan fisik.
4. Ruangan memiliki cukup cahaya dan sirkulasi udara.
5. Waktu, yaitu antara 30-6- menit, 30 menit pertama untuk menggali data
dan selebihnya untuk diskusi serta pemecahan masalah.
Gizi Kurang
seperti protein, karbonhidrat, lemak, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Cara menilai status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran antropometri, klinik,
beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung gizi buruk
menderita penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu
12
ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang kurang memadai
gizi buruk pada balita. Hal ini disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak
memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang
yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih dan aman sehingga akan berakibat
2017).
menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor
kemiskinan sering disebut sebagai akar dari kekurangan gizi, yang mana factor
ini erat kaitannya terhadap daya beli pangan di rumah tangga sehingga
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) juga merupakan faktor yang
dapat berpengaruh terhadap kejadian gizi buruk. Hal ini dikarenakan bayi yang
saat balita. Faktor pendidikan Ibu erat kaitannya dengan pengetahuan Ibu
mengenai gizi sehingga akan berakibat terhadap buruknya pola asuh balita
13
2.8 Tanda dan Gejala Gizi Kurang
2.8.2 Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis
kesehatan.
yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun
14
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program
Posyandu
Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).
Ambang Batas
Indeks Kategori Status Gizi
(Z-Score)
15
> + 1 SD sd + 2 SD
Berisiko gizi lebih (possible
risk of overweight)
16
BAB III
PELAKSAAN PBL
berikut:
2019 berjumlah 15.147 orang, terdiri dari penduduk asli dan pendatang.
17
Kepadatan penduduk dua kelurahan ini rata-rata 3.524 jiwa/km2 (Laporan
Busui/Bufas
Anak Balita
Bumil Resti
Penduduk
Lansia
Bumil
Balita
Bulin
Total
PUS
Jalan
1 6.866 144 539 153 22 22 144 1.607 428
Gedang
2 Padang 8.281 176 658 186 27 27 176 1.892 404
Jumlah 15.147 320 1.197 339 49 49 320 3.499 832
besar beragama islam. Ditengah perbedaan suku, agama, dan budaya aktifitas
Kedua lingkungan ini tidak saja berbeda letaknya, tetapi berbeda pula
18
pula sesuai dengan situasi yang ada (Laporan Tahunan 2019 UPTD
a. Sarana Pendidikan
19
Warung Jamu : 2 Buah
Apotek : 7 Buah
Jumlah dan jenis tenaga kerja kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas
Jalan Gedang pada tahun 2019 sudah cukup memadai, sehingga dapat
rincinya dapat dilihat pada table berikut ini (Laporan Tahunan 2019 UPTD
Tabel 3.2 Jumlah Pegawai UPTD Puskesmas Jalan Gedang Yang Ikut
Pendidikan / Penjenjang Tahun 2019
Jenis Pendidikan
No Jumlah Tempat Pendidikan
/Penjenjangan
1 DOKTER UMUM - -
2 DOKTER GIGI - -
3 S1 ILMU KESEHATAN - -
4 S1 KEPERAWATAN 3 Stikes Dehasen
5 S1 NON KESEHATAN - -
6 S2 KEBIDANAN - -
7 S2 NON KEBIDANAN - -
8 D4 KEBIDANAN 1 Stikes TMS
9 DIII KEPERAWATAN - -
10 DIII KEBIDANAN 1 Stikes TMS
20
11 DIII Farmasi 1 UNIB
12 DIII GIZI - -
13 DIII NON KEPERAWATAN - -
Jumlah 6 -
Sumber : SP2TP
21
3.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Puskesmas Jalan Gedang
Visi
adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
sejahtera secara fisik, mental dan sosial bukan hanya sekedar tidak adanya
penyakit maupun cacat. Dari definisi sehat diatas, dapat disimpulkan bahwa
sehat adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang terbebas dari suatu
Misi
22
2. Menjadikan puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan;
3.2.2 Strategi
Visi dan Misi UPTD Puskesmas Jalan Gedang akan dicapai dengan
masyarakat dan keluarga antara lain; LSM, Dunia Usaha dan Instansi
3.2.3 Tujuan
Sebagai tujuan akhir yang akan dicapai dari penjabaran visi, misi, dan
23
kemauan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah
fungsional
24
Alamat : Gg. Kampung Botol. Belakang Puskesmas
Jalan Gedang Kota Bengkulu
Agama : Islam
Status Ekonomi : Menengah kebawah
Riwayat Gizi :
Putri Syakirah tidak suka makan sayur dan
sedikit makan buah. Putri Syakirah juga tidak suka
mengkonsumsi susu formula yang di khususkan untuk
anak usia 3 tahun, tetapi dia lebih suka mengkonsumsi
susu kental manis.
Riwayat Kesehatan : Gizi Kurang
b. Antropometri Data
Umur : 3 tahun 11 bulan
BB : 11,4 kg
BBI : 2n + 8 =
2 x 3,11 bulan + 8
6,22 + 8 = 14,22 kg
TB : 88 cm
BB/U : = = -2,25 SD
25
terhadap ibu dari Putri Syakirah, diketahui bahwa Putri sangat selektif
dalam hal makan. Putri tidak menyukai sayur dan kurang menyukai buah.
Putri juga tidak suka mengkonsumsi susu formula yang telah diformulasikan
khusus untuk anak seumurannya. Tetapi Putri senang mengkonsumsi susu
kental manis.
26
Konseling gizi dilakukan dengan menggunakan metode Konseling, Diskusi,
dan Tanya Jawab. Materi yang disampaikan meliputi pengertian gizi kurang,
Tanda dan Gejala gizi kurang, Penyebab gizi kurang,dan Dampak yang
ditimbulkan akibat gizi kurang. Pada saat konseling, konselor menggunakan
media berupa leaflet.
Pada awal konseling, konselor terlebih dahulu memperkenalkan diri dan
mengucapkan salam, serta menyampaikan maksud dan topik dari konseling gizi.
Kemudian konselor menanyakan apakah ibu klien memahami apa yang dimaksud
dengan gizi kurang, tanda dan gejala, penyebab gizi kurang, serta dampak jangka
panjang jika balita mengalami gizi kurang dan tidak ditanggulangi dengan baik.
Selama konseling berjalan, ibu klien menceritakan data umum klien, pola
makan klien, sampai dengan keadaan fisik klien. Dari data yang diperoleh saat
konseling berlangsung, konselor menelaah masalah yang ada pada klien. Menurut
data dari ibu klien, klien tidak gemar mengkonsumsi sayur dan buah. Dan setelah
melakukan perhitungan terhadap status gizi klien, didapatkan hasil bahwa klien
mengalami berat badan kurang (underweight).
Setelah konseling dilakukan, konselor mengucapkan terimakasih serta
menyampaikan saran dan motivasi kepada ibu klien agar status gizi klien dapat
terpenuhi dengan baik dan perkembangan klien untuk kedepannya tidak
terhambat.
27
3.5 Pembahasan
Dari konseling gizi yang telah dilakukan selama kurang lebih 8 menit, didapatkan
data bahwa klien
Nama : Putri Syakirah
Umur : 3 tahun 11 bulan
Alamat : Gg. Kampung Botol Belakang Puskesmas Jalan Gedang
Mengalami gizi kurang, dibuktikan dengan indicator BB/U dengan hasil -2,22
yang menunjukkan bahwa status gizi klien adalah berat badan kurang (underweight).
Kondisi ekonomi keluarga klien juga masuk dalam kategori menengah kebawah.
Hal tersebut dilihat dari kondisi tempat tinggal klien yang mengontrak dengan kedua
orang tuanya dan satu saudaranya.
Saat konselor mendatangi kediaman klien, ayah dan ibu klien sedang mengupas
kulit bawang. Pada saat yang bersamaan klien duduk disamping ibunya sambil
bermain dengan teman seusianya.
Setelah konselor memperkenalkan diri secara singkat, ibu klien mempersilahkan
konselor untuk masuk ke dalam rumahnya. Kemudian konselor memperkenalkan diri
ulang, serta menyebutkan maksud konselor mendatangi rumah klien. Mendengar hal
yang disampaikan oleh konselor, ibu klien bersedia untuk dilakukannya konseling
gizi dengan materi gizi kurang pada balita yang dialami oleh klien.
Konselor juga meminta izin kepada ibu klien untuk mendokumentasikan jalannya
konseling gizi. Konseling gizi diawali dengan konselor memperkenalkan diri, salam,
serta menjelaskan secara singkat definisi dari gizi kurang pada balita. Kemudian
konselor menanyakan data umum klien berupa nama lengkap, umur, berat badan, dan
tinggi badan.
Dilanjutkan dengan ibu klien menceritakan penyebab fisik klien terlihat kurus,
yang kemungkinan disebabkan karena klien tidak suka makan sayur, buah dan susu
formula khusus untuk anak seusia klien. Selanjutnya konselor menanyakan apakah
pertumbuhan klien terhambat atau bahkan berjalan dengan baik. Lalu ibu klien
28
menyampaikan bahwa perkembangan klien tidak mengalami gangguan apapun.
Perkembangannya sangat baik, hanya saja memang tampak fisik klien kurus.
Tahap selanjutnya, konselor memaparkan tanda dan gejala serta penyebab dari
gizi kurang apabila dibiarkan untuk jangka yang panjang. Konselor juga
menyarankan untuk ibu klien membuat makanan mofidikasi sayur dan buah dengan
harapan klien mau mengkonsumsi sayu dan buah serta asupan nutrisi klien tercukupi.
Dengan hal tersebut, diharapkan berat badan klien mencapai berat badan ideal
sehingga fisiknya tidak lagi terlihat kurus dan perkembangan klien dapat lebih
optimal lagi.
29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari konseling gizi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa klien
mengalami gizi kurang berdasarkan indikato berat badan menurut umur. Berat badan
aktual klien hanya mencapai angka 11,4 kg, Sedangkan berat badan ideal klien adalah
12,4 kg. Klien tidak mengalami pertumbuhan yang terlambat hanya saja secara fisik
klien terlihat kurus.
Menurut ibu klien, klien tidak pernah mau mengkonsumsi sayur dan buah.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa asupan nutrisi klien tidak tercukupi.
4.2 Saran
Penyusun menyadari masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan laporan
ini. Sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan penyusunan laporan selanjutnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“GIZI KURANG“
DISUSUN OLEH :
RIZKA ANGGRAINI
P05130218040
32
SATUAN ACARA PENYULUHAN
III. SASARAN
Orang Tua Balita
IV. MATERI
1. Definisi penyakit gizi kurang
2. Penyebab gizi kurang
3. Tanda dan Gejala gizi kurang
4. Apa Dampak yang ditimbulkan gizi kurang
5. Bagaimana Pencegahan gizi kurang
V. METODE
1. Konseling
33
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
VI. MEDIA
Leaflet
VII. EVALUASI
1. Prosedur : Konseling
2. Waktu : 15 menit
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal : 4 soal
5. Jenis soal : 1. Apa yang di maksud dengan gizi kurang
2. Apa penyebab gizi kurang
3. Bagaimana tanda dan gejala gizi kurang
4. Apa Dampak yang ditimbulkan gizi kurang
5. Bagaimana Pencegahan gizi kurang
34
1 3 Pendahuluan :
Menit Memberi salam Mendengarkan
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan pokok pembahasan Mendengarkan
2. 10 Pelaksanaan :
Menit 6. Pengertian gizi kurang Mendengarkan
7. Tanda dan gejala gizi kurang Mendengarkan
8. Faktor Penyebab penyakit gizi kurang Mendengarkan
9. Apa Dampak yang ditimbulkan gizi Mendengarkan
kurang Mendengarkan
10. Bagaimana Pencegahan gizi kurang
3 2 Penutup :
Menit Menyimpulkan materi Memperhatikan
Memberikan evaluasi Menjawab
Memberikan saran dan motivasi Mendengarkan
Memberikan salam penutup Menjawab salam
35
MATERI KONSELING
GIZI KURANG
I. Gizi Kurang
A. Pengertian Gizi Kurang
Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan nutrisi pada
tubuh tidak terpenuhi dalam jangka waktu tertentu sehingga tubuh akan
memecah cadangan makanan yang berada di bawah lapisan lemak dan
lapisan organ tubuh.
Gizi kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari
dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.
Balita dikategorikan mengalami gizi kurang apabila berat badannya
berada pada rentang Zscore ≥-2.0 s/d Zscore ≤-3.0 (Nasution, 2012). Anak
dengan status gizi kurang ditandai dengan tidak adanya kenaikan berat badan
setiap bulannya atau mengalami penurunan berat badan sebanyak dua kali
selama enam bulan. Penurunan berat badan yang terjadi berkisar antara 20-
30% dibawah berat badan ideal. Gizi kurang dapat berkembang menjadi gizi
buruk, yaitu keadaan kurang gizi yang berlangsung lama sehingga
pemecahan cadangan lemak berlangsung terus-menerus dan dampaknya
terhadap kesehatan anak akan menjadi semakin kompleks, terlebih lagi status
gizi yang buruk dapat menyebabkan kematian.
36
kemampuan kerja dan kesehatan akan berlangsung maksimal sehingga
status gizi pun akan optimal
1) Asupan nutrisi
Asupan nutrisi harus memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh, konsumsi makanan harus beragam, bergizi
dan berimbang. Makanan yang bergizi adalah makanan yang
mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh diantaranya,
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Namun, seringkali anak
cenderung kurang berminat terhadap makanan bergizi dan bermasalah
dalam pemberian makanan karena faktor kesulitan makan, anak
memilih-milih makanan dan lain sebagainya
2) Infeksi
Infeksi suatu penyakit berkaitan erat dengan buruknya sanitasi
lingkungan dan tingginya kejadian penyakit menular. Infeksi penyakit
terutama infeksi berat dapat memperburuk status gizi karena
memengaruhi asupan gizi sehingga kemungkinan besar akan
menyebabkan kehilangan zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Keadaan
patologis seperti diare, mual muntah, batuk pilek atau keadaan lainnya
mengakibatkan penurunan nafsu makan dan asupan makanan serta
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan zat gizi
37
2) Pendapatan keluarga
Sebagian besar jumlah pendapatan penduduk Indonesia adalah
golongan rendah dan menengah, hal ini akan berdampak pada
pemenuhan bahan makanan terutama makanan bergizi. Oleh sebab
keterbatasan ekonomi yang dialami, maka masyarakat cenderung
tidak mampu untuk membeli bahan pangan/ makanan yang baik
sehingga berdampak terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan nutrisi
yang cenderung menurun.
3) Sanitasi lingkungan
Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan
terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare, kecacingan dan
infeksi saluran cerna. Apabila anak menderita infeksi saluran cerna
maka penyerapan zat-zat gizi akan terganggu, hal ini akan
menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi. Kekurangan zat gizi
dalam tubuh akan menyebabkan mudah terserang penyakit sehingga
pertumbuhan akan terganggu.
38
D. Dampak Yang Ditimbulkan Gizi Kurang
a. Proses tumbuh kembang anak jadi terganggu.
b. Terjadinya penurunan daya tahan tubuh.
c. Anak menjadi mudah terserang penyakit.
d. Perkembangan intelektual terganggu.
e. Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga
kesehatan
39
Apa
Apa itu
Gizi Penyebab Gizi
Kurang?
b. Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan b. Terjadinya penurunan daya tahan
a. Mengandung zat tenaga; karbohidrat,
berada dibawah garis normal pada KMS tubuh.
makanan pokok (nasi, jangung, sagu dan
c. Anak menjadi mudah terserang lain-lain).
c. Kondisi anak lemah.
penyakit.
b. Mengandung zar pembangun; protein,
d. Wajah pucat.
d. Perkembangan intelektual terganggu. lauk-pauk (daging, telur, tempe tahu,
e. Pertumbuhan yang terhambat. ikan laut, dan lain-lain)
e. Menyebabkan kematian bila tidak
f. Anak cengeng dan rewel segera ditanggulangi oleh tenaga c. Mengandung zat pengatur; vitamin
kesehatan dan mineral (sayur dan buah)
g. Perkembangan balita tidak sesuai dengan umur.