2/Apr-Jun/2013
penduduk. Jumlah penduduk akan menjadi orang yang sedang belajar ilmu hukum,
salah satu modal utama dalam dapat ditarik suatu kesimpulan hukum itu
pembangunan kepariwisataan pada masa mempunyai unsur-unsur:
sekarang dan yang akan datang karena a. Hukum terdiri dari serangkaian
memiliki fungsi ganda, di samping sebagai peraturan-peraturan mengenai tingkah
aset sumber daya manusia, juga berfungsi laku manusia dalam masyarakat;
sebagai sumber potensi wisatawan b. Peraturan-peraturan hukum tersebut
nusantara.4 Dengan demikian, bermaksud untuk mengatur tata tertib
pembangunan kepariwisataan dapat dan kepentingan-kepentingan manusia
dijadikan sarana untuk menciptakan dalam masyarakat;
kesadaran akan identitas nasional dan c. Agar aturan-aturan hukum tersebut
kebersamaan dalam keragaman. dapat terlaksana dengan baik, perlu
Pembangunan kepariwisataan dilengkapi dengan anasir yang
dikembangkan dengan pendekatan memaksa;
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi d. Pelanggaran terhadap aturan-aturan
untuk kesejahteraan rakyat dan hukum tersebut sanksinya adalah
pembangunan yang berorientasi pada tegas.6
pengembangan wilayah, bertumpu kepada Pengertian Pengusaha Pariwisata
masyarakat, dan bersifat memberdayakan menurut Pasal 1 angka (8) UU No. 10 Tahun
masyarakat yang mencakupi berbagai 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata
aspek, seperti sumber daya manusia, adalah orang atau sekelompok orang yang
pemasaran, destinasi, ilmu pengetahuan melakukan kegiatan usaha pariwisata.7
dan teknologi, keterkaitan lintas sektor, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
kerja sama antarnegara, pemberdayaan tentang Perlindungan Konsumen,
usaha kecil, serta tanggung jawab dalam memberikan pengertian, Pelaku usaha
pemanfaatan sumber kekayaan alam dan adalah setiap orang perseorangan atau
budaya.5 badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang
B. RUMUSAN MASALAH didirikan dan berkedudukan atau
1. Bagaimanakah hak dan kewajiban melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
pengusaha pariwisata melakukan usaha negara Republik Indonesia, baik sendiri
di bidang kepariwisataan ? maupun bersama-sama melalui perjanjian
2. Bagaimanakah larangan dan sanksi bagi menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
pengusaha pariwisata yang tidak berbagai bidang ekonomi (Pasal 1 angka
melaksanakan kewajibannya ? 3).8 Penjelasan Pasal 1 angka (3)
u vÇ µšl vW ^W o lµ µ• Z Ç vP
C. PEMBAHASAN termasuk dalam pengertian ini adalah
1. Hak dan Kewajiban Pengusaha perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi,
Pariwisata: importir, pedagang, distributor dan lain-
- Hak dan Kewajiban Pengusaha o ]v_X
Pariwisata
Dari berbagai pendapat hukum,
khususnya dari para sarjana hukum yang 6
juga mengakui betapa sulitnya membuat Said Sampara, dkk, Buku Ajar Pengantar Ilmu
Hukum, cetakan II, Total Media, Yogyakarta, 2011
suatu definisi hukum, namun sekedar hal. 39.
sebagai pedoman atau pegangan bagi 7
Pasal 1 angka (8) UU No. 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan
4 8
Ibid Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
5
Ibid Perlindungan Konsumen.
157
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
tanpa suatu kepentingan yang wajar, melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
dipandang sebagai penggunaan hukum mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
yang melamaui batas atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
menyalahgunakan hukum atau hak.12 perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
UU No. 10 Tahun 2009 tentang pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
Kepariwisataan. Larangan. Pasal 27 hukum.14 Pelestarian fungsi lingkungan
menyatakan: hidup adalah rangkaian upaya untuk
(1)Setiap orang dilarang merusak sebagian memelihara kelangsungan daya dukung dan
atau seluruh fisik daya tarik wisata. daya tampung lingkungan hidup. 15
(2)Merusak fisik daya tarik wisata Pencemaran lingkungan hidup adalah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
adalah melakukan perbuatan zat, energi, dan/atau komponen lain ke
mengubah warna, mengubah bentuk, dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
menghilangkan spesies tertentu, manusia sehingga melampaui baku mutu
mencemarkan lingkungan, lingkungan hidup yang telah ditetapkan.16
memindahkan, mengambil, Perusakan lingkungan hidup adalah
menghancurkan, atau memusnahkan tindakan orang yang menimbulkan
daya tarik wisata sehingga berakibat perubahan langsung atau tidak langsung
berkurang atau hilangnya keunikan, terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati
keindahan, dan nilai autentik suatu lingkungan hidup sehingga melampaui
daya tarik wisata yang telah ditetapkan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.17
oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Kerusakan lingkungan hidup adalah
Daerah. perubahan langsung dan/atau tidak
Penjelasan Pasal 27 ayat (2): Yang langsung terhadap sifat fisik, kimia,
dimaksud devP v ^•‰ •] • š Œš všµ_ o Z dan/atau hayati lingkungan hidup yang
kelompok flora dan fauna yang dilindungi. melampaui kriteria baku kerusakan
z vP ]u l•µ vP v ^l µv]l v_ o Z lingkungan hidup.18
suatu keadaan atau hal yang memiliki St. Munadjat, Danusaputro, Hukum
kekhususan/keistimewaan yang menjadi Lingkungan Dalam Pencemaran Lingkungan
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan, Melandasi Sistem Hukum Pencemaran,
seperti relief candi, patung, dan rumah Buku V: Sektoral, Bina Cipta, Bandung,
šX z vP ]u l•µ vP v ^v]o ] 1986, hlm. 77), merumuskan pencemaran
µš vš]l_ o Z v]o ] l •o] v Ç vP u vi ] o]vPlµvP v • P ] Œ]lµšW ^‰ v u Œ v
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan, adalah suatu keadaan, dalam mana suatu
seperti benda cagar budaya. zat dan atau energi diintorduksikan ke
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dalam suatu lingkungan oleh kegiatan
dengan semua benda, daya, keadaan, dan manusia atau oleh proses alam sendiri
makhluk hidup, termasuk manusia dan dalam konsentrasi sedemikian rupa, hingga
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu menyebabkan terjadinya perubahan dalam
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan keadaan termaksud yang mengakibatkan
kesejahteraan manusia serta makhluk lingkungan itu, tidak berfungsi semula
hidup lain. 13
Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk 14
Pasal 1 angka (2)
15
Pasal 1 angka (6)
12 16
Said Sampara, dkk, op.cit, hal. 143-144. Pasal 1 angka (14)
13 17
Pasal 1 angka (1) UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pasal 1 angka (16)
18
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal 1 angka (6)
159
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
denda apabila dengan sengaja atau lalai Penegak Hukum Dalam Penanganan
dan melawan hukum, merusak fisik, Tindak Pidana Korupsi, J.G. Publishing.
atau mengurangi nilai daya tarik wisata. Jakarta, 2012.
B. SARAN Hamzah Andi, Terminologi Hukum Pidana,
1. Pelaksanaan hak dan kewajiban (Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet. 1. Sinar
pengusaha pariwisata memerlukan Grafika, Jakarta, 2008.
kontrol dan pengawasan yang efektif HR Ridwan, Hukum Administrasi Negara,
dari pemerintah dan pemerintah Ed. Revisi. Cetakan ke-6. PT.
daerah, lembaga non pemerintah dan RadjaGrafindo Persada. Jakarta, 2011.
masyarakat guna melakukan Kansil, C.S.T., , Christine S.T. Kansil, Engelien
pemantauan, evaluasi dan pelaporan R. Palandeng dan Godlieb N. Mamahit,
dan tindakan adminstratif dan Kamus Istilah Aneka Hukum, Edisi
pemberlakuan saksi pidana guna Pertama, Cetakan Kedua, Jala Permata
mencegah pelaksaan kegiatan usaha Aksara, Jakarta, 2010.
pariwisata dilakukan dengan cara Masriani Tiena Yulies, Pengantar Hukum
melawan hukum atau tidak sesuai Indonesia, Cetakan Kelima, Sinar Grafika,
dengan peraturan perundang-undangan Jakarta, 2009
yang berlaku. Muhamad Erwin, Hukum Lingkungan
2. Larangan dan sanksi bagi pengusaha Dalam Sistem Kebijaksanaan
pariwisata perlu diterapkan secara Pembangunan Lingkungan Hidup,
efektif melalui mekanime pencegahan Cetakan Kedua. PT. Refika Aditama, April
dan penghukuman. Larangan perlu 2009.
disosialisasikan melalui wadah asosiasi Ningrum, Lestari, Usaha Perjalanan Wisata
pengusaha pariwisata. Apabila telah (Dalam Perspektif Hukum Bisnis).
disosialisasikan dan tidak dilaksanakan Cetakan Ke- l. PT. Citra Aditya. Bandung.
atau diabaikan tindakan represif sesuai 2004
mekanisme sanksi adminisrtrasi harus Putra Wyasa Bagus Ida, dkk, Hukum Bisnis
dilaksanakan oleh pemerintah. Bagi Pariwisata, Cetakan Pertama. PT. Refika
penegak hukum untuk meningkatkan Aditama, Bandung, 2003.
kerjasama dengan instansi pemerintah Ridwan Juniarso H., Hukum Administrasi
lainnya guna menangani laporan dari Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik,
masyarakat mengenai kegiatan Cetakan 1. Nuansa, Ujungberung
pengusaha yang patut diduga Bandung. 2010.
memenuhi unsur-unsur tindak pidana Sampara Said, dkk, Buku Ajar Pengantar
dalam kegiatan usaha pariwisata agar Ilmu Hukum, cetakan II, Total Media,
dapat diproses secara hukum untuk Yogyakarta, 2011.
menerapkan mekanisme penghukuman Soemarwoto Otto, Analisis Mengenai
berdasarkan hukum pidana yang Dampak Lingkungan, Cetakan Kesebelas,
berlaku untuk memberikan efek jera Gadjah Mada University Press,
dan untuk mencegah pengusaha Yogyakarta, Oktober, 2005.
pariwisata lainnya melakukan Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan
perbuatan yang sama. Keenam, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum,
DAFTAR PUSTAKA Cetakan Kelima, PT. Rineka Cipta,
Anonim, Kamus Hukum, PT. Citra Umbara, Jakarta, 2007.
Bandung, 2008.
Girsang Junivers, Abuse of Power
(Penyalahgunaan Kekuasaan Aparat
164