Dari beberapa aspek yang disebutkan diatas ini, ada aspek yang bisa dihubungkan dengan UU
ketenagakerjaan khususnya untuk factor nomor 2 dan 3. Dalam pasal 79 ayat 2 bagian b dan c
menjelaskan mengenai hari kerja dan hari libur. Inti dari ayat tersebut adalah seseorang memiliki
hari libur 2 kali dalam seminggu untuk yang bekerja 7 hari seminggu dan 1 hari libur untuk yang
bekerja 6 hari. Dalam bagian C dijelaskan bahwa cuti tahunan bisa diambil sebanyak 12 kali
(minimal) untuk seorang yang sudah bekerja selama 12 bulan full sesuai jam kerja. Dalam UU ini
memberikan kemudahan bagi buruh untuk bisa bertamasya dengan memanfaatkan hari cuti atau
hari libur. Selain daari hari libur, uu ketenagakerjaan juga mengatur mengenai pemberian upah dan
pesangon bagi buruh (pasal 165 ayat 2). Pemberian upaah sesuai aturan dalam ketenagakerjaan
berkaitan dengan factor pendorong no 3, karena buruh yng di beri upah sesuai uudan jenis
pekrjaanya akan memiliki kemampuan untuk membeli hiburan atau paket paket pariwisata tertentu
yang sesuai dengan mereka.
Pasal 60 (1) Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu dapat mensyaratkan masa percobaan
kerja paling lama 3 (tiga) bulan. (2) Dalam masa percobaan kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), pengusaha dilarang membayar upah di bawah upah minimum yang berlaku.
Pasal 88 (1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. (2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah menetapkan
kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh. (3) Kebijakan pengupahan yang
melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi : a.upah minimum;
Catatan kepariwisataan : 17-02-22
Pariwisata : Dari sansekerta ( ari banyak) (wisata perjalanan) baru dipake 1961 an (dewan tourism
ind diganti jadi dewan pariwisata indo) setelah penggunaan tourism yg dri blnda. Artinya adalah
kkegiatan perjalanan yang dilakukan brx x dari tpt ke tpt lainnya . pengertian pariwisatauu pariwisata
no 10 pasal 1 ayat 1 2009 . ada juga untur atau aspek yg bisa disebut sbg parisiwasata. Keg perjln.
Ada pelakunya (wstwn). Pengunjungan tpt tertentu yg merupakan daerah wisata. Ada lb tujuan
rekreasi pengembangan prbdi, keuinikan dy trk wist ( alam budaya aatau buatan manusia0. Jangka
waktu harus SEMENTARA. Bukan untuk cari nafkah di tpt wisata tsb.
Kkonsep deffinisi ppariwisata kegiatan wisata dan didukung fasilitas layanan olh pemerintah masy
pemda ongsha ( pasal 1 angka 3)
UNSURNYA ada kegiatan wiasata, ada fasilitas pelayanan. Ada peran serta stakeholder
Konsep dan definisi lebih luas : kprwstn kegiatan terkait prwst sifatnya multidimensi dan multdisipln
munul sbg kebutuhan org n negara serta ada interaksi wisatawan msy stpt wstwn lain pengusaha
Multidimensi : ada dimensi eko, sosial, budaya, politik, ekologis atau alm lingkunan. Yang lebih sering
dpt sorotan adalah ekonomi, krn lebih penting n menguntumngkn erutama pengusaha dan pemda.
Berdimensi nasioanl dan internasioanal. Nasional domestic . kalo internsional berkaitan dengan
wistwn mancanegar.
Multi disiplin :krn ada byk dimensi, hrs jg dikaji dri banyak disiplin ilmu lainnya,ga Cuma salah 1 dari
disiplin ilmu ( yg ada di dimensi )
Siri wisatawan : ga cari nafkah yg dikunjuni dan justru beli jasa atau jdi konsumen di tpt wist tsb –
Oka A. Yoeti.
Un convention ttg fsdilitas bea unttuk tour : wistwn adlh org yg mengunjungi negara scr sah dan
untuk berimigrasi min 24 dan max 6 bulan dlm 1 tahun yg sama. Org transit kurang dari 24 jam itu
bukan disebut wisatawan. Kalo menurut konv pbb.
Oka a yoeti ( klasif wisaatawan ) : foreign tourist ( org asing yg masuk ke negara lain utk wisata dan
bukan tpt ia biasanya tinggal.)
Domestic foreign tourist ; org asing yg berdiam di suatu negara dan jalan jalan di NEGARA asing yg
dia tinggalin itu . missal john dapat dinas di indonsia . trus dia alan jalan ke bali.
Indigenous foreign tourist : warga negara A yg kerja tau ada jabatan di negra B dan balik ke negara
asalnya ( ngra A) dan keliling2 di negara nya asal itu.
Transit tourist org yg mampir atau singgah di airport atauu pelabuhan karena emang rutenya lewat
situ, kaga bisa milih, aka terpaksa sih hehehe
BISNIZ TURS : org lakukan perkjalanan. TAPI BUKAN UNTUK WISATA POINT UTAMANYA. Untuk bisnis
harusnya. Tapi kebanyakannya abis kelar urusan bisnis, abistu berwisata di spare time nya.
Daerah tj parwst / destinasi past psl 1 ayat 5 : kwsn geogrf dlm 1/ lebih wilyh admnistratif yg ada
Kawasan wisatanya.
Catatan kepariwisataan : 24 -02-22
Kepariwisataan sebgai displin ilmiah di Indonesia : tidak ada landasan akademis, artinya berkembang
begitu saja karena dipandang bukan sebagai disiplin ilmu, dibangun tanpa ilmu, akibatnya kebijakan
dibidang pariwisata.
Dalam World economic forum dalam travel n tourism competitiveness report 2008, sdm pariwisata
indo ada di rank 33/ 130 negara tapi daya saingpariwisatanya rendah (di 80)
Kepariwisataan sbg disiplin ilmiah bisa terwujud kalau di Indonesia ga hanya sdm yg terampil di
bidang praktik n bisnis, tapi juga di bid pariwisatanya yang punya kualifikasi akademis.
1. PERAN PENTING PERIWISATA MELIPUTI SOSIAL EKO BD LINGKNGN AKAN MAKIN BESAR N
JAD INDUSTRI BESAR DUNIA
2. PERSPF FILSAFAT PAR MEMILIKI BASS KUAT SBG ILMU MANDIRI KRN SYRT SUDAH DIPENUHI
3. SEJRH MENUNJUKKAN KELAHIRAN SUATU CABANGILMU YG BARU SELALU DIWARNAI PRO
KONTRA
4. PENGEMBANGANN PARIWISATA GA CUKUP HANYA DENG ILMU VOKASIONAL, TAPI BUUH
PENDIDIKAN AKADEMIS DAN PROFESI.
Hukum
: himpunan kaidah atau norma yang berisikan petunjuk hidup yang berupa perintah dan larangan
yang memaksa (disertai sanksi)
Kepariwisataan
: keseluruhan kaidah kaidah atau norma norma yang mengatur tentang kepariwisataan.
-Internasional
B. Aspek Kajiannya:
•UUD 1945
•UU 7/1994
•UU 10/2009
•PP 50/2011
•PP 67/1996
DLL
Unsur Kepariwisataan
- wisatawan
(pengaturannya:) Hukum Bisnis Kepariwisataan (ruang lingkup hukum privat), Hukum Perizinan
Kepariwisataan (ruang lingkup hukum publik)
-bagi masuk dan keluarnya warga negara asing ke dan/atau dari wilayah Indonesia.
*Hukum Bisnis Kepariwisataan belum merupakan sistem hukum tersendiri, tetapi pengelolaannya
tersebar dalam berbagai bidang hukum seperti hukum perdata, hukum dagang, hukum
internasional, hukum perusahaan, hukum kontrak, dan sebagainya.
bisnis pariwisata memerlukan sistem hukum sui generis(sistem khusus yang sesuai dengan
karakteristik objeknya)
*Hukum Perizinan Kepariwisataan sebagai bagian dari hukum perizinan yang merupakan pokok
bahasan hukum administrasi. contoh: perizinan keluar masuknya turis asing ke Indonesia. akan
berkaitan dengan sistem keamanan nasional.
-mengrahkan atau mengendalikan aktivitas tertentu, misal: izin lingkungan, (IMB) atau izin
mendirikan bangunan
-pengarahan dan menyeleksi orang orang dan aktivitas (misal: sim dan visa)
Hukum Perizinan Kepariwisataan menyangkut persyaratan yang menjadi dasar bagi pemerintah
untuk mengabulkan/membolehkan usaha/bisnis Kepariwisataan.