Anda di halaman 1dari 8

B.

Pariwisata

Pariwisata adalah perjalanan wisata yang dilakukan secara berkali-kali


atau berkeliling-keliling, baik secara terencana maupun tidak terencana yang
dapat menghasilkan pengalaman total bagi pelakunya. Dari pengertian tersebut
terlihat bahwa kegiatan wisata merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena
kegiatan pariwisata merupakan jamak dari kegiatan wisata itu sendiri. Berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai Fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah
sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai
wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
pengusaha.

C. Kepariwisataan

Kepariwisataan (tourism) merupakan suatu konsep yang kompleks dan


membutuhkan keterlibatan antar sektor atau lingkungan usaha yang lain (seperti:
agro, pertambangan, manufaktur, konstruksi, perdagangan, keuangan, jasa umum,
dll.) serta keterlibatan antar dimensi (seperti: spasial, bisnis, akademis, sosial
budaya, ekonomi dll.). Bermacam keterlibatan tersebut dapat dilihat dari sudut
pandang sistem, yang biasa disebut dengan sistem kepariwisataan' (tourism
system). Sistem kepariwisataan merupakan suatu sistem yang bersifat terbuka
(open system) karena sifat atau karakteristiknya yang multi sektor dan multi
dimensi.

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang terkait dengan kegiatan


pariwisata beserta dampaknya yang terjadi karena adanya kontak/interaksi antara
pelaku perjalanan wisata dengan daya tarik wisata, sarana penunjang wisata, dan
infrastruktur/prasarana yang disediakan oleh masyarakat, swasta, dan pemerintah,
dimulai dari tempat tinggal, pada saat di perjalanan, di tempat tujuan, sampai
kembali lagi ke tempat tinggalnya. Pada intinya kepariwisataan adaah suatu gejala
yang terjadi karena diakibatkan oleh pergerakan manusia dari tempat tinggalnya
untuk melakukan suatu kegiatan wisata baik liburan atau bisnis sampai ia kembali
ke tempat tinggalnya semula. Gejala tersebut membentuk suatu sistem yang
kompleks yang didalamnya terdapat komponen-komponen serta elemen-elemen
yang saling terkait seperti tempat tinggal, tempat tujuan, perjalanan,
sarana/prasarana, dll., dan sistem tersebut biasanya disebut dengan sistem
kepariwisataan (tourism system).

a. Asas Kepariwisataan

Sesuai Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009 pasal 2,


penyelenggaraan kepariwisataan tetap memperhatikan dengan sungguh-sungguh
asas pembangunan násional dengan mengutamakan asas manfaat, kekeluargaan,
adil dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif,
berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan kesatuan.

1) Asas Manfaat adalah bahwa pelaksanaan penyelenggaraan kepariwisataan


harus dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat dan
kemakmuran rakyat.

2) Asas kekeluargaan adalah bahwa penyelenggaraan usaha kepariwisataan


dilaksanakan untuk mencapai cita-cita dan aspirasi-aspirasi bangsa yang
dalam kegiatannya dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat dan
jiwa oleh semangat kekeluargaan.

3) Asas adil dan merata adalah bahwa hasil-hasil penyelenggaraan


kepariwisataan harus dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat.

4) Asas keseimbangan adalah bahwa penyelenggaraan kepariwisataan tidak


hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga memberikan manfaat
perikehidupan sosial budaya serta hubungan antar manusia dalam
kehidupan berkebangsaan ataupun dalam kehidupan bangsa bagian dari
masyarakat dunia.

5) Asas kemandirian adalah bahwa segala penyelenggaraan kepariwisataan


harus mampu membangkitkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri.

6) Asas kelestarian dan keberlanjutan adalah penyelenggaraan


kepariwisataan bahwa setiap orang memikul kewajiban dan
tanggungjawab terhadap generasi mendatang dan sesamanya dalam satu
generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan
memperbaiki kualitas lingkungan.

7) Asas keserasian dan keseimbangan adalah bahwa penyelenggaraan


kepariwisataan harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan
ekonomi, sosial budaya dan perlindungan terhadap ekosistem.

8) Asas partisipatif adalah bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk


berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dalam pelaksanaan
kepariwisataan baik secara langsung maupun tidak langsung.

9) Asas demokratis bahwa penyelenggaraan kepariwisataan merupakan


aspirasi dari rakyat dan untuk rakyat.

10) Asas kesatuan bahwa penyelenggaraan didorong untuk memupuk rasa


persatuan dan kesatuan.

b. Fungsi dan Tujuan Kepariwisataan

Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan


intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan
pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Kepariwisataan bertujuan untuk:


a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi

b) meningkatkan kesejahteraan rakyat.

c) menghapus kemiskinan.

d) mengatasi pengangguran.

e) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya

f) memajukan kebudayaan

g) mengangkat citra bangsa.

h) memupuk rasa cinta tanah air.

i) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa

j) mempererat persahabatan antarbangsa.

Untuk mencapai keberhasilan tujuan penyelenggaraan kepariwisataan


dimaksud, diperlukan langkah- langkah yang serasi antar semua pihak yang
terkait, baik pemerintah maupun masyarakat, sehingga terwujud keterpaduan
lintas sektoral.Dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan. penyelenggaraan
kepariwisataan,dilakukan pembangunan objek dan daya tarik wisata, baik dalam
bentuk mengusahakan objek dan daya tarik wisata yang sudah ada maupun
membuat objek-objek baru sebagai objek dan daya tarik wisata.

Pengaturan hukum kepariwisataan dalam penyelenggaraan


kepariwisataan ini memegang peranan penting demi terwujudnya pemerataan
pendapatan dan pemerataan kesempatan berusaha. Dalam kaitannya dengan peran
serta masyarakat tersebut, perlu diberikan arahan agar pelaksanaan berbagai usaha
pariwisata yang dilakukan dapat saling mengisi, saling berkaitan, dan saling
menunjang satu dengan yang lainnya.
Untuk mencapai maksud tersebut, Pemerintah melakukan pembinaan
terhadap kegiatan kepariwisataan, yaitu dalam bentuk pengaturan, pemberian
bimbingan, dan pengawasan.

Kegiatan-kegiatan kepariwisataan yang menyangkut aspek pembangunan,


pengusahaan, dan kebijakan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah serta
perkembangan yang begitu pesat di bidang kepariwisataan perlu diikuti dengan
pengaturan yang sesuai dengan aspirasi bangsa Indonesia. Begitu juga
pengelolaan kawasan pariwisata yang banyak dibangun di berbagai wilayah perlu
mendapat pengamanan agar tidak terjadi ketimpangan terhadap masyarakat di
sekitarnya, tetapi dapat mewujudkan adanya keserasian dan keseimbangan.undang
– undang kepariwisataan yang bersifat nasional dan menyeluruh sangat diperlukan
sebagai dasar hukum rangka pembinaan dan enyelenggaraan
kepariwisataan,khusushya yang menyangkut objek dan daya tarik wisata, usaha
pariwisata, peran serta masyarakat,serta pembinaannya. Undang-undang ini
memberikan ketentuan yang bersifat pokok dalam penyelenggaraan
kepariwisataan, sedangkan pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

c. Prinsip Kepariwisataan

1. menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai


pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara
manusia dan Tuhan Yang Maha Esa,hubungan antara manusia dan sesama
manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan.

2. menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan


lokal.

3. memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan


proporsionalitas.
4. memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup

5. memberdayakan masyarakat setempat.

6. menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah, antara pusat dan


daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi
daerah,serta keterpaduan antar pemangku kepentingan.

7. mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional


dalam bidang pariwisata.

8. memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

D. Proses Kepemimpinan Dalam Bidang Pariwisata

Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana pemimpin dan


pengikutnya berinteraksi dengan baik untuk mencapai tujuan bersama.
Seorang pemimpin yang baik dan berkompeten di bidangnya sangat
dibutuhkan dalam sebuah kelompok atau organisasi, baik itu dalam skala
kecil maupun besar. Dalam dunia pariwisata sangatlah penting memiliki
seorang pemimpin yang tahu dan mengerti tentang pariwisata dan segala
aspek yang terkait. Pariwisata merupakan sektor yang sangat berkembang
pada saat sekarang ini, dimana banyak orang yang memanfaatkan waktu
luangnya untuk berwisata. Negara memperoleh banyak pendapatan dari
sektor pariwisata. Untuk itu, demi kemajuan dunia pariwisata
diperlukanlah seorang pemimpin yang tepat untuk membimbing dan
memberi arahan ke arah yang lebih baik.

Proses kepemimpinan yang tepat sangat menentukan kesuksesan


dari sebuah industri pariwisata. Dalam pelaksanaan proyek pariwisata
harus ada sebuah perencanaan. Perencanaan yang baik sangat penting
sekali, dimana pariwisata merupakan sektor yang memerlukan banyak
biaya dalam setiap pengadaan objek wisata dan kegiatan yang akan
menarik banyak pengunjung. Dengan banyaknya pengunjung yang datang
boleh dikatakan bahwa sebuah perencanaan berjalan dengan baik.

Seorang pemimpin hendaknya mampu membuat perencanaan yang


baik dan memusyawarahkannya dengan anggotanya.

Proses kepemimpinan yang baik hendaknya dimulai dengan


mencari atau menyeleksi seseorang yang tepat untuk dijadikan pemimpin,
karena seorang pimpinan harus dapat memimpin dan mensejahterakan
anggotanya dengan baik, serta mampu memberikan ide-ide brilian untuk
kemajuan proyek yang dipimpinnya. Namun pada saat sekarang ini banyak
orang yang menganggap remeh mengenai figur seorang pemimpin.
Bahkan sekarang muncul istilah pemimpin simbolik dimana seseorang
yang menjadi pemimpin hanya sebagai simbol saja daripada tidak
memiliki pemimpin sama sekali. Dalam industri pariwisata hal semacam
ini hendaknya dihindari. Jika ingin memajukan industri pariwisata
hendaklah ditunjuk seorang pemimpin yang dapat membuat kebijakan dan
memberi arahan yang lebih baik.

Secara umum proses kepemimpinan berawal dari sekelompok


orang yang berkumpul dimana salah seorang diantaranya mengajak yang
lain untu membuat sebuah perencanaan. Kemudian untuk mensukseskan
rencana tersebut mereka mulai mencari bantuan dengan mengadakan
kunjungan ke berbagai tempat yang dianggap dapat mendukung
perencanaan mereka. Setelah memperoleh banyak bantuan terbentuklah
sebuah organisasi yang memerlukan seorang pemimpin yang dapat
mengarahkan anggotanya demi untuk mencapai tujuan bersama sesuai
dengan perencanaan awal. Dalam hal ini penggagas awal bisa saja
menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada orang yang dianggap mampu.
Demikianlah proses kepemimpinan itu terjadi, dan untuk memilih orang
yang tepat sebagai pemimpin diperlukan penyeleksian yang jujur dan
terbuka. Dunia pariwisata sebagai sektor yang sangat berkembang saat ini
hendaknya memiliki seorang pemimpin yang tepat agar sektor tersebut
memberikan banyak pendapatan yang dapat mensejahterakan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai