Oleh :
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami dan mengetahui tentang analisis lingkungan eksternal.
2. Untuk memahami dan mengetahui tentang faktor-faktor lingkungan eksternal.
3. Untuk memahami dan mengetahui tentang mengidentifikasi peluang dan ancaman.
4. Untuk memahami dan mengetahui langkah-langkah dalam mengembangkan table
EFAS.
BAB II
PEMBAHASA
N
Salah satu tujuan penting dari studi lingkungan ekstemal adalah untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman. Sebuah peluang adalah kondisi dalam lingkungan
ekstemal yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis. Sebuah ancaman
adalah kondisi dalam lingkungan ekstemal yang dapat menghambat usaha perusahaan
mencapai daya saing strategis.
Penilaian (assessing) adalah untuk menentukan waktu dan signifikansi efek-efek dari
perubahan-perubahan dan trend-trend lingkungan terhadap manajemen strategis suatu
perusahaan. Melalui scanning, monitoring dan forecasting, seorang analis dapat memahami
lingkungan ekstemal. Selangkah lebih maju, tujuan assessing adalah untuk menspesifikasi
implikasi pemahaman tersebut pada organisasi. Tanpa assessing, perusahaan dibiarkan
dengan data-data menarik, tetapi tidak diketahui relevansi kompetitifnya.
a. Lingkungan Umum
Lingkungan umum sering juga disebut lingkungan jauh dari faktor-faktor yang
bersumber dari luar, dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu
perusahaan tertentu: (1) ekonomi, (2) sosial, (3) politik, (4) teknologi. Lingkungan ini
memberi peluang dan ancaman bagi perusahaan, tetapi satu perusahaan jarang sekali
mempunyai pengaruh berarti terhadap lingkungan ini.
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat
suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh
kesejahteraan relatif bcrbagai segmen pasar, dalam perencanaan strategiknya
sctiap perusahaan harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di
segmen-segmen yang mempengaruhi industrinya. Baik di tingkat nasional
maupun intemasional, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan
kredit secara umum, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta
kecenderungan belanja masyarakat, tingkat inflasi, deficit atau surplus
perdagangan, tingkat tabungan masyarakat dan bisnis dll.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah
kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan
ekstern perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi,
demografi, agama, pendidikan, dan etnik. Jika sikap sosial berubah, berubah
pulalah permintaan akan berbagai jenis pakaian, buku, kegiatan waktu
senggang, dan sebagainya. Seperti kekuatan-kekuatan lain di lingkungan
ekstemal jauh, kekuatan sosial bersifat dinamik, dan selalu berubah sebagai
akibat upaya orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka
melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan.
Salah satu perubahan sosial paling menonjol di tahun-tahun terakhir ini adalah
masuknya sejumlah besar kaum wanita ke dalam pasar tenaga kerja. Ini tidak
hanya mempengaruhi kebijakan perekrutan dan kompensasi serta kapabilitas
sumber daya dari para penyedia lapangan kerja, melainkan juga telah
menciptakan a tau sangat mem perbesar permintaan akan beragam produk dan
jasa yang dibutuhkan karena ketiadaan kaum wanita di rumah. Perusahaan
yang mengantisipasi atau bereaksi secara cepat terhadap perubahan sosial ini
menawarkan produk dan jasa seperti makanan yang praktis, oven microwave,
serta pusat penitipan anak. Perubahan sosial lain yang juga menonjol adalah
meningkatkan perhatian konsumen dan karyawan terhadap masalah kualitas
hidup. Bukti dari perubahan ini tampak pada negosiasi kontrak yang dibuat
akhir-akhir ini. Selain tuntutan tradisional berupa kenaikan gaji, karyawan
juga menuntut fasilitas-fasilitas lain seperti cuti, jam kerja fleksibel, uang cuti,
serta kesempatan untuk mengikuti pelatihan lanjut. Perubahan sosial ketiga
yang penting adalah pergeseran distribusi usia populasi. Kecendemngan ini
akan memaksa mereka melakukan perubahan strategi pemasaran jangka
panjang. Produsen produk-produk perawatan rambut dan kulit sudah mulai
menyesuaikan riset dan pengembangan mereka dengan kemungkinan
perubahan pada permintaan ini.
3. Faktor Politik/Hukum
Arah dan stabilitas faktor-faktor politik/hokum merupakan
pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi
perusahaan. Faktor-faktor politik/hokum menentukan parameter legal dan
regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Kendala politik/hukum
dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil,
undang- undang antitrust, program perpajakan, ketentuan upah minimum,
kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, batasan administratif, dan
banyak lagi tindakan yang dimaksudkan untuk melindungi pekerja, konsumen,
masyarakat umum, dan lingkungan. Karena undang-undang dan peraturan
demikian biasanya bersifat membatasi, mereka cenderung mengurangi tensi
laba perusahaan. Tetapi beberapa tindakan atau hukum dirancang untuk
melindungi dan memberi manfaat bagi perusahaan. Tindakan demikian
meliputi undang- undang paten, subsidi pemerintah, dan hibah dana riset
produk. Jadi, faktor politik atau hukum dapat membatasi atau pun bermanfaat
bagi perusahaan yang terkena.
4. Faktor Teknologi
Faktor keempat dalam lingkungan jauh adalah perubahan teknologi.
Untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi, perusahaan harus
mewasapadai perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya.
Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya
produk baru, penyempumaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan
dalam teknik produksi dan pemasaran.
Terobosan teknologi dapat mempunyai dampak segera dan dramatik
lingkungan perusahaan. Terobosan ini dapat membuka pasar dan produk baru
yang canggih atau dapat juga mempersingkat usia fasilitas produksi. Jadi,
semua perusahaan, dan utamanya mereka yang berada dalam industri yang
belum stabil harus berusaha keras untuk memahami baik kemajuan teknologi
yang ada mau pun teknologi masa depan yang mungkin mempengaruhi produk
dan jasa mereka.
Kunci peramalan kemajuan teknologi yang bermanfaat terletak pada
pendugaan yang akurat mengenai kemampuan teknologi masa depan dan
dampaknya yang mungkin. Analisis menyeluruh mengenai dampak perubahan
teknologi meliputi telah dampak yang diharapkan dari teknologi baru terhadap
lingkungan jauh, terhadap situasi persaingan bisnis, dan terhadap antar muka
bisnis masyarakat. Di tahun-tahun terakhir, peramalan di bidang terakhir ini
telah mendapatkan perhatian khusus. Sebagai contoh, sebagai akibat dari
meningkatnya perhatian kepada lingkungan, perusahaan harus secara cermat
menyelidiki dampak yang mungkin dari kemajuan teknologi terhadap faktor-
faktor yang menentukan kualitas kehidupan, seperti ekologi dan keselamatan
masyarakat.
b. Lingkungan Industri
Sifat dan derajat persaingan dalam suatu industry bergantung pada lima
kekuatan : ancaman pendatang baru, daya tawar menawar pembeli (pelanggan), daya
tawar menawar pemasok, ancaman produk atau jasa substitusi (jika ada), dan
pertarungan di antara para anggota industri (peserta persaingan). Untuk menyusun
rancangan strategi menghadapi kekuatan-kekuatan ini dan tumbuh, suatu perusahaan
harus memahami bagaimana cara kerja kekuatan- kekuatan tersebut dalam industri
dan bagaimana pengaruhnya terhadap perusahaan dalam suatu situasi tertentu.
c. Lingkungan Operasi
Selain lingkungan industry dan lingkungan operasi factor-faktor lingkungan
eksternal lainnya yaitu lingkungan operasi. Dimana lingkungan operasi terdiri dari
pesaing, kreditur, pelanggan, tenaga kerja dan pemasok.
a. Kekuatan Persaingan
3) Produk Substitusi
Dengan menetapkan batas harga tertinggi (ceilling price),
produk atau jasa substitusi membatasi potensi suatu industri. Jika
industri tidak mampu meningkatkan kualitas produk atau
mendiferensiasikannya, laba dan pertumbuhan industri dapat terancam.
Jelas, makin atraktif saling tukar harga-kinerja yang dijanjikan produk
substitusi, makin berat tekanan yang dialami potensi laba industri.
Komersialisasi besar-besaran sirup jagung berkadar fruktosa tinggi,
substitusi bagi gula, telah merepotkan para produsen gula saat
ini.
Produk substitusi tidak hanya membatasi laba dalam masa-
masa normal melainkan juga mengurangi "tambang emas" yang dapat
diraih industri dalam masa keemasan.
Produk pengganti yang secara strategik layak diperhatikan
adalah produk yang (a) kualitasnya mampu menandingi kualitas
produk industri atau (b) dihasilkan oleh industri yang menikmati laba
tinggi. Produk pengganti seringkali masuk dengan cepat ke dalam
industri jika teriadi persaingan yang ketat dalam industry mereka
sendiri yang mengakibatkan turunnya harga atau naiknya kinerja.
a. Peluang (Opportunities)
b. Ancaman
1. Skala Ekonomis.
2. Diferensasi Produk.
3. Kebutuhan Modal.
6. Kebijakan Pemerintah.
EFAS adalah External Factors Analysis Summary, yaitu kesimpulan analisis dari
berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan. Menganalisis
lingkungan eksternal (EFAS) untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan
ancaman. Masalah strategis yang akan dimonitor harus ditentukan karena masalah ini
mungkin dapat mempengaruhi pariwisata dimasa yang akan datang.
Setelah selesai melakukan analisis dan diagnosis terhadap lingkungan eksternal, maka
analisis dirangkum dalam Tabel Exsternal Factor Analysis Summary (EFAS).
1.0 3,10
Keterangan :
Total bobot dari semua factor eksternal perusahaan = 1 yang berarti besarnya
pengaruh dari lingkungan eksternal terhadap pencapaian kinerja perusahaan adalah
sebesar 1 atau 100%
Rating adalah persepsi yang diberikan terhadap kondisi perubahan dari factor
eksternal, dimana nilai 1 dan 2 mencerminkan kondisi yang kurang baik atau
memberikan ancaman dari factor eksternal, dan nilai 3 dan 4 mencerminkan kondisi
yang baik dari lingkungan eksternal atau memberikan peluang untuk mencapai
kinerja. Yang menjadi cut off untuk kondisi factor eksternal adalah nilai (1 + 4) : 2 =
2,5.
Berdasarkan perhitungan nilai EFAS di atas dapat mencerminkan bahwa perusahaan
tersebut mendapat peluang dari perubahan lingkungan eksternal secara umum karena
nilai EFAS (3,10) > 2,5.
PT GARUDA INDONESIA (Persero)
Pada awal tahun 1970-an Garuda kembali memperkuat armada-nya dengan membeli
beberapa jenis narrow-body jet yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta
pesawat jenis turboprop Fokker F27 guna mendukung penerbangan domestik. Kemudian
pada tahun 1973, guna memenuhi penerbangan internasional, seperti tujuan Eropa, Asia dan
Australia, Garuda kembali mengirim pesawat McDonnell Douglas DC-10-30 dan Douglas
DC-8.
Selanjutnya untuk penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat Garuda mengoperasikan
Boeing 747-2U3B baru-nya.
Pada tahun 1990-an terjadi bencana yang menimpa maskapai andalan Indonesia ini.
Bencana pertama terjadi pada tanggal 13 Juni 1996 saat pesawat dari Fukuoka, Jepang
menuju Jakarta. Awalnya saat pesawat hendak lepas landas, kipas turbin depan mesin pecah
dan terpisah dari poros mesin sehingga mengakibatkan pesawat meledak dan terbakar saat
kru mencoba menghentikan pesawat. Peristiwa ini menewaskan 3 dari 275 penumpang.
Peristiwa lainnya terjadi pada tanggal 26 September 1997 saat pesawat Airbus A300-B4 yang
jatuh di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Dalam peristiwa seluruh penumpang yang berjumlah 222 orang dan 12 awak tewas seketika.
Ini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah penerbangan Indonesia. Karena
dua peristiwa tersebut membuat maskapai kesulitan ekonomi. Hal ini ditambah dengan
dampak Krisis Finansial Asia yang sedang dialami Indonesia membuat Garuda sama sekali
tidak melakukan penerbangan ke Eropa maupun Amerika. Untungnya, pada pertengahan
tahun 2000 Garuda dapat mengatasi masalah keuangan-nya dengan baik.
Pada tahun 2000, Garuda membentuk anak perusahaan yang bernama Citilink yang
menawarkan penerbangan dengan biaya murah ke kota-kota di Indonesia. Dengan adanya
peristiwa-peristiwa nasional yang terjadi, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I
dan Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004 serta
peristiwa jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta berdampak masalah keuangan kembali
terjadi di pihak Garuda. Hal ini diperparah dengan sanksi Uni Eropa yang melarang semua
pesawat maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa.
Setelah kembali menata krisis keuangan yang melanda Garuda. Garuda mulai
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 11 Februari 2011. Selain itu,
Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan
Palembang. Pada tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin kerjasama dengan salah satu
klub sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner Resmi Liverpool FC dan Partner
Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC. Hingga saat ini Garuda Indonesia tetap
menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dalam penerbangan.
1. Visi
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang
berkualitas kepada masyarakat dunia mengunakan keramahan Indonesia.
2. Misi
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang
mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional
dengan memberikan pelayanan yang professional.
Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada
pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara
profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetisi
tinggi
Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus
meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan,
wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan
Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan
serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut
3. Sasaran Perusahaan
1. Menjadi “tuan rumah” di dalam negeri (penerbangan domestic) dan mampu
berkompetensi setara dengan perusahaan internasional lainnya
2. Menjadi “leading carrier” dalam penerbangan dalam negeri dan “flag carrier” dalam
penerbangan internasional
3. Menjadi usaha yang bergerak di bidang “consumer service”
Faktot-Faktor
1. Lingkungan Makro Analisis
Ekonomi Prediksi pertumbuhan perkonomian dapat mencapai diatas
6% dengan laju inflansi terjaga pada tingkat 4,5 atau kurang
lebih 1% sesuai proyek bank Indonesia, maka pendapatan
perkapita rakyat Indonesia akan tetap meningkat. Hal ini
dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan jasa
penerbangan, dan memberikan kondisi yang kondusif bagi
industri penerbangan Indonesia.
Sosial Maskapai penerbangan melakukan program CSR sebagai
bentuk kepedulian sosial dan juga untuk meningkatkan citra
perusahaan. Salah satu bentuknya dengan mensponsori
kegiatan-kegiatan sosial di sekitar lingkungan perusahaan.
Politik Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa
mempengaruhi pengadaan rute ke tempat tersebut
Teknologi Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi
muthakir dan hemat bahan bakar, maka perusahaan akan
dapat melakukan efisiensi di tahun-tahun mendatang.
Contoh pada tahun 2012 Garuda Indonesia mendatangkan 22
pesawat baru, sehingga total pesawat yang dioperasikan
selama tahun 2012 adalah 106 pesawat.
Ekologi Sebagai sebuah industri besar, maskapai penerbangan seperti
Garuda harus tetap memperhatikan lingkungan hidup dalam
melaksanakan segala aktivitas bisnisnya,
Contoh: Tahun 2012, program Earth Hour dilaksanakan pada
31 maret. Dalam kegiatan ini, Garuda Indonesia mampu
mencatatkan penghematan daya listrik di lingkungan
perusahaan dan kediaman karyawannya sebesar 3.177.328
watt. Berkat pelaksanaan program Earth Hour di tahun ke-4,
Garuda Indonesia mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca
ke atmosfer sebesar 2,43 ton CO2
Internasional Di pasar internasional, maskapai penerbangan memiliki
potensi peningkatan yang besar. Potensi di pasar internasional
juga akan semakin kuat apabila perusahaan bergabung
dengan aliansi global.
Contoh, untuk terus meningkatkan daya saing terutama
dengan para pesaing regional di Asia Pasifik, Garuda
Indonesia merealisasikan dua strategi utama yaitu
peningkatan product feature, serta bergabung dengan Global
Alliance Sky Team. Kedua strategi tersebut pada akhirnya di
proyesikan menjadi pemicu tercapainya peningkatan
keuntungan.
2. Lingkungan Industri
Entry Barrier Modal yang kuat diperlukan untuk terjun kedalam industri
penerbangan. Rintangan untuk masuk ke industri
penerbangan sangat besar.
Buyers Pengguna jasa maskapai penerbangan Garuda Indonesia
adalah pelanggan domestik dan internasional
Supplier Pemasuk industri penerbangan adalah perusahaan penyedia
pesawat. Contoh salah satu supplier Garuda adalah Airbus
Industries. Garuda membeli 11 pesawat Airbus A330.
Keseblas pesawat tersebut secara bertahap bergabung dengan
Garuda Inonesia mulai tahun 2013-2017. Saat ini Garuda
Indonesia telah mengoperasikan 14 pesawat A330 series yang
terdiri dari 6 pesawat A330-300 dan 8 pesawat A330-200
Product Subtitue Alat transportasi laut, darat yang harganya lebih terjangkau
dibandingkan pesawat terbang. Contohnya kereta api, bus,
kapal dll
Competitive and
new entrants Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional
cenderung meningkat seiring dengan penambahan kapasitas
operator low cost carrier baik untuk rute domestik maupun
internasional serta penerapan ruang udara terbuka (open sky)
ASEAN secara bertahap. Contoh air asia yang menawarkan
rute strategis dengan harga yang lebih murah dibanding
Garuda.
3. Lingkungan Operasi
Competitor Munculnya perusahaan penerbangan yang menyediakan
harga lebih murah dengan rute yang menguntungkan menjadi
kompetitor. Contohnya, Air Asia yang mempunyai tag line
sebagai perusahaan penerbangan low cost
Creditor Kreditor industri penerbangan meminjamkan dana dalam
jumblah besar dan rata-rata dalam bentuk hutang jangka
panjang. Contohya, beban keuangan Garuda yang meningkat
sebesar 27,4% menjadi USD 25 juta di tahun 2012.
Peningkatan beban keuangn ini terutama berasal dari
peningkatan beban bunga sebesar 16,5% menjadi USD 22
juta tahun 2012 akibat penambahan pinjaman jangka panjang
terkait dengan penambahan armada di tahun 2012
Customer Pengguna jasa maskapai penerbangan terdiri dari pelanggan
dometik dan internasional
Labor Pekerja di industri penerbangan haruslah memiliki tim yang
terdiri dari individu-individu yang handal, professional,
kompeten, berdaya saingtinggi. Contoh, pegawai Garuda
dilandai atas nilai-nilai FLY-HI (efficient & effective loyalty,
customer centriclty, honestly & openness, and intregrity)
disetiap insan Garuda Indonesia. Pekerja di Garuda Indonesia
terdiri dari pilot, co-pilot, pramugari, pramugara, bagian
informasi dll
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tujuan penting dari studi lingkungan ekstemal adalah untuk mengidentifikasi
peluang dan ancaman. Sebuah peluang adalah kondisi dalam lingkungan ekstemal
yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis. Sebuah ancaman
adalah kondisi dalam lingkungan ekstemal yang dapat menghambat usaha
perusahaan mencapai daya saing strategis.
2. Lingkungan ekstemal dikelompokkan menjadi 2 yaitu lingkungan umum (factor
ekonomi, factor social, factor politik/hokum dan factor teknologi) dan
lingkungan industry yang bergantung pada lima kekuatan meliputi: ancaman
pendatang baru, daya tawar menawar pembeli (pelanggan), daya tawar menawar
pemasok, ancaman produk atau jasa substitusi (jika ada), dan pertarungan di
antara para anggota industri (peserta persaingan).
3. Kekuatan persaingan mampu mempengaruhi strategi karena persaingan dalam
satu industri berakar pada situasi ekonomi yang mendasarinya dan kekuatan
persaingan yang ada tidak hanya bempa peserta persaingan atau perusahaan yang
sudah ada dalam industry tersebut. Pelanggan (pembeli), pemasok, calon
pendatang baru dan produksi substitusi (pengganti) semua merupakan " peserta
persaingan" yang dapat penting atau aktif bergantung pada industrinya.
4. Langkah-langkah dalam mengembangkan Tabel EFAS:
a. Tentukan factor-faktor eksternal kunci (key exsternal factors) dari lingkungan
eksternal dan diidentifikasi 5-10 faktor eksternal kunci.
b. Beri bobot 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting pada setiap factor).
c. Berikan peringkat/rating 1 sampai 4 pada setiap factor sukses kunci.
d. Setiap bobot factor eksternal dikalikan rating masing-masing (diperoleh nilai
terbobot)
e. Jumlahkan nilai terbobot semua factor sehingga diperoleh nilai terbobot total
untuk lingkungan eksternal
DAFTAR PUSTAKA