Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ida Bagus Raka Wira Yuda

NIM : 1907521038

No. Absen : 27

Mata Kuliah ; Akuntansi Biaya

Kode Mata Kuliah : EMA217 A1

Dosen Pengampu : Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak

Jawaban :

1. a) 3 Peranan Akuntansi Biaya :

Akuntansi memiliki banyak peranan yang penting. Berikut merupakan peranan akuntasi
biaya:
1. Penantuan cost produk
Untuk memenuhi tujuan penentuan kos produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan,
dan meringkas biaya biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Akuntansi biaya untuk
penentuan kos produk ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan.
2. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan,
akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya
sesuai dengan biaya yang sehrausnya tersebut
3. Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang
Informasi yang relevan dengan pengambilan keptusan khusus selalu berhubungan dengan
informasi yang akan datang.

Akuntansi Biaya (cost accounting). Sesuai dengan namanya, akuntansi biaya bertugas dalam
penentuan dan perencanaan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan
suatu produk. Informasi yang dihasilkan akuntansi biaya juga dimanfaatkan oleh akuntansi
manajemen sebagai bagian dari tugas dalam mengevaluasi kinerja perusahaan dan
merencanakan produksi periode berikutnya. Akutansi biaya ini akan menentukan berapa
kisaran harga bahan baku dan harga pokok penjualan. Akutansi biaya juga dapat kita gunakan
sebagai pengontrolan setiap sumber daya yang ada pada setiap perusahaan. Hal ini juga
memudah kan manajemen untuk melakukan control pada sumber daya nya sehingga dapat
memaksimalkan keuntungan perusahaan.

b) Perbedaan Akuntansi Keuangan dengan Akuntansi Manajamen :

Akuntansi keuangan merupakan akuntansi yang berfokus pada pembuatan laporan


keuangan yang ditujukan kepada pihak eksternal pengguna laporan keuangan seperti
pemegang saham, pemberi pinjaman, otoritas pajak. Akuntansi keuangan lebih bersifat
agregat dan disusun berdasarkan generally accepted accounting principles atau prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Sedangkan, akuntansi manajemen atau akuntansi manajerial adalah akuntansi yang
berfokus pada penyediaan informasi seputar operasional perusahaan kepada pihak manajemen
dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan. Dibandingkan
dengan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen lebih bersifat detail dan tidak terikat
dengan standar tertentu sebagaimana akuntansi keuangan.. Berikut merupakan perbedaan
antara keduanya :
• Akuntansi manajemen memberikan informasi kepada orang-orang dalam suatu
organisasi sedangkan akuntansi keuangan terutama bagi mereka yang di luar
itu, seperti pemegang saham.
• Akuntansi keuangan diperlukan oleh hukum sedangkan akuntansi manajemen
tidak. Standar khusus dan format mungkin diperlukan untuk akun hukum.
• Akuntansi keuangan meliputi seluruh organisasi sedangkan akuntansi
manajemen mungkin lebih fokus kepada produk tertentu atau pusat biaya.
• Tujuan dari akuntansi keuangan adalah menghasilkan laporan keuangan yang
menggambarkan kondisi dan performa perusahaan. sedangkan, tujuan
akuntansi manajemen adalah untuk menghasilkan laporan secara spesifik dan
detail, mengidentifikasi masalah yang timbul serta menyelesaikan masalah
tersebut.
• Akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan bisnis secara agregat
atau total operasional bisnis secara keseluruhan seperti laporan neraca dan
laporan laba rugi. Sedangkan, akuntansi manajemen menghasilkan laporan
yang lebih bersifat detail. Misalnya, laporan profit by product, laporan
customer dan lain sebagainya.
• Akuntanasi keuangan berfokus pada pembuatan laporan keuangan seperti
laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan
modal yang ditujukan baik kepada pihak internal maupun eksternal.
Sedangkan, fokus akuntansi manajemen adalah membuat laporan operasional
perusahan yang hanya didistribusikan secara terbatas kepada pihak internal.
• Akuntansi keuangan harus memenuhi standar yang berlaku. Karena memiliki
standar yang baku, laporan keuangan sebagai hasil dari akuntansi keuangan
bisa dibandingkan baik antar periode maupun antar perusahaan. Sedangkan,
akuntansi manajemen dibuat lebih fleksibel karena tidak ada standar yang baku
yang berlaku pada akuntansi manajemen. Laporan akuntansi manajemen
antara perusahaan yang satu dengan yang lain sangat mungkin berbeda.
• Laporan keuangan yang merupakan output dari akuntansi keuangan bersifat
historical oriented, dimana laporan keuangan disusun berdasarkan operasional
perusahaan yang terjadi selama periode tertentu. Sedangkan akuntansi
manajemen, bisa bersifat future oriented, seperti pada pembuatan budget dan
forecast.

c) Klasifikasi Biaya :

Klasifikasi biaya adalah proses pengelompokan biaya yang berdasarkan tujuan dari informasi biaya
yang disampaikan. Untuk mempermudah dalam melakukan pencatatan biaya dan menyusun laporan
keuangan, dan memberikan gambaran informasi yang akurat pada pihak manajemen, maka komponen
biaya dapat dikelompokkan kedalam beberapa kelompok akun dengan klasifikasi sebagai berikut :

Berdasarkan Fungsi Pokok dari Aktifitas Perseroan

• Biaya Produksi (Production Cost) atau Biaya Harga Pokok Produksi (Cost of Good Sold)
meliputi : Biaya Bahan Baku (Material), Tenaga Kerja Langsung / Buruh (Direct Labour),
dan Biaya Operasional (Direct Overhead).

• Biaya Pemasaran (Marketing Expenses) : Biaya Promosi dan Iklan.

• Biaya Administrasi dan Umum (General Administration Expenses) : Biaya Gaji Karyawan,
Overhead Kantor, dan biaya terkait lainnya.

Berdasarkan Kegiatan atau volume Produksi


• Biaya Variabel (Variable Cost), Komponen biaya proporsional sesuai mengikuti volume
produksi yang dihasilkan. Contoh Biaya Bahan Baku dan Overhead Langsung.

• Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya yang tidak dipengaruhi oleh volume produksi. akan
disesuaikan dengan kapasitas produksi tetapi pembayarannya bersifat lumpsum per bulan.

Berdasarkan Objek yang Dibiayai

• Biaya Langsung (Direct Cost), Biaya yang dapat diidentifikasi langsung dengan objeknya.
Contoh : Biaya Bahan Baku (Direct Material).

• Biaya Tidak Lansung (Indirect Cost), Biaya yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan
objeknya. Contoh : Biaya Overhead Pabrik (Direct Overhead).

Berdasarkan Pembebanan Periode Akuntansi

• Biaya Investasi (Capital Expenditure), Biaya yang memberikan masa manfaat pada beberapa
periode akuntansi. Contoh Mesin Pabrik biaya depresiasi penyusutannya selama 5 tahun.

• Biaya Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure), Biaya yang dikeluarkan memberikan


masa manfaat hanya pada satu periode akuntansi. Contoh : Biaya Overhead Pabrik.

.
2. PT Merah memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya: Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari
201x disajikan dalam gambar berikut:

Data produksi Bulan Januari 201x


Departemen Departemen
A B
Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kg
Produk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 201x
Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 0
Biaya tenaga kerja Rp 155.000 Rp 270.000
Biaya overhead pabrik Rp 248.000 Rp 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir
Biaya bahan baku 100%
Biaya konversin 20% 50%

a) Laporan harga pokok produksi dapartement a dan jurnalnya :

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A


Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per
produksi kg
Bahan baku Rp 70.000 35.000 Rp 2
Tenaga kerja 155.000 31.000 5
Overbead pabrik 248.000 31.000 8

Total Rp 173.000 Rp 15

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15 Rp 450.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000
Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000
Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000
Rp 23.000
Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1 Rp 473.000

Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A


Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A Rp 70.000
Persediaan bahan baku Rp 70.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A Rp 155.000
Gaji dan upah Rp 155.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A Rp 248.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke
departemen B:
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 201X
Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 10.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000
b) Laporan harga pokok produksi dapartement b dan jurnalnya :
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B
Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per
produksi kg

Tenaga kerja 270.000 27.000 10


Overbead pabrik 405.000 27.000 15
Total Rp 675.000 Rp 25

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke
gudang
Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15 Rp 360.000
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25 600.000

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang 960.000


24.000 x Rp 40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15 90.000
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:
Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000
Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000 Rp 75.000
Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B 165.000
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari Rp 1.125.000
19x1

Jurnal pencatatan biaya produksi departemen B


Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A:
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B Rp 270.000
Gaji dan upah Rp 270.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B Rp 405.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke
gudang
Persediaan produk jadi Rp 960.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 360.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai
diolah dalam department A pada akhir bulan januari 201X
Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 90.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000

3. Persediaan bahan baku A pada tanggal 1 Januari 201x terdiri dari :


600kg @ Rp2.400= Rp 1.440.000
400kg @ Rp 2.500= Rp 1.000.000
Transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan januari 201x disajikan dalam

Data Kuanitas dan Harga Bahan Baku Yang Di beli

Tgl. Kuanitas transaksi Harga Beli kg per kg jumlah


6/1 Pemakaian 700
15/1 Pembelian 1200 Rp2.750 Rp 3.300.000
17/1 Pembelian 500 Rp 3.000 1.500.000
21/1 Pemakaian 1.100 ----------------
JUMLAH PEMBELIAN Rp 4.800.000

Jawaban :

a. Biaya bahan baku dengan mpkp-pencatatan dengan perpektual

Dalam Ribuan Rupiah


Tgl Ket Pembelian Pemakaian Sisa
Kuantitas Harga/ Jml Kuantitas Harga/ Jml Kuantitas Harga Jml
kg kg

1/1 Saldo awal 600 2.400 1.440


400 2.500 1.000
6/1 Pemakaian 600 2.400 1.440
100 2.500 250 300 2.400 7.200
15/1 Pembelian 1.200 2.750 3.300 300 2.400 7.200
1.200 2.750 3.300
17/1 Pembelian 500 3.000 1.500 300 2.500 7.500
1.200 2.750 3.300
500 3.000 1.500
21/1 Pemakaian 300 2.500 7.500
800 2.750 2.200 400 2.750 1.100
500 3.000 1.500
Jumlah 1.700 4.800 900 2.600

b. biaya bahan baku dengan mpkp-persediaan fisik

Persediaan awal 1000 kg Rp. 2.440.000


Pembelian 1700 kg Rp. 4.800.000
Jml bahan baku yg tersedia utk diolah Rp. 7.240.000
Persediaan akhir :
400 @Rp. 2750 1100.000
500 @Rp. 3000 1500.000
Rp. 2.600.000
Biaya bahan baku bulan januari Rp. 4.640.000

Anda mungkin juga menyukai