KEPENTINGAN
KELOMPOK 2 :
SANTO PETRUS UNTUNG RIANG
(2116 28787)
GISELA ALFREDA NAFTALI A P
(1119 31009)
MUHAMMAD DIMAS SAPUTRA
(1119 30665)
TOPIK PEMBAHASAN A. B.
PEMANGKU KEKUATAN DAN
KEPENTINGAN KOALISI
PEMANGKU
KEPENTINGAN
C. D.
HUBUNGAN BISNIS REFLEKSI
DENGAN PEMANGKU
KEPENTINGAN
A.
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemangku kepentingan (stakeholders), menurut Wikipedia
adalah orang atau kelompok yang memengaruhi dan
mempengaruhi keputusan- keputusan yang dibuat organisasi,
kebijakan-kebijakan yang diambil, atau kegiatan. Pemangku
kepentingan teridentifikasi atas dasar keberadaan mereka pada
organisasi, di dalam atau di luar organisasi.
Pemangku Kepentingan Primer (primery
stakeholder)
1) Karyawan yang memberikan pengetahuan, keterampilan, kemampuan
teknis dan non-teknis, serta pengalaman menjalankan pekerjaan kepada
organisasi.
2) Pengelola atau manajemen yang berkontribusi pada pelaksanaan
berbagai fungsi manajerial organisasi.
3) Pemegang saham, terutama pemegang saham mayoritas dengan
menyediakan sumber permodalan berbentuk saham.
4) Kreditur sebagai pihak ketiga yang menyediakan dana untuk
pelaksanaan aktivitas.
5) Distributor yang menyalurkan produk atau jasa yang dihasilkan
organisasi atau perusahaan bisnis.
6) Pemasok yang menyediakan kebutuhan bahan operasional, yang sering
pula berperan sebagai agen informasi bagi produsen.
Selain kepentingan kepentingan primer, ada juga pemangku kepentingan
sekunder yang berperan penting, tetapi tidak mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kegiatan
perusahaan secara langsung. Kelompok ini terdiri atas media, kelompok pemerhati, atau
kelompok- kelompok sosial yang terbentuk akibat tindakan tertentu yang dilakukan
perusahaan. Sebagai contoh, kelompok pemerhati masalah transportasi publik menyuarakan
pendapatnya apabila ada gangguan dalam penyediaan publik yang disebabkan
pembangunan pabrik.
Seperti kasus susu formula yang mengandung bakteri tertentu beberapa waktu
lalu setelah diteliti oleh pusat penelitian sebuah perguruan tinggi, juga mampu mengajak
masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli serta mengonsumsi produk-produk yang
dijual dipasaran walaupun pusat penelitian tersebut tidak terpengaruh langsung dengan
kasus bakteri tersebut.
B.
KEKUATAN DAN KOALISI
PEMANGKU KEPENTINGAN
1. Kekuatan Para Pemangku Kepentingan
Teori Deontologi
02 menurut teori ini yang telah dilakukan oleh PT Nestle
sudah sesuai dengan teori itu, karena etis tidaknya suatu
tindakan tidak berkaitan dengan tujuan atau akibat dari
tindakan itu.
Teori keutamaan
03 menurut teori ini PT Nestle sudah sesuai dengan makna yang
terkandung dalam teori ini, karena PT Nestle telah
melakukan suatu tindakan atau keputusan yang baik.
Teori Teonomi
04 menurut teori ini PT Nestle sudah sesuai dengan
makna yang terkandung dalam teori ini. Karna
dasarnya moral manusia ditentukan oleh
kehendak Tuhan, sehingga dilakukannya pun
sesuai dengan ajarannya.
Teori HAM
menurut teori ini yang dilakukan PT Nestle sudah sesuai teori ini, karena PT
05
Nestle berkomitmen untuk terus berperan dalam bekerjasama dengan para
pemangku kepentingan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
selalu berusaha menjaganya dengan baik sehingga tumbuh dan berkembang
bersama. PT Nestle juga berpedoman setiap karyawan memiliki kesempatan
untuk mengembangkan potensinya masing-masing di linkungan kerja yang
aman dan adil suara mereka didengar dihargai dan dihormati. Perusahaan
juga tidak membedakan gender, umur, asal usul suku maupun ras dalam
menentukan kebijakan perusahaan. Hal ini dilakukan karena menghormati
setiap individu dan menganggapnya setara.
D.
REFLEKSI
• Refleksi 2.1
Dari ilustrasi yang tersaji pada awal pembahasan bab ini, terlihat bahwa
kelangsungan bisnis The Body Shop semata-mata dihasilkan dari hubungan
yang baik dan harmonis antara perusahaan dengan para pemangku
kepentingan. Namun sering pula kita temukan, perusahaan yang telah banyak
melanggar etika bisnis, bahkan juga melanggar moral tetap dapat beroperasi
dalam jangka panjang. Menurut Saudara, apakah hal ini menunjukkan bahwa
etika bukanlah satu-satunya faktor penentu kelangsungan usaha, atau ada
faktor X lain yang berperan dalam bisnis agar dapat berusia panjang?
Tidak ada, karena dalam berbisnis kita perlu adanya etika karena etika
memberikan pengendalian agar tidak melanggar yang dilarang dalam bisnis.
Bisnis tidak akan bertahan jika tidak adanya etika karena etika itu ukuran baik
buruknya tingkah laku manusia. Jika manusia tidak punya etika dalam berbisnis
maka terdapat cela bagi pelaku untuk melanggar demi kepentingan
pribadi. Menjaga etika adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan karena
saat kita memulai bisnis kita menginginkan jangka panjang maka reputasi
perusahaan harus dijaga karena reputasi perusahaan dibangun bukan dalam
jangka pendek tapi perlu bertahun-tahun untuk bisa mendapatkan nama baik.
THANK YOU
Do you have any questions?