Anda di halaman 1dari 9

STAKEHOLDER ORGANISASI BISNIS

Dalam suatu perusahaan biasanya terdiri dari berbagai stakeholder. Namun, perlu


diingat bahwa stakeholder bukan hanya berlaku di dunia kerja atau bisnis. Pasalnya, istilah
ini pun sering muncul di berbagai lembaga atau instansi seperti perguruan tinggi dan juga
pemerintahan.

Saat ini masih banyak orang yang menganggap bahwa sebutan stakeholder hanya berlaku
bagi mereka yang memiliki jabatan tinggi. Padahal, itu bukanlah pengertian dari stakeholder.

Dikutip dari Corporate Finance Institute, pemangku kepentingan


atau stakeholder  adalah individu, kelompok, atau pihak yang memiliki kepentingan dalam
suatu organisasi (perusahaan) yang hasil tindakannya dapat mempengaruhi atau dipengaruhi
oleh jalannya bisnis.

Beberapa contoh dari stakeholder adalah karyawan, pelanggan, pemegang saham,


masyarakat umum, dan pemerintah.

Peran Stakeholder dalam Bisnis

Pada dasarnya, sebuah bisnis tidak dapat bekerja sendiri. Untuk itu, perusahaan harus
berhubungan dengan para stakeholder agar pengembangan dan tujuan bisnis dapat tercapai.
Contoh, jika sebuah perusahaan ingin men-develop suatu proyek/produk baru, maka
perusahaan tersebut wajib untuk menentukan siapa stakeholder-nya, baik secara langsung
ataupun tidak. Hal ini penting agar perusahaan dapat mengidentifikasi tujuan dan harapan
terkait proyek yang akan dieksekusi. 

Perbedaan Stakeholder dan Shareholder

Perbedaan stakeholder dan shareholder terletak pada kepentingannya. Shareholder adalah


pemilik saham sebuah perusahaan, sedangkan stakeholder adalah seseorang yang dipengaruhi
oleh (atau memiliki "saham") project yang sedang berjalan.

Stakeholder merupakan pemangku kepentingan yang memiliki keterikatan dengan


perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Sementara itu, shareholder bisa menjual

1
EFRINA MASDAINI, S.E., M.SI (NIDN 0220048603) ETIKA BISNIS FEB UMP 2022/2023
saham yang mereka miliki kapan pun untuk membeli saham lain yang berbeda. Tetapi, tidak
semua bisnis memiliki shareholder.

Stakeholder dan shareholder bisa jadi memiliki sudut pandang atau perspektif yang berbeda


dalam menjalankan sebuah bisnis. Misalnya, dalam proses produksi, perusahaan bisa saja
lebih memilih untuk menggunakan bahan baku murah, tetapi tidak aman untuk para pekerja.

Secara cost, mungkin kebijakan tersebut dapat meningkatkan profit yang akan


menguntungkan para shareholder. Namun, dari sudut pandang manajemen dan operasional,
hal tersebut bisa menjadi sebuah masalah yang menghambat jalannya sebuah bisnis. 

Jenis-jenis Stakeholder
Dikutip dari Investopedia, secara umum stakeholder dibagi menjadi dua bagian, yaitu
internal dan eksternal. Mereka memiliki peranan yang berbeda dalam bisnis.

Stakeholder internal adalah bagian yang terlibat langsung dengan urusan bisnis.


Contoh stakeholder internal yaitu owner, pemegang saham, dan juga karyawan. Mereka
adalah kelompok yang memiliki dampak besar terhadap sebuah proyek perusahaan.

Sementara itu, contoh stakeholder eksternal adalah pelanggan, pemasok, dan pemerintah.


Meskipun tidak terlibat langsung, mereka tetap akan mempengaruhi jalannya suatu bisnis.

Sebagai contoh, pelanggan dapat mengubah kebiasaan membeli mereka, pemasok


memungkinkan untuk mengubah praktik distribusi, dan pemerintah bisa saja mengubah
undang-undang/peraturan yang berlaku dalam sebuah bisnis.

Pada akhirnya, mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal
adalah kunci keberhasilan bisnis jangka panjang.

Contoh Stakeholder dalam Bisnis Berdasarkan Jenisnya


Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, dalam sebuah perusahaan atau bisnis terdiri dari dua
jenis stakeholder. Berikut penjelasannya: 

2
EFRINA MASDAINI, S.E., M.SI (NIDN 0220048603) ETIKA BISNIS FEB UMP 2022/2023
 A. Stakeholder Internal

Stakeholder internal adalah pihak yang memiliki kepentingan langsung dalam perusahaan,


seperti pekerjaan, kepemilikan, atau investasi. Baca penjelasannya sebagai berikut:

1. Pemilik perusahaan (owner)

Sebagai salah satu stakeholder utama, owner atau pemilik bisnis memiliki peran yang besar


bagi sebuah perusahaan. Umumnya, owner merupakan penanam modal tertinggi dalam
sebuah bisnis yang dijalankan. Gagasan dan keputusan bisnis yang dimiliki oleh owner akan
sangat berpengaruh terhadap arah kebijakan perusahaan ke depannya.

2. Pemegang saham

Dalam aktivitas bisnis, pemegang saham, kepala eksekutif, dan dewan direksi termasuk ke
dalam internal stakeholder dari sebuah perusahaan. Biasanya mereka akan menjadi bagian
penting terkait proyek besar yang dilakukan perusahaan seperti, pengawasan, pemberi saran,
dan pengambilan keputusan. Sehingga dengan kata lain, pihak yang memiliki pengaruh tinggi
selain pemilik perusahaan adalah pemegang saham itu sendiri.

3. Karyawan

Karyawan juga termasuk dalam stakeholder internal. Adapun karena mereka berinteraksi
dengan pelanggan, mendapatkan uang untuk menghidupi diri  dan memberikan dukungan
untuk operasi bisnis. Karyawan memiliki tanggung jawab untuk menjalankan fungsi
manajerial, pengawasan atau fungsi lainnya. Sehingga dari usaha yang telah dilakukan,
mereka mengharapkan manfaat seperti insentif, pertumbuhan karir dan kepuasan kerja.

B. Stakeholder Eksternal

Stakeholder eksternal adalah mereka yang tidak secara langsung terlibat dalam perjalanan
suatu bisnis, tetapi dapat mempengaruhi tindakan atau kebijakan yang akan diambil sebuah
organisasi (perusahaan).

Beberapa contoh stakeholder eksternal adalah sebagai berikut:

3
EFRINA MASDAINI, S.E., M.SI (NIDN 0220048603) ETIKA BISNIS FEB UMP 2022/2023
1. Pelanggan

Sederhananya, pelanggan adalah pihak yang membeli produk dari sebuah bisnis. Dalam hal
ini, setiap pelanggan tentu berharap agar para pelaku usaha dapat menciptakan produk
dengan layanan yang baik serta berkualitas tinggi. Maka dari itu, memperhatikan kebutuhan
pelanggan merupakan salah satu faktor penting yang menunjang keberhasilan sebuah bisnis.

2. Suppliers/Vendor

Arti dari suppliers atau pemasok adalah pihak yang menjual bahan baku untuk diproduksi
sebuah bisnis. Tanpa adanya pihak pemasok, perusahaan tidak bisa melakukan produksi.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga hubungan dengan
para supplier maupun vendor. 
Contoh, seorang penjual seafood  membutuhkan suplai ikan, udang, sayuran, dan lain
sebagainya. Jika hubungan sang owner dengan supplier rusak, maka akan terjadi hambatan
dalam proses bisnis yang sedang dijalankan.

3. Pemerintah

Instansi pemerintah juga dapat dianggap sebagai stakeholder dalam bisnis. Pasalnya, mereka


adalah bagian dari kelompok yang mengatur segala macam regulasi. Dalam hal ini, tanggung
jawab pemerintah adalah mengatur undang-undang yang dapat mempengaruhi bisnis dan
perusahaan.
Misal, pemerintah sudah menetapkan aturan mengenai pajak penghasilan perusahaan dan
pajak yang harus dibayar para pekerja. Selain itu, aparatur pemerintah juga mendapat manfaat
dari Produk Domestik Bruto (PDB) keseluruhan yang disumbangkan oleh perusahaan.

4. Masyarakat umum

Walaupun tidak terlibat langsung, tentunya masyarakat umum sangat akan sangat
terpengaruh dengan berbagai aktivitas bisnis. Mulai dari  aspek penciptaan lapangan kerja,
pembangunan ekonomi, kesehatan, hingga keselamatan. Ketika perusahaan skala besar
masuk atau keluar dari komunitas kecil, maka akan muncul  dampak langsung yang
signifikan terhadap pekerjaan, pendapatan, dan pengeluaran di suatu daerah.
Bahkan, beberapa industri seringkali memberikan dampak kurang baik untuk kesehatan
masyarakat umum. As we know, di Indonesia khususnya, terdapat berbagai aktivitas bisnis

4
EFRINA MASDAINI, S.E., M.SI (NIDN 0220048603) ETIKA BISNIS FEB UMP 2022/2023
yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Contohnya pabrik yang menghasilkan limbah
dan mengotori air di sekitar perumahan warga. 

Peran dan Tugas Stakeholder

Secara umum, peran dan tugas stakeholder yaitu:

1. Mengarahkan manajemen

Para pemangku kepentingan seperti dewan direksi dapat membantu perusahaan dalam
mengambil tindakan. Mereka mampu memberikan rekomendasi atau keputusan tertentu
terhadap operasional sebuah departemen seperti layanan, sumber daya manusia, atau
penelitian-pengembangan untuk dikelola agar bisa memastikan kesuksesannya.

2. Mendukung keuangan

Stakeholder seperti investor utama bisa kapan saja membawa atau mengambil uang mereka
dari perusahaan. Dengan begitu, mereka akan bergantung pada kinerja dan finansial
perusahaan.

Artinya, mereka dapat menekan kinerja perusahaan atau bahkan mengubah strategi bisnis
(jika perlu) agar bisnis dapat berkembang dengan baik.

3. Bantuan dalam pengambilan keputusan

Stakeholder utama seperti pemilik perusahaan atau dewan direksi memiliki kekuatan untuk
mengambil dan mempengaruhi keputusan anggota dewan lainnya mengenai jalannya bisnis.

Para pemangku kepentingan ini juga memiliki kekuasaan untuk menunjuk manajemen tingkat
senior. Oleh karena itu, mereka ada di semua bidang pengambilan keputusan utama.
Misalnya pengambilan keputusan mengenai likuidasi dan juga akuisisi.

4. Menjalankan operasional perusahaan

Seperti yang telah kamu ketahui, stakeholder seperti manajemen dan karyawan memiliki


peranan penting untuk menjalankan semua rencana bisnis. Setelah disetujui oleh dewan
direksi. Mereka memiliki tanggung jawab terhadap jalannya sebuah proyek bisnis.

5
EFRINA MASDAINI, S.E., M.SI (NIDN 0220048603) ETIKA BISNIS FEB UMP 2022/2023
5. Tanggung jawab sosial

Stakeholder bisa disebut juga berperan sebagai hati nurani dari perusahaan. Mereka dapat
membuat perusahaan mematuhi undang-undang hak asasi manusia dan lingkungan. Mereka
juga memantau dan bisa menentang keputusan yang diambil oleh bisnis, jika itu merugikan
tujuan jangka panjang perusahaan.

Selain itu, tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) ini dapat dilakukan


kepada para stakeholder lainnya seperti, karyawan, konsumen, pemasok, pemegang saham,
hingga masyarakat dan lingkungan.

Langkah Membangun Hubungan Antara Stakeholder dan Perusahaan

Kesuksesan perusahaan dapat terwujud ketika terjalin hubungan yang baik


antara stakeholder dan company itu sendiri. Berikut ini beberapa pola hubungan dinamis
yang terjadi antara perusahaan dan para pemangku kepentingan:

1. Inactive (Hubungan tidak aktif)

Pada jenis hubungan ini, perusahaan akan membuat keputusan tanpa memperhatikan pihak
lain seperti pemerintah, masyarakat, investor, bahkan pelanggan. Perusahaan yang berada di
fase ini akan lebih berfokus terhadap barang dan jasa yang mereka produksi serta
penjualannya. 

2. Reactive (Hubungan yang reaktif)

Pada step  ini, perusahaan akan menyadari bahwa mereka tidak dapat mengabaikan semua
pemangku kepentingan. Tapi, perusahaan yang memasuki tahap reaktif bersedia untuk
menanggapi stakeholder hanya karena terpaksa sehingga bersikap tidak profesional dan
defensif. Misalnya, perusahaan ABC meluncurkan produk baru berupa protein shake.
Namun, sebagian besar stakeholder mendorong company untuk memotong kerugian mereka
dengan cara menghentikan produk baru tadi. Dalam hal ini, perusahaan akan bersikap setuju
hanya karena ingin membungkam para stakeholder, bukan karena mereka yakin bahwa itu
adalah ide yang bagus.

6
EFRINA MASDAINI, S.E., M.SI (NIDN 0220048603) ETIKA BISNIS FEB UMP 2022/2023
3. Proactive (Hubungan yang proaktif)

Dalam hubunganproaktif, perusahaan mulai mencoba untuk mengembangkan hubungan


proaktif dengan para stakeholder. Company akan memberikan sebuah kebijakan yang bersifat
terbuka, serta membantu stakeholder untuk berkomunikasi langsung dengan manajemen.
Tapi, gagasan yang diberikan para stakeholders pada perusahaan hanya dianggap sebagai
sebuah problem yang harus dikelola (formalitas) semata.

4. Interactive (Hubungan yang interaktif)

Perusahaan harus memiliki hubungan yang interaktif dengan stakeholder jika ingin bisnisnya


lancar dan berkelanjutan. Di tahap interactive, company  akan sepenuhnya menyadari bahwa
mereka perlu saling percaya dengan stakeholder. Dengan begitu, tidak hanya menjalin
koneksi dengan baik, tapi stakeholder dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif terhadap
bisnis yang ingin dijalankan.

TUJUAN PENERAPAN BISNIS

Untuk mendapatkan imbal hasil. Untuk menyediakan barang maupun jasa yang
dibutuhkan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik bisnis maupun
masyarakat terutama yang ada disekitarnya. Menciptakan lapangan kerja baru bagi
masyarakat.

Etika bisnis tentunya memiliki manfaat tersendiri bagi perusahaan. Apabila


perusahaan mengaplikasikan etika bisnis secara optimal dan terus menerus, maka perusahaan
tersebut akan mendapatkan beberapa manfaat, di antaranya sebagai berikut:

1. Meningkatkan reputasi perusahaan

Perusahaan yang memperhatikan etika bisnis dapat membantu untuk meningkatkan


citra positif mereka dipasar dan masyarakat. Tentunya hal ini dapat mendatangkan pelanggan
baru melalui sistem pemasaran mouth to mouth atau dari mulut ke mulut. Begitupun
sebaliknya, bila tidak memperhatikan etika bisnis ini dengan baik maka perusahaan bisa
memperoleh citra yang negatif dari pasar atau pelanggan. Hal ini dapat mengurangi peluang
Anda untuk mendapatkan pelanggan baru terutama di sosial media. Ketika pelanggan tidak

7
EFRINA MASDAINI, S.E., M.SI (NIDN 0220048603) ETIKA BISNIS FEB UMP 2022/2023
puas dengan pelayanan Anda mereka biasa akan menyebarkan informasi pengalaman negatif
bertransaksi dengan Anda di sosial media.

2. Perusahaan jadi lebih terpercaya

Perusahaan yang selalu mengedepankan etika bisnis bisa membuat perusahaan


menjadi lebih terpercaya di mata pelanggan. Dengan etika bisnis ini, perusahaan dapat
menunjukkan bahwa perusahaan mereka selalu jujur dan tidak pernah menipu pelanggannya.
Adanya kepercayaan dari konsumen, perusahaan akan dinilai loyal dalam melakukan bisnis
mereka dengan konsumen. Pada akhirnya, konsumen akan merekomendasikan perusahaan
Anda sebagai perusahaan yang dapat dipercaya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

3. Perusahaan dapat beradaptasi terhadap perubahan

Karyawan yang memiliki etika bisnis ditempat kerja merupakan kunci utama dari
kesuksesan perusahaan. Mereka akan memiliki pemahaman, dapat dipercaya, dapat
diandalkan, memiliki motivasi, perhatian dan juga bertanggung jawab dengan beradapatasi
dengan segala posisi dan pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Pada saat perusahaan
mengalami kekurangan karyawan karena beberapa karyawan meninggalkan perusahaan
karena perubahan, maka karyawan yang memiliki etika bisnis dapat dipercaya dan
bertanggung jawab atas perubahan tersebut. Mereka akan berusaha untuk memaksimalkan
pekerjaan mereka.

4. Menciptakan budaya perusahaan yang khas

Penerapan etika bisnis di dalam perusahaan akan menciptakan dan membentuk


budaya perusahaan yang khas dan membuat keunggulan dalam perusahaan itu. Dengan
terbentuknya budaya yang khas ini akan menciptakan kontribusi pada nilai dan norma yang
berlaku pada perusahaan. Dengan adanya hal tersebut, etika bisnis dapat membantu untuk
mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS

Pengambilan keputusan etis yaitu proses pemilihan suatu cara dari beberapa alternatif
dan keputusan yang dihasilkan tidak melanggar norma hukum dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral. Etika profesi merupakan hal yang harus ditaati,
dipahami dan diamalkan oleh setiap profesi termasuk profesi konsultan pajak.

8
EFRINA MASDAINI, S.E., M.SI (NIDN 0220048603) ETIKA BISNIS FEB UMP 2022/2023
Langkah – langkah yang digunakan ketika mengambil sebuah keputusan dalam berbisnis,
yaitu:

1. Menentukan fakta-fakta
  Yang paling penting ketika kita mengambil keputusan agar sesuai, yaitu mencari
dulu fakta yang sesungguhnya terjadi dan bukan hanya sebuah opini saja.

2. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan situasi-situasi dari


sudut pandang mereka
  Disini kita dituntut untuk bisa mekihat dari sudut pandang yang lain. Maksudnya,
jangan hanya melihat dari satu sudut pandang saja, melainkan harus dipertimbangkan
juga dari sudut pandang yang lainnya.

3. Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia juga disebut dengan “imajinasi


moral”
  Setelah menentukan fakta – fakta dan melihat sudut pandang yang lain, sudah
saatnya kita mempertimbangkan alternatif yang ditemukan.

4. Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat memengaruhi para pemegang


kepentingan, membandingkan dan mempertimbangkan alternatif-alternatif berdasarkan:

 Konsekuensi-konsekuensi

 Kewajiban-kewajiban, hak-hak, prinsip-prinsip

 Dampak bagi integritas dan karakter pribadi

5. Membuat sebuah keputusan


  Setelah banyak pertimbangan dan pemikiran, saatnya buat keputusan berdasarkan
apa yang ditemukan.

6. Memantau hasil
  Dan pada akhirnya kita tinggal melihat dan memantau hasil dari apa yang telah
ditentukan dan dipilih.

9
EFRINA MASDAINI, S.E., M.SI (NIDN 0220048603) ETIKA BISNIS FEB UMP 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai