Anda di halaman 1dari 7

NAMA : AULIA SEPTIAZIZAH

NIM : 041369713
PRODI : MANAJEMEN
FAKULTAS : EKONOMI
SALUT KOTA WISATA
UPBJJ-UT BOGOR

Tugas Tutorial 1
Dibuka: Senin, 17 Oktober 2022, 00:00
Jatuh tempo: Senin, 31 Oktober 2022, 15:00

1. Seseorang yang menciptakan dan melakukan bisnis pasti melihat karena adanya
kesempatan untuk membuat product dan mendapat keuntugan dimasa yang akan
datang. Apa yang dimaksud dengan bisnis? Jelaskan 5 (lima) pemangku utama
dalam bisnis menurut Madura (2007).
2. Kewirausahaan merupakan pendekatan dalam pembaruan ekonomi dan merupakan
pilar untuk menciptakan kesempatan kerja. Jika Saudara ingin menjadi seorang
wirausahawan, jelaskan 5 (lima) langkah dalam memulai bisnis.
3. Tanggung jawab sosial suatu cara yang dilakukan bisnis untuk menyeimbangkan antara
komitment terhadap kelompok yang relevan dan individu dalam dalam lingkungan
sosialnya. Jelaskan pengertian tanggung jawab sosial dan apa saja yang harus
dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosial?

Jawaban

1 Menurut Madura (2007), terdapat lima pemangku kepentingan utama dalam bisnis, yaitu
pemilik, kreditur, karyawan, pemasok, dan pelanggan.

a. Pemilik. Bisnis dimulai ketika ada ide dari satu atau beberapa wirausaha yang ingin
menciptakan, mengorganisasi, dan mengelola bisnis. Individu yang ingin menciptakan
bisnis karena beberapa sebab, yaitu pendapatan yang lebih besar, menjadi bis atau
pemimpin di tempat kerjanya sendiri, atau menginginkan tantangan yang lebih besar.
Kepemilikan dalam bisnis juga dapat diperoleh dengan menanamkan uangnya ke suatu
perusahaan. Oleh karena itu, kepemilikan bisnis juga dapat disebut berkedudukan
sebagai pemegang saham (stockholder). Pemegang saham ini dapat menjual
kepemilikan sahamnya pada orang lain sesuai keinginannya. Perusahaan mempunyai
tanggung jawab kepada para pemegang saham dengan memberikan pengembalian atas
investasi yang ditanamkan dalam perusahaan (return on Investment).
b. Kreditur. Kreditur merupakan pihak yang membantu dalam penyediaan dana di luar
dana dari pemilik atau dari para investor. Pada awal berdirinya, bisnis memerlukan
peralatan, bahan, karyawan, dan sebagainya yang sulit diprediksi akan mendapatkan
keuntungan seberapa besar. Oleh karena itu, para pemilik dan pelaku bisnis dapat
mendatangkan dana dengan cara meminjam dana dari lembaga yang disebut kreditur.
Kredit atau hutang tersebut diambil dalam jangka waktu tertentu dengan kewajiban
peminjam adalah membayar bunga sejumlah tertentu sesuai dengan tingkat bunga
pinjaman yang berlaku dan tingkat bunga yang disepakati.
c. Tenaga kerja. Selanjutnya, tenaga kerja, merupakan pemangku kepentingan yang
bertanggung jawab menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Tenaga kerja
tersebut ada yang berkedudukan sebagai karyawan atau yang melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan, namun ada pula yang memberi penugasan tenaga kerja lain dan
membuat keputusan bisnis yang penting. Tenaga kerja ini disebut dengan manajer atau
pengelola. Kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh
manajer tersebut.
d. Pemasok. Pemasok juga merupakan pemangku kepentingan yang tidak dapat dilupakan
terutama oleh perusahaan manufaktur yang menghasilkan barang. Tanpa bahan baku
dari pemasok yang dapat diandalkan, proses produksi akan terhambat.
e. Pelanggan. Perusahaan mampu menghasilkan produk, baik barang maupun layanan
sesuai dengan harapan pelanggan, baik dalam jenis, harga, kuantitas, dan kualitas.
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa para wirausahawan bergantung pada
pemilik atau investor dan kreditur dalam penyediaan dukungan keuangan, bergantung
pada karyawan dan manajer dalam pengelolaan dan operasionalisasi proses produksi,
bergantung pada pemasok dalam penyediaan bahan baku, dan bergantung pada
pelanggan dalam mengetahui kebutuhan dan harapan pelanggan sehingga perusahaan
tetap hidup dan berkembang.

SUMBER
Ariani, Dorothea Wahyu. (2022). Materi Pokok Pengantar Bisnis cetakan 14 edisi modul 1 hal 1.14-
1.15. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

2. Untuk dapat memulai bisnis, ada 5 (lima) langkah yang perlu dilakukan, yaitu:

1). Menentukan visi dan misi bisnis

Visi merupakan deklarasi mengenai bisnis apakah yang akan dicapai atau
dilakukannya, sedangkan misi merupakan deklarasi alasan bisnis tersebut harus ada dan
hal yang akan dilakukan bisnis tersebut. Fungsi bisnis meliputi fungsi bisnis secara
mikro dan fungsi bisnis secara makro. Fungsi mikro adalah kontribusi bisnis yang
berpengaruh pada beberapa pihak yang terlibat secara langsung dalam proses bisnis
tersebut, seperti karyawan, manajer atau pimpinan perusahaan, komisaris, dan
pemegang saham. Fungsi makro meliputi kontribusi bisnis pada pihak-pihak yang tidak
secara langsung terlibat dalam bisnis, seperti masyarakat sekitar perusahaan, bangsa,
dan negara.

Bisnis mempunyai beberapa elemen yang dapat menunjang kesuksesannya, yaitu


modal, material atau bahan-bahan, tenaga kerja, dan manajemen atau keahlian. Semua
elemen bisnis tersebut yang akan diproses atau ditransformasi menjadi barang dan
layanan yang siap dipasarkan kepada pelanggan. Untuk melaksanakan bisnis dan
mencapai tujuan bisnis, organisasi bisnis memerlukan sistem bisnis. Sistem bisnis
mempunyai karakteristik yaitu kompleksitas dan keanekaragaman, saling
ketergantungan, serta perubahan inovasi. Sedangkan tujuan bisnis meliputi keuntungan,
pertumbuhan, kesinambungan, stabilitas, pelayanan umum, dan kesejahteraan.

2). Menentukan indikator kesuksesan bisnis


Ada lima indikator kesuksesan bisnis yang telah dipaparkan pada subpokok bahasan
sebelumnya, yaitu kinerja keuangan, kebutuhan dan nilai pelanggan, kualitas produk
dan jasa, inovasi dan kreativitas, dan komitmen karyawan.

3). Menilai lingkungan bisnis dan dampaknya bagi bisnis yang akan dilakukan

Ada enam faktor lingkungan yang berdampak bagi kehidupan dan perkembangan
bisnis, yaitu isu dan kecenderungan perbedaan, kekuatan perekonomian, pengaruh
global, pasar dan proses finansial kekuatan legal, dan peraturan-peraturan yang ada,
serta struktur industri.

4). Menyediakan produk dan jasa yang hebat dan memuaskan

Langkah keempat ini tentu saja dilakukan setelah bisnis berjalan atau beroperasi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah memperoleh dan menggunakan sumber
daya dan teknologi yang tepat, mengintegrasikan kegiatan dan meningkatkan
komitmen, berpikir secara strategik, penyediaan nilai melalui kualitas produk dan jasa,
serta meningkatkan nilai produk dan jasa dengan berkomunikasi dengan pelanggan.

5). Mengadakan evaluasi terhadap proses bisnis yang telah berjalan

Evaluasi tersebut meliputi pencapaian kinerja keuangan, pemenuhan kebutuhan


pelanggan, tercapainya kualitas produk dan jasa, kreativitas dan inovasi yang
dilakukan, serta mengevaluasi komitmen karyawan. Kelima tersebut akan digunakan
perusahaan sebagai cara mengadakan perbaikan.

SUMBER
Ariani, Dorothea Wahyu. (2022). Materi Pokok Pengantar Bisnis cetakan 14 edisi modul 1hal 1.24-
1.25. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

3.• Pengertian Tanggung jawab sosial

Tanggung jawab sosial merupakan keseluruhan cara yang dilakukan bisnis dalam usaha
menyeimbangkan komitmen terhadap kelompok yang relevan dan individu dalam lingkungan
sosialnya. Tanggung jawab sosial menunjukkan tanggung jawab organisasi sebagai entitas
korporasi kepada masyarakat secara luas. Kelompok atau individu yang secara langsung
dipengaruhi oleh praktek organisasi tersebut dan memiliki kesempatan memengaruhi kinerja
organisasi disebut sebagai pemangku kepentingan organisasi. Yang dimaksud pemangku
kepentingan di sini adalah pelanggan, karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal.
Pemangku kepentingan ini dapat dipilih diantara berbagai pihak yang penting dan relevan
dengan organisasi dan mencoba memenuhi kebutuhan dan harapan organisasi. Tanggung
jawab sosial juga menunjukkan tanggung jawab organisasi yang bertindak sebagai entitas
korporasi terhadap masyarakat secara keseluruhan.

• Berikut yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam menjalankan tanggung
jawab sosial.
Tanggung jawab sosial meliputi tanggung jawab pada pelanggan, pada karyawan, pada
investor, pada kreditur, dan pada lingkungan masyarakat.

1. Tanggung Jawab Sosial pada Pelanggan

Tanggung jawab pada pelanggan merupakan tanggung jawab perusahaan


dalam menghasilkan produk, baik barang maupun layanan yang dilakukan ketika
melakukan produksi atau penjualan produk tersebut. Tanggung jawab produksi
merupakan tanggung jawab untuk melakukan proses produksi atau memberikan
pelayanan sehingga menghasilkan produk yang aman bagi pelanggan, dapat
digunakan, tidak kadaluwarsa, mendapat ijin dari pemerintah negara setempat,
dapat dikonsumsi sesuai dengan ketentuan atau syarat umurnya. Dalam hal ini
perusahaan sebagai produsen harus jujur dan mengatakan apa adanya mengenai
produk yang dihasilkannya, kandungan bahan atau zat yang ada di dalamnya,
dampak atau efek sampingnya bila mengonsumsi dalam jangka panjang, siapa saja
yang boleh mengonsumsinya, tanggal kadaluwarsanya, jaminan halal, dan
sebagainya. Sementara itu, untuk perusahaan jasa yang menghasilkan layanan,
pihak perusahaan harus mengimunisasikan bagaimana proses pelayanan akan
dilakukan, layanan tersebut membutuhkan waktu berapa lama, efek samping atau
dampak layanan tersebut, dan sebagainya. Kejujuran perusahaan penghasil barang
atau yang memberikan layanan sangat diperlukan agar tidak terjadi komplain di
kemudian hari. Dalam penjualan atau pemasaran, perusahaan juga harus dapat
mempertanggung jawabkan baik dalam harga dan pemberian potongan atau diskon
kepada pelanggan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjamin tanggung jawab
perusahaan kepada pelanggan, yaitu:

A. Menyusun kode tanggung jawab bisnis, yaitu menyusun pedoman (guideline)


untuk menghasilkan produk yang berkualitas, guaideline bagi pelanggan,
karyawan, dan pemilik untuk dapat menjalankan bisnis dengan baik. Kode
tanggung jawab bisnis ini harus selalu diuji dan dikembangkan sehingga tidak
merugikan berbagai pihak yang terkait. Kode tanggung jawab bisnis tersebut
juga digunakan untuk memberi jaminan kepada semua pihak terkait bahwa
produk, proses, atau investasi tersebut aman.
B. Memantau komplain pelanggan. Perusahaan harus memastikan bahwa
pelanggan memiliki nomor kontak perusahaan untuk dapat menyampaikan
komplain kepada perusahaan. Apabila komplain ini diperhatikan dan ditangani
dengan baik, maka diharapkan komplain ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.
C. Mendapatkan dan menggunakan umpan balik dari pelanggan. Adakalanya
keluhan pelanggan tidak perlu ditunggu oleh perusahaan, tetapi pihak
perusahaan justru menanyakan seberapa besar tingkat kepuasannya terhadap
perusahaan, baik mengenai barang yang dihasilkan ataupun layanan yang
disampaikan. Proses ini dapat dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada
pelanggan yang telah memberi barang atau mendapatkan layanan dari
perusahaan kita.

Selain perusahaan, pemerintah juga harus menjamin tanggung jawab kepada


pelanggan. Pemerintah membantu tanggung jawab kepada pelanggan melalui
berbagai peraturan dan hukum mengenai jaminan keamanan produk, periklanan,
dan persaingan industri. Pemerintah melindungi pelanggan dengan mengatur
kualitas produk yang dihasilkan perusahaan dengan mewajibkan produk yang
dihasilkan tersebut melakukan berbagai pengujian. Pengujian tersebut meliputi
kesesuaian produk dengan spesifikasi atau kandungan bahan di dalamnya,
mendapatkan nomor yang menunjukkan bahwa produk telah teruji, bukti produk
halal, dan sebagainya

2. Tanggung Jawab Sosial pada Karyawan

Selanjutnya, perusahaan juga memiliki tanggung jawab kepada karyawan yang


pada umumnya untuk menjamin keselamatan kerja karyawan dan keadilan bagi
seluruh karyawan. Tanggung jawab perusahaan kepada karyawan ditunjukkan
dengan menjaga keselamatan kerja karyawan selama proses produksi di
perusahaan. Perusahaan harus memastikan bahwa peralatan dan mesin-mesin yang
ada dalam proses produksi tersebut berjalan dengan baik dan dapat membantu
karyawan dalam bekerja, bukan justru mempersulit kerja karyawan. Perusahaan
juga harus berusaha meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja karyawan dan
berusaha memperbaiki moralitas karyawan. Selain menjamin tidak adanya
kecelakaan kerja, perusahaan juga harus menjamin adanya perlakuan negatif seperti
pembedaan dan kekerasan seksual. Keanekaragaman atau diversitas (diversity) ini
pada umumnya terjadi antar gender ataupun antar ras. Perusahaan juga harus
menjamin bahwa semua karyawannya mendapatkan perlakuan yang sama, baik
dalam upah atau gaji, pemberian tunjangan, pemberian sanksi dan penghargaan, dan
memberikan perlakuan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjamin tanggung jawab
perusahaan pada karyawan, yaitu:

A. Menyusun tanggung jawab. Seperti halnya tanggung jawab perusahaan kepada


pelanggan, tanggung jawab perusahaan pada karyawan juga harus mempunyai
pedoman. Hal ini diwujudkan dalam perjanjian atau kontrak kerja dan dalam
peraturan kepegawaian. Selain itu, adanya serikat butuh di berbagai negara akan
sedikit banyak mengurangi terjadinya perlakuan yang tidak adil terhadap
karyawan
B. Kebijakan mengkritik. Seperti halnya konsumen, karyawan juga harus
mendapatkan hak untuk mengajukan kritik atau komplain pada perusahaan dan
harus mendapatkan perhatian untuk segera diselesaikan. Ada beberapa cara
untuk dapat menyelesaikan konflik antara karyawan dan perusahaan. Pertama,
dengan mengadakan mediasi yang dilakukan oleh pihak ketiga yang bersifat
netral yang dapat membantu mengadakan komunikasi antara kedua belah pihak
tersebut. Kedua, adanya tempat atau sarana untuk menyampaikan keluhan
karyawan pada perusahaan, baik secara tertulis maupun lisan, dan secara
terbuka maupun ada pihak-pihak tertentu yang telah ditentukan.

Dengan menjamin terlaksananya tanggung jawab perusahaan pada karyawan


maka karyawan akan mengalami kepuasan kerja. Kepuasan kerja karyawan ini
dapat meningkatkan loyalitasnya dan mengurangi perputaran kerja.

3. Tanggung Jawab Sosial pada Investor dan Kreditur


Selain terhadap pelanggan dan karyawan, perusahaan juga harus bertanggung
jawab kepada pemilik perusahaan atau investor. Pertanggungjawaban perusahaan
terhadap pemilik atau investor ini pada umumnya adalah tanggung jawab
penggunaan dana untuk menghasilkan produk yang menguntungkan para
pemangku kepentingan. Manajer merupakan pihak yang melakukan pengambilan
keputusan yang berpengaruh pada penggunaan dana dari pemilik atau investor
sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Cara perusahaan menjamin tanggung jawab yaitu manajer harus mampu


memonitor keputusan yang dilakukan karyawan untuk menjamin bahwa keputusan
tersebut dibuat sesuai dengan pertimbangan pemilik, yaitu memaksimalkan kinerja
dan nilai-nilai yang dianut perusahaan. Selain itu, keputusan yang diambil terkait
dengan limbah perusahaan juga harus dijamin terlindunginya keamanan pelanggan
dan karyawan dan jangan sampai menimbulkan polusi. Selain itu, para pemegang
saham sebagai pemilik juga harus melakukan tindakan aktif yang memengaruhi
kebijakan manajemen. Perusahaan juga mempunyai tanggung jawab untuk
memenuhi kewajibannya dalam membayar hutang dan bunganya. Apabila
perusahaan mengalami kesulitan dalam hal keuangan dan tidak mampu membayar
hutang dan bunganya, maka perusahaan harus mengimunisasikan hal tersebut
kepada kreditur. Pihak kreditur biasanya akan memperpanjang batas waktu
pembayaran hutang tersebut atau memberi saran dan masukan bagi perusahaan agar
dapat memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.

4. Tanggung Jawab pada Lingkungan

Akhir-akhir ini terjadi peningkatan perhatian pada perubahan iklim global pada
bisnis, baik dari pemerintah maupun pelanggan untuk mengendalikan dampak
negatif lingkungan. Banyak tanggung jawab sosial perusahaan yang berada di luar
peraturan pemerintah. Selain itu, meskipun biaya untuk melaksanakan ‘go green’
cukup besar, namun pelanggan akhirnya menyadari bahwa tanggung jawab sosial
ini mutlak diperlukan, sehingga pelanggan tidak segan-segan mengeluarkan uang
lebih banyak. Greenwashing merupakan penggunaan iklan untuk proyek green
image tanpa mengadopsi perubahan lingkungan secara substansif.

Ada beberapa jenis polusi, seperti polusi udara, polusi air, polusi tanah, polusi
suara, dan sebagainya. Yang perlu mendapatkan perhatian adalah bagaimana
perusahaan dan pemerintah mencegah polusi tersebut. Meskipun perusahaan dan
pemerintah telah menyepakati bahwa lingkungan yang bersih dan bebas polusi
memang dikehendaki, namun ada berbagai ketidaksepakatan mengenai seberapa
besar tanggung jawab yang dimilikinya untuk memperbaiki lingkungan. Selain itu,
beberapa perusahaan seringkali tidak segera menanggapi berbagai peraturan
pemerintah yang bertugas menjaga kebersihan lingkungan.

Perusahaan berusaha untuk mencapai keseimbangan antara tujuan mendapatkan


keuntungan yang merupakan sasaran perusahaan dan tanggung jawab sosial pada
masyarakat. Hal ini tidak mudah dilakukan. Harapan perusahaan adalah tanggung
jawab sosial tersebut tidak sampai menurunkan keuntungan yang berhasil
diraihnya. Oleh karena itu, saat ini bisnis tidak hanya mengenai cara mendapatkan
keuntungan, melainkan juga cara agar bisnis yang dilakukan adalah berbeda. Pada
umumnya, organisasi melakukan tanggung jawab sosial dengan cara melakukan
audit sosial. Audit sosial merupakan evaluasi dan pelaporan secara sistematis
kinerja sosial perusahaan. Hasilnya merupakan laporan yang merupakan informasi
sistematis mengenai cara kegiatan perusahaan memengaruhi para pemilik atau
pemegang saham. Perusahaan juga dapat melakukan pemasaran yang berhubungan
dengan penyebabnya. Beberapa perusahaan lain memilih menjadi filantropik yang
dilakukan dengan tindakan yang bersifat altruistik atau membantu dengan menjadi
donatur atau penyedia dana dengan donasi uang, waktu, barang, dan layanan.

SUMBER
Ariani, Dorothea Wahyu. (2022). Materi Pokok Pengantar Bisnis cetakan 14 edisi modul 3 hal 3.26-
3.36. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai