Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN 3

KEMAMPUAN AKHIR 1. Mampu mengidentifikasi kelompok pemangku kepentingan


YANG DIRENCANAKAN 2. Mengerti konsep stakeholder engagement
BAHAN KAJIAN Stakeholder Engagement & Stakeholder Management
REFERENSI ISO26000, LAPORAN KEBERLANJUTAN
SUB BAB 1. Pendahuluan
2. Pengertian stakeholder
3. Macam-macam stakeholder
4. Identifikasi kepentingan masing-masing stakeholder
5. Stakeholder Engagement berdasarkan ISO 26000
6. Kaitannya dengan konsep keberlanjutan
DESKRIPSI Pada pertemuan ke 3 ini kita akan mempelajari bagaimana
keselarasan antara kelompok pemangku kepentingan dengan
konsep keberlanjutan. Sehingga laporan keberlanjutan yang
dihasilkan oleh perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan para
stakeholder dan dapat menjadi masukan informasi bagi stakeholder
untuk membuat keputusan yang strategis. Untuk guidence
pembuatan laporan keberlanjutan yang sesuai dengan stakeholder
engagement maka harus berdasarkan ISO26000.
Youtube https://www.youtube.com/watch?v=VHGTsEwbOJY

Bagian 1 PENDAHULUAN

Isu keberlanjutan menjadi isu yang menjadi sering sekali dibicarakan disetiap kesempatan
baik diforum-forum pendidikan, industri dan pemerintahan. Dalam isu keberlanjutan
terdapat konsep triple bottom line (People, Planet dan Profit) yang tidak dapat dipisahkan
seperti gambar dibawah :
Gambar diatas menjelaskan bahwa untuk menjadikan suatu bisnis tetap
berkelanjutan/sustain maka setiap perusahaan harus dapat membuat startegi bisnis yang
menyatukan 3 item diatas. Konsep Triple Bottom Line (TBL) dikenal juga dengan istilah 3P,
yang berarti singkatan dari Profit, People, dan Planet. Konsep ini : 

 Pertama, menyiratkan tanggung jawab kepada perusahaan, dimana pengurus (Direksi


dan Komisaris) perusahaan mendapatkan amanah dari pemegang saham untuk
menciptakan, mengumpulkan, dan menumbuhkan profit secara berkesinambungan. 
 Kedua, konsep TBL menyiratkan tanggung jawab sosial perusahaan kepada
stakeholder, bahwa keberadaan perusahaan selalu mengupayakan dampak positif,
dengan kata lain tidak menyebabkan dampak negatif kepada stakeholder khususnya
masyarakat dimana perusahaan berada. 
 Ketiga, konsep 3P juga menyiratkan tanggung jawab untuk melestarikan lingkungan
atau tidak melakukan pencemaran lingkungan, juga mempertimbangkan penggunaan
sumber daya alam yang efisien dengan memelihara daya dukung alam untuk
mendukung kehidupan generasi mendatan.
Ketiga konsep diatas tidak dapat dipisahkan satu dengan lain, contohnya perusahaan
yang terlalu mengutamakan faktor keuangan sebagai acuan utama dalam membuat
keputusan, sehingga semua aktifitas operasional bisnisnya mengacu pada faktor
tersebut. Sehingga keputusan seperti masalah limbah industri, pemilihan raw material,
supplier, kesejahteraan karyawan, dan community development menjadi faktor yang
kurang penting dan tidak menjadi perhatian khusus. Untuk jangka pendek mungkin
belum begitu terasa efeknya tetapi dalam jangka panjang bisa jadi untuk masalah
kesejahteraan karyawan yang tidak terpenuhi maka dapat menimbulkan kinerja yang
buruk dan resiko terbesarnya adalah terjadi demo besar-besaran yang dapat merugikan
secara keuangan dan citra perusahaan. Limbah yang tidak dikelola dengan baik
dikarenakan untuk meminimalisir biaya limbah dapat beresiko perusahaan dapat
terkena denda oleh pemerintah atau mendapat masalah dengan warga seperti
demonstrasi, pemblokiran jalan dan yang lebih anarki adalah pembakaran pabrik yang
pernah terjadi di beberapa pabrik yang dianggap telah merugikan masyarakat dengan
limbah yang dibuang. Demikian dengan faktor-faktor lainnya. Sehingga tripple bottom
line menjadi satu kesatuan dan saling beririsan seperti digambar diatas.

Didalamnya faktor people berisi para stakeholer dan perusahaan seharusnya


memiliki tujuan untuk memperoleh kepercayaan dan dukungan para stakeholder baik
internal maupun eksternal. Inisiatif keberlanjutan merupakan bagian dari operasional
perusahaan, visi dan misi keberlanjutan sama dengan visi dan misi perusahaan yang
telah berlandaskan triple bottom line. Dalam penerapannya, terdapat dua jalan dalam
mengembangkan strategi keberlanjutan , yakni: 

1. Selain mereduksi dampak lingkungan dengan pendekatan teknologi, perusahaan


mengintegrasikan upaya mereduksi dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dengan
penciptaan manfaat bersama (shared value) melalui program CSR.
2. Mengidentifikasi masalah sosial yang berhubungan dengan stakeholder yang tepat,
menggunakan kompetensi inti perusahaan dalam berkontribusi untuk mereduksi
masalah sosial ekonomi dan lingkungan.

Bagian 2, Definisi Stakeholder

Terdapat berbagai macam definisi stakeholder seperti:

1. Istilah ‘Stakeholders’ atau dinamakan pemangku kepentingan adalah kelompok atau


individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup
organisasi. Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok
dengan kepentingan terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown et al 2001).
2. Stakeholder is a person who has something to gain or lose through the outcomes of a
planning process, programme or project (Dialogue by Design 2008)
3. Clarkson (dalam artikel tahun 1994) memberikan definisi pemangku kepentingan
secara lebih khusus sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu
jenis risiko baik karena mereka telah melakukan investasi (material ataupun
manusia) di perusahaan tersebut (‘Stakeholders sukarela’), ataupun karena mereka
menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut (‘Stakeholders non-
sukarela’).
4. Dalam Bussiness Dictionary, pemangku kepentingan didefinisikan kelompok atau
organisasi yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam sebuah
organisasi karena dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan organisasi,
tujuan, dan kebijakan.

Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan stakeholder adalah pihak yang akan
dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan. Sehingga dapat
kesimpulan pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang terkait dengan isu dan
permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian.

Bagian 3, Macam-macam stakeholder

Stakeholder terbagi menjadi dua macam sebagai primer stakeholder dan secondary
stakeholder. Stakeholder yang termasuk dalam primary stakeholder adalah stakeholder
yang dimana partisipasinya harus selalu ada dalam perusahaan secara terus menerus.
Contoh primary stakeholder adalah pemilik saham, karyawan, supplier, pelanggan dan
komunitas. Keberadaan pemilik saham harus selalu ada didalam persusahaan seandainya
mereka menarik sahamnya sewaktu-waktu dan tidak tergantikan dengan pemegang saham
yang baru maka secara keuangan perusahaan akan kekurangan modal. Supplier menjadi
bagian primary stakeholder karena keberadaan harus ada secara terus menerus didalam
perusahaan, seandainya ada satu waktu mereka melakukan one prestasi atau tidak
menyediakan raw material yang kita butuhkan maka secara otomatis akan mempengaruhi
produksi dan agak berujung dengan terganggunya proses penjualan dan menurunnya laba
perusahaan.

Secondary
stakeholder bisa
didefinisikan pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka
tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Contohnya pemerintah, media, pesaing dan organisasi
kemasyarakatan lainnya. Keberadaan organisasi sangat dipengaruhi terhadap kebijakan
pemerintah dalam hal perijinan, pembayaran pajak, subsidi dan pembayaran BPJS
kesehatan dan kesehatan. Tetapi keberadaan pemerintah tidak berlangsung secara terus
menerus mempengaruhi perusahaan, ketika masalah perijinan selesai maka saat itu selesai
juga hubungan dengan perusahaan sampai jangka waktu yang ditetapkan/masa
perpanjangan perijinan, demikian juga masalah pajak, pembayaran BPJS akan selesai ketika
tagihan sudah dibayar.

Penjelasan tabel diatas menggambarkan berbagai kelompok pemangku kepentingan


yang saling berhubungan secara luas perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis. Perusahaan
memiliki berbagai kelompok pemangku kepentingan yang saling berhubungan secara luas.
Pemangku kepentingan tersebut dikelompok menjadi tiga katagori: (a) pemangku
kepentingan internal, yaitu individu atau kelompok yang berada dalam struktur organisasi
bisnis yang memiliki pengaruh terhadap tujuan perusahaan seperti direksi, manajer,
karyawan dan serikat pekerja (SP); (b) pemangku kepentingan eksternal, yaitu individu atau
kelompok yang berada di luar struktur organisasi bisnis yang memiliki pengaruh baik
langsung ataupun tidak langsung terhadap kebijakan dan proses bisnis seperti pemegag
saham, konsumen, supplier, konsultan dan pesaing; dan (c) pemangku kepentingan
penghubung yaitu inidividu atau kelompok yang memiliki peran sebagai penghubung atau
memiiki keterkaitan dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal seperti
pemerintah, komunitas lokal dan media. Masing-masing pemangku kepentingan berbeda
baik dari segi perhatian dan minat dalam kegiatan bisnis dan juga kekuasaan untuk
mempengaruhi keputusan perusahaan.
Bagian 4, Identifikasi kepentingan masing-masing stakeholder

Masing-masing pemangku kepentingan mempunyai perbedaan baik dari segi


perhatian dan minat dalam kegiatan bisnis dan juga kekuasaan untuk mempengaruhi
keputusan perusahaan. perbedaan diatas yang harus disikapi dan difasilitasi perusahaan
untuk memberikan informasi dan memenuhi kebutuhan masing-masing stakehoder
sehingga dampak resiko yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Dibawah ini digambarkan
hubungan antara stakeholder, kepentingannya dan bagaimana resiko yang dapat diterima
oleh perusahaan seandainya kepentingan para stakeheolder tersebut tidak dipenuhi dengan
baik.

Stakeholder Kepentingan Utama Kekuatan dan Pengaruh


Shareholder Pertumbuhan laba, naiknya Dapat melakukan pemilihan
harga saham dan deviden, direksi, menarik sahamnya dari
kemudahan mendapatkan perusahaan, dapat menentukan
informasi yang lengkap, jelas citra perusahaan
dan transparan,
Direktur dan Top up Gaji, Opsi Saham, Status, Dapat membuat keputusan yang
Manajer fasilitas dan tunjangan, krusial untuk perusahaan,
renumrasi berupa bonus mempunyai informasi terinci
tahunan tentang perusahaan,
mempunyai akses mewakili
didalam dan diluar perusahaan
Karyawan Gaji/upah, keamanan pekerjaan, Turnover karyawan,
tunjangan, bonus, THR, demonstrasi, kualitas pelayanan
kejelasan jenjang karir, dan produk
kesempatan training dan
motivasi
Supplier Kejelasan kontrak jangka Penentuan harga raw material,
pendek/panjang, pembayaran kualitas dari raw material yang
yang sesuai dengan perjanjian, dipesan, ketepatan waktu
peningkatan pembelian pengiriman,dan ketersediaan
raw material yang dipesan
konsumen Harga, kualitas produk, Penurunan penjualan, sales
ketersediaan barang, pelayanan retention, citra baik perusahaan,
kepada konsumen before dan memberikan rekomendasi
after sales, keamanan
penggunaan produk dan
kejelasan informasi tentang
produk.
Masyarakat Lingkungan, kesempatan Melakukan pemblokiran jalan,
lapangan pekerjaan, dampak demontrasi, citra baik
perubahan adat budaya lokal perusahaan, kegiatan anarkis,
pungutan liar dan
penghambatan pemakaian
fasilitas umum sekitar
perusahaan.
Pemerintah Legalitas operasional Regulasi, denda, penarikan
perusahaan, pajak, lapangan subsidi, pemblokiran, ditariknya
pekerjaan perijinan
Bank dan pemodal Pembayaran pokok pinjaman Penambahkan prasyarat
dan bungan yang sesuai dengan pencairan, denda, menarik
perjanjian, mempertahankan fasilitas kredit, melaporkan
peringkat kredit, memberi kulitas kredit di BI, citra
informasi yang benar dan dapat perusahaan.
di lakukan jejak audit,
kemudahan meminta data dan
informasi

Penjelasan tabel diatas adalah sebagai berikut:

1. Shareholder atau para pemegang saham mempunyai kepentingan diperusahaan


berupa harga saham yang naik, pembayaran deviden yang tepat waktu dan nilainya
harus semakin baik dari waktu ke waktu, laba perusahaan yang meningkat dan
kemudahan mendapatkan informasi yang transparan dan sesuai kebutuhan para
pemegang saham. Seandainya kepentingan-kepentingan tersebut dilanggar maka
para pemegang saham dapat melakukan penjualan sahamnya hal ini dapat
mempengaruhi permodalan didalam perusahaan dan ketika penarikan dalam jumlah
yang besar dan jangka watu yang singkat itu dapat mempengaruhi citra perusahaan
dan pada RUPS mereka dapat membuat melakukan perubahan sususan direksi.
2. Direktur dan top up manager, kepentingan yang mereka harapkan dari perusahaan
adalah gaji dan tunjangan, opsi saham sebagai pengganti bonus tahunan ini menjadi
cara perusahaan meningkatkan rasa kepemilikan para top up management dan
direksi terhadap perusahaan, status dan fasilitas akses sesuai dengan jabatan.
Resiko yang dapat dihadapi perusahaan ketika direksi dan top up management tidak
terpenuhi kepentingan tersebut adalah keputusan yang mereka buat tidak sesuai
dengan aturan yang diatur dengan Board Manual sehingga dapat mendatangkan
masalah dimasa depan, dengan akses fasilitas terhadap informasi dan data yang
mereka punya dapat menjadi peluang fraud seperti jual beli data, informasi seperti
produk terbaru , aturan-aturan perusahaan yang sangat berguna untuk pesaing.
3. Karyawan mempunyai kepentingan seperti Gaji/upah, keamanan pekerjaan,
tunjangan, bonus, THR, kejelasan jenjang karir, kesempatan training dan motivasi.
Resiko yang akan dihadapi perusahaan seandainya kepentingan karyawan tidak
dipenuhi adalah tingkat turn over karyawan yang akan meningkat, sedangkan biaya
training dan recrutmen nominalnya tidaklah sedikit. Karyawan dengan serikat
pekerjanya dapat mengumpulkan masa untuk melakukan demonstrasi dan
melakukan pemogokan kerja hal ini selain dapat merugikan dalam segi financial
tetapi masalah seperti ini kalau dibiarkan berlarut-larut akan terangkat di media
masa dan ini dapat berdampak terhadap citra perusahaan di mata masyarakat dan
khusunya di kalangan shareholder. Resiko lainnya adalah penurunan motivasi
bekerja para karyawannya dapat meningkatkan demotivasi yang akan menghasilkan
produk dengan kualitas yang menurun, penurunan jumlah produk yang siap jual dan
meningkatkan produk cacat. Untuk perusahaan service hal tersebut dapat
menyebabkan penurunan pelayanan kepada pelanggan yang akan berbanding lurus
dengan meningkatnya angka complain pelanggan dan menurunkan angka kepuasan
pelanggan.
4. Supplier, kepentingan mereka terhadap perusahaan adalah Kejelasan kontrak jangka
pendek/panjang, pembayaran yang sesuai dengan perjanjian, peningkatan
pembelian. Resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan seandainya kepentingan
mereka tidak terpenuhi adalah mereka dapat memainkan harga karena produksi kita
tergantung dengan raw material atau service yang mereka berikan untuk jangka
waktu tertentu perusahaan pasti akan memenuhi tuntutan mereka mengenai harga,
penurunan kualitas raw material dan service yang mereka berikan, hal tersebut
sangat mempengaruhi produksi perusahaan dan nilai laba perusahaan di waktu
berjalan. Perusahaan akan kesulitan untuk mendapatkan raw material yang
dibutuhka ketika hubungan dengan para supplier sudah tidak lagi baik.
5. Konsumen, kepentingan yag mereka butuhkan adalah Harga, kualitas produk,
ketersediaan barang, pelayanan kepada konsumen before dan after sales, keamanan
penggunaan produk dan kejelasan informasi tentang produk. Resiko yang akan
dihadapi perusahaan ketika kepentingan mereka tidak terpenuhi adalah akan terjadi
Penurunan penjualan karena penurunan kepuasan para konsumen, sales retention
yang diartikan adanya penjualan ulang tidak akan terjadi ketika penjualan yang
pertama mengecewakan atau memberikan pengalama yang kurang baik, konsumen
yang kecewa akan dengan mudah menyebarkan pengalaman buruknya
kekomunitasnya sehingga citra baik produk perusahaan akan menurun
danperusahaan harus berinvestasi cukup besar untuk menaikkankembali citra
perusahaan dan tidak akan memberikan rekomendasi kepada teman-temannya
untuk melakukan pembelian.
6. Masyarakat, kepentingan masyarakat terhadap perusahaan yag didirikan disekitar
masyarakat adalah keadaan lingkungan sekitar perusahaan tidak boleh tercemar
dengan limbah dan kesehatan para masyarakat sekitar tetap terjamin biar terdapat
pabrik dibuka di sekitar mereka, terbukanya kesempatan lapangan pekerjaan untuk
warga sekitar, mereka berharap dampak perubahan adat budaya local tidak begitu
berubah dan mereka berharap perusahaan membantu perangkat desa untuk
menjaga kelestarian budaya lokal dengan kegiatan CSR yang mereka lakukan. Ketika
kepentingan mereka tidak terpenuhi dengan baik maka resikonya mereka dapat
melakukan pemblokiran jalan, demontrasi, menurunkan citra baik perusahaan,
bahkan kegiatan anarkis seperti pembakaran pabrik juga sering terjadi ketika
masyarakat sekitar sudah tidak lagi didengar lagi suaranya dan perusahaan terus
menerus membuat kerusakan pada daerahnya, meningkatnya pungutan liar disekitar
perusahaan dan penghambatan pemakaian fasilitas umum sekitar perusahaan.
7. Pemerintah, kepentingan pemerintah kepada perusahaan adalah kelengkapan
legalitas operasional perusahaan seperti perijinan, dokumentasi-dokumentasi
perusahaan dan kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan yang membawa kebaikan
untuk masyarakat sekitar, pajak yang diterima oleh pemerintah, lapangan pekerjaan
yang disediakan perusahaan untuk menyerap atau mengurangi angka pengangguran.
8. Bank atau pemodal, mempunyai kepentingan seperti perusahaan harus melakukan
pembayaran pokok pinjaman dan bungan yang sesuai dengan perjanjian, setiap
perusahaan harus mempertahankan peringkat kredit dengan membayar angsuran
secara tepat waktu, informasi yang diberikan kepada bank atau pemodal harus
benar dan dapat di lakukan jejak audit, bank sangat membutuhkan kemudahan
meminta data dan informasi yang berhubungan dengan proyek yang sedang didanai
oleh perusahaan. Resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan ketika kepentingan
perusahaan mereka langgar adalah bank dapat meminta penambahkan prasyarat
pencairan hal tersebut akan merepotkan dan menambah biaya perusahaan, denda
keterlambatan yang harus dibayarkan oleh peruhaan, menarik fasilitas kredit yang
seharusnya didapat oleh perusahaan sehingga perusahaan akan kesulitan beroperasi
karena kekurangan modal atau pinjaman yang harusnya masuk melalui pembiayaan
bank/pemodal lainnya, bank dapat melaporkan kulitas kredit di BI yang akan
menempel didalam nama perusahaan dan seandainya kualitas Kol perusahaan
menurun maka citra perusahaan akan menurun.

Bagian 5 Stakeholder Engagement berdasarkan ISO 26000

Stakeholder Engagement adalah sebuah proses dalam kegiatan yang dilakukan


perusahaan untuk memahami permintaan dari para stakeholder yang mana dapat dilakukan
dengan menyelidiki tentang apakah ada perbedaan interest, kepedulian, dan harapan dari
berbagai macam kelompok para stakeholder yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas
organisasi. Stakeholder merupakan pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh
keputusan dan strategi perusahaan. Pendekatan yang digunakan dalam mengelola
stakeholder perusahaan pada dasarnya harus berdasarkan pada New-corporate
relation dimana teori tersebut menekankan kolaborasi antara perusahaan dengan seluruh
stakeholder-nya sehingga perusahaan bukan hanya menempatkan dirinya sebagai bagian
yang bekerja secara sendiri dalam sistem sosial masyarakat dengan pola hubungan bersifat
transaksional dan jangka pendek, namun lebih menekankan kepada hubungan yang bersifat
fungsional yang bertumpu pada kemitraan selain usaha untuk mencapai tujuan perusahaan
serta berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bagi
external stakholders. Dengan pola hubungan seperti di atas, arah dan tujuan perusahaan
lebih kepada menciptakan manfaat bersama untuk pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan (sustainability development).

Dalam menjalankan operasional perusahaan yang menuju sustainability


development perusahaan dapat mengadopsi ISO 26000 yang berlaku untuk semua bentuk
organisasi, bukan mandatory dan bukan sertifikasi, ISO 26000 menjadi rujukan bukan saja
bagi dunia usaha tetapi juga bagi LSM, penyelenggara Negara untuk mewujudkan
masyarakat madani. Secara prinsip, melaksanakan tanggung jawab sosial berarti
mengeleminir dampak negatif yang disebabkan oleh kegiatan operasional dan berperilaku
beretika serta mematuhi norma-norma hukum dan etika dalam bertindak. Merujuk pada
panduan ISO 26000, setelah yang terkait ketujuh subyek dimaksud, maka menjadi strategis
untuk merancang strategi dan program CSR berbasis pelibatan stakeholder untuk
pembangunan berkelanjutan. Dalam penerapannya, bagan ISO 26000 di atas juga
memberikan arahan tahapan penerapan tanggung jawab sosial pada setiap entitas
organisasi (atau perusahaan).
Gambar diatas merupakan gambaran 7 prinsip dan 7 core subject yang harus
dilakukan perusahaan dalam menuju sustainability development. Tujuh prinsip yang harus
dipenuhi adalah prinsip akuntabilitas, transparansi, ethical behavior, menghormati
kepentingan stakeholder, menghargai hukum yang berlaku dan menghargai HAM. Pada
prinsip ISO26000 salah satunya mengatur bahwa perusahaan harus dapat menghargai
kepentingan para stakeholder dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti dibawah ini:

STAKEHOLDER
PENDEKATAN CSR UNTUK STAKEHOLDER ENGAGEMENT
ENGAGEMENT
Identifikasi      Kenali tanggung jawab sosial dan Identifikasi stakeholder
stakeholder dan (clause 5 ISO 26000 SR):
isu-isu penting 1. Pemetaan aktifitas perusahaan dan dampaknya pada
stakholder
2. Indentifikasi ekspektasi stakeholder dan hubungan
ikatan
3. Integrasikan dalam proses dan strategi bisnis
4. Identifikasi stakeholder program
Analisis dan 1. Analisis lebih spesifik stakeholder dan penentuan
perencanaan stakeholder prioritas berdasarkan interaksi perusahaan
dengan stakeholder
2. Analisis stakeholder engagement dengan menyusunan
strategi, program kerja, yang in-line dengan strategi bisnis
Memperkuat 1. Pastikan dampak negatif operasional perusahaan telah
kapasitas dituntaskan dengan pendekatan bisnis
membangun 2. Mengadopsi GCG dari aturan menjadi perilaku
hubungan 3. Pemberdayaan dan pelibatan stakeholder
4. Kelembagaan dan kemandirian
Merancang 1. Merancang program CSR berbasis shared value sehingga
proses terdapat hubungan yang saling memberi manfaat dan saling
membangun membutuhkan dalam jangka panjang
hubungan 2. Meningkatkan kapasitas stakeholder dalam
implementasi shared value
Siapkan sistem      Sistem kerja, prosedur dan panduan
manajemen
Pelaksanaan, 1. Rencanakan program dengan pelibatan stakeholder
review dan 2. Memastikan pembelajaran terjadi pada perusahaan dan
pelaporan stakeholder
3. Pastikan program memberikan manfaat bersama
4. Kinerja program dan standar pencapaian

Bagian 6 Kaitannya dengan konsep keberlanjutan

Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa satu stakeholder dengan yang lainnya
saling terkiat dan memberikan dampak yang saling mempengaruhi pada perusahaan.
Kenyataan ini perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan dalam mengelola stakeholder.
Hubungan perusahaan dengan media tentunya sangat sering terkait dengan isu-isu
konsumen, investor, komunitas dan penangan dampak lingkungan. Bahkan persepsi dan
ekspektasi satu kelompok stakeholder saling mempengaruhi dengan stakeholder lainnya.
Dengan demikian pengelolaan stakeholder sudah semestinya dilakukan dalam satu kesatuan
strategi dan system manajemen, pembagian penanganan lebih pada pembagian tugas
bukan pemisahan.

Penanganan komunitas juga harus dilihat sebagai bagian dari penanganan


stakeholder secara keseluruhan. Secara garis umum manajemen pengelolaan stakeholder
meliputi Identifikasi stakeholder dan isu-isu penting, Analisis dan perencanaan,
mempersiapkan sistem manajemen dan kapasitas membangun hubungan, merancang
proses membangun hubungan dan pelaksanaan, review dan pelaporan. Dalam
pelaksanaannya mengacup pada kaidah yang telah diakui secara luas, selain terdapat
tuntunan yang dikembangkan berdasarkan banyak pengalaman dari berbagai organisasi
sebelumnya, tuntunan tersebut juga mempermudah perusahaan dalam
mengkomunikasikan rencana, proses dan tahapan serta evaluasi hasilnya.

Dengan perusahaan melaksanakan stakeholder Engagement diharapkan semua


stakeholder terpenuhi kepentingannya terhadap perusahaan sehingga resiko terjadinya
complain, demonstrasi, kualitas kinerja menurun, kepercayaan dari para shareholder, denda
dari pemerintah bisa menurun dan dimitigasi oleh perusahaan. Sehingga konsep
keberlanjutan perusahaan dapat berjalan dan terealisai dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai