Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP STAKEHOLDER DAN STOCKHOLDER THEORY DI MENSI


DALAM BISNIS

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi Akuntasi
Dosen Pengampu : Nedi Hendri, SE., M.Si. Ak. CA, ACPA.,CPA., CRA

OLEH :
NAMA : Nadya Azahra Salsabil.

NPM : 19630044

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM
STUDI S1 AKUNTANSI 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu.
Makalah yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep stakeholder dan theory dimensi dalam bisnis
1. Stakeholder
a. Pengertian stakeholder
b. Macam-macam stakeholder
c. Pendekatan-pendekatan stakeholder
d. Peran dan fungsi stakeholder
e. Hubungan stakeholder dengan perusahaan
f. Imbalan dan kontribusi stakeholder
2. Stockholder
a. Pengertian stockholder
b. Sharholder theory
c. Perbedaan shareholder, stockholder, dan stakeholder
d. Hak-hak saham
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi bisnis yang ada terdapat sebuah pihak yang
disebut dengan stakeholder dan stockholder theory di mensi dalam bisnis.
Pihak stakeholder stakeholder dan stockholder theory ini merupakan pihak
pemangku kepentingan dalam suatu organisasi bisnis yang dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari bisnis secara keseluruhan.
Konsep stakeholder pertama kali digunakan dalam sebuah memorandum
internal 1963 di Stanford Research lembaga. Ini didefinisikan pemangku
kepentingan sebagai “kelompok-kelompok yang tanpa dukungan organisasi
akan berhenti untuk eksis.” Teori ini kemudian dikembangkan dan
diperjuangkan oleh R. Edward Freeman pada 1980-an. Sejak itu telah
mendapat penerimaan luas dalam praktek bisnis dan teori yang berkaitan
dengan manajemen strategis, tata kelola perusahaan, tujuan bisnis dan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Akan tetapi, kini stakeholder bukan
hanya mereka yang berkecimpung dalam organisasi bisnis tersebut. Dalam
perkembangannya Stakeholder mencakup pihak-pihak lain yang dibedakan
sebagai Stakeholder Internal dan Stakeholder Eksternal.
Dalam kenyataan tersebut muncullah berbagai jenisstakeholder. Namun,
dengan pengertian yang telah dituliskan diatas dapat diketahui bahwa seiring
dengan berkembangnya zaman, sebuah organisasi bisnis pun mengalami
mindset perubahan.Organisasi bisnis secara umum diketahui sebagai sebuah
lembaga ataupun institusi yang menyediakan dan memproduksi barang barang
serta jasa untuk masyarakat dan bertujuan untuk memperoleh laba bagi
perusahaan mereka. Kini, organisasi bisnis juga memperhatikan isu-isu lain
terkait dengan tata kelola perusahaan yang strategis dan efisien serta perhatian
terhadap karyawan suatu perusahaan, bahwasannya pimpinan perusahaan kini
harus mampu mengelolah perusahaan tidak hanya secara pola kerja yang
efektif namun juga harus mampu menciptakan kondisi persaingan sehat antar
karyawan di perusahaan tersebut dan tentunya persaingan sehat antar
organisasi bisnis lainnya. Selain itu, organisasi bisnis juga mulai
memperhatikan isu-isu sosial yang berkembang dalam masyarakat. Organisasi
bisnis memikirkan cara agar prospek bisnis mereka sejatinya dapat membawa
pengaruh lain bagi masyarakat. Misalnya saja, saat ini sudah banyak
perusahaan yang mengadakan program CSR berbasis kegiatan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kepedulian terhadap bidang pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai
berikut : Bagaimana Konsep Stakeholder dan Stockholder Theroy di Mensi
Dalam Bisnis ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep stakeholder dan stockholder Theory di mensi dalam bisnis.


1. STAKEHOLDER.
a. Pengertian Stakeholder

Stakeholders atau pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu yang


dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi.

Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok dengan kepentingan


terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown et al 2001). Stakeholder is a person who has
something to gain or lose through the outcomes of a planning process, programme or project
(Dialogue by Design 2008). Freeman “1984” yang mendefinisikan stakeholder sebagai kelompok
atau individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan
tertentu. Biset “1998” secara singkat mendefenisikan stakeholder merupakan orang dengan suatu
kepentingan atau perhatian pada permasalahan, stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu
dasar tertentu sebagaimana dikemukakan Freeman “1984” yakni dari segi kekuatan dan
kepentingan relatif stakeholder terhadap issu, Grimble and Wellard “1996” dari segi posisi
penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi
untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder (pemegang
saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Dengan
demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh
stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali & Chariri, 2007).

Deegan (2004) menyatakan bahwa stakeholder theory adalah "Teori yang menyatakan
bahwa semua stakeholder memunyai hak memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan
yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan mereka. Para stakeholder juga dapat memilih
untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan tidak dapat memainkan peran secara langsung
dalam suatu perusahaan."

Pengertian teori stakeholder menurut Freeman dan Reed (Ulum, 2009) adalah
sekelompok orang atau individu yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan
ataupun dapat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan. De Wit dan Meyer (Duran dan Radojicic,
2004, p14) berpendapat bahwa para pemegang saham, para pekerja, para supplier, bank, para
customer, pemerintah, dan komunitas memegang peranan penting dalam organisasi
b. Macam-macam Stakeholder.

Kasali dalam Wibisono (2007, hal. 90) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut:

1. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal.

Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan


organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan
stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi,
seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers,
kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain.

2. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal.

Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu


menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders primer,
stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders sekunder dan yang biasa
diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi setiap
perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu
ke waktu.

3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan dan konsumen dapat
disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan
organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang
akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti
mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.
4. Proponents, opponents, dan uncommitted.

Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents),


menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted).
Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat
permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang
proposional.

Silent majority dan vokal minority. Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan
komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau
dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif).

c. Pendekatan-pendekatan Stakeholder.

Budimanta, Prasetijo, & Rudito (2008) menyatakan bahwa terdapat dua bentuk dalam
pendekatan stakeholder yaitu :

1. Pendekatan Old-corporate relation menekankan pada bentuk pelaksanaan aktivitas


perusahaan secara terpisah, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat kesatuan di antara
fungsi dalam sebuah perusahaan ketika melakukan pekerjaannya. Hubungan perusahaan
dengan pihak di luar perusahaan juga bersifat jangka pendek dan hanya sebatas
hubungan transaksional saja tanpa ada kerjasama untuk menciptakan kebermanfaatan
bersama. Pendekatan old-corporate relation ini dapat menimbulkan konflik karena
perusahaan memisahkan diri dengan para stakeholder baik yang berasal dari dalam
perusahaan dan dari luar perusahaan.
2. Pendekatan new-corporate relation menekankan kolaborasi antara perusahaan dengan
seluruh stakeholder sehingga perusahaan bukan hanya menempatkan dirinya sebagai
bagian yang bekerja secara sendiri dalam sistem sosial masyarakat. Hubungan
perusahaan dengan stakeholder di dalam perusahaan dibangun berdasarkan konsep
kebermanfaatannya yang membangun kerjasama dalam menciptakan kesinambungan
usaha perusahaan, sedangkan hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan
didasarkan pada hubungan yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan.
Perusahaan selain menghimpun kekayaan juga berusaha bersama-sama membangun
kualitas kehidupan dengan stakeholder di luar perusahaan.

Tunggal (2008) menyatakan bahwa teori stakeholder dapat dilihat dalam tiga pendekatan:

1. Deskriptif.

Pendekatan deskriptif pada intinya menyatakan bahwa, stakeholder


secara sederhana merupakan deskripsi yang realitas mengenai bagaimana
sebuah perusahaan beroperasi. Teori stakeholder dalam pendekatan
deskriptif, bertujuan untuk memahami bagaimana manajer menangani
kepentingan stakeholder dengan tetap menjalankan kepentingan
perusahaan. Manajer dituntut untuk mengarahkan energi mereka
terhadap seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya terhadap pemilik
perusahaan saja.

2. Instrumental.

Teori stakeholder dalam pendekatan instrumental menyatakan bahwa,


salah satu strategi pihak manajemen perusahaan untuk menghasilkan
kinerja perusahaan yang lebih baik adalah dengan memperhatikan para
pemangku kepentingan. Hal ini didukung oleh bukti empiris yang
diungkapkan oleh Lawrence & Weber (2008), yang menunjukkan bahwa
setidaknya lebih dari 450 perusahaan yang menyatakan komitmennya
terhadap pemangku kepentingan dalam laporan tahunnya memiliki
kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak memiliki komitmen. Pendekatan instrumental bertujuan untuk
mempelajari konsekuensi yang ditanggung perusahaan, dengan melihat
dari pengelolaan hubungan stakeholder dan berbagai tujuan tata kelola
perusahaan yang telah dicapai.
3. Normatif.

Teori stakeholder dalam pendekatan normatif menyatakan bahwa setiap


orang atau kelompok yang telah memberikan kontribusi terhadap nilai
suatu perusahaan memiliki hak moral untuk menerima imbalan (rewards)
dari perusahaan, dan hal ini menjadi suatu kewajiban bagi manajemen
untuk memenuhi apa yang menjadi hak para pemangku kepentingan.
Pendekatan normatif juga bertujuan untuk mengidentifikasi pedoman
moral atau filosofis terkait dengan aktivitas ataupun manajemen
perusahaan.

d. Peran Dan Fungsi Stakeholders.

Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi bisnis
ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :

 Pemilik (owner) atau Pemegang Saham Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang atau
lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk
membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan
mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi, mengelola dan menanggung
segala resiko bisnis.
 Karyawan (employee) Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan
kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik
secara individu maupun secara kelompok.
 Kreditor (creditor) Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan tertentu
untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan tepat
waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.
 Pemasok (supplier) Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi
ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada
kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya pemasok
kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah dan sulit untuk
memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi terhadap pemangku kepentingan
tidak selalu lemah.
 Pelanggan (customer) Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam
memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh
karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang
menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).Suatu perusahaan
tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer. Customer merupakan target dari suatu
perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk menarik seorangcustomer, suatu
perusahaan harus menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat.
Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi
pelanggan tidak dapat memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
 Pesaing Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan tentang pesaing
dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung. Pesaing
langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang diproduksi oleh
perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air adalah pesaing
langsung satu sama lain.
 Pemerintah Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan perijinan.Dalam
masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat, bukan tidak mungkin
kekuasaan pemerintah dalam memberikan perijinan dapat mengagalkan semua rencana yang
disusun oleh perusahaan.

Menurut Nugroho (2014, h.16-17) dalam penelitian Ali dkk, stakeholder dalam program
pembangunan diklasifikasikan berdasarkan peranannya, antara lain:

 Policy creator yaitu stakeholder yang berperan sebagai pengambil keputusan dan
penentu suatu kebijakan.
 Koordinator yaitu stakeholder yang berperan mengkoordinasikan stakeholder lain
yang terlibat.
 Fasilitator yaitu stakeholder sebagai fasilitator yang berperan menfasilitasi dan
mencukupi apa yang dibutuhkan kelompok sasaran.
 Implementer yaitu stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalamnya termasuk
kelompok sasaran.
 Akselerator yaitu stakeholder yang berperan mempercepat dan memberikan
kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai sasaran atau bahkan lebih
cepat waktu pencapaiannya

e. Hubungan stakeholder dengan perusahaan.

Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholders mengalami perubahan dinamis


seiring berjalanya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang
semula tidak aktif (inactive), menjadi reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif
(proactive), dan akhirnya menjadi interaktif (interactive).

a) Hubungan tidak aktif (inactive); perusahaan meyakini bahwa mereka dapat membuat keputusan
secara sepihak tanpa mempertimbangakan dampaknya terhadap pihak lain.
b) Hubungan yang reaktif (reactive); perusahaan cenderung memepertahankan diri (defensive), dan
hanya bertindak ketika dipaksa melakukanya.
c) Hubungan yang proaktif (proactive); perusahaan cenderung berusaha untuk mengantisipasi
kepentingan-kepentingan para stakeholders. Biasanya perusahaan memiliki departemen khusus
yang berfungsi untuk mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian para pemangku
kepentinagan utama. Namun, perhatian mereka dan para stakeholders dipandang sebagai suatu
permasalahan yang perlu dikelola, bukan dipandang sebagai suatu sumber keunggulan kompetitif.
d) Hubungan yang interaktif (interactive); perusahaan menggunakan pendekatan bahwa perusahaan
harus memiliki hubungan berkelanjutan yang saling menghormati, terbuka, dan saling dipercaya
dengan para pemangku kepentinganya. Dengan demikian, perusahaan menganggap bahwa suatu
hubungan yang positif dengan para pemangku kepentingan adalah sumber nilai dan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan.

Hubungan perusahaan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) diharapkan bersifat


interaktif (interactive). Dengan demikian, diharapkan interaksi ini dapat membantu perusahaan
mempelajari ekspektasi masyarakat, memperoleh keahlian dari luar perusahaan, mengembangkan
solusi kreatif, dan memenangkan dukunga pemangku kepentingan untuk menerapkan berbagai
solusi tersebut. Menurut Tunggal (2009:63) perlu respon terhadap pemangku kepentinganpada
era sekarang ini dipertajam dengan meningakatkannya globalisasi perusahaan dan dengan
munculnya teknologo-teknologi yang mampu memfasilitasi komunikasi cepat pada pada skala
dunia. Suatu perusahaan dapat membuat sebuah pemetaan mengenai tipe pamangku kepentinagan
yang sedang dihadapi dengan menempatkan dimensi potensi dan dimensi kerja sama untuk
menentukan strategi untuk mengahadapi para pemangku kepentingan tersebut.

f. Imbalan dan Kontribusi Stakeholder.

Publik atau Stakeholders (pemangku kepentingan) akan memberikan dukungan terhadap


operasi perusahaan apabila mereka memperoleh imbalan dari perusahaan yang sebanding atau
atau lebih besar dibandingkan dengan kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan
(Donaldson & Preston, 1995 dalam Solihin, 2009). Imbalan yang diharapkan akan diterima oleh
stakeholders dari perusahaan bermacam-macam, sangat bergantung pada masing-masing
kepentingan dan tuntutan para stakeholders. Imbalan tersebut dapat berupa :

1. Dividen – bagi pemegang saham


2. Gaji dan bonus serta fasilitas yang memadai – bagi manajer dan karyawan
3. Produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau – bagi konsumen /
pelanggan
4. Harga yang kompetitif dan memadai atas pasokan bahan baku berkelanjutan – bagi
pemasok
5. Pembayaran pajak – bagi pemerintah Keberadaan perusahaan yang dapat membantu
menangani masalah masyarakat – bagi masyarakat sekitar.

2. STOCKHOLDER.
a. Pengertian stockholder .
1. Bussiness Dictionary: stockholder is an individual, group, or organization that holds one or
more shares in a company, and in whose name the share certificate is issued. Artinya,
stockholder ialah individu, kelompok, ataupun organisasi yang memegang satu atau lebih
lembar saham di suatu perusahaan, dan yang mana namanya tercantum di sertifikat lembar
saham.
2. Cambridge Dictionary: stockholder is a person who owns shares in a company and therefore
gets part of the company’s profits and the right to vote on how the company is controlled.
Artinya, stockholder adalah orang yang memiliki saham di suatu perusahaan dan oleh
karenanya mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan dan hak untuk memberikan suara
(pendapat) terhadap cara perusahaaan tersebut dikendalikan.
3. Accounting Coach: stockholder is the owner of one or more shares of a corporation’s capital
stock. Artinya, stockholder merupakan pemilik dari sebagian saham perusahaan.
Stockholder dapat dianggap terpisah dari perusahaan tersebut dan oleh karenanya memiliki
liabilitas yang terbatas dari keseluruhan surat hutang perusahaan.
4. Prof. DR. Sukmawati Sukamulja adalah individu maupun kelompok yang terlibat
dalam optimalisasi kekayaan perusahaan (maximize company’s wealth), baik itu
manajemen maupun para pemegang saham. Semua elemen di dalam (management &
stockholders) dan di luar perusahaan (pemerintah, pemasok, konsumen, masyarakat
sekitar, dan lingkungan alam) yang memiliki kepentingan dengan perusahaan disebut
stakeholders

b. Shareholder Theory.

Menurut Shareholder Theory yang dikemukakan oleh Smerdon, tanggungjawab yang


paling mendasar dari jajaran direksi adalah untuk meningkatkan value dari Shareholder
(pemegang saham). Itu sebabnya mengapa kebanyakan perusahaan lebih mengutamakan
kepentingan para pemegang saham ketimbang kepentingan karyawan, pelanggan, pemasok, dan
lingkungan mereka.

Lebih lanjut, Shareholder Theory tersebut menyebutkan bahwa manajemen perusahaan


dan pemegang saham bersinergi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Berbagai aktivitas yang
dilakukan oleh manajemen bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan meminimalisir
kerugian bagi shareholder mereka.

Dalam proses pelaksanaannya, manajemen dapat mengelola semua sumber daya yang ada
pada perusahaan, mulai dari human capital (pegawai), phisical capital (aset fisik), hingga
structural capiltal (gedung). Pemanfaatan dan pengelolaan semua sumber daya dengan baik akan
menciptakan value added bagi perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan semakin baik.
Dan sekali lagi, semua kegiatan tersebut dilakukan demi untuk kepentingan shareholder atau
pemegang saham.

c. Perbedaan Shareholder, Stockholder, dan Stakeholder.

Stakeholder, Shareholder, dan Stockholder, ketiga istilah ini seringkali membingungkan bagi beberapa
orang karena dianggap sama. Pada dasarnya ketiga pihak tersebut berada dalam satu perusahaan atau
organisasi, namun berbeda peran dan tanggungjawab.
Berikut perbedaan shareholder, stockholder, dan stakeholder:

1. Shareholder/ stockholder memiliki saham finansial di perusaahan, sedangkan stakeholder punya


kepentingan dalam hal finansial perusahaan atau tidak sama sekali
2. Shareholder bisa berperan juga sebagai stakeholder, namun stakeholder bukan merupakan bagian
dari shareholder.
3. Shareholder akan terkena dampak langsung atas apa yang terjadi pada perusahaan, sedangkan
stakeholder bisa terkena dampak secara tidak langsung ataupun langsung.
4. Stakeholder punya tanggungjawab dan pengaruh terhadap apa yang terjadi pada perusahaan,
sedangkan shareholder hanya terkena dampaknya saja.
5. Shareholder memiliki sebagian dari perusahaan, sedangkan stakeholder tidak semuanya memiliki
bagian dari perusahaan.

d. Hak-hak Pemegang saham.

Kecuali dibatasi atau ditetapkan dalam akte pendirian perseroan atau oleh ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, setiap jenis saham memberikan hak-hak dasar kepada para pemiliknya
sebagai berikut:

1. Hak untuk ikut serta dalam pengelolaan perusahaan

Termasuk memilih anggota direksi dengan hak suara yang proporsional dengan hak
kepemilikan sahamnya di dalam perusahaan, dan hak untuk memperoleh laporan keuangan
perusahaan dan menentukan kebijakan-kebijakan strategis perusahaan.

2. Hak untuk mendapatkan pembagian aktiva bersih perusahaan

Meliputi hak untuk membagi dividen dan hak memperoleh pembayaran kembali atas
penyertaan modalnya apabila perusahaan harus dibubarkan atau dilikuidasi.
3. Hak untuk mendapatkan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dibagikan oleh
perusahaan.
4. Hak untuk dapat mempertahankan jumlah relative saham yang dimiliki melalui pembelian
saham-saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan yang disebut preemptive right. Yang
memungkinkan seorang pemegang saham untuk membeli sejumlah saham tambahan dalam hal
perusahaan melakukan emisi atau menerbitkan saham baru. Sebagai akibatnya, rasio
kepemilikan saham tidak bisa dikurangi sebagai akibat dari penerbitan saham-saham baru
yang dilakukan oleh perusahaan, kecuali pemegang saham tidak menggunakan haknya untuk
membeli saham baru
5. Hak untuk mengubah akte pendirian

Anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan, meliputi hak untuk memberikan persetujuan
atas perubahan-perubahan akte pendirian, anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan, dan
hak untuk mempertahankan rasio kepemilikan sahamnya diperusahaan.

Tidak setiap pemegang saham memperoleh hak-hak dasar sebagaimana dikemukakan diatas.
Sebagai contoh, preemptive right seringkali sudah dieliminasi melalui perubahan akta
pendirian, anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan. Disamping itu, memang sengaja tidak
setiap pemegang saham diberikan hak-hak yang sama. Banyak perusahaan besar
menerbitkan beberapa jenis sekuritas saham, dengan karakteristik dan hak-hak yang berbeda
(hak suara dalam rapat umum pemegang saham, hak prioritas untuk memperolah pembayaran
dividen, hak atas jumlah minimum dividen).

Sedangkan, untuk kewajiban dari pemegang saham itu sendiri adalah sebagai berikut :

Peraturan mengenai Perseroan Terbatas diatur didalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (?strong>UU PT?. Di dalam UU PT mengatur mengenai tanggung
jawab pemegang saham dalam Perseroan Terbatas.

Menurut Pasal 3 ayat (1) UU PT, pemegang saham Perseroan Terbatas (?strong>Perseroan? tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak
bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki. Ketentuan di dalam
pasal ini mempertegas ciri dari Perseroan bahwa pemegang saham hanya bertanggung jawab
sebesar setoran atas seluruh saham dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya.

Namun, masih ada kemungkinan pemegang saham harus bertanggung jawab hingga menyangkut
kekayaan pribadinya berdasarkan Pasal 3 ayat (2) UU PT yang menyatakan bahwa ketentuan di
dalam Pasal 3 ayat (1) tidak berlaku apabila:

1) persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;


2) pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk
memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;
3) pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh Perseroan; atau
4) pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan
hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi
tidak cukup untuk melunasi utang Perseroan.

Selain itu berkaitan dengan masalah likuidasi, menurut Pasal 150 ayat (5) UU PT pemegang
saham wajib mengembalikan sisa kekayaan hasil likuidasi secara proporsional dengan jumlah
yang diterima terhadap jumlah tagihan. Kewajiban untuk mengembalikan sisa kekayaan hasil
likuidasi tersebut wajib dilakukan oleh pemegang saham apabila dalam hal sisa kekayaan hasil
likuidasi telah dibagikan kepada pemegang saham dan terdapat tagihan kreditor yang belum
mengajukan tagihannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan:

Stakeholders atau disebut juga pemangku kepentingan adalah individu atau kelpompok
orang yang terlibat dalam sebuah perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Stakeholder ini terdiri dari pemegang saham, kreditor, suplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak yang lainnya. Stakeholder ini terdiri dari 2 lingkup katagori yaitu
internal dan eksternal. Lingkup internal terdiri dari pemegang saham, manajemen, dan karyawan.
Sedangkan lingkup ekternal berkaitan dengan pemerintah, pemasok, konsumen, masyarakat dan
yang lainnya. Peran penting stakeholder ini adalah sebagai motor/penggerak bagi sebuah
perusahaan dalam mencapai segala tujuannya karena tanpa adanya stakeholder maka sebuah
perusahaan tidak akan dapat berjalan.

Stockholder atau disebut juga pemegang saham adalah individu atau kelompok orang
yang menginvestasikan modal untuk kegiatan operasional perusahaan. Stockholder ini merupakan
bagian dari stakeholder dimana stockholder ini bagian penyedia dana atau berkontribusi berupa
modal. Sebagai balasannya perusahaan akan memberikan persentase keuntungan perusahaan
kepada stockholder, biasanya dalam bentuk dividen.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-shareholder.html
http://ekonomi-management-bisnis.blogspot.co.id/2016/05/hak-hak-yang-dimiliki-oleh-
pemegang.html
https://media.neliti.com/media/publications/183052-ID-analisis-peran-stakeholders-dalam-
pengem.pdf

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/09/memahami-istilah-stakeholder-dalam-accounting/

https://modulmakalah.blogspot.co.id/2016/12/
Pengertian.dan.Pendekatan.Teori.Stakeholder.Menurut.Para.Ahli.html

https://ridwan8814.blogspot.co.id/2014/09/teory-stockholder-teory.html

Anda mungkin juga menyukai