Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi Akuntasi
Dosen Pengampu : Nedi Hendri, SE., M.Si. Ak. CA, ACPA.,CPA., CRA
OLEH :
NAMA : Nadya Azahra Salsabil.
NPM : 19630044
Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep stakeholder dan theory dimensi dalam bisnis
1. Stakeholder
a. Pengertian stakeholder
b. Macam-macam stakeholder
c. Pendekatan-pendekatan stakeholder
d. Peran dan fungsi stakeholder
e. Hubungan stakeholder dengan perusahaan
f. Imbalan dan kontribusi stakeholder
2. Stockholder
a. Pengertian stockholder
b. Sharholder theory
c. Perbedaan shareholder, stockholder, dan stakeholder
d. Hak-hak saham
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi bisnis yang ada terdapat sebuah pihak yang
disebut dengan stakeholder dan stockholder theory di mensi dalam bisnis.
Pihak stakeholder stakeholder dan stockholder theory ini merupakan pihak
pemangku kepentingan dalam suatu organisasi bisnis yang dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari bisnis secara keseluruhan.
Konsep stakeholder pertama kali digunakan dalam sebuah memorandum
internal 1963 di Stanford Research lembaga. Ini didefinisikan pemangku
kepentingan sebagai “kelompok-kelompok yang tanpa dukungan organisasi
akan berhenti untuk eksis.” Teori ini kemudian dikembangkan dan
diperjuangkan oleh R. Edward Freeman pada 1980-an. Sejak itu telah
mendapat penerimaan luas dalam praktek bisnis dan teori yang berkaitan
dengan manajemen strategis, tata kelola perusahaan, tujuan bisnis dan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Akan tetapi, kini stakeholder bukan
hanya mereka yang berkecimpung dalam organisasi bisnis tersebut. Dalam
perkembangannya Stakeholder mencakup pihak-pihak lain yang dibedakan
sebagai Stakeholder Internal dan Stakeholder Eksternal.
Dalam kenyataan tersebut muncullah berbagai jenisstakeholder. Namun,
dengan pengertian yang telah dituliskan diatas dapat diketahui bahwa seiring
dengan berkembangnya zaman, sebuah organisasi bisnis pun mengalami
mindset perubahan.Organisasi bisnis secara umum diketahui sebagai sebuah
lembaga ataupun institusi yang menyediakan dan memproduksi barang barang
serta jasa untuk masyarakat dan bertujuan untuk memperoleh laba bagi
perusahaan mereka. Kini, organisasi bisnis juga memperhatikan isu-isu lain
terkait dengan tata kelola perusahaan yang strategis dan efisien serta perhatian
terhadap karyawan suatu perusahaan, bahwasannya pimpinan perusahaan kini
harus mampu mengelolah perusahaan tidak hanya secara pola kerja yang
efektif namun juga harus mampu menciptakan kondisi persaingan sehat antar
karyawan di perusahaan tersebut dan tentunya persaingan sehat antar
organisasi bisnis lainnya. Selain itu, organisasi bisnis juga mulai
memperhatikan isu-isu sosial yang berkembang dalam masyarakat. Organisasi
bisnis memikirkan cara agar prospek bisnis mereka sejatinya dapat membawa
pengaruh lain bagi masyarakat. Misalnya saja, saat ini sudah banyak
perusahaan yang mengadakan program CSR berbasis kegiatan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kepedulian terhadap bidang pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai
berikut : Bagaimana Konsep Stakeholder dan Stockholder Theroy di Mensi
Dalam Bisnis ?
BAB II
PEMBAHASAN
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi
untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder (pemegang
saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Dengan
demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh
stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali & Chariri, 2007).
Deegan (2004) menyatakan bahwa stakeholder theory adalah "Teori yang menyatakan
bahwa semua stakeholder memunyai hak memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan
yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan mereka. Para stakeholder juga dapat memilih
untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan tidak dapat memainkan peran secara langsung
dalam suatu perusahaan."
Pengertian teori stakeholder menurut Freeman dan Reed (Ulum, 2009) adalah
sekelompok orang atau individu yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan
ataupun dapat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan. De Wit dan Meyer (Duran dan Radojicic,
2004, p14) berpendapat bahwa para pemegang saham, para pekerja, para supplier, bank, para
customer, pemerintah, dan komunitas memegang peranan penting dalam organisasi
b. Macam-macam Stakeholder.
Kasali dalam Wibisono (2007, hal. 90) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut:
3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan dan konsumen dapat
disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan
organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang
akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti
mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.
4. Proponents, opponents, dan uncommitted.
Silent majority dan vokal minority. Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan
komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau
dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif).
c. Pendekatan-pendekatan Stakeholder.
Budimanta, Prasetijo, & Rudito (2008) menyatakan bahwa terdapat dua bentuk dalam
pendekatan stakeholder yaitu :
Tunggal (2008) menyatakan bahwa teori stakeholder dapat dilihat dalam tiga pendekatan:
1. Deskriptif.
2. Instrumental.
Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi bisnis
ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :
Pemilik (owner) atau Pemegang Saham Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang atau
lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk
membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan
mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi, mengelola dan menanggung
segala resiko bisnis.
Karyawan (employee) Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan
kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik
secara individu maupun secara kelompok.
Kreditor (creditor) Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan tertentu
untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan tepat
waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.
Pemasok (supplier) Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi
ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada
kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya pemasok
kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah dan sulit untuk
memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi terhadap pemangku kepentingan
tidak selalu lemah.
Pelanggan (customer) Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam
memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh
karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang
menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).Suatu perusahaan
tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer. Customer merupakan target dari suatu
perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk menarik seorangcustomer, suatu
perusahaan harus menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat.
Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi
pelanggan tidak dapat memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
Pesaing Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan tentang pesaing
dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung. Pesaing
langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang diproduksi oleh
perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air adalah pesaing
langsung satu sama lain.
Pemerintah Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan perijinan.Dalam
masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat, bukan tidak mungkin
kekuasaan pemerintah dalam memberikan perijinan dapat mengagalkan semua rencana yang
disusun oleh perusahaan.
Menurut Nugroho (2014, h.16-17) dalam penelitian Ali dkk, stakeholder dalam program
pembangunan diklasifikasikan berdasarkan peranannya, antara lain:
Policy creator yaitu stakeholder yang berperan sebagai pengambil keputusan dan
penentu suatu kebijakan.
Koordinator yaitu stakeholder yang berperan mengkoordinasikan stakeholder lain
yang terlibat.
Fasilitator yaitu stakeholder sebagai fasilitator yang berperan menfasilitasi dan
mencukupi apa yang dibutuhkan kelompok sasaran.
Implementer yaitu stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalamnya termasuk
kelompok sasaran.
Akselerator yaitu stakeholder yang berperan mempercepat dan memberikan
kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai sasaran atau bahkan lebih
cepat waktu pencapaiannya
a) Hubungan tidak aktif (inactive); perusahaan meyakini bahwa mereka dapat membuat keputusan
secara sepihak tanpa mempertimbangakan dampaknya terhadap pihak lain.
b) Hubungan yang reaktif (reactive); perusahaan cenderung memepertahankan diri (defensive), dan
hanya bertindak ketika dipaksa melakukanya.
c) Hubungan yang proaktif (proactive); perusahaan cenderung berusaha untuk mengantisipasi
kepentingan-kepentingan para stakeholders. Biasanya perusahaan memiliki departemen khusus
yang berfungsi untuk mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian para pemangku
kepentinagan utama. Namun, perhatian mereka dan para stakeholders dipandang sebagai suatu
permasalahan yang perlu dikelola, bukan dipandang sebagai suatu sumber keunggulan kompetitif.
d) Hubungan yang interaktif (interactive); perusahaan menggunakan pendekatan bahwa perusahaan
harus memiliki hubungan berkelanjutan yang saling menghormati, terbuka, dan saling dipercaya
dengan para pemangku kepentinganya. Dengan demikian, perusahaan menganggap bahwa suatu
hubungan yang positif dengan para pemangku kepentingan adalah sumber nilai dan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan.
2. STOCKHOLDER.
a. Pengertian stockholder .
1. Bussiness Dictionary: stockholder is an individual, group, or organization that holds one or
more shares in a company, and in whose name the share certificate is issued. Artinya,
stockholder ialah individu, kelompok, ataupun organisasi yang memegang satu atau lebih
lembar saham di suatu perusahaan, dan yang mana namanya tercantum di sertifikat lembar
saham.
2. Cambridge Dictionary: stockholder is a person who owns shares in a company and therefore
gets part of the company’s profits and the right to vote on how the company is controlled.
Artinya, stockholder adalah orang yang memiliki saham di suatu perusahaan dan oleh
karenanya mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan dan hak untuk memberikan suara
(pendapat) terhadap cara perusahaaan tersebut dikendalikan.
3. Accounting Coach: stockholder is the owner of one or more shares of a corporation’s capital
stock. Artinya, stockholder merupakan pemilik dari sebagian saham perusahaan.
Stockholder dapat dianggap terpisah dari perusahaan tersebut dan oleh karenanya memiliki
liabilitas yang terbatas dari keseluruhan surat hutang perusahaan.
4. Prof. DR. Sukmawati Sukamulja adalah individu maupun kelompok yang terlibat
dalam optimalisasi kekayaan perusahaan (maximize company’s wealth), baik itu
manajemen maupun para pemegang saham. Semua elemen di dalam (management &
stockholders) dan di luar perusahaan (pemerintah, pemasok, konsumen, masyarakat
sekitar, dan lingkungan alam) yang memiliki kepentingan dengan perusahaan disebut
stakeholders
b. Shareholder Theory.
Dalam proses pelaksanaannya, manajemen dapat mengelola semua sumber daya yang ada
pada perusahaan, mulai dari human capital (pegawai), phisical capital (aset fisik), hingga
structural capiltal (gedung). Pemanfaatan dan pengelolaan semua sumber daya dengan baik akan
menciptakan value added bagi perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan semakin baik.
Dan sekali lagi, semua kegiatan tersebut dilakukan demi untuk kepentingan shareholder atau
pemegang saham.
Stakeholder, Shareholder, dan Stockholder, ketiga istilah ini seringkali membingungkan bagi beberapa
orang karena dianggap sama. Pada dasarnya ketiga pihak tersebut berada dalam satu perusahaan atau
organisasi, namun berbeda peran dan tanggungjawab.
Berikut perbedaan shareholder, stockholder, dan stakeholder:
Kecuali dibatasi atau ditetapkan dalam akte pendirian perseroan atau oleh ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, setiap jenis saham memberikan hak-hak dasar kepada para pemiliknya
sebagai berikut:
Termasuk memilih anggota direksi dengan hak suara yang proporsional dengan hak
kepemilikan sahamnya di dalam perusahaan, dan hak untuk memperoleh laporan keuangan
perusahaan dan menentukan kebijakan-kebijakan strategis perusahaan.
Meliputi hak untuk membagi dividen dan hak memperoleh pembayaran kembali atas
penyertaan modalnya apabila perusahaan harus dibubarkan atau dilikuidasi.
3. Hak untuk mendapatkan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dibagikan oleh
perusahaan.
4. Hak untuk dapat mempertahankan jumlah relative saham yang dimiliki melalui pembelian
saham-saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan yang disebut preemptive right. Yang
memungkinkan seorang pemegang saham untuk membeli sejumlah saham tambahan dalam hal
perusahaan melakukan emisi atau menerbitkan saham baru. Sebagai akibatnya, rasio
kepemilikan saham tidak bisa dikurangi sebagai akibat dari penerbitan saham-saham baru
yang dilakukan oleh perusahaan, kecuali pemegang saham tidak menggunakan haknya untuk
membeli saham baru
5. Hak untuk mengubah akte pendirian
Anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan, meliputi hak untuk memberikan persetujuan
atas perubahan-perubahan akte pendirian, anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan, dan
hak untuk mempertahankan rasio kepemilikan sahamnya diperusahaan.
Tidak setiap pemegang saham memperoleh hak-hak dasar sebagaimana dikemukakan diatas.
Sebagai contoh, preemptive right seringkali sudah dieliminasi melalui perubahan akta
pendirian, anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan. Disamping itu, memang sengaja tidak
setiap pemegang saham diberikan hak-hak yang sama. Banyak perusahaan besar
menerbitkan beberapa jenis sekuritas saham, dengan karakteristik dan hak-hak yang berbeda
(hak suara dalam rapat umum pemegang saham, hak prioritas untuk memperolah pembayaran
dividen, hak atas jumlah minimum dividen).
Sedangkan, untuk kewajiban dari pemegang saham itu sendiri adalah sebagai berikut :
Peraturan mengenai Perseroan Terbatas diatur didalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (?strong>UU PT?. Di dalam UU PT mengatur mengenai tanggung
jawab pemegang saham dalam Perseroan Terbatas.
Menurut Pasal 3 ayat (1) UU PT, pemegang saham Perseroan Terbatas (?strong>Perseroan? tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak
bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki. Ketentuan di dalam
pasal ini mempertegas ciri dari Perseroan bahwa pemegang saham hanya bertanggung jawab
sebesar setoran atas seluruh saham dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya.
Namun, masih ada kemungkinan pemegang saham harus bertanggung jawab hingga menyangkut
kekayaan pribadinya berdasarkan Pasal 3 ayat (2) UU PT yang menyatakan bahwa ketentuan di
dalam Pasal 3 ayat (1) tidak berlaku apabila:
Selain itu berkaitan dengan masalah likuidasi, menurut Pasal 150 ayat (5) UU PT pemegang
saham wajib mengembalikan sisa kekayaan hasil likuidasi secara proporsional dengan jumlah
yang diterima terhadap jumlah tagihan. Kewajiban untuk mengembalikan sisa kekayaan hasil
likuidasi tersebut wajib dilakukan oleh pemegang saham apabila dalam hal sisa kekayaan hasil
likuidasi telah dibagikan kepada pemegang saham dan terdapat tagihan kreditor yang belum
mengajukan tagihannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Stakeholders atau disebut juga pemangku kepentingan adalah individu atau kelpompok
orang yang terlibat dalam sebuah perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Stakeholder ini terdiri dari pemegang saham, kreditor, suplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak yang lainnya. Stakeholder ini terdiri dari 2 lingkup katagori yaitu
internal dan eksternal. Lingkup internal terdiri dari pemegang saham, manajemen, dan karyawan.
Sedangkan lingkup ekternal berkaitan dengan pemerintah, pemasok, konsumen, masyarakat dan
yang lainnya. Peran penting stakeholder ini adalah sebagai motor/penggerak bagi sebuah
perusahaan dalam mencapai segala tujuannya karena tanpa adanya stakeholder maka sebuah
perusahaan tidak akan dapat berjalan.
Stockholder atau disebut juga pemegang saham adalah individu atau kelompok orang
yang menginvestasikan modal untuk kegiatan operasional perusahaan. Stockholder ini merupakan
bagian dari stakeholder dimana stockholder ini bagian penyedia dana atau berkontribusi berupa
modal. Sebagai balasannya perusahaan akan memberikan persentase keuntungan perusahaan
kepada stockholder, biasanya dalam bentuk dividen.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-shareholder.html
http://ekonomi-management-bisnis.blogspot.co.id/2016/05/hak-hak-yang-dimiliki-oleh-
pemegang.html
https://media.neliti.com/media/publications/183052-ID-analisis-peran-stakeholders-dalam-
pengem.pdf
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/09/memahami-istilah-stakeholder-dalam-accounting/
https://modulmakalah.blogspot.co.id/2016/12/
Pengertian.dan.Pendekatan.Teori.Stakeholder.Menurut.Para.Ahli.html
https://ridwan8814.blogspot.co.id/2014/09/teory-stockholder-teory.html