Anda di halaman 1dari 17

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah ‘Stakeholders’ atau dinamakan pemangku kepentingan adalah


kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan
kelangsungan hidup organisasi. Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi
atau kelompok dengan kepentingan terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown
et al 2001). Stakeholder is a person who has something to gain or lose through the
outcomes of a planning process, programme or project (Dialogue by Design 2008).

Pemangku kepentingan mencakup semua pihak yang terkait dalam


pengelolaan terhadap sumber daya. Menurut Witold Henisz guru besar pada Sekolah
Bisnis Wharton, termasuk semua orang dari politisi lokal dan nasional dan tokoh atau
pemimpin masyarakat, penguasa, kelompok paramiliter, LSM dan badan-badan
internasional. Dalam konteks perusahaan, Clarkson (dalam artikel tahun 1994)
memberikan definisi pemangku kepentingan secara lebih khusus sebagai suatu
kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena mereka telah
melakukan investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut (‘Stakeholders
sukarela’), ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan
tersebut (‘Stakeholders non-sukarela’).

Berdasarkan pandangan tersebut pemangku kepentingan adalah pihak yang


akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan. Dan
berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah
seluruh pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian
atau perhatian. Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan
sebagai para pihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat
pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya
ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya. Seorang
pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang dapat
iaperoleh at au akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek.

Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan


mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses
politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk

1
mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku
kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan mempengaruhi kebijakan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu teori pemangku kepentingan?


2. Apa pendapat para ahli tentang stakeholder?
3. Bagaimana sejarah ide stakeholder?
4. Apa sajakah prinsip-prinsip stakeholder?
5. Bagaimana klasifikasi stakeholder?
6. Apa sajakah yang termasuk stakeholder internal dan eksternal?
7. Apa yang mencangkup dalam tipologi stakeholder?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditentukan tujuan dalam


makalah ini seperti berikut:

1. Dapat mengetahui apa itu teori stakeholder.


2. Mengetahui pendapat para ahli.
3. Mengetahui sejarah stakeholder.
4. Mengetahui prinsip-prinsip stakeholder.
5. Mengetahui klasifikasi stakeholder.
6. Mengetahui stakeholder internal dan stakeholder eksternal.
7. Mengetahui tipologi stakeholder.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

‘‘society is a network of voluntary relationships between individuals and


organized groups, and strictly speaking there is hardly ever merely one society to
which one person exclusively belongs’’ (Hayek, 1981)

Pada tahun 1984 terbit sebuah buku karangan R. Edward Freeman yang berjudul
‘‘strategic Management: A Stakeholder Approach.’’ Buku Freeman tersebut dalam
waktu relative singkat menarik perhatian para pemikir karena isinya dianggap
menggoncangkan paradigma ‘‘managerial capitalism’’ ataupun madzab stategi bisnis
yang bertujuan maksimalisasi stakeeholder value yang dominan saat itu (bahkan
masih cukup kuat sampai hari ini). Managerial capitalism adalah sebuah paradigma
mengenai penguasaan perusahaan-perusahaan kapitalistis oleh manager. Managerial
capitalsm didefinisikan sebagai perubahan pengelolaan (control) atas perusahaan
kapitalis dari pemilik (di era Karl Marx) ke para manajemen eksekutif. Tentu saja
undang-undang korporasi yang ruhnya dilahirkan pada era dimana para pemilik
(kapitalis) sangat dominan perlu memberikan jaminan bahwa para manajer tersebut
bekerja untuk para pemilik. Dalam konteks ini seolah-olah manajemen (dan pemilik)
seolah-olah berada dalamsatu kubu menghadapi pihak-pihak lain.

Jelas sekali bahwa beberapa teori, seperti teori keagenan , ataupun beberapa
ideologi, seperti kapitalisme dan sosialisme, sangat dipengaruhi oleh paradigma
managerial capitalism tersebut. Hal itu terlihat jelas dari peran sentral pemilik
(shareholders) dan manajemen dalam menjelaskan fenomena bisnis dan ekonomi di
masyarakat. Hal ini berbeda dengan konsep dalam teori pemangku kepentingan
(stakeholder) yang memandang bahwa kelangsungan perusahaan di dalam lingkungan
bisnisnya tergantung pada berbagai pihak pemangku kepentingan yang tidak hanya
terbatas pada pemilik dan manajemen, seperti misalnya pemerinah, karyawan,
kreditur, dan konsumen. Institusi tercipta tidak hanya untuk memenuhi kepentingan
sendiri melainkan memenuhi kebutuhan macam-macam pihak yang ada disekiarnya.
Teori stakeholder paling tidak memiliki tiga pendekatan yang saling terkait:
deskriptif, instrumental, dan normatif.

Pendekatan teori deskriptif tersebut menguraikan karakteristik dan perilaku


organisasi. Misalnya dalam (Jawahar dan Mclaughlin, 2001), kedua peneliti

3
menguraikan peran masing-masing stakeholder pada siklus tahapan bisnis yang
berbeda. Pendekatan teori instrumental mencermati data empiris mengenai hubungan
antara menejemen kelompok-kelompok

kepentingan dengan pencapaian tujuan organisasi. Pendekatan instrumental biasanya


bisa dinyatakan dalam kalimat ‘‘jika manajemen berperilaku… maka akan
berakibat…’’ pendekatan normatif membahas inti teori serta petunjuk moral etika
yang menjadi pedoman manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut
pendekatan ini hungan antara manajemen dengan stakeholder dilandasi oleh
komitmen moral (Berman et al. 1999). Klaim kelompok stakeholders tertentu
dilandasi atas pandangan etika tertentu yang tidak selalu terkait dengan tata nilai
instrumental stakeholders. Artinya, memenuhi klaim yang dilandasi pandangan etika
ini tidak selalu menyebabkan tercapainya kepentingan strategis organisasi.

Beberapa orang menganggap teori pemangku kepentingan bukan ‘‘teori’’ karena


tidak memenuhi syarat sebagai teori, yaitu tidak terdiri dari proposisi yang bisa diuji.
Mereka menganggap ‘‘teori pemangku kepentingan’’ sebagai kerangka (framework)
dimana dari situ bisa ditarik berbagai pemikiran.

2.2 Pengertian Stakeholder Menurut Para Ahli

Untuk lebih memahami apa arti Stakeholder, maka kita dapat merujuk beberapa
pendapat para ahli berikut ini:

1. Freeman

Menurut Freeman, pengertian Stakeholders adalah suatu kelompok masyarakat


ataupun individu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
tertentu dari organisasi.

2. Biset

Menurut Biset, pengertian stakeholder adalah orang/ individu atau kelompok


masyarakat yang memiliki kepentingan atau perhatian pada permasalahan tertentu.

3. Wibisono

Menurut Wibisono, pengertian stakeholder adalah seseorang maupun kelompok


yang punya kepentingan secara langsung/ tidak langsung bisa mempengaruhi atau
dipengaruhi atas aktivitas dan eksistensi perusahaan.

4
4. ISO 26000 SR

Menurut ISO 26000 SR, pengertian stakeholder adalah individu atau kelompok
yang memiliki kepentingan terhadap keputusan serta aktivitas organisasi.

5. AA1000 SES

Menurut AA1000 SES, definisi stakeholder adalah kelompok yang dapat


mempengaruhi dan/atau terpengaruh oleh aktivitas, produk atau layanan, serta kinerja
suatu organisasi.

2.3 Sejarah Ide “Stakeholder”

‘‘Stakeholders’’ atau pemangku kepentingan adalah ‘‘semua pihak yang menjadi


sasaran (alasan utama) pengembangan perusahaan’’ (all of the agents for whom the
firm’s development and good health are of prime concern) (Mercier, 1999, lihat
Gambar 1). Sementara itu (Freeman 1984) mengartikannya sebagai kelompok atau
individu manapun yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh upaya organisasi
dalam merealisasi tujuannya (any group or individual that can affect or be affected by
the realisation of a firm’s objectives). Beberapa penulis mencoba membuat
penggolongan lebih jauh, misalnya ‘‘pemangku kepentingan utama’’ (prime
stakeholders atau disebut juga contractual stakeholder), yaitu pihak-pihak yang
memiliki hubungan kontraktual dengan organisasi (misalnya kreditur atau konsumen)
dan pemangku kepentingan kedua (secondary stakeholders atau kadangkala juga
disebut diffuse stakeholder), yaitu semua pihak yang mungkin dipengaruhi oleh
tindakan organisasi walaupun dia tidak memiliki hubungan kontraktual dengan
organisasi. Cara lain penggolongan stakeholder adalah dengan mengelompokkannya
menjadi ‘‘internal stakeholder’’ yaitu, individu atau kelompok yang berada dalam
struktur organisasi bisnis yang memiiki pengaruh terhadap tujuan perusahaan.
(manajemen, karyawan, dan sebainya) dan ‘‘external stakeholder’’ yaitu, individu
atau kelompok yang berada diluar struktur organisasi bisnis yang memiliki pengaruh
baik langsung ataupun tidak langsung terhadap kebijakan dan proses bisnis (pemilik,
pemerintah, kreditur, dan sebagainya).

5
2.4 Prinsip-Prinsip Stakeholder

Berbeda dengan era sebelumnya, tanggung jawab bisnis telah berubah diera
kompetisi global sekarang ini. Dari yang tadinya berparadigma stockholder sekarang
berahli menjadi paradigma stakeholder.

Dalam paradigma stockholder, orientasi manajemen selalu tertuju kepada


pemegang saham. Alasannya adalah manajemen harus bertanggungjawab atas
mandate yang telah diberikan untuk mengelolah perusahaan pemegang saham. Oleh
karena itu dalam paradigma stockholder, pemegang saham adalah segala-segalanya
bagi manajemen. Sedangkan dalam paradigma stakeholder, manajemen dihadapkan
pada banyak pihak, atau bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu stakeholder primer
(pemegang saham, kreditor, pekerja, pemasok, penyalur, pelanggan, dan pesaing) dan
stakeholder sekunder (pemerintah, masyarakat, aktivis social, pendukung bisnis,
media massa dan pendapat umum).

Dengan peralihan paradigma stockholder menjadi stakeholder maka manajemen


harus mematuhi prinsip-prinsip stakeholder, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Pelanggan

Pelanggan merupakan pembeli dan pemakai produk perusahaan. Pelanggan adalah


pihak yang sangat penting karena keberlangsungan perusahaan sangat bergantung
padanya. Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan oleh perusahaan sebagai
wujud tanggung jawab kepada pelanggan :

a) Memberikan produk yang terbaik yang sesuai dengan tuntutan pelanggan.


b) Berlaku adil terhadap pelanggan dalam semua transaksi.
c) Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kualitas lingkungan pelanggan dari
produk dan jasa perusahaan.
d) Menghormati pelanggan dalam memasarkan, menawarkan dan mengiklankan
produk.
e) Menghormati integritas budaya pelanggan.

6
2. Pekerja

Kepada pekerja, perusahaan juga memiliki tanggung jawab yaitu :

a) Memberikan imbalan dan pekerjaan yang dapat memperbaiki kondisi


kehidupan mereka.
b) Memberikan kondisi kerja yang melindungi kesehatan dan martabat pekerja.
c) Bersikap jujur dan terbuka dalam berkomunikasi dan memberikan informasi.
d) Mendengarkan saran, gagasan keluhan dan permintaan pekerja.
e) Mengajak bermusyawarah bila terjadi konflik.
f) Menghindari diskriminasi.
g) Mengembangkan diversifikasi pekerjaan dalam bisnis agar pekerja dapat lebih
bermanfaat
h) Melindungi pekerja dari kecelakaan dan penyakit saat bekerja.
i) Membantu pekerja dalam mengembangkan pengetahuan serta keterampilan
yang selaras dan dapat dialihkan.
j) Peduli terhadap masalah pengangguran dalam membuat keputusan bisnis.
3. Pemegang Saham

Sebagai penghormatan atas kepercayaan, manajemen bertanggung jawab kepada


pemegang saham, yaitu :

a) Menerapkan manajemen yang professional serta tekun dalam bekerja guna


mendapatkan keuntungan yang wajar serta kompetitif.
b) Memberikan informasi yang sebenarnya kepada investor mengenai segala hal.
c) Melindungi, menghemat, dan menumbuhkan aset investor.
d) Menghormati permintaan, keluhan, saran, serta solusi dari investor.
4. Pemasok

Hubungan manajemen dengan pemasok dan subkontraktor harus dilandasi dengan


saling menghormati. Dan perusahaan mempunyai tanggung jawab :

a) Menerapkan prinsip kejujuran dan keadilan dalam setiap aktivitas dengan


pemasok.
b) Menjamin semua aktivitas terbebas dari bentuk pemaksaan dan proses yuridis
yang tidak perlu.

7
c) Menciptakan stabilitas hubungan jangka Panjang dengan pemasok dalam
bentuk terjaganya kualitas, kontinuitas, bahan baku, dan keuntungan yang
wajar.
d) Berbagi informasi dan melibatkan pemasok dalam rencana perusahaan.
e) Membayar tepat waktu sesuai dengan kesepakatan.
f) Mencari, pengutamakan dan mendukung pemasok dan subkontraktor yang
menghormati martabak manusia.
5. Pesaing

Setiap perusahaan harus selalu menghormati persaingan dan mempunyai tanggung


jawab untuk hal-hal :

a) Mengembangkan pasar terbuka untuk perdagangan serta investasi.


b) Menciptakan perilaku persaingan yang menguntungkan secara lingkungan dan
social.
c) Saling menghormati antar pesaing.
d) Menghindari pemberian gaji atau hadia yang tidak masuk akal untuk menjamin
keuntungan yang kompetitif.
e) Menghormati hak milik intelektual dan produk.
f) Tidak mencuri gagasan entah itu penciptaan produk maupun inovasi.
6. Masyarakat

Perusahaan memiliki tanggung jawab kepada masyarakat, oleh karena itu bisnis
yang dijalankan harus memperhatikan :

a) Menghormati hak asasi manusia dan lembaga-lembaga demokrasi.


b) Mengakui kewajiban sah pemerintah kepada masyarakat dan mendukung
kebijakan serta pelaksanaan public yang bertujuan mengembangkan manusia
melalui hubungan yang baik antara perusahaan dan masyarakat.
c) Mengembangkan dan merangsang pembangunan berkelanjutan serta berperan
dalam memelihara lingkungan dan konservasi sumber daya.
d) Mendukung keamanan, perdamaian, keanekaragaman dan keutuhan social.
e) Menghormati keutuhan budaya local.
f) Menajdi warga perusahaan yang baik dengan memberikan sumbangan karitatif,
kebudayaan, Pendidikan, serta partisipasi pekerja dalammasyarakat dan
masalah sipil.

8
Perusahan berperan dalam memperbaiki kehidupan pelanggan, karyawan, dan
pemegang saham dengan berbagai kesejahteraan kepada mereka. Pemasok dan
pesaing juga mengharapkan agar perusahaan menghormati kewajibannya dalam
semnagat kejujuran dan keadilan. Dan kepada masyarakat dima perusahaan berlokasi,
perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam membentuk masa depan masyarakat
tersebut.

2.5 Klasifikasi Stakeholder

Secara umum, Stakeholder dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan, posisi,


dan pengaruhnya. Adapun klasifikasi stakeholder adalah sebagai berikut:

1. Stakeholder Utama (Primer)

Stakeholder primer ini berhubungan langsung dengan pembuatan kebijakan,


program, dan proyek. Mereka merupakan penentu utama dalam kegiatan pengambilan
keputusan.

2. Stakeholder Pendukung (Sekunder)

Stakeholder sekunder adalah pihak yang tidak berkaitan langsung terhadap suatu
kebijakan, program, dan proyek. Namun stakeholder sekunder punya keprihatinan dan
kepedulian sehingga ikut menyuarakan pendapat yang bisa mempengaruhi sikap
stakeholder utama dan keputusan legal pemerintah.

3. Stakeholder Kunci

Stakeholder kunci adalah unsur eksekutif berdasarkan levelnya (legislatif dan


instansi) yang punya wewenang secara legal untuk mengambil keputusan. Contohnya,
stakeholder kunci suatu proyek di daerah kabupaten:

 Pemerintah Kabupaten
 DPR Kabupaten
 Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan

9
2.6 Stakeholder Internal dan Stakeholder Eksternal
 Stakeholder Internal

Berikut ini terdapat beberapa Stakeholders Internal, terdiri atas:

A. Stakeholder Pada Sektor Publik

stakeholder internal pada sektor publik antara lain adalah :

1. Lembaga Negara (kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya)

Lembaga Negara adalah lembaga pemerintahan atau “Civilizated Organization” di


mana lembaga tersebut dibuat oleh negara, dari negara, dan untuk negara di mana
bertujuan untuk membangun negara itu sendiri. Lembaga negara terbagi dalam
beberapa macam dan mempunyai tugas masing-masing antara lain. Tugas umum
lembaga negara antara lain :

 Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif, aman, dan harmonis.


 Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya.
 Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat.
 Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi, maupun nepotisme.
 Membantu menjalankan roda pemerintahan negara.
2. Kelompok Politik (partai politik)

Secara umum partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Adapun tujuan
dibentuknya sebuah partai adalah untuk memperoleh kekuasaan politik, dan merebut
kedudukan politik dengan cara (yang biasanya) konstitusional yang mana kekuasaan
itu partai politik dapat melaksanakan program-program serta kebijakan-kebijakan
mereka.

3. Manajer Publik (Gubernur BUMN, BUMD),

Manajer publik ialah orang yang menjalankan fungsi manajemen publik. Orang
tersebut mengatur serta mengkoordinasikan kegiatan dan aspek lainnya, agar tercapai
kesesuaian. Maka seorang manajer dituntut mengerjakan segala hal secara benar agar
dihasilkan efisiensi dalam organisasi.

10
4. Pegawai Pemerintah.

Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri,
atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

B. Stakeholder Pada Sektor Swasta

Karena stakeholders internal mudah dikendalikan dan biasanya lebih diserahkan


kepada bagian kepegawaian atau dirangkap langsung oleh eksekutif puncak. Unsur-
unsur stakeholders internal adalah sebagai berikut :

1. Pemegang Saham

Pemegang saham atau pemilik perusahaan mempunyai kekuasaan yang besar


karena mudanya usia perusahaan dan seluruh karyawan mengidentikkan pemilik
sebagai pemimpin spiritual perusahaan. Selama pemilik itu adalah pendiri hal ini akan
berubah bila perusahaan telah go public dan tidak ada lagi konsentrasi kepemilikan
saham pada pihak tertentu. Perusahaan muda adalah perusahaan yang relative masih
dinahkodai oleh pemilik,berada pada generasi pertama dan dominasi keluarga
pemilik.

2. Manajer dan Top Executives

Manajer perusahaan berada dibawah kendali pemilik, hanya dengan kapasitas


memadailah seorang manajer dapat tampil otonom dalam mengelola perusahaan.
Manager professional membutuhkan mitra yang mempunyai kapasitas manajerial dan
wawasan intelektual.

Kasus berpindahnya secara bergerombol (enblock),redaksi senior media massa


yang mapan dalam kurun waktu 1985-1990 ke media baru terjadi karena adanya daya
tarik dari investor baru yang ingin cepat menguasai teknologi penerbitan dan
bayangan hidup lebih baik bagi para wartawan nuda.

Solidaritas pers akan rusak dan persaingan dapat saling mematikan. Tugas Public
Relation adalah memantau gejala-gejala ini dan member masukan dan rekomendasi
kepada perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menimbulkan dampak bagi:

11
 Merosotnya moral kerja karyawan
 Hilangnya kepercayaan konsumen
 Turut campurnya phak ketiga untuk mengambil alih perusahaan
(takeover)/memasukkan orang baru (intervensi)
 Merosotnya reputasi eksekutif puncak perusahaan.(perusahaan yang melepas
saham menimbulkan turunya harga saham).
3. Karyawan

Karyawan adalah orang-orang dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan


struktural. Public Relation perlu menangani karyawan karena Pertama, karyawan
adalah orang yang paling banyak jumlahnya dalam perusahaan, secara struktural
mereka lemah. Kedua, karena tingkat pendidikannya rendah, karyawan mudah disulut
isu. Ketiga, karyawan adalah ujung tombak perusahaan jasa. Keempat, karyawan
merupakan sumber suara potensial dalam pemilihan umum. Kelima, pers umumnya
bersimpati kepada karyawan yang dilanggar hak-haknya oleh manajemen.

Public Relation umumnya menggunakan MBWA (Managing by Walking Aroun)


untuk memperoleh simpati kayawan. Tugas Public Relation adalah menciptakan iklim
baik agar karyawan dapat bekerja tenang dan aman. Rasa tidak aman akan
mengakibatkan mereka mencari perlindungan dari pihak-pihak diluar perusahaan,
turut campurnya pihak luar menunjukkan perusahaan sudah kehilangan kepercayaan
dari karyawannya.

4. Keluarga Karyawan

Tugas Public Relation adalah menimbulkan pemahaman para anggota keluarga


tentang keadaan pekerjaan anggota keluarganya sehingga mereka dapat menyesuaikan
perilakunya. Public Relation juga perlu mendapatkan kepercayaan dari anggota
keluarga karyawannya atas produk-produk yang dihasilkan perusahaan, sebelum
perusahaan memperoleh kepercayaan diri dari konsumen raihlah kepercayaan dari
keluarga karyawan yang turut memproduksi barang itu.

 Stakeholder Eksternal

Berikut ini terdapat beberapa Stakeholders Eksternal, terdiri atas:

12
A. Stakeholder Pada Sektor Publik

Pada Sektor Publik Stakeholder eksternal antara lain :

1. Masyarakat pengguna jasa publik

Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah


pelayanan masyarakat (publik service). Pelayanan tersebut diberikan untuk memenuhi
hak masyarakat, baik itu merupakan layanan civil maupun layanan publik. Artinya
kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak. Ia melekat pada
setiap orang, baik secara pribadi maupun berkelompok (organisasi), dan dilakukan
secara universal.

2. Masyarakat pembayar pajak

Pajak ialah iuran wajib kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapat prestasi (balas jasa) kembali secara langsung, manfaat atau guna pajak yaitu
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum sehubungan dengan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat.

Pajak dibagi dalam dua macam yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung,
disamping itu wajib pajak pun mempunyai kewajiban dan hak-hak sebagai seorang
wajib pajak. Hukum pajak ialah hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah
dan wajib pajak.

3. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik


sebagai input atas aktivitas organisasi,
4. Bank sebagai kreditor pemerintah,
5. Badan-badan internasional (IMF, ADB, PBB, dan sebagainya), investor asing, dan
generasi yang akan dating
B. Stakeholder Pada Sektor Swasta

Stakeholders eksternal adalah Unsur-unsur yang ada di luar kendali perusahaan


(uncontrollable). Konsumen adalah raja yang mempunyai hak untuk memilih
barangnya sendiri. Pemerintah adalah penentu kebijakan. Penyalur menguasai
jaringan distribusi dan Pemasok akan mudah berpindah bila tidak

13
memuaskan,semakin kuat pengaruh pers semakin besar kemungkinan mereka
menjaga jarak dari pengaruh bisnis.

Unsur dalam lingkungan eksternal dapat dilihat dua hal pertama, kompleksitas
lingkungan di ukur dari banyaknya pihak luar perusahaan yang mendapat perhatian
perusahaan karena pengaruhnya. Kedua, stabilitas lingkungan diukur dari perubahan
yang ditimbulkan.

Dalam lingkungan stabil, perusahaan cenderung didesain mekanitiks,


mengandalkan peraturan, prosedur, dan lebih birokratis. Tanggung jawab seorang
praktisi Public Relation banyak atau sedikitnya departemen disediakan tergantung
jumlah aktor dalam lingkungan yang perlu diperhatikan (kompleksitas). Semakin
banyak kctor yang berpengaruh, semakin banyak departemen yang harus didesain
untuk melakukan deal dengan masing-masing unsur tersebut. Demikian sebaliknya.
Stakeholder eksternal pada sektor swasta terdiri dari bank, serikat buruh, pemerintah,
pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan pasar modal

2.7 Tipologi Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Secara umum stakeholder dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: Pertama, stakeholder
primer atau ‘‘Key stakeholder’’ adalah mereka yang pada akhirnya terpengaruh baik
secara positif atau negatif oleh tindakan organisasi. Kedua, stakeholder sekunder
adalah ‘‘Perantara’’, yaitu orang atau organisasi yang secara tidak langsung
dipengaruhi oleh tindakan organisasi. Hal yang sama diungkapkan oleh Clarkson
yang membagi stakeholder menjadi dua. Stakeholder primer, adalah ‘‘pihak dimana
tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan’’. Contohnya
adalah pemegang saham, investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok. Sementara,
stakeholder sekunder, didefinisikan sebagai ‘‘pihak yang mempengaruhi atau di
pengaruhi oleh perusahaan’’. Contohnya adalah media dan berbagai kelompok
kepentingan tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk
kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan
mengganggu kelancaran bisnis perushaan. Dalam pandangan perusahaan sebagai
sebuah entitas bisnis stakeholder dipandang sebagai individu atau kelompok yang
dipengaruhi oleh dan/atau memiliki kepentingan dalam operasi dan tujuan
perusahaan.

14
BAB 3 PENUTUP

1. KESIMPULAN
Pemangku kepentingan adalah ‘‘semua pihak yang menjadi sasaran (alasan
utama) pengembangan perusahaan’’. (Freeman 1984) mengartikannya sebagai
kelompok atau individu manapun yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
upaya organisasi dalam merealisasi tujuannya (any group or individual that can affect
or be affected by the realisation of a firm’s objectives).
Secara umum stakeholder dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: Pertama,
stakeholder primer atau ‘‘Key stakeholder’’ adalah mereka yang pada akhirnya
terpengaruh baik secara positif atau negatif oleh tindakan organisasi. Kedua,
stakeholder sekunder adalah ‘‘Perantara’’, yaitu orang atau organisasi yang secara
tidak langsung dipengaruhi oleh tindakan organisasi.
2. SARAN

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memahami teori
pemangku kepentingan (stakeholder theory) dan mengetahui apa yang harus
dilakukan pada tempat kita bekerja atau perusahaan untuk mencapai suatu tujuan.

15
DAFTAR PUSAKA

Prof. Gudama. 2014. Teori Organisasi. Yogyakarta: BPFE

https://wahyudinsumpeno.wordpress.com/2012/07/23/teori-pemangku-kepentingan/

https://irvanamu.wordpress.com/2016/04/23/makalah-kelompok-11/

http://pendidikanbanget.blogspot.com/2017/05/makalah-etika-bisnis-tentang-
stakeholder.htm

http://stakeholder-ayuku.blogspot.com/2015/10/stakeholder-di-lingkungan-
perusahaan.html

https://www.dosenpendidikan.co.id/stakeholder-adalah/

https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/09/pengertian-stakeholder-dan-
prinsipnya.html

https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-stakeholder.html

16
17

Anda mungkin juga menyukai