Anda di halaman 1dari 12

CSR

M e m a h a m i Pe m a n g ku
Ke p e n t i n g a n
Larry Wirajaya
25317002
Magister Mikom
Sebenarnya apakah arti dari
stakeholder itu?
istilah yang tidak asing namun terasa asing jika kita tidak mengetahui artinya.
Stakeholder adalah pihak pemangku kepentingan atau beberapa kelompok
orang yang memiliki kepentingan di dalam perusahaan yang dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari bisnis secara keseluruhan.
Secara umum pemangku kepentingan dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:
Pertama, pemangku kepentingan primer atau ‘key stakeholder’ adalah mereka
yang pada akhirnya terpengaruh, baik secara positif atau negatif oleh tindakan
organisasi. Kedua, Pemangku kepentingan sekunder: adalah ‘perantara’, yaitu,
orang atau organisasi yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh tindakan
organisasi. Hal yang sama diungkapkan oleh Clarkson yang membagi pemangku
kepentingan menjadi dua. Pemangku kepentingan primer adalah ‘pihak di mana
tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’
Contohnya adalah pemegang saham, investor, pekerja, pelanggan, dan
pemasok.
Beberapa istilah penting dalam definisi Stakeholder pemangku
kepentingan, diantaranya :

1) Stakeholder Engagement is the process of effectively eliciting


stakeholders’ views on their relationship with the
organisation/programme/project (Friedman and Miles 2006).

2) Stakeholder Analysis is a technique used to identify and assess the


influence and importance of key people, groups of people, or
organisations that may significantly impact the success of your
activity or project (Friedman and Miles 2006).

3) Stakeholder Management is essentially stakeholder relationship


management as it is the relationship and not the actual
stakeholder groups that are managed (Friedman and Miles 2006).

Teori stakeholder (Pemangku Kepentingan) dimulai dengan asumsi


bahwa nilai bahwa nilai (value) (value) secara eksplisit dan tak
secara eksplisit dan tak dimungkiri merupakan bagian dari kegiatan
dimungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. (Freeman, et.al.,
2004). Teori Stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah
suatu entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri,
namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder-nya seperti
pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak lain. Perusahaan harus menjaga
hubungan dengan stakeholder-nya dengan mengakomodasi
keinginan dan kebutuhan stakeholdernya, terutama stakeholder yang
mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga
Menurut Freeman (1984), perusahaan-perusahaan terkemuka
telah menerima kenyataan bahwa mereka bukanlah semata-mata
pelayan kepentingan pemilik modal, melainkan juga pemangku
kepentingan lain yang lebih luas. Pemangku kepentingan ini
didefinisikan sebagai pihak-pihak yang dapat terpengaruh dan atau
mempengaruhi kebijakan serta operasi perusahaan. Selanjutnya,
Clarkson (1995) semakin meyakinkan dunia bisnis bahwa hanya dengan
memperhatikan semua pemangku kepentinganlah sebuah perusahaan
dapat mencapai kinerja sosial yang tinggi (yaitu perolehan social license
to operate).

Perkembangan Konsep Stakeholder

1) Tadisional/konvensional menuju progresif


2) Model input – output kontras model stakeholder
3) Primer menuju basis nilai sosial, ekonomi, lingkungan
USE BIG
IMAGES
TO SHOW YOUR
IDEAS
Thomas Donaldson, Lee E. Preston, The Stakeholder Theory of the
Corporation: Concepts, Evidence, and Implication. 1995
Manajemen Stakeholder
Manajemen pemangku kepentingan
menunjukkan bagaimana perusahaan
mengelola hubungan dengan para
pemangku kepentingannya serta membuat
berbagai keputusan (yang dilandasi
pertimbangan normatif) sehingga dapat
meminimalisasi dampak buruk keputusan

5
perusahaan terhadap para pemangku
kepentingan, di mana keputusan-keputusan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan.

Berman, Wicks, Kotha, dan Jones (1999:


488-494) mengidentifikasi adanya dua
model manajemen para pemangku
kepentingan, yang sekaligus juga
menunjukkan orientasi manajemen
perusahaan di dalam mengelola para
pemangku kepentingan. Kedua model
tersebut adalah strategic stakeholder
"suatu tujuan utama dari CSR adalah untuk
menciptakan nilai bagi stakeholder kunci dan
memenuhi tanggung jawab mereka
menyiratkan bahwa kita tidak bisa
memisahkan bisnis dari etika"
(Freeman & Velamuri, 2004)

Dalam implementasi CSR, strategi hubungan


dengan stakeholder merupakan prasyarat
dasar, dengan alasan berikut:

(1)Perusahaan (kini) menghadapi peningkatan


tekanan untuk memberi respon pada
stakeholder mereka.
(2)Perusahaan memiliki basis hukum untuk
menyikapi/ berhubungan dengan stakeholder
dalam cakupan luas.
(3)Perusahaan dipimpin oleh para eksekutif,
tidak lagi dipandu prinsip-prinsip profesi
Dalam hal menyeimbangkan peran dan hubungan antara
stakeholder, maka perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial
atau yang biasa dikenal dengan istilah CSR (Corporate Social
Responsibility) kepada para stakeholdernya jika menginginkan
perusahaannya terus beroperasi dalam jangka panjang, terlebih lagi
dalam hal memaksimalkan keuntungan.

Bagaimana dan sejauh apa perusahaan di Indonesia Bagaimana dan


sejauh apa perusahaan
di Indonesia memperlakukan para memperlakukan para stakeholder
mereka
dalam praktik pelaksanaan CSR saat ini?

1) Masih kuatnya pemahaman tradisional tentang, atau (bahkan) belum memahami


konsep atau (bahkan) belum memahami konsep stakeholder stakeholder dan
prinsip tri sector partnership dalam praktik CSR dalam praktik CSR Reaktif,
responsif Reaktif

2) Strategi hubungan dengan stakeholder


Jenis-jenis stakeholder :

1) Internal – Eksternal Organisasi/Perusahaan (pemahaman umum yang


ditemui)

2) Cakupan tradisional (Eden and Ackermann) vs perluasan cakupan karena


pertimbangan aspek demokrasi dan keadilan sosial (Nutt and Backoff and
Bryson, 1992)

3) Primer – Penambahan Lingkungan sebagai stakeholder (Cathy Dricoll, & Mark


Starik, 2004) Kontraktual–Komunitas (Thomas Clarke, 1998)

Kriteria stakeholder:
4) Power
5) Legitimasi
6) Urgensi
7) Proksimitas

Hasil penapisan adalah


pengelompokkan stakeholder
Masalah-masalah potensial yang akan dihadapi oleh perusahaan
jika tidak memiliki strategi hubungan yang tepat dengan
stakeholder

1) Rentan terhadap tuntutan tak terduga, tak terantisipasi dari


stakeholder
2) Rentan menghadapi konflik kepentingan
3) Gangguan terhadap kegiatan operasional Program CD/CSR
perusahaan tidak efektif Kinerja sosial akan
EUROPE dinilai rendah
USA
4) Penghentian19,450000
kegiatan operasional atau tidak memeroleh
19,450000

5) social license to operate

BRASIL
19,450000
Merancang Strategi Hubungan
dengan Stakeholder

Stakeholder mappingIdentifikasi & menimbang signifikansi


stakeholder
Rancangan pemetaan (penetapan aspek-aspek yang ingin
diketahui dari para stakeholder),
1. kepentingan, persepsi atau harapan stakeholder
2.data dasar stakeholder

Pengolahan data dan informasi


Service 01 hasil
Service 02 mapping Perumusan
Service 03
strategi hubungan dengan stakeholder
1. Merancang strategi stakeholder engagement &
stakeholder convening
2. Pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai