Anda di halaman 1dari 15

Politik Kesehatan

“Stakeholders
(pemangku kepentingan)”

Oleh kelompok 2 :

Dina Tul Mardiah 1511311005


Syafira Aini 1511311008
Haristio Maulana 1511311019
Ridha Hayati 1511314015
Dinda Jeanita 1511314023
Pemangku Kepentingan ( Stakeholder )

Pengertian

Pemangku kepentingan adalah orang-orang yang memiliki kepentingan dan


dipengaruhi oleh isu strategis atau masalah kebijakan yang beerkembang,
termasuk pihak yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi isu atau masalah
tersebut. Mereka adalah yang memiliki informasi, sumber daya dan keahlian
yang diperlukan untuk merumuskan dan mengimplememtasikan strategi dan
pilihan kebijakan.
Pemangku kebijakan berasal dari kelompok yang relevan memiliki atau
memegang kendali serta semua instrumen yang dibutuhkan dalam
implementasi kebujakan.
Kategori Stakeholder

a.Stakeholder Utama (primer)

Stakeholderutama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan


secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus
ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
1)Masyarakat dan tokoh masyarakat adalah masyarakat yang terkait dengan
proyek, yakni masyarakat yang diidentifikasi akan memperoleh manfaat dan
yang akan terkena dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan
mata pencaharian) dari proyek ini. Tokoh masyarakat adalah anggota
masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap
dapat mewakili aspirasi masyarakat.
2)Pihak Manajer publik merupakan lembaga/badan publik yang bertanggung
jawab dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
b.Stakeholder Pendukung (sekunder)

Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki


kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan
proyek, tetapi memiliki kepedulian (concern) dan keprihatinansehingga mereka
turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan
legal pemerintah.
1)Lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
2)Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
3)Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di
bidang yang sesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang
memiliki “concern” (termasuk organisasi massa yang terkait).
4)Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam
pengambilan keputusan pemerintah
5)Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
c.Stakeholder Kunci

Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara


legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud
adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif, dan instansi. Misalnya,
stakeholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah
kabupaten.
1)Pemerintah Kabupaten
2)DPR Kabupaten
3)Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan
Argumen Teori Pemangku Kepentingan

a.Argumen deskriptif menyatakan bahwa stakeholders secara sederhana


merupakan deskripsi yang realistis mengenai bagaimana sebuah perusahaan
beroperasi. Manajer dituntut untuk mengarahkan energi mereka terhadap
sealuruh pemangku kepentingan, tidak hanya terhadap pemilik perusahaan
saja.

b.Argumen instrumental menyatakan bahwa memperhatikan para pemangku


kepentingan merupakan suatu strategi perusahaan oleh manajemen untuk
menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik. Hal ini didukung oleh bukti
empiris yang diungkapkan oleh Lawrence dan Weber (2008) menunjukan
bahwa setidaknya lebih dari 450 perusahaan yang menyatakan komitmennya
terhadap pemangku kepentingan dalam laporan tahunannya memiliki kinerja
keuangan yang lebih baik, dibandingkan dengan mereka yang tidak.
c. Argumen normatif menyatakan bahwa setiap orang atau kelompok yang telah
memberikan kontribusi terhadap nilai suatu perusahaan memiliki hak moral
untuk menerima imbalan ( rewards ) dari perusahaan, hal ini menjadi suatu
kewajiban bagi manajemen untuk memenuhi apa yang menjadi hak para
pemangku kepentingan.
Elemen Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Dalam pendekatan pemangku kepentingan ada beberapa elemen yang terkait


secara logis. Logika pemikiran pendekatan pemangku kepentingan bisa
diringkas sebagai berikut (Freeman, 2004):

Apapun pendirianmu dan apapun tujuanmu, kamu harus mempertimbangkan


dampak perbuatanmu pada pihak lain dan dampak perbuatan orang lain
padamu.

1.Dengan melakukan hal pada poin (1) tersebut maka kamu harus memahami
perilaku, tatanilai, konteks/latar belakang berbagai pihak pemangku
kepentingan termasuk konteks sosial. Agar supaya sukses terus maka kita
harus memiliki jawaban atas pertanyaan ini: ‘‘Apa pendirian kita?’’ (what do we
stand for?).

2.Ada beberapa poin penting untuk menjawab pertanyaan ‘‘what do we stand


for?’’ atau strategi perusahaan tersebut.
3.Kita perlu memahami bagaimana hubungan antara pemangku kepentingan
pada 3 tingkat analisis, yaitu: (a) rasional (atau perusahaan secara
keseluruhan), (b) process, dan (c) standard operating procedures.

4.Kita dapat memikirkan kembali bagaimana proses perencanaan stratejik


selanjutnya dijalankan agar bisa memasukan kepentingan pihak-pihak
pemanagku kepentingan kita ke dalam perencanaan perusahaan.

5.Kepentingan pemangku kepentingan harus diseimbangkan sepanjang waktu.


Dengan skemata seperti diatas, karena kepentingan semua pihak sudah
dimasukan ke dalam proses bisnis, maka pendekatan corporate social
responsibility (CSR) secrah terpisah – seperti yang dikenal saat ini menjadi
tidak diperlukan.
Tipologi Pemangku Kepentingan

Secara umum stakeholder dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: Pertama,
stakeholder primer atau ‘‘Key stakeholder’’ adalah mereka yang pada akhirnya
terpengaruh baik secara positif atau negatif oleh tindakan organisasi. Kedua,
stakeholder sekunder adalah ‘‘Perantara’’, yaitu orang atau organisasi yang
secara tidak langsung dipengaruhi oleh tindakan organisasi. Hal yang sama
diungkapkan oleh Clarkson yang membagi stakeholder menjadi dua.
Stakeholder primer, adalah ‘‘pihak dimana tanpa partisipasinya yang
berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan’’. Contohnya adalah pemegang
saham, investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok. Sementara, stakeholder
sekunder, didefinisikan sebagai ‘‘pihak yang mempengaruhi atau di pengaruhi
oleh perusahaan’’.
Analisis Pemangku Kepentingan

Pentingnya melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam pembuatan


kebijakan atau penyelenggaraan pemerintah mendesak pembuat kebijakan
untuk melakukan analisis pemangku kepentingan untuk bisa mengakomodasi
kepentingan dengan bijak. Schmeer (1999) menyatakan bahwa analisa
pemangku kepentingan adalah sebuah proses dari penggabungan dan analisis
kualitatif secara sistematis untuk mengetahui kepentingan siapa saja yang
harus dipertimbangkan ketika menyusun atau mengembangkan atau
melaksanakan suatu kebijakan atau program.
Tahapan Analisis Pemangku kepentingan

Langkah dalam melakukan analisis pemangku kepentingan adalah sebagai


berikut.

a.Identifikasi pemangku kepentingan

Pemangku kepentingan dapat dikategorikan dalam beberapa cara. Misalnya


membaginya dalam pemangku kepentingan primer dan sekunder. Kemudian,
masing-masing yang telah teridentifikasi dapat dikelompokkan dalam suatu
tabel. Perlu juga diperhatikan faktor gender, pekerjaan, pendidikan, dan lain-
lain dalam menentukan pemangku kepentingan.
b.Identifikasi Kepentingan

Kepentingan-kepentingan dari semua jenis pemangku kepentingan mungkin


sulit untuk dijabarkan, khususnya bila kepentingan tersebut “tersembunyi”, atau
kontradiktif dengan tujuan yang dinyatakan secara terbuka oleh organisasi atau
kelompok yang terlibat. Sebuah cara praktis yang dapat dilakukan pada kondisi
tersebut adalah menghubungkan tiap pemangku kepentingan dengan tujuan
ditetapkannya kebijakan tersebut.
c.Menganalisis pengaruh pemangku kepentingan teridentifikasi

Pengaruh merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh pemangku kepentingan


untuk mengontrol keputusan yang dibuat. Memfasilitasi pelaksanaanya atau
dapat pula melakukan pendesakan yang mempengaruhi proses kebijakan
yangs edang berlangsung. Pengaruh dipahami sebagai sejauh mana orang-
orang , kelompok atau organisasi dapat membujuk atau memaksa orang lain
dalam pembuatan keputusan dan mengikuti rangkaian tertentu.
Keabsahan Analisis Pemangku Kepentingan

Para pakar kebijakan, akademisi dan peneliti kebijakan melakukan analisis


pemangku kepentingan dengan tujuan mengetahui arah kebijakan sebagai
bentuk kontribusi dalam penguatan kebijakan kesehatan. Asumsi yang dipakai
selama proses analisis adalah dimilikinya gambaran yang jelas tentang
kepentingan, kekuatan, kapasitas termasuk kekuasaan dan besarnya pengaruh
masing-masing pemangku kepentingan, sebagai dasar melihat peluang terbaik
untuk mencapai tujuan kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai