Anda di halaman 1dari 17

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.

1 Pengertian CSR

Sampai sekarang belum ada pengertian tunggal mengenai CSR. Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), CSR adalah keterpanggilan dunia bisnis untuk bertindak etis dan berkontribusi dalam dunia pembangunan ekonomi berkelanjutan, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup para karyawan beserta keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas setempat dan masyarakat luas. Sejalan dengan WBCSD, World Bank mendefinisikan CSR yaitu the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their

representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for businessand good for development. Menurut Uni Eropa dalam Anggraini (2007) CSR is concept whereby companies integrate social and enviromental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basic. Di Indonesia CSR disepadankan dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TSL). Sebagaimana tercantum didalam UU Perseroan Terbatas no 40 tahun 2007. Dalam UU tersebut TSL sebagai komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan

Universitas Sumatera Utara

kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya. Dari penjelasan mengenai pengertian diatas, CSR merupakan tanggung jawab perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis secara langsung tetapi memiliki pengaruh yang besar bagi going concern dan eksistensi perusahaan. Umpan balik yang didapat dari kegiatan CSR ini tidak langsung dapat dinikmati begitu kegiatan ini dilaksanakan. Tetapi memiliki efek jangka panjang yang sangat penting bagi keberadaan perusahaan, seperti misalnya dukungan dari masyarakat tempat kegiatan usaha atau loyalitas pelanggan terhadap produk yang ditawarkan. 2.1.1.1 Komponen Utama CSR Menurut Wibisono (2007:134), CSR terdiri dari beberapa komponen utama yaitu perlindungan lingkungan, perlindungan dan jaminan karyawan, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, kepemimpinan dan pemegang saham, penanganan produk dan pelanggan , pemasok (supplier), serta komunikasi dan laporan. a. Perlindungan lingkungan Perlindungan lingkungan dilakukan perusahaan sebagai wujud kontrol sosial yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan. Lingkungan tempat usaha harus dijaga keadaannya jangan sampai terjadi kerusakan. Sehingga, eksistensi perusahaan juga dapat terjamin. Contohnya: pengelolaan limbah yang dihasilkan

Universitas Sumatera Utara

sebagai residu dari proses produksi harus terlebih dahulu di netralisir sebelum akhirnya dibuang. b. Perlindungan dan jaminan karyawan Tanpa karyawan perusahaan sudah dapat dipastikan tidak mampu menjalankan kegiatannya. Kesejahteraan karyawan merupakan hal mutlak yang menjadi tolak ukur bagi perusahaan dalam menghargai karyawannya. Pada saat karyawan merasa bahwa dirinya bersinergi dengan perusahaan hal ini akan berdampak positif bagi perusahaan. Perusahaan memberikan imbalan yang sesuai maka karyawan akan memberikan kontribusi yang positif, dan bekerja keras demi perusahaan yang telah berjasa baginya. Contohnya: pelatihan. Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat Peran masyarakat dalam menentukan kebijakan perusahaan penting. Sehingga perusahaan dengan masyarakat sekitarnya harus menjaga harmonisasi agar bersinergi. Pada saat masyarakat lokal memboikot keberadaan perusahaan ini merupakan masalah yang serius bagi keberlanjutan usaha. Contoh kegiatan yang dapat mengakomodasi faktor ini adalah memperkerjakan native atau penduduk lokal. Kepemimpinan dan pemegang saham Pemegang saham merupakan pihak yang paling memiliki kepentingan terhadap pencapaian keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini disebabkan mereka telah berinvestasi dan mengharapkan hasil investasi yang paling maksimal dari saham yang mereka miliki. Contohnya: semua informasi tentang program

Universitas Sumatera Utara

yang dilakukan perusahaan dapat melibatkan pemegang saham dalam hal-hal yang bersifat non finansial. Penanganan pelanggan dan produk Pelanggan adalah raja merupakan pepatah yang benar adanya. Pada saat pelanggan merasa puas dengan produk yang dihasilkan maka mereka akan repeat orde. Hal ini yang membuat bisnis dapat terus berrgulir dan keuntungan dapat dinikmati. Pada saat hal-hal yang mendetail mengenai pelanggan diabaikan mereka akan melakukan brandswitching. Hal ini yang akan membuat perusahaan mengalami kerugian. Contoh :menanggapi keluhan pelanggan dengan

menyediakan customer service yang mudah diakses. Pemasok (supplier) Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan distribusi. Hubungan yang baik dengan pemasok menguntungkan perusahaan. Karena pemasok telah mengetahui keinginan perusahaan dan memenuhinya. Contohnya: komunikasi dengan pemasok. Komunikasi dan laporan Keterbukaan terhadap komunikasi dan pelaporan yang tercermin melalui sistem informasi akan membantu dalam pengambilan keputusan. Diperlukan keterbukaan informasi material dan relevan bagi stakeholder. Contohnya: mencantumkan pengungkapan kontribusi sosial ke dalam laporan tahunan.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Bank Dunia dalam Anggraini tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama, yakni dari beberapa komponen utama, yakni perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan serta bantuan bencana kemanusiaan. 2.1.1.2 Kategori CSR

Menurut Susanto (2003) apabila melihat praktek pelaksanaan CSR, maka sekurang-kurangnya dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu: a. Social Obligation CSR dianggap sebagai salah satu bentuk kewajiban

sehinggapelaksanaannya hanya mengikuti persyaratan minimal yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Disini ada keterpaksaan bagi korporasi dalam menjalankan program CSR. b. Social Reaction Pada tahap ini korporasi sudah menjalankan CSR dengan lebih maju karena sudah mulai tumbuh kesadaran akan arti pentingnya CSR. Namun karena berbagai alasan pelaksanaan CSR masih jauh dari yang diharapkan meskipun sudah diatas sekedar memenuhi persyaratan minimal.Dalam konteks ini, perusahaan masih membutuhkan dorongan-dorongan eksternal agar pelaksanaan CSR lebih maju.

Universitas Sumatera Utara

c. Social Response Didalam tahap ini korporasi dan masyarakat mampu secara bersama-sama mencari peluang-peluang untuk memberikan kontribusi demi kepentingan masyarakat.Dalam konteks ini, kegiatan CSR mengalami perubahan

paradigm.Kalau pada masa sebelumnya lebih pada pendekatan

adhoc, charity,

serta externally driven maka sekarang lebih internally driven dengan menekankan pentingnya partnership. 2.1.1.3 Manfaat CSR

Menurut Anggraini (2003) manfaat CSR dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan. Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image positif perusahaan. Inilah yang menjadi modal non finansial utama bagi

perusahaan sementara bagi stakeholder nya menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan. b. Layak mendapatkan Social License to Operate Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan maka pasti dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan sehingga imbalan diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya di wilayah tersebut. Jadi diharapkan CSR sebagai asuransi

Universitas Sumatera Utara

sosial yang akan menghasilkan harmonisasi dan persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi perusahaan. c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. perusahaan harus menyadari bahwa kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders pasti akan menjadi bom waktu yang dapat memicu resiko yang tidak diharapkan misalnya disharmoni dengan stakeholder hingga pembatalan atau penghentian operasi, yang ujungnya akan merusak dan menurunkan reputasi bahkan kinerja perusahaan. d. Melebarkan akses sumber daya. Pengelolaan yang baik CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan. e. Membentangkan akses menuju pasar Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi jalan bagi perusahaan menuju peluang besar yang terbuka lebar. Termasuk di dalamnya akan memupuk realitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru. f. Mengurangi biaya Banyak keuntungan yang didapat dari melaksanakan program CSR diantaranya pengurangan limbah industri melalui proses daur ulang kedalam proses produksi.

Universitas Sumatera Utara

g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders Pelaksanaan CSR akan menambah frekuensi komunikasi dengan

stakeholders. Hubungan ini dapat membentuk kepercayaan terhadap perusahaan. h. Memperbaiki hubungan dengan regulator Perusahaan yang melakukan program CSR pada dasarnya membantu meringankan beban pemerintah sebagai regulator. Sebab pemerintahlah yang menjadi penanggung jawab utama untuk mensejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut. i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi standar normatif kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan. oleh karenanya wajar bila karyawan terpacu untuk meningkatkan kinerjanya.Disamping itu reputasi perusahaan yang baik dimata stakeholders juga merupakan vitamin tersendiri bagi karyawan untuk meningkatkan motivasi dalam berkarya. j. Peluang mendapatkan penghargaan Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR. Sehingga kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai peluang yang cukup tinggi. 2.1.1.4 Faktor yang mempengaruhi CSR

a. Komitmen pimpinan perusahaan b. Ukuran dan kematangan perusahaan Perusahaan besar akan lebih berperan terhadap kontribusi.

Universitas Sumatera Utara

c. Regulasi & sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Kalau semakin besar CSR yang diakui sebagai pengurang penghasilan akan memiliki hubungan positif terhadap keberhasilan CSR, menurut Sofyan dan Jalil Agen pemerintah yang tidak selamanya menjalankan kesejahteraan masyarakat secara memuaskan melalui pajak sehingga untuk mengatasinya pemerintah bisa melakukan intervensi dalam bentuk regulasi, subsidi, pajak pigovian atau metode sejenisnya. 2.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan CSR

Menurut Susanto (2003) langkah pertama yang harus dilakukan adalah community net analysis.Di sini dilakukan analisa secara komprehensif perbedaanperbedaan yang ada di masyarakat, seperti kategori kelompok eksekutif,

legislatif, pedagang, petani dan sebagainya. Berdasarkan stratifikasi yang dilakukan itu selanjutnya kita berusaha menemukan kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda kita tidak menyamaratakan begitu saja.Bahkan, kebutuhan dan keinginan tokoh masyarakat, atau Pembina masyarakat dengan masyarakat yang dibinanya juga berbeda. Pemahaman terhadap perbedaan ini sangat penting sebab akan mendasari langkah berikutnya terutama dalam pengembangan dan upaya melibatkan mereka dalam proyek pengembangan masyarakat. Langkah selanjutnya adalah sosialisasi. Di dalam tahap ini target yang harus dicapai adalah adanya rasa ownership antara masyarakat dan korporasi. Sebab itu, tahap ini bisa pula disebut ownership transfer.Disini kita mulai melakukan program-program pengembangan masyarakat di mana rasa memiliki sudah terpupuk.Dengan bekal ini maka program pengembangan menjadi

Universitas Sumatera Utara

berdayaguna.Apalagi apabila pemanfaatan atau utilitas proyek juga melibatkan sasaran masyarakat. Ini semua akan meningkatkan perasaan kepemilikan. Langkah selanjutnya tinggal melakukan kastemisasi (customization) sesuai dengan sensitifitas dan kebutuhan masing-masing daerah.Kalau langakahlangkah di atas sudah berhasil, perusahaan tinggal melakukan sosialisasi ulang agar lebih meningkatkan rasa kebanggaan mereka; kebanggan terhadap

perusahaan , program, kelompok mereka serta dalam proyek pengembangan. Setelah itu dapat dilakukan reevaluasi atau melakukan audit proyek

pengembangan. Hal itu harus dilakukan guna perbaikan proyek selanjutnya juga membantu perusahaan dalam menyusun strategic planning berkaitan dengan masalah lingkungan hidup, pemanfaatan sumber daya alam, masyarakat sekitar sehingga peningkatan servis yang hendak dilakukan. 2.1.2 Pengertian Nilai Perusahaan

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007) dalam Rahayu (2010),terdapat beberapa konsep nilai yangmenjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain: a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam dalam neraca

anggarandasarperseroan,disebutkan

secara

eksplisit

perusahaan,dan juga ditulis jelasdalam surat saham kolektif. b. Nilai pasar,sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham.Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaandijualdi pasar saham.

Universitas Sumatera Utara

c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riilsuatuperusahaan.Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar hargadari sekumpulan aset,melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yangmemiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. d. Nilai buku,adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. e. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semuakewajiban yang harus dipenuhi.Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegangsaham.Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkanketika suatu perusahaan akan likuidasi. Dalam mengelola kekayaannya manajemen dapat tergambar melalui nilai perusahaan.Baik atau buruknya kinerja keuangan perusahaan menggambarkan tinggi atau rendahnya nilai perusahaan.Peningkatan nilai perusahaan sejalan dengan naiknya harga saham di pasar. Menurut Erlina (2008:1) tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham yang diartikan melalui pemaksimuman harga saham dari perusahaan . Nilai perusahaan pada penelitian diproksikan dengan price to book value. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Prospek perusahaan yang menjanjikan kebaikan dimasa mendatang, akan membuat para investor yakin terhadap dana yang ditanamnya ke perusahaan. Hal itu juga menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Rumus Price To Book Value :

Universitas Sumatera Utara

PBV =

2.1.3

Struktur Modal Perusahaan

Struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan proporsi utang jangka panjang dan ekuitas yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto , 2009:258). Sehingga ada perbandingan antara modal asing dan modal sendiri.Modal asing yang dimaksudkan disini adalah hutang yang dimiliki perusahaan.Sedangkan modal sendiri adalah laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali dan dapat juga berupa penyertaan kepemilikan perusahaan.Struktur modal merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.Untuk mengukur komposisi struktur modal ada beberapa teori yang mendasarinya. Teori pendekatan tradisional berpendapat bahwa struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.Ini salah satu teori yang mendasari penelitian ini. Selanjutnya, teori Trade Off menyatakan bahwa perusahaan tidak bisa

menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Karena teori ini menyatakan bahwa semakin tinggi hutang maka semakin tinggi kemungkinan bangkrut. Biaya kebangkrutan ini bisa cukup signifikan, bisa dari biaya langsung yaitu biaya administrasi yng dikeluarkan untuk membayar utang, dan bisa dari biaya tak langsung yaitu biaya yang terjadi karena kebangkrutan ,sehingga menyebabkan perusahaan lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya pemasok yang menghentikan pasokan barang , karena kuatir tidak akan

Universitas Sumatera Utara

dibayar. Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara pemengang hutang dengan pemegang saham. Karena dengan

meningkatnya hutang maka biaya pengawasan terhadap manajemen akan semakin meningkat. Teori asimetri informasi mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak memiliki informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Teori sinyal dikembangkan agar berhubungan dengan struktur modal yaitu, bahwa struktur modal merupakan sinyal bagi pasar untuk direspon. Semakin tinggi hutang dapat dianggap bahwa perusahaan memiliki keyakinan yang kuat akan berkembangnya prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Pendekatan terhadap teori keagenan pada struktur modal selalu dikaitkan free cash flow.Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut.Sehingga hutang dianggap sebagai jalan keluar untuk permasalahan ini. Karena manajemen terpaksa harus menggunakan free cash flow untuk membayar bunga. Sebagai proksi dari struktur modal pada penelitian ini menggunakan Debt Equity Ratio.Debt to Equity Ratiomerupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Universitas Sumatera Utara

Rumus:DER = Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) keputusan untuk mengungkapkan CSRakan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Perusahaan dengan hutang yang tinggi mengakibatkan pengawasan yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan.

2.2 `

Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian CSR dalam mempengaruhi Profitabilitas telah banyak

dilakukan. Peneliti yang menghubungkan secara langsung hubungan CSR terhadap Profitabilitas maupun kinerja keuangan maupun nilai perusahaan, menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Keberagaman hasil ini, dipengaruhi ada variabel lain yang memoderasi hubungan keduanya. Sehingga pada penelitian ini menggunakan kebijakan dividen dalam memoderasi hubungan CSR terhadap nilai perusahaan. Penelitian Nurlela dan Islahudin (2008) prosentase kepemilikan manjerial mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Sementara itu penelitian Kusumadilaga (2010) menyatakan bahwa profitabilitas tidak mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Berikut adalah ringkasan penelitian terdahulu.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No 1

Judul Penelitian

Peneliti

Variabel CSRI, ROA, Tobins Q , KM

Hasil Penelitian Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, CSR mampu memoderasi hubungan ROA dengan nilai perusahaan, GCG melalui Kepemilikan Manajerial tidak mampu memoderasi nilai perusahaan. CSR, prosentase kepemilikan manajerial serta interaksi antara CSR dengan presentase kepemilikan manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, profitabilitas sebagai variabel pemoderasi tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan.

Pengaruh Kinerja Yuniasih dan Keuangan Terhadap Wirakusuma Nilai Perusahaan (2007) Dengan Pengungkapan CSR dan GCG sebagai Variabel Pemoderasi

Pengaruh Corporate Nurlela Social Responsibility Islahudin terhadap Nilai (2008) Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating

dan CSRI, Prosenta se Kepemili kan, Tobins Q

Pengaruh Corporate Kusumadilaga Social Responsibility (2010) Terhadap Nilai Perusahaan Dengan profitabilitas sebagai Variabel Moderating

CSRI, ROA, Tobins Q , KM

Universitas Sumatera Utara

2.3

Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011:33) kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan

menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dengan variabel independen. Begitu juga variabel lain yang menyertainya, maka peran variabel lain tersebut harus dijelaskan. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis maka dibangunlah kerangka konseptual sebagai berikut :

Kebijakan Struktur Modal (X2) H2

CSR Disclosure (X1)

H1 Nilai Perusahaan (Y)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara

Dari kerangka konseptual diatas menjelaskan hubungan bahwa CSR mempengaruhi nilai perusahaan. Sementara peranan kebijakan stuktur modal dalam penelitian ini adalah sebagai variabel pemoderasi. Variabel pemoderasi adalah variabel yang akan memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan kata lain, kebijakan struktur modal diharapkan mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. 2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2011:41), Hipotesis adalah proporsi yang merumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris , yang menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara 2 variabel atau lebih. Hipotesis pada penelitian ini adalah : H1 : H: CSR berpengaruh terhadap Nilai perusahaan. Kebijakan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan mampu memoderasi hubungan CSR

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai